• Tidak ada hasil yang ditemukan

meng-Makna imbuhan meng- meliputi:

1. Salinlah dan lengkapilah TABEL C!

2. Buatlah sebuah paragraf yang di dalamnya mengandung imbuhan meng-! Tukarkan de-ngan teman di sebelah Anda, lalu suntinglah!

TABEL C Morfofonemik imbuhan

meng-°

Ö

Ö

Ö

Ö

me- men- mem- meny-

menge-Ö

Ö

Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, morfofonemik adalah proses berubahnya suatu fonem menjadi fonem lain sesuai dengan fonem awal atau fonem yang men-dahuluinya.

a. mengerjakan/melakukan pekerjaan Contoh:

menulis, membaca, menata

b. menjadi Contoh:

mengembun, membatu, meluas

c. menuju ke-Contoh:

menepi, mendarat, mengangkasa

d. mencari Contoh:

merumput, mendamar, merotan

e. membuat Contoh:

menyambal, menggulai

f. berlaku seperti Contoh:

membisu, membabi buta, mematung, menggila

g. membuang Contoh: menguliti, membulut No Proses morfofonemis meng -Kalimat 1. 2. 3. menepi mencungkil mengecat men-... ... Kata Makna menuju ke tepi ... ...

Perahu nelayan itu segera menepi di pantai timur.

... ...

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 mengolah merangkum mencatat memfitnah menyokong mencoba menyusup ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

1. Membaca adalah memahami isi dari apa yang tertulis. Ekstensif berarti bersifat menjangkau secara luas. Jadi, membaca ekstensif berarti kegiatan membaca untuk memahami informasi sebanyak-banyaknya.

2. Dua cara yang efektif untuk memahami dan me-ngingat lebih lama atas apa yang kita baca, (1) mengorganisasikan bahan yang dibaca dalam kaitannya dengan yang mudah dipahami, (2) mengaitkan fakta yang satu dengan yang lain, atau menghubungkannya dengan pengalaman yang dihadapi.

3. Catatan kaki adalah keterangan yang dicantum-kan pada margin bawah pada halaman buku dan biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna menambah-kan rujumenambah-kan uraian di dalam naskah pokok. 4. Eksposisi adalah karangan yang bertujuan untuk

menginformasikan tentang sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Karangan eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi. Sumber karangan dapat diperoleh dari hasil pengamat-an, penelitipengamat-an, ataupun pengalampengamat-an, sedangkan karangan deskripsi dapat bersifat ilmiah ataupun nonilmiah dan diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, ataupun imajinasi.

5. Langkah-langkah menulis eksposisi, yaitu (a) menentukan tema, (b) menentukan tujuan

karangan, (c) memilih data yang sesuai dengan tema, dan (d) membuat kerangka karangan, mengembangkan kerangka menjadi karangan. 6. Imbuhan meng- merupakan imbuhan yang produktif. Artinya, kemampuan imbuhn

meng-ketika bergabung dengan kata, jumlah yang kita dapatkan sangat banyak.

7. Dalam proses morfologisnya, imbuhan

meng-mengalami proses morfofonemik, yaitu penam-bahan fonem m, n, ng, ... yang timbul akibat penggabungan dua morfem pada waktu pem-bentukan kata berimbuhan. Imbuhan ini menga-lami perubahan sesuai dengan lingkungan yang dimasukinya sehingga bisa menjadi me-, men-, mem-men-, meny, dan menge-. Imbuhan

meng-juga mengalami proses nasalisasi, yaitu perubahan fonem pada awal kata dasar akibat adanya pembubuhan awalan meng-.

8. Fungsi imbuhan meng- adalah pembentuk kata kerja baik transitif maupun taktransitif. 9. Arti imbuhan meng- adalah (a) mengerjakan/

melakukan pekerjaan, (b) menjadi, (c) menuju ke, (d) mencari, (e) membuat, (f) berlaku seperti, dan (g) membuang.

I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1. (1) Kini sepeda mempunyai beragam nama dan model. (2) Ada sepeda roda tiga untuk balita, sepeda mini, sepeda kumbang, hingga sepeda tandem yang dapat digenjot bareng. (3) Bahkan, di dunia balap sepeda, setidaknya dikenal tiga jenis sepeda lomba, yaitu sepeda jalan untuk jalanan mulus dengan 16 kombinasi gir yang berbeda, sepeda track dengan hanya satu gigi, dan sepeda gunung yang memiliki 24 gigi.

Gagasan pokok kutipan paragraf di atas terletak pada kalimat ke- ... .

a. (1) b. (2) c. (3)

d. (1) dan (2) e. (1) dan (3)

2. Pertanyaan yang jawabanya tidak terdapat dalam wacana Sepeda: Mantan Penguasa Dunia, adalah ...

a. Siapa yang menemukan sepeda?

b. Sejak kapan teknologi sepeda ditemukan? c. Bagaimanakah terjadinya pertentangan

kemunculan sepeda?

d. Apakah nama pertama sepeda? e. Dari negara manakah asal sepeda itu? 3. Media komunikasi yang berupa buku populer,

majalah, surat kabar, film di gedung bioskop, kaset video, televisi, radio, dan CB, termasuk dalam lingkungan sosial masyarakat sekitarnya yang berupa teknologi komunikasi yang ikut membentuk perilaku remaja. Pesan yang serupa isi dan cara penyampaian pesan dapat mem-pengaruhi perilaku remaja. Biasanya, isi dan cara yang negatif lebih cepat diserap dan diadopsi oleh remaja. Sebaliknya, isi dan cara yang positif lebih sulit diserap, memang sesuatu yang bersifat “penyakit” lebih mudah menular, sedangkan sesuatu yang bersifat “pengobatan” lebih sulit didifusikan.

Gagasan inti dalam paragraf tersebut adalah ... .

a. media komunikasi sangat berpengaruh terhadap perilaku remaja

b. penyakit menular lebih mudah menyebar c. segala yang bersifat pengobatan sulit

didifusikan

d. pengaruh negatif media komunikasi lebih mudah diserap oleh para remaja diban-dingkan dengan pengaruh positifnya e. perilaku remaja banyak yang menyimpang 4. Setiap makhluk hidup memerlukan energi

untuk bernapas, mencari makan, dan melakukan kegiatan lain. Kita mengenal bermacam-macam energi, seperti energi cahaya, energi listrik, energi matahari, dan energi gerak. Semua energi yang ada sangat bermanfaat bagi kehi-dupan manusia. Untuk itu manusia harus menyadari bahwa sumber energi yang digu-nakan secara terus-menerus akan terancam ha-bis. Sehubungan dengan kenyataan tersebut kita hendaknya melakukan penghematan energi.

Opini yang terdapat dalam paragraf di atas adalah ... .

a. setiap makhluk yang hidup memerlukan energi

b. energi sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia

c. di lingkungan kita ini terdapat bermacam-macam energi

d. energi yang digunakan secara terus-menerus akan terancam habis

e. hendaknya dilakukan penghematan energi 5. Keluarga bahagia biasanya sibuk dan ramai.

Bukan ramai bertengkar, melainkan ramai ka-rena setiap anggota dapat melaksanakan ke-inginannya, dapat bekerja sama dengan harmonis, berdiskusi, dan sebagainya. Tiap-tiap orang dalam keluarga itu merasa dirinya men-jadi anggota penuh dan merdeka, yang diper-hatikan, dan memainkan peran dalam

menciptakan keserasian keluarga. Uang memang penting, tetapi kebahagiaan tidak semata-mata bergantung kepada uang, pastilah yang berbahagia hanya orang-orang kaya belaka. Kenyataannya tidak demikian. Orang kaya yang banyak uangnya pun sering merasa tidak berbahagia. Sebaliknya, di rumah orang miskin ada juga kebahagiaan. Hubungan yang mesra antara anggota keluarga, sikap hidup yang dianut, pengertian yang selalu diusahakan, merasakan apa yang dirasakan anggota lain, rasa tanggung jawab terhadap seisi rumah, dan sebagainya amat penting untuk menciptakan keluarga bahagia.

Di bawah ini adalah pikiran-pikiran penjelas dari paragraf di atas, kecuali ... .

a. tiap orang dalam keluarga harus dapat memainkan peran dalam menciptakan keserasian keluarga

b. tiap keluarga harus dapat memainkan peran dalam menciptakan keserasian keluarga c. uang memang penting, tetapi kebahagiaan

tidak semata-mata bergantung padanya d. orang kaya yang banyak uang pun sering

merasa tidak mengalami kebahagiaan e. beberapa faktor yang mempengaruhi

kebahagiaan suatu keluarga

6. Pertanian lahan kering selalu dihadapkan pada kesulitan untuk memanfaatkan air sehemat mungkin. Beberapa cara pemberian air dengan tujuan mempertinggi keefektifan irigasi telah banyak dilakukan, di antaranya adalah sistem irigasi tetes (SIT) dan sistem irigasi curah (SIC). Kedua sistem itu terbukti cukup efektif, namun harus dibarengi dengan biaya investasi, biaya operasi, pemeliharaan yang cukup tinggi, dan kualitas air yang cukup baik. Kendala itu sangat merepotkan bagi para petani karena sebagian besar komponennya masih harus didatangkan dari luar negeri. Oleh karena itu, Budi Indra Se-tiawan, mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknik Pertanian IPB dalam pene-litiannya yang berjudul “Sistem Irigasi Kendi” mencoba memecahkannya.

Kutipan paragraf tersebut berjenis ... . a. eksposisi

b. deskripsi c. argumentasi

d. narasi e. persuasi

7. Tabung Mariotte dapat dibuat dari drum, dan secara otomatis akan mengisi air ke setiap kendi jika terjadi perbedaan tinggi air di dalam drum dan kendi.

Makna imbuhan meng- pada kata mengisi adalah ... . a. melakukan pekerjaan b. menjadi c. menuju ke ... d. mencari e. membuat

8. Bertahun-tahun velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan roda dua.

Makna imbuhan meng- pada kata merujuk adalah ... . a. melakukan pekerjaan b. menjadi c. menuju ke ... d. mencari e. membuat

9. Orang tua gadis itu telah sebulan tidak melaut.

Makna imbuhan meng-pada kata melaut sejalan dengan makna imbuhan pada kata ... .

a. mengangkasa b. membatu c. merumput d. meluas e. mencuri

10. Berikut ini yang bukan hasil dari proses morfofonemik imbuhan meng- adalah ... . a.

meny-b.

menge-c.

mey-d.

men-e.

me-II. Kerjakan soal-soal berikut dengan tepat!

1. Carilah 2 buah artikel bertema “Teknologi”, kemudian buatlah ringkasan dari kedua artikel tersebut!

2. Tulislah sebuah karangan dengan menyertakan catatan kaki dalam karangan tersebut!

3. Susunlah karangan eksposisi berdasarkan kerangka paragraf berikut ini!

Pikiran utama : Perkembangan teknologi komunikasi

Pikiran penjelas : - Pengertian komunikasi - Kegunaan komunikasi

- Pentingnya handphone sebagai alat komu-nikasi masa kini

Susunlah kerangka paragraf di atas menjadi tiga macam pola paragraf:

a. deduktif b. induktif c. campuran

Jangan lupa garis bawahi kalimat utamanya!

4. Daftarlah kata-kata yang menggunakan imbuhan

meng- dalam 5 artikel surat kabar atau majalah! Tuliskan sumber artikelnya! Setelah Anda men-dapatkan daftar kata-kata berimbuhan meng-, identifikasi kaidah morfofonemik dalam kata-kata tersebut. Tuliskan kesimpulannya! 5. Carilah sebuah cerpen di surat kabar atau

majalah, kemudian tuliskan hal-hal menarik yang Anda temukan dalam cerpen!

Empat ratus TKI tiba di Pelabuhan Tanon Taka Nunukan Kalimantan Timur.

Tempo, 16 Sept 02

Nasib TKI yang tidak menentu, tidak menyurutkan niat warga Indonesia untuk berbondong-bondong bekerja di luar negeri.

Tempo, 9 Sept 02

Di bab enam kalian akan diajak untuk lebih meningkatkan kemampuan bahasa kalian melalui topik “Ketenagakerjaan”. Di topik ini, kalian akan kembali melatih kemampuan dalam membaca cepat dengan menggunakan rumus dan mene-mukan ide pokoknya. adi, kalian akan diajak untuk dapat menemukan ide pokok berbagai teks nonsastra dengan teknik membaca cepat.

ntuk itu, pertama kalian diharapkan bisa membaca cepat sebuah teks, menemukan ide pokok paragraf dalam teks, menjawab pertanyaan dengan kalimat yang jelas dan mudah dipahami, serta membuat ringkasan isi teks dalam beberapa kalimat yang runtut.

Kedua, kalian akan diajak untuk bisa memahami penggunaan imbuhan meng kan dan meng i, serta bentuk dan fungsinya. Ketiga, kalian bisa membacakan puisi dengan lafal, teknan, dan intonasi yang tepat. Ingat, perhatikan lafal, tekanan, dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi. Keempat, kalian juga diajak untuk bisa menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima. Itu berarti kalian dalam menulis puisi harus memperhatikan pemilihan irama dan rima yang menarik.

Selamat belajar dan sukseslah selalu.

. Membaca epat

Pada bab tiga, Anda sudah melatih kecepatan membaca Anda. Berapa kpm ( kata per menit) Anda saat itu? Membaca cepat dapat diukur dengan menggunakan rumus. Selain itu, membaca cepat dapat juga digunakan untuk menemukan ide pokok.

Coba Anda buka kembali pelajaran 3, lalu cermati rumus yang digunakan untuk membaca cepat. Untuk mengingat kembali, berikut ini rumus untuk menghitung kecepatan membaca adalah:

Jumlah kata-kata yang dibaca

Angka 60 yang ada pada rumus dipergunakan sebagai indeks untuk mengubah waktu-baca dalam sekon menjadi menit, karena kemampuan membaca umumnya dinyatakan dengan jumlah kata per menit.

Pada bab 6 ini akan lebih ditekankan pada membaca cepat untuk menemukan ide pokok.

Bacalah dengan cermat teks di bawah ini untuk menemukan ide pokok!

Anatomi Ketidakberda aan TKI

Oleh: Eny aryati

“Tak berdaya”. Itulah kata kunci yang dapat menggambarkan kondisi nyata ratusan ribu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal yang berada di Malaysia.

Menurut pemerintah Malaysia, sedikitnya 800.000 tenaga kerja ilegal masih tinggal di sana. Dari jumlah itu, sekitar 450.000 orang diperkirakan dari Indonesia. Jumlah itu setelah dikurangi TKI ilegal yang pulang pada masa amnesti dan Operasi Nasihat 1-28 Februari 2005.

Pascaamnesti dan Operasi Nasihat, pekerja ilegal harus menghadapi Operasi Tegas yang diberlakukan mulai 1 Maret 2005. Untuk itu, Malaysia menyiagakan 500.000 petugas yang siap memburu tenaga kerja ilegal.

Drama perjalanan TKI ilegal yang mengadu nasib ke Malay-sia layak dipahami sebagai “Balada Penyandang Derita”. Mereka adalah pahlawan devisa yang sengsara oleh kejamnya dunia. Itu dapat dikaji setidaknya melalui sejumlah fenomena berikut.

Keberangkatan TKI

Kepergian mereka ke luar negeri sebenarnya didorong oleh keinginan untuk mengubah hidup dan kehidupan karena di negeri sendiri tidak tersedia lapangan pekerjaan. Mereka tak tahan dengan kemiskinan panjang yang mencekam. Mereka lelah hidup dalam kecingkrangan dan serba kekurangan. Mereka ingin “melukis” masa depan baru untuk diri sendiri dan keturunannya. Mereka pun memutuskan untuk pergi, bermodal tekad dan nyali tanpa berpikir panjang akan aturan hukum dan regulasi, lantaran mereka tidak mengerti.

Tekad mereka untuk meninggalkan kampung halaman menuju negeri orang ditangkap sebagai peluang strategis oleh orang-orang oportunis. Para calo, pialang tenaga kerja, dan mereka yang mengaku sebagai mediator amat cerdas dalam mengambil kesem-patan. Dengan memerankan diri sebagai “dewa penolong”, sang calo membuka praktik “penyembelihan” calon TKI. Tak pelak lagi mafia calon TKI akhirnya tampil sebagai unit bisnis “jalur basah” di negeri ini.

Dari sini kita bisa memahami betapa saat calon TKI memutuskan untuk berangkat ke luar negeri, mereka tak berdaya (karena serba tidak mengerti apa-apa) harus berhadapan dengan ulah calo. Pada tahap ini, mereka benar-benar menjadi “sapi

pe-Gbr. 6.1 Empat ratus TKI tiba di

Pelabuhan Tanon Taka Nunukan Kalimantan Timur

Te

mpo

, 16 Sept 02

Gbr. 6.2

Nasib TKI yang tidak menentu, tidak menyurutkan niat warga Indonesia untuk berbondong-bondong bekerja di luar negeri.

Te m po , 9 S ep t 0 2

rah” bagi calo TKI. Untuk keperluan itu tidak jarang mereka harus menjual atau menggadaikan aset yang mereka miliki. Astuti, misal-nya, TKI asal Kabupaten Ponorogo Jawa Timur, keluarganya harus menjual sepetak sawah (satu-satunya aset produktif yang mereka miliki) untuk menutupi biaya keberangkatannya ke mancanegara. Hasil penelitian Centre for Policy and Development Studies di Kabupaten Pacitan, Ponorogo, dan Trenggalek, Propinsi Jawa Timur, menunjukkan dana keberangkatan TKI bersumber dari menjual aset (21%), menggadaikan aset produktif sawah/tanah (37%), mencari pinjaman dari sanak keluarga (17%), sisanya dari sumber lain terutama dipinjami calo TKI.

Jadi saat niat keberangkatan ke luar negeri, calon TKI sudah harus berhadapan dengan ketidakberdayaan melawan maraknya praktik calo TKI di tengah lilitan kehidupan yang serba papa.

Melawan majikan

Kendati keberangkatan TKI ilegal di Malaysia disebut “pendatang haram”, tidak sedikit orang yang mendapat keuntungan atas keberadaan mereka. Sejumlah besar majikan menggunakan jasa mereka sebab mereka yang beretos kerja tinggi, mau bekerja dalam jam kerja panjang, mau dibayar relatif murah, dan memiliki posisi tawar yang rendah tentu menguntungkan majikan.

Oleh karena itu, fenomena hubungan majikan TKI dapat dipahami sebagai hubungan “pengisapan”, yang sarat kesewe-nangan, baik yang terjadi dalam hubungan sosial kemanusiaan maupun hubungan bisnis yang berkaitan dengan keuangan.

Menyadari lemahnya posisi tawar TKI ilegal, sejumlah majikan “nakal” lalu mengambil aksi menunda pembayaran gaji sama sekali. Langkah para TKI ilegal yang bekerja sebagai buruh bangunan di kawasan Flora Damansara, Selangor, yang tidak mau meninggalkan Malaysia sebelum majikan membayar gaji mereka yang tidak diberikan sejak Desember 2004 merupakan salah satu indikasi. Ketidakberdayaan juga terjadi dalam hubungan TKI dengan majikan.

Derita dalam perburuan

Kini saat Operasi Tegas diberlakukan, nasib TKI tak ubahnya seperti hewan. Mereka bersembunyi di hutan kucing-kucingan, selalu berdebar dan didera ketakutan; dan mempertaruhkan dirinya untuk setiap saat tertangkap petugas keamanan lalu berhadapan dengan hukum dan hukuman yang mengerikan.

Problem yang kini melilit TKI ilegal di Malaysia adalah ancaman hukuman yang setiap saat mengintai dan memaksa mereka bertaruh nasib di antara “hidup dan mati”. Dalam konteks ini, sejumlah kalangan memprediksi bakal terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia yang luar biasa yang berpeluang terjadi pada kasus penangkapan TKI ilegal sepanjang Operasi Tegas berlangsung

Di titik inilah kinerja pemerintah Indonesia dalam melindungi warga negaranya dan efektivitas negosiasi Presiden Susilo Bambang Yudoyono terhadap Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi pada 14 Februari 2005 lalu sedang diuji. Tentu saja apapun

A. Setelah Anda membaca