• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setiap penelitian dilakukan guna memperoleh manfaat yang berguna bagi seluruh pihak-pihak yang bersangkutan. Manfaat yang diharapkan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu pengetahuan baru mengenai pengaruh display product dan store atmosphere terhadap minat beli konsumen

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan berupa saran dan informasi kepada pihak manajemen perusahaan untuk mengevaluasi terkait dengan display product dan store atmosphere terhadap minat beli.

3. Bagi Program Studi Administrasi Bisnis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi tambahan bagi para mahasiswa/i program studi yang berminat untuk meneliti dengan permasalahan atau objek terkait dengan display product dan store atmosphere terhadap minat beli.

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Perilaku Konsumen

2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi yang harus dijalankan perusahaan, khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen. Menurut Kotler (2009:166) perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Pemahaman mengenai perilaku konsumen merupakan kunci kesuksesan utama bagi pemasar. Terdapat tiga alasan mengapa perilaku konsumen sangat penting, Menurut Engel et (2010:3) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghasilkan produk dan jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusul dari tindakan ini. Menurut Kotler (2008:159) pembelian konsumen secara kuat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor-faktor tersebut tidak dapat sepenuhnya dikendalikan oleh pemasar, akan tetapi harus diperhitungkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian yaitu:

1. Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen, berkaitan dengan budaya yang dianut oleh individu dan masyarakat sekitar. Dari ruang lingkupnya, faktor kebudayaan memberikan pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen.

2. Faktor Sosial

Faktor sosial merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dari sisi eksternal individu. Yang termasuk ke dalam faktor sosial adalah kelompok referensi, keluarga serta peran dan status.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembelian yang dilakukan individu juga dipengaruhi oleh karakteristik yang ada pada dirinya. Beberapa karakteristik individu yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian adalah usia dan tahapan dalam silus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep.

4. Faktor Psikologis

Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seseorang yang tidak selalu bersifat fisiologis, yaitu pemenuhan kebutuhan fisik, misalnya pemenuhan kebutuhan akan rasa lapar, haus, dan sebagainya. Pada saat tertentu, seseorang akan memenuhi kenutuhan yang bersifat psikologis. Kebutuhan psikologis merupakan kebutuhan untuk diakui, harga diri atau kebutuhan untuk diterima dalam masyarakat. Bebrapa hal yang termasuk ke dalam faktor psikologis ini adalah motivasi dan persepsi.

2.2 Retail

2.2.1 Pengertian Retail

Retail adalah perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan layanan penjualan kepada konsumen untuk penggunaan konsumsi perorangan maupun keluarga. Retail berasal dari bahasa Perancis yaitu “Retailer” yang berarti “memotong menjadi kecil-kecil” menurut Utami (2006:4).

Pengertian retail menurut Ma’ruf (2005:7) adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga atau rumah tangga.

Terkadang orang-orang berpikir bahwa retailing hanya melakukan penjualan produk di toko.

2.2.2 Jenis-Jenis Retail

Menurut Kotler (2003:216) ada beberapa jenis-jenis ritel, yaitu sebagai berikut:

1. Toko Barang Khusus (Specialty Store)

Adalah toko eceran yang menjual barang-barang jenis produk tertentu saja yang bersifat spesifik. Contoh toko barang khusus yaitu toko buku gramedia, toko guardian, toko body shop, dan banyak lagi contoh lainnya.

2. Toko Serba Ada (Departement Store)

Adalah suatu toko eceran yang berskala besar yang pengelolaannya dipisah dan dibagi menjadi bagian departemen-departemen yang menjual barang yang berbeda-beda. Contohnya seperti ramayana .

3. Pasar Swalayan (Supermarket)

Adalah toko pengecer yang beroperasi secara besar, memiliki biaya yang rendah, volume penjualan yang tinggi, bersifat swalayan yang dirancang untuk melayani kebutuhan-kebutuhan konsumen akan produk perlengkapan rumah tangga.

4. Toko kenyamanan (Convenience Store)

Adalah toko yang relative kecil dan terletak dekat daerah pemukiman, dan toko pengecer yang menjual jenis item produk yang terbatas, bertempat di tempat yang nyaman dan jam buka panjang. Contoh minimarket, indomaret, dan lain sebagainya.

5. Toko Diskon (Diskon Store)

Adalah toko pengecer yang menjual berbagai barang dengan harga yang murah dan memberikan pelayanan yang minimum.

6. Pengecer Potongan Harga (Off-Price Retailer)

Adalah toko pengecer yang membeli barang dagangan dengan harga yang lebih rendah dari harga grosir yang umum dan dijual di bawah harga eceran.

7. Klub gudang atau klub pedagang besar (warehouse club or wholesale)

Adalah toko pengecer yang menjual pilihan terbatas jenis produk kebutuhan pokok, perlengkapan rumah tangga, pakaian bermerek dan berbagai jenis barang lain dengan diskon yang sangat besar bagi anggota-anggota yang membayar iuran keanggotaan tahunan.

8. Toko kombinasi (Combination stores)

Adalah toko gabungan yang memasukkan produk makanan dan obat-obatan dengan resep.

9. Hiperpasar (Hypermarkets)

Adalah toko eceran yang menjual jenis barang dalam jumlah yang sangat besar dan melingkupi banyak jenis produk. Hypermarkets adalah gabungan antara retailer toko diskon dengan hypermarkets. Contohnya antara lain hypermarkets giant, hypermarkets carrefour.

10. Ruangan Pameran Katalog

Adalah suatu jenis toko yang banyak memberikan informasi produk melalui media katalog yang dibagikan kepada para konsumen.

2.3 Display Product

2.3.1 Pengertian Display Product

Untuk dapat memvisualisasikan penataan produk yang menarik perlu perencanaan yang optimal. Selain itu, untuk memperoleh hasil yang baik memerlukan desainer penataan produk yang profesional, sumber daya yang menguasai tentang display, memahami jenis produk, mutu dan spesifikasi barang yang akan ditata, mengetahui segmentasi pasar yang akan dijadikan sasaran, serta kode etik dalam penjualan.

Penataan produk dikenal juga dengan istilah display. Penataan produk adalah suatu cara penataan produk, terutama produk yang diterapkan oleh perusahaan tertentu dengan tujuan untuk menarik minat konsumen. Menurut Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi (2007) Display adalah suatu cara mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung. Display adalah salah satu cara yang digunakan oleh perusahaan dalam melaksanakan promosi penjualan.

Menurut Sopiah dan Syihabudhin (2008:238) display adalah usaha yang dilakukan untuk menata barang yang mengarah pembeli agar tertarik untuk melihat dan memutuskan untuk membelinnya. Menurut Buchari Alma (2009:289) display adalah keinginan sesuatu yang tidak didorong oleh seseorang, tapi didorong oleh penglihatan ataupun oleh perasaan lainnya. Menurut Ngadiman (2008:329) menyatakan bahwa display product memperhatikan unsur pengelompokan jenis dan kegunaan barang, kerapihan dan keindahan agar terkesan menarik dan mengerahkan konsumen untuk melihat, mendorong dan memutuskan untuk membeli.

Dari pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa display merupakan suatu alat yang mengkomunikasikan produk suatu perusahaan kepada konsumen agar konsumen dapat mengamati, meneliti dan melakukan pilihan dimana hal ini dilakukan konsumen karena terdorong oleh daya tarik penglihatan ataupun rasa-rasa tertentu karena adanya peragaan atau penyusunan produk yang menarik memajangkan barang di dalam toko, mempunyai pengaruh besar terhadap penjualan.

Menurut Buchari Alma (2009) dalam penataan produk terdapat tiga macam display, yaitu:

1. Windows Display

Merupakan suatu pemajangan barang, gambar, kartu harga, dan simbol dibagian depan toko yang disebut etalase. Dengan demikian calon konsumen yang lewat di depan toko diharapkan akan tertarik oleh barang-barang tersebut dan ingin masuk ke dalam toko. Adapun fungsi windows display ini mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:

a. Untuk menarik perhatian orang-orang yang lewat

b. Menyatakan kualitas yang baik, atau harga yang murah, sebagai ciri khusus dari toko tesebut

c. Memancing perhatian terhadap barang-barang istimewa yang dijual di toko d. Menimbulkan impulse buying (dorongan seketika)

e. Menimbulkan daya tarik terhadap keseluruhan suasana toko 2. Interior Display

Merupakan pemajangan barang, gambar, daftar harga, poster di dalam toko misalnya lantai, rak, dan meja-meja dan sebagainya. Interior display mempunyai beberapa macam yaitu:

a. merchandise display

Merupakan barang-barang dagangan dipajangkan di dalam toko dan ada tiga bentuk pemajangannya, yaitu:

1) Open display yaitu barang-barang dipajangkan pada suatu tempat terbuka sehingga dapat menghampiri dan dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuan petugas-petugas penjualnya.

2) Close display yaitu barang-barang dipajangkan dalam suasana tempat tertutup. Barang-barang tersebut tidak dapat dihampiri dan dipegang atau diteliti oleh calon pembeli kecuali atas bantuan petugas. Jelas ini bertujuan untuk melindungi barang dari kerusakan, pencurian dan sebagainya.

3) Architecture display yaitu memperlihatkan barang-barang dalam penggunaannya misalnya di ruang tamu, meubel di kamar tidur, dapur dengan perlengkapannya, dan sebagainya.

b. Store Sign and Decoration

Merupakan tanda-tanda, simbol-simbol, lambang-lambang, poster-poster, gambar-gambar, bendera-bendera, semboyan-semboyan dan sebagainya disimpan di atas meja atau digantung di dalam toko. Store Sign digunakan untuk membimbing calon pembeli ke arah barang dagangan dan memberi keterangan kepada mereka tentang kegunaan barang-barang tersebut. “decoration” pada umumnya digunakan dalam rangka peristiwa khusus seperti penjualan pada saat hari raya, tahun baru, dan sebagainya.

c. Dealer Display

ini dilaksanakan oleh wholesaler terdiri dari simbol-simbol, petunjuk-petunjuk tentang penggunaan produk,yang kesemuanya berasal dari produsen. Dengan memperlihatkan kegunaan produk dalam gambar dan petunjuk, maka display ini juga memberi peringatan kepada para petugas penjualan agar mereka tidak memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan petunjuk yang ada dalam gambar tersebut.

3. Exterior Display

Yaitu dilaksanakan dengan memajangkan barang-barang di luar kota misalnya, pada waktu mengadakan obral, pasar malam, bazar dan lain-lain. Display ini mempunyai beberapa fungsi antara lain:

a. Memperkenalkan suatu produk secara tepat dan ekonomis

b. Membantu para produsen menyalurkan barang-barangnya dengan cepat dan ekonomis

c. Membantu mengkoordinasikan advertaising dan merchandising

d. Membangun yang baik dengan masyarakat misalnya pada hari raya.

Semakin tinggi tingkat pameran display, maka semakin besar pula angka penjualan dan pengembalian investasi

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam (Display Product)

Dalam penataan sebuah produk terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Sebaiknya sedapat mungkin produk dalam posisi tegak, setidaknya ada satu yang berdiri sehingga bisa menampilkan barang secara utuh, dan merek menghadap ke depan.

2. Jika tidak mungkin diletakkan tegak, barang diletakkan berbaring dengan tulisan atau merek huruf pertama dibawah sehingga mudah dibaca.

3. Peletakan barang mempertimbangkan ketinggian maksimal pada rak, yaitu sekitar 110-160 cm adar mudah dan aman diambil.

4. Pertimbangkan pula harga dan tingkat laku barang (cepat laku atau tidak). Letakkan barang yang benar-benar bernilai tinggi/mahal dibagian eye level dan barang lambat laku disamping, atas, atau bawahnya.

5. Agar mudah diambil. Barang diatur tidak terlalu rapat maupun bertumpuk berlebihan hingga susah diambil.

2.3.3 Syarat-syarat Display Product

Display product yang baik harus mempunyai ketentuan pemajangan produk

sehingga konsumen dengan mudah dapat mengetahui produk apa saja yang dibutuhkan dan dijual di dalam toko tersebut, terdapat syarat-syarat penataan yang baik menurut Buchari Alma (2009:189) adalah:

1. Rapi dan bersih

Kerapihan dan kebersihan barang maupun tempat pajang sangat penting untuk menarik pembeli supaya bersedia melihat dari dekat. Hal tersebut merupakan satu syarat penting dalam display.

2. Mudah dilihat, mudah dijangkau, dan mudah dicari

Kebutuhan untuk merasa nyaman dalam berbelanja adalah tersedianya kemudahan-kemudahan. Kemudahan dalam mencari barang, mendapatkan informasi produk, dan terjangkau oleh rata-rata orang normal (tidak terlalu tinggi atau rendah).

3. Lokasi yang tepat

Hal ini disesuaikan dengan keadaan toko. Display juga diatur menurut kelompok barang atau menurut kelompok yang berhubungan. Dengan demikian, diharapkan lokasi dapat mengarahkan pembeli untuk membeli semua barang. Harus diingat sebagian pembelian dilakukan berdasarkan keputusan spontan dan pembeli dirangsang untuk memilih sendiri barangnya. Untuk itu, display pada prinsipnya menonjolkan produk-produk sedemikian rupa sehingga bisa berfungsi mengingatkan pembeli akan kebutuhannya.

4. Aman

Display yang baik, aman dari segi barang dan pembeli. Misalnya menempatkan barang-barang yang mudah pecah di rak yang paling atas sehingga sulit dijangkau pembeli dan memerlukan kewaspadaan jika hendak mengambilnya.

5. Menarik

Menarik mencakup perpaduan warna, bentuk kemasan, kegunaan barang, serta adanya tema/tujuan yang pada akhirnya bermuara pada suasana belanja yang

menyenangkan. Pengaturan display yang logis menuju pada keinginan pembeli untuk mengambil barang dengan mempertimbangkan:

a. Produk yang tepat (cocok) b. Tempat yang benar

c. Saat yang pas

d. Susunan yang memikat e. Harga yang menarik 6. Emosi positif

Emosi positif sebagai suasana hati yang mempengaruhi dan yang menentukan intensitas pengambilan keputusan konsumen. seseorang konsumen yang memiliki emosi positif cenderung akan melakukan pembelian. Namun, apabila seseorang konsumen sedang mengalami emosi yang negatif maka mendorong konsumen untuk tidak melakukan pembelian.

2.4 Store Atmosphere

2.4.1 Pengertian Store Atmosphere

Elemen utama dari store atmosphere adalah atmosphere (suasana). Kata atmosphere (atmosfer) berasal dari bahasa inggris yang berarti suasana. Secara umum pengertian store atmosphere adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang diciptakan oleh elemen fisik (exterior, general interior, store layout, interior display). Store atmosphere merupakan salah satu bagian dari bauran eceran yang memiliki arti yang sangat penting dalam menjalankan bisnis ritel. Dengan adanya suasana toko yang baik, maka akan menarik pengunjung dan melakukan pembelian.

Menurur Levy dan Weitz (2009:576) menyatakan bahwa store atmosphere adalah desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan wangi-wangian untuk menstimulasi persepsi dan respon emosional pelanggan dan akhirnya mempengaruhi perilaku pelanggan dalam membeli barang. Menurut Utami (2010:255) store atmosphere merupakan kombinasi dari karakteristik fisik toko seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemajangan, warna, temperatur, musik, aroma yang secara menyeluruh akan menciptakan citra dalam bentuk konsumen. Sedangkan menurut Sujana (2013:102) menyatakan store atmosphere merupakan tampilan tampak luar dan dalam toko harus ditata sedemikian rupa sehingga menarik, memikat, membuat rasa ingin tahu, mengundang orang untuk datang dan berkunjung. Jika toko dilengkapi dengan pengaturan ruangan yang nyaman, penyejuk udara, dan artistik penggunaan warna cat dinding yang sejuk, semuanya menunjukkan adanya suasana toko yang berkelas. Dengan demikian store atmosphere yang tepat dapat menjadi sarana komunikasi yang positif, menguntungkan dan memperbesar peluang untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan dapat diketahui bahwa store atmosphere (suasana toko) merupakan penataan toko yang dilakukan sedemikian rupa untuk menciptakan efek emosional secara menyeluruh yang dirasakan konsumen melalui panca indera sehingga dapat menari konsumen untuk datang dan akhirnya melakukan keputusan pembelian.

2.4.2 Tujuan Store Atmosphere

Menurut Sopiah dan Sangadji (2010:326) yang mengutip Lamb, McDaniel (2001) Store Atmosphere mempunyai tujuan tertentu, sebagai berikut:

a. Penampilan eceran toko membantu menentukan citra toko dan memposisikan eceran ke dalam benak konsumen.

b. Tata letak yang efektif, tidak hanya menjamin kenyamanan dan kemudahan, melainkan juga mempunyai pengaruh yang besar pada pola lalu lintas pelanggan dan perilaku belanja.

2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Store Atmosphere

Beberapa faktor yang berpengaruh dalam menciptakan suasana toko menurut Lamb, Hair, dan McDaniel (2012:108), yaitu:

1. Jenis karyawan, karakteristik umum karyawan, sebagai contoh: rapi, ramah, berwawasan luas, atau berorientasi pada pelayanan.

2. Jenis barang dagangan dan kepadatan, jenis barang dagangan yang dijual bagaimana barang tersebut dipajang menentukan suasana yang ingin diciptakan oleh pengecer.

3. Jenis perlengkapan tetap dan kepadatan, perlengkapan tetap bisa elegan terbuat dari kayu jati, perlengkapan tetap harus konsisten dengan suasana umum yang ingin dicptakan.

4. Bunyi suara, bunyi suara bisa menyenangkan atau menjengkelkan bagi seorang pelanggan. Musik juga bisa membuat konsumen tinggal lebih lama di toko. Musik dapat mengontrol lalu lintas di toko, menciptakan suasana citra, dan menarik atau mengarahkan perhatian pembelinya.

5. Aroma, bau bisa merangsang maupun mengganggu penjualan. Penelitiann menyatakan bahwa orang-orang menilai barang dagangan secara lebih positif, menghabiskan waktu yang lebih untuk berbelanja dan umumnya bersuasana hati

lebih baik bila ada aroma yang dapat disetujui. Para pengecer menggunakan pewangi antara lain sebagai perluasan dan strategi eceran.

6. Faktor visual, warna dapat menciptakan suasana hati atau memfokuskan perhatian, warna merah, kuning atau orange dianggap sebagai warna yang hangat dan kedekatan yang diinginkan. Warna-warna yang menyejukkan seperti hijau dan violet digunakan untuk membuka tempat yang tertutup, dan menciptakan suasana yang elegan dan bersih. Pencahayaan juga dapat memepunyai pengaruh penting pada suasana toko. Tampak luar suatu toko juga mempunyai pengaruh pada suasana yang diinginkan dan hendaknya tidak menimbulkan kesan pertama yang mengkhawatirkan bagi pembelanja.

2.4.4 Elemen-elemen Store Atmosphere

Store Atmosphere memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana toko yang ingin diciptakan. Elemen-elemen store atmosphere terdiri dari exterior, general interior, store layout, dan interior displays. Menurut Berman dan Evan (2012:604), membagi elemen-elemen store atmosphere ke dalam 4 elemen yaitu:

1. General Eksterior (bagian luar toko)

Bagian depan toko adalah bagian yang utama. Maka hendaknya memberikan kesan yang menarik, dengan mencerminkan kemantapan dan keyakinan, maka bagian depan dan bagian luar ini dapat menciptakan kepercayaan. Dan menunjukkan spirit perusahaan dan sifat kegiatan yang ada di dalamnya. Karena bagian depan berfungsi sebagai identifikasi atau tanda pengenalan maka sebaiknya dipasang lambang-lambang. Elemen-elemen ini terdiri dari sub elemen - sub elemen sebagai berikut:

a. Bagian muka toko

Bagian depan toko merupakan total eksterior fisik yang ada dalam toko. Bagian depan toko ini meliputi kombinasi dari papan nama, pintu masuk dan konstruksi gedung

b. Pintu masuk toko

Pintu masuk harus direncanakan sebaik mungkin disesuaikan dengan karakteristik toko. Dalam hal pintu masuk toko perlu memperhatikan tiga hal utama yaitu jumlah pintu masuk, jenis pintu masuk yang digunakan dan lebar pintu masuk.

c. Tinggi dan luas toko

Tinggi dan luas toko mempengaruhi kesan tertentu terhadap toko tersebut misalnya tingginya langit-langit toko dapat membuat ruangan seolah-olah terlihat lebih luas.

d. Keunikan

Keunikan atau ciri khas dapat dicapai melalui desain toko yang lain daripada yang lain, seperti papan nama yang mencolok, etalase yang menarik, tinggi dan ukuran gedung yang berbeda sari sekitarnya.

e. Keadaan sekitar toko

Lingkungan sekitar toko dapat mengisyaratkan kisaran harga dan tingkat pelayanan. Daerah sekitar toko mencerminkan demografi dan gaya hidup orang yang tinggal di sekitar.

2. General Interior (bagian dalam toko)

Merupakan ketika konsumen memasuki toko, hendaknya memperoleh kesan yang menyenangkan. Kesan ini dapat diciptakan, misalnya dengan warna dinding toko yang menarik, musik yang diperdengarkan, serta aroma atau bau dan udara di dalam toko. Dapat diukur melalui beberapa elemen yang terdiri dari:

a. Pemilihan lantai

Penentuan jenis lantai, ukuran, desain, dan warna lantai penting karena konsumen dapat mengembangkan persepsi konsumen berdasarkan apa yang terlihat.

b. Pewarnaan dan pencahayaan

Setiap toko harus memiliki pencahayan yang cukup, karena warna dan tata cahaya dapat memberikan persepsi pada pelanggan.

c. Suhu udara

Dalam hal ini pengelola harus dapat mengatur suhu ruangan, agar udara di dalam ruangan jangan terlalu panas atau dingin sesuai dengan kondisi dan kapasitas dalam ruangan

d. Jarak perabotan

Jarak antar perabotan diatur dengan maksud agar terdapat spasi yang cukup sehingga lalu lintas dalam toko lancar serta tercipta kenyamanan bagi pengunjung

e. Karyawan

Karyawan yang sopan, ramah, berpenampilan menarik dan mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai produk yang dijual akan meningkatkan citra perusahaan dan membentuk suasana toko yang nyaman bagi pengunjung

f. Variasi produk

Pengelola toko harus memutuskan mengenai variasi, warna, ukuran, kualitas produk yang ditawarkan karena penampilan tersebut dapat mempengaruhi konsumen.

g. Harga

Dalam hal ini yang dimaksud adalah lebel hargayang merupakan salah satu hal yang sangat menjadi informasi penting yang menentukan membeli atau tidaknya konsumen.

3. Store Layout (tata letak)

Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari jalan atau garis di dalam toko yang cukup lebar dan memudahkan orang untuk berlalu-lalang, serta fasilitas toko seperti kelengkapan ruang ganti yang baik dan nyaman. dapat diukur melalui beberapa elemen yaitu:

a. Alokasi ruangan

Suatu toko pada umumnya terdiri dari beberapa ruangan yang menjadi satu atau beberapa ruangan yang besar. Ruangan tersebut harus dapat dialokasikan dengan baik untuk penjualan, ruangan untuk barang dagangan, ruangan untuk karyawan, dan ruangan untuk pelanggan.

Suatu toko pada umumnya terdiri dari beberapa ruangan yang menjadi satu atau beberapa ruangan yang besar. Ruangan tersebut harus dapat dialokasikan dengan baik untuk penjualan, ruangan untuk barang dagangan, ruangan untuk karyawan, dan ruangan untuk pelanggan.