• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DISPLAY PRODUCT DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT BELI (STUDI PADA KONSUMEN MINISO PLAZA MEDAN FAIR) Disusun Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH DISPLAY PRODUCT DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT BELI (STUDI PADA KONSUMEN MINISO PLAZA MEDAN FAIR) Disusun Oleh :"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DISPLAY PRODUCT DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT BELI

(STUDI PADA KONSUMEN MINISO PLAZA MEDAN FAIR)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

FEBBY KHAIRUNA (150907040)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)

ABSTRAK

Pengaruh Display Product dan Store Atmosphere Terhadap Minat Beli (Studi Pada Konsumen Miniso Plaza Medan Fair)

Nama : Febby Khairuna

NIM : 150907040

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Feby Aulia Safrin, S.AB, M.A

Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia, Seperti halnya yang terjadi pada industri ritel nasional dimana perkembangan jumlah ritel di Indonesia terus bertambah secara pesat seperti supermarket, hypermarket, minimarket, dan ritel lainnya yang terus bermunculan dan masuknya perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia, sehingga persaingan bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

Salah satu retail yang ada di Indonesia adalah Miniso, Miniso merupakan peritel yang berfokus kepada peralatan rumah tangga dan barang konsumsi dengan gerai ritel berbentuk supermarket. Miniso membidik target pendapatan global sebesar US$ 8,8 miliar. Perusahaan ritel ini sudah memasang target bisa membangun 100 hingga 110 gerai baru selama tahun 2018. Miniso memerlukan strategi yang handal untuk menarik perhatian pelanggan yang telah menjadi target pasar perusahaan. Miniso memiliki empat keunggulan yaitu toko yang nyaman, pelayanan yang ramah, cepat tanggap namun tidak menganggu kenyamanan pelanggan, harga produk yang murah, dan kualitas terjamin.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh konsumen yang berkunjung di Miniso Plaza Medan Fair, dan pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 100 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner kepada para responden yang melakukan pembelian mininal 2 kali pada Miniso Plaza Medan Fair.

Hasil penelitian ini menggunakan uji signifikan parsial (uji t) menunjukkan bahwa Dispaly Product berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli dengan nilai t

hitung > t tabel yaitu 2,698 > 1,661 dan signifikan 0,008 < 0,05 dan Store Atmosphere berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli dengan nilai t hitung > t tabel yaitu 7,444 > 1,661 dan signifikan 0,000 < 0,05. Berdasarkan perhitungan dengan koefisien determinasi diperoleh nilai R sebesar 0,642 (64,2%) Sedangkan 35,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan pada penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa Dispaly Product dan Store Atmosphere cukup sangat mempengaruhi dari hasil yang telah diuji.

(3)

ABSTRACT

Effect of Product Display and Store Atmosphere on Buying Interests (Study of Miniso Plaza Medan Fair Consumers)

Name : Febby Khairuna

NIM : 150907040

Study Program : Business Administration Science Faculty : Social and Political Sciences Advisor : Feby Aulia Safrin, S.AB, MA

Globalization promises a new business opportunity and challenge for companies operating in Indonesia, as is the case with the national retail industry where the development of the number of retail in Indonesia continues to grow rapidly such as supermarkets, hypermarkets, minimarkets, and other retailers that continue to emerge foreign companies that invest in Indonesia, so that the retail business competition in Indonesia experiences rapid development.

One of the retailers in Indonesia is Miniso, Miniso is a retailer that focuses on household appliances and consumer goods withretail outlets supermarket. Miniso targets a global revenue target of US $ 8.8 billion. The retail company has set a target of building 100 to 110 new stores during 2018. Miniso requires a reliable strategy to attract the attention of customers who have become the company's target market.

Miniso has four advantages, namely a convenient store, friendly service, responsiveness but does not disturb the comfort of customers, cheap product prices, and guaranteed quality.

The form of research used in this study is quantitative research with an associative approach. The population in this study were all consumers who visited the Miniso Plaza Medan Fair, and sampling using the purposive sampling method. The number of respondents in this study were 100 respondents. Data collection is done by distributing questionnaires to the respondents who made two mininal purchases at the Miniso Plaza Medan Fair.

The results of this study using a significant partial test (t test) shows that Dispaly Product has a significant effect on buying interest with the value of t count > t

table that is 2.698> 1.661 and significant 0.008 <0.05 and Store Atmosphere has a

significant effect on buying interest with the value of t count > t table namely 7,444> 1,661 and significant 0,000 <0,05. Based on the calculation with the coefficient of determination, the R value is 0.642 (64.2%), while 35.8% is influenced by other variables not explained in this study. This shows that Dispaly Product and Store Atmosphere is quite influential from the results that have been tested.

Keywords: Product display, Store Atmosphere, Buying Interest

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kasih dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Display Product dan Store Atmosphere Terhadap Minat Beli (Studi Pada Konsumen Miniso Plaza Medan Fair)”. Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu dari syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sajana Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, Pada kesempatan ini, saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada saya sampai penulisan skipsi ini dapat saya selesaikan dengan baik.

Secara khusus saya mengucapakan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing MA. Selaku Ketua Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis dan sekaligus sebagai dosen penguji saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kak Feby Aulia Safrin, S.AB, M.A selaku Dosen Pembimbing skripsi saya yang telah membimbing saya dalam pengerjaan skripsi saya.

5. Kak Siswati Saragi, S.Sos, M.SP dan Farid, SH selaku Staff Pengajar dan Bagian Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara yang begitu baik atas segala bantuan yang bermanfaat bagi peneliti.

(5)

6. Seluruh Staff Pengajar di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Kedua orang tua saya tercinta, abang saya dan adik saya tercinta terimakasih atas kasih sayang dan dukungan selama ini dengan tulus yang diberikan kepada penulis.

8. Terima kasih kepada Sri Mulyani yang selau membantu saya dan memotivasi saya dalam menyelesaikan skripsi saya

9. Teman – teman seperjuangan mulai dari awal masa perkuliahan hingga berakhirnya masa perkuliahan yakni Arin Mutiara Sidabutar, Fitria Sukma Miraza, Sri karina, Nurul Amalina, Khaliza Giffari, Debby, Almira, Fatin, Dika, Ilman, Irsyad permadi 10. Buat semua teman di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, secara khusus

kelas B Angkatan 2015 yang luar biasa. Terima kasih selalu membantu dan memberi dukungan

11. Terima kasih kepada semua yang telah membantu saya hingga terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa saya ucapkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada kekurangan. Oleh sebab itu, penulis berharap diberikan saran dan juga kritik dari pembaca skripsi ini.

Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua, sekian dan Terima Kasih.

Medan, Mei 2019 Penulis,

Febby Khairuna NIM : 150907040

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... V DAFTAR TABEL ... Vii DAFTAR GAMBAR ... X BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KERANGKA TEORI ... 8

2.1 Perilaku Konsumen ... 8

2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen ... 8

2.2 Retail ... 10

2.2.1 Pengertian Retail ... 10

2.2.2 Jenis-Jenis Retail ... 10

2.3 Display Product ... 12

2.3.1 Pengertian Display Product ... 12

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam (Display Product) ... 16

2.3.3 Syarat-syarat Display Product... 16

2.4 Store Atmosphere ... 18

2.4.1 Pengertian Store Atmosphere ... 20

2.4.2 Tujuan Store Atmosphere ... 20

2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Store Atmosphere ... 20

2.4.4 Elemen-elemen Store Atmosphere ... 21

2.5 Minat Beli ... 25

2.5.1 Pengertian Minat Beli ... 25

2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli ... 26

2.5.3 Indikator Minat Beli ... 31

2.6 Penelitian Terdahulu... 32

2.7 Kerangka Berpikir ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1 Bentuk Penelitian ... 37

3.2 Lokasi dan Waktu penelitian ... 37

(7)

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

3.3.1 Populasi ... 37

3.3.2 Sampel penelitian ... 38

3.4 Hipotesis Penelitian ... 39

3.5 Definisi Operasional ... 40

3.6 Skala Pengukuran Variabel ... 43

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.7.1 Data Primer ... 44

3.7.2 Data Sekunder ... 45

3.8 Teknik Analisis Data ... 45

3.8.1 Uji Instrumen ... 45

3.8.1.1 Uji Validitas Uji ... 45

3.8.1.2 Uji Reliabilitas ... 46

3.8.2 Metode Analisis Data ... 46

3.8.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 46

3.8.2.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 47

3.8.3 Uji Hipotesis ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 50

4.1.1 Sejarah Miniso ... 50

4.1.2 Logo Miniso ... 51

4.1.3 Produk Miniso ... 51

4.2 Penyajian Data ... 53

4.2.1 Data Responden ... 53

4.2.2 Data Hasil Kuesioner ... 58

4.2.2.1 Variabel Display Product (X1) ... 58

4.2.2.2 Variabel Store Atmosphere (X2) ... 65

4.2.2.2 Variabel Minat Beli (Y) ... 73

4.3 Perhitungan data ... 78

4.3.1 Uji Instrumensi ... 78

4.3.1.1 Uji Validitas ... 78

4.3.1.2 Uji Realibitas ... 81

4.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 83

4.3.2.1 Uji Normalitas ... 86

4.3.2.2 Uji Multikonearitas ... 87

4.3.2.3 Uji Heterokedastistas ... 87

4.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 87

4.3.4 Uji Hipotesis ... 90

4.3.4.1 Uji Parsial (Uji T) ... 90

4.3.4.2 Uji Simultan (Uji F) ... 91

4.3.4.3 Uji Determinasi (𝐑𝟐) ... 93

4.4 Pembahasan ... 94

(8)

4.4.1 H1 : Variabel Display Produci ... 94

4.4.2 H1 : Variabel Store Atmosphere ... 96

4.4.3 H3 : Variabel Display Product dan Store Atmosphere ... 97

BAB V Kesimpulan Dan Saran ... 99

5.1 Kesimpulan ... 99

5.2 Saran ... 100 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 43

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 44

Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 54

Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 55

Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan ... 56

Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 57

Tabel 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Pembelian Produk ... 58

Tabel 4.7 Sistem Penataan Barang atau Produk Rapi dan Bersih ... 59

Tabel 4.8 Kualitas Produk Yang Ditata Pada RakBagus, Rapi dan Bersih ... 59

Tabel 4.9 Produk Mudah Terjangkau Oleh Tangan ... 60

Tabel 4.10 Penyusunan Produk Secara Berkelompok Memudahkan Responden ... 61

Tabel 4.11 Selalu Menyediakan Barang atau Produk Baru Yang Memiliki Daya Tarik Pembeli ... 62

Tabel 4.12 Bagian Depan Ditata Semenarik Mungkin ... 63

Tabel 4.13 Merasa Sangat Bersemangat Saat Berbelanja ... 64

Tabel 4.14 Merasakan Ketertarikan Terhadap Penataan Produk ... 64

Tabel 4.15 Papan Nama/Logo Memiliki Desain Yang Menarik ... 66

Tabel 4.16 Desain Suasana Pada Miniso Memberikan Kesan Nyaman ... 67

Tabel 4.17 Pencahayaan Lampu Pada Ditata Dengan Rapi ... 67

Tabel 4.18 Temperatur/Suhu Udara/Ac di Dalam Miniso Plaza Medan Fair Sejuk .... 68

Tabel 4.19 Suasana Musik Selalu Mengiringi ... 69

Tabel 4.20 Aroma Pada Ruangan Membuat Betah Untuk Melakukan Pembelian ... 70

Tabel 4.21 Jalan di Dalam Lebar dan Memudahkan Konsumen Berlalu-Lalang ... 70

Tabel 4.22 Posisi Miniso Plaza Medan Fair Mudah Dilihat Oleh Konsumen ... 71

Tabel 4.23 Semua Tanda Petunjuk Yang Ada Jelas ... 72

Tabel 4.24 Lebel Harga Yang Dicantumkan Pada Rak Sesuai ... 72

Tabel 4.25 Membeli Karena Produk Yang di Jual Sesuai Dengan Kebutuhan ... 73

Tabel 4.26 Berniat Membeli Produk Karena Produknya Berkualitas ... 74

Tabel 4.27 Membutuhkan Waktu Relatif Singkat Untuk Memutuskan Membeli ... 75

Tabel 4.28 Mereferensikan Produk Yang Ada Kepada Orang Lain ... 75

Tabel 4.29 Menjadikan Miniso Sebagai Prioritas Ritel Yang Pertama Dalam Melakukan Pembelian di Bandingkan Ritel Sejenis Yang Lainnya ... 76

Tabel 4.30 Memperoleh Informasi Dari Keluarga, Teman atau Orang Lain ... 77

Tabel 4.31 Mencari Tahu Tentang Produk Yang di Jual Miniso Plaza Medan Fair .... 78

Tabel 4.32 Hasil Uji Validitas Instrumen Display Product ... 79

(10)

Tabel 4.33 Hasil Uji Validitas Instrumen Store Atmosphere ... 80

Tabel 4.34 Hasil Uji Validitas Instrumen Minat Beli ... 81

Tabel 4.35 Uji Realibitas Variabel Display Product (X1) ... 82

Tabel 4.36 Uji Realibitas Variabel Store Atmosphere (X2) ... 82

Tabel 4.37 Uji Realibitas Variabel Minat Beli (Y) ... 83

Tabel 4.38 Uji Normalitas Kolmogorov-Sminorv ... 84

Tabel 4.39 Uji Multikolinearitas ... 87

Tabel 4.40 Regresi Linear Berganda ... 89

Tabel 4.41 Uji Parsial (Uji T) ... 91

Tabel 4.42 Uji Simultan (Uji F) ... 93

Tabel 4.43 Uji Determinasi (𝐑𝟐) ... 94

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model Kerangka Berpikir ... 36

Gambar 4.1 Gambar Logo Miniso ... 51

Gambar 4.2 Gambar Produk Miniso ... 52

Gambar 4.3 Gambar Histogram Uji Normalitas ... 83

Gambar 4.4 Gambar Uji Normalitas P-P Plot ... 86

Gamba6 4.5 Gambar Heterokedastisitas ... 88

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Dengan memperluas pasar produk dari perusahaan Indonesia memunculkan persaingan yang makin ketat baik antar perusahaan domestik maupun perusahaan asing. Seperti halnya yang terjadi pada industri ritel nasional dimana perkembangan jumlah ritel di Indonesia terus bertambah secara pesat seperti supermarket, hypermarket, minimarket, dan ritel lainnya yang terus bermunculan dan masuknya perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia, sehingga persaingan bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

Penjualan ritel modern ditaksir menembus Rp 256 trilliun pada tahun 2019, atau tumbuh sekitar 10% dari realisasi tahun lalu. Wakil ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta menyatakan, proyeksi tersebut terbilang cukup baik tetapi masih lebih baik jika dibandingkan dengan capaian pertumbuhan bisnis ritel modern pada tahun 2017 yang hanya 3,7%. Berdasarkan data Aprindo, nilai penjualan ritel modern pada tahun 2016, 2017, dan 2018 berturut-turut mencapai Rp 205 triliun, Rp 212 triliun, dan Rp 233 triliun. Menurut Tutum, Kinerja industri ritel modern pada tahun 2019 akan dipengaruhi oleh tren belanja konsumen yang cenderung wait and see seiring dengan berjalannya tahun politik. Selain itu, para peritel masih menghadapi tekanan akibat persaingan dengan pelaku perdagangan elektronik.(m.bisnis.com)

(13)

Melihat kondisi persaingan yang semakin ketat tersebut, setiap bisnis ritel perlu meningkatkan kekuatan yang ada dalam perusahaannya dengan cara memunculkan perbedaan atau keunikan yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan pesaing untuk dapat menarik minat beli konsumen. Konsumen merupakan salah satu faktor utama bagi eksistensi suatu perusahaan. Oleh sebab itu, orientasi pada konsumen suatu syarat mutlak yang harus dipegang oleh perusahaan. Kedudukan konsumen bagi perusahaan cukup strategis, terutama para individu konsumen rumah tangga. Sehingga segmen pasar lebih jelas, nyata dan efektif. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor sosial, faktor pribadi dan faktor sosiologis.

Agar mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus ada pemasaran yang baik. Pemasaran merupakan proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Di dalam pemasaran terdapat strategi pemasaran yang memiliki tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang dibeikan arah kepada usaha- usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.

Minat beli konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen, baik dalam perorangan kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh, dan menggunakan barang-barang melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keutusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut. Hal ini dimungkinkan oleh adanya kesesuain dengan

(14)

kepentingan individu yang bersangkutan serta memberi kesenangan, kepuasan pada dirinya.

Menarik minat konsumen tidak selalu menggunakan media massa seperti dengan radio, majalah atau koran, dan televisi, tetapi juga dapat dilakukan dengan Komunikasi melalui gambaran visual, layout, display, maupun atmosphere produk yang ada pada toko. Komunikasi visual adalah komunikasi perusahaan ritel atau toko dengan konsumennya melalui wujud fisik, seperti identitas toko, layout, display, maupun atmosphere. Sistem display berkaitan dengan jenis barang,ukuran, warna, rasa, kemasan bentuk, penataan, dan lainnya. Atmosphere memberikan pengaruh emotional kepada pembeli untuk meningkatkan pembeliannya.

Store Atmosphere merupakan salah satu kunci pokok untuk menarik konsumen, karena konsumen lebih memilih suasana toko yang bersih dan nyaman saat berada dalam toko. Hal ini menunjukkan bahwa store atmosphere penting bagi setiap bisnis ritel. Store atmosphere berperan memberikan suasana rasa yang nyaman sesuai dengan keinginan konsumen dan membuat konsumen ingin berlama-lama berada di dalam store.

Bukan hanya faktor store atmosphere saja yang harus diperhatikan tetapi juga cara penataan. Display product merupakan penataan produk di toko, dengan adanya display product yang baik maka konsumen tidak akan merasa kesulitan dalam memilih dan membeli sebuah produk. Display product juga mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian, untuk itu barang yang disediakan di toko harus di display atau di tata sedemikian rupa, sehingga tampak rapi dan menarik, display adalah usaha yang

(15)

dilakukan untuk menata barang yang mengarahkan pembeli agar tertarik untuk melihat dan membeli.

Tindakan seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang digunakan individu untuk memilih dan mengorganisasikan, masukan, informasi guna menciptakan sebuah gambaran. Persepsi dapat dipengaruhi oleh rangsangan fisik. Dalam hal ini yang menjadi contoh rangsangan fisik adalah display product dan store atmosphere melalui indera penglihatan, indera pendengaran, dan indera peraba. Display product dan store atmosphere menjadi salah satu strategi yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di bidang ritel.

Miniso merupakan peritel yang berfokus kepada peralatan rumah tangga dan barang konsumsi dengan gerai ritel berbentuk supermarket. Pada bulan Februari 2017, Miniso membuka tiga toko pertamanya di Indonesia. Miniso membidik target pendapatan global sebesar US$ 8,8 miliar (m.kontan.co.id). Perusahaan ritel ini sudah memasang target bisa membangun 100 hingga 110 gerai baru selama tahun 2018. Vania Damayanti, Brand ` Manager Miniso mengatakan hampir setiap pekan ada pembukaan gerai baru setiap gerai Miniso memiliki luas minimal 200 meter persegi (𝑚2) dengan menata produk yang dijual sebanyak 2000 produk sampai 3000 produk.

(m.kontan.co.id). Oleh karena itu Miniso perlu strategi yang handal untuk menarik perhatian pelanggan yang telah menjadi target pasar perusahaan. Miniso memiliki empat keunggulan toko yang nyaman, pelayanan yang ramah, cepat tanggap namun tidak menganggu kenyamanan pelanggan, harga produk yang murah, dan kualitas terjamin.

(16)

Hal tersebut membuat penelitian saya memilih Miniso Plaza Medan Fair, alasan peneliti memilih objek di perusahaan Miniso Plaza Medan Fair ini karena peritel Miniso sangat agresif dalam memperluas pasarnya di Indonesia, sebab Miniso merupakan peritel yang mampu berkembang dengan sangat cepat dalam waktu kurang lebih dua tahun belakangan ini. Miniso membuka store pertama di Indonesia pada awal tahun 2017 dan menjadi fast fashion retail pertama di Indonesia. Saat ini Miniso sudah membuka empat outlet di Medan, yaitu Center Point, Sun Plaza, Manhattan Times Square dan Plaza Medan Fair.

Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti memilih

“PENGARUH DISPLAY PRODUCT DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT BELI (STUDI PADA KONSUMEN MINISO PLAZA MEDAN FAIR)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana display product berpengaruh terhadap minat beli konsumen Miniso Plaza Medan Fair?

2. Bagaimana store atmosphere berpengaruh terhadap minat beli konsumen Miniso Plaza Medan Fair?

3. Bagaimana display product dan store atmosphere berpengaruh terhadap minat beli konsumen Miniso Plaza Medan Fair?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

(17)

1. Untuk menganalisis pengaruh display product terhadap minat beli konsumen Miniso Plaza Medan Fair?

2. Untuk menganalisis pengaruh store atmosphere terhadap minat beli konsumen Miniso Plaza Medan Fair?

3. Untuk menganalisis pengaruh display product dan store atmosphere terhadap minat beli konsumen Miniso Plaza Medan Fair?

1.4 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian dilakukan guna memperoleh manfaat yang berguna bagi seluruh pihak-pihak yang bersangkutan. Manfaat yang diharapkan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu pengetahuan baru mengenai pengaruh display product dan store atmosphere terhadap minat beli konsumen

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan berupa saran dan informasi kepada pihak manajemen perusahaan untuk mengevaluasi terkait dengan display product dan store atmosphere terhadap minat beli.

3. Bagi Program Studi Administrasi Bisnis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi tambahan bagi para mahasiswa/i program studi yang berminat untuk meneliti dengan permasalahan atau objek terkait dengan display product dan store atmosphere terhadap minat beli.

(18)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Perilaku Konsumen

2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi yang harus dijalankan perusahaan, khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen. Menurut Kotler (2009:166) perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Pemahaman mengenai perilaku konsumen merupakan kunci kesuksesan utama bagi pemasar. Terdapat tiga alasan mengapa perilaku konsumen sangat penting, Menurut Engel et (2010:3) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghasilkan produk dan jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusul dari tindakan ini. Menurut Kotler (2008:159) pembelian konsumen secara kuat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor-faktor tersebut tidak dapat sepenuhnya dikendalikan oleh pemasar, akan tetapi harus diperhitungkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian yaitu:

(19)

1. Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen, berkaitan dengan budaya yang dianut oleh individu dan masyarakat sekitar. Dari ruang lingkupnya, faktor kebudayaan memberikan pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen.

2. Faktor Sosial

Faktor sosial merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dari sisi eksternal individu. Yang termasuk ke dalam faktor sosial adalah kelompok referensi, keluarga serta peran dan status.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembelian yang dilakukan individu juga dipengaruhi oleh karakteristik yang ada pada dirinya. Beberapa karakteristik individu yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian adalah usia dan tahapan dalam silus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep.

4. Faktor Psikologis

Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seseorang yang tidak selalu bersifat fisiologis, yaitu pemenuhan kebutuhan fisik, misalnya pemenuhan kebutuhan akan rasa lapar, haus, dan sebagainya. Pada saat tertentu, seseorang akan memenuhi kenutuhan yang bersifat psikologis. Kebutuhan psikologis merupakan kebutuhan untuk diakui, harga diri atau kebutuhan untuk diterima dalam masyarakat. Bebrapa hal yang termasuk ke dalam faktor psikologis ini adalah motivasi dan persepsi.

(20)

2.2 Retail

2.2.1 Pengertian Retail

Retail adalah perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan layanan penjualan kepada konsumen untuk penggunaan konsumsi perorangan maupun keluarga. Retail berasal dari bahasa Perancis yaitu “Retailer” yang berarti “memotong menjadi kecil-kecil” menurut Utami (2006:4).

Pengertian retail menurut Ma’ruf (2005:7) adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga atau rumah tangga.

Terkadang orang-orang berpikir bahwa retailing hanya melakukan penjualan produk di toko.

2.2.2 Jenis-Jenis Retail

Menurut Kotler (2003:216) ada beberapa jenis-jenis ritel, yaitu sebagai berikut:

1. Toko Barang Khusus (Specialty Store)

Adalah toko eceran yang menjual barang-barang jenis produk tertentu saja yang bersifat spesifik. Contoh toko barang khusus yaitu toko buku gramedia, toko guardian, toko body shop, dan banyak lagi contoh lainnya.

2. Toko Serba Ada (Departement Store)

Adalah suatu toko eceran yang berskala besar yang pengelolaannya dipisah dan dibagi menjadi bagian departemen-departemen yang menjual barang yang berbeda- beda. Contohnya seperti ramayana .

(21)

3. Pasar Swalayan (Supermarket)

Adalah toko pengecer yang beroperasi secara besar, memiliki biaya yang rendah, volume penjualan yang tinggi, bersifat swalayan yang dirancang untuk melayani kebutuhan-kebutuhan konsumen akan produk perlengkapan rumah tangga.

4. Toko kenyamanan (Convenience Store)

Adalah toko yang relative kecil dan terletak dekat daerah pemukiman, dan toko pengecer yang menjual jenis item produk yang terbatas, bertempat di tempat yang nyaman dan jam buka panjang. Contoh minimarket, indomaret, dan lain sebagainya.

5. Toko Diskon (Diskon Store)

Adalah toko pengecer yang menjual berbagai barang dengan harga yang murah dan memberikan pelayanan yang minimum.

6. Pengecer Potongan Harga (Off-Price Retailer)

Adalah toko pengecer yang membeli barang dagangan dengan harga yang lebih rendah dari harga grosir yang umum dan dijual di bawah harga eceran.

7. Klub gudang atau klub pedagang besar (warehouse club or wholesale)

Adalah toko pengecer yang menjual pilihan terbatas jenis produk kebutuhan pokok, perlengkapan rumah tangga, pakaian bermerek dan berbagai jenis barang lain dengan diskon yang sangat besar bagi anggota-anggota yang membayar iuran keanggotaan tahunan.

8. Toko kombinasi (Combination stores)

Adalah toko gabungan yang memasukkan produk makanan dan obat-obatan dengan resep.

(22)

9. Hiperpasar (Hypermarkets)

Adalah toko eceran yang menjual jenis barang dalam jumlah yang sangat besar dan melingkupi banyak jenis produk. Hypermarkets adalah gabungan antara retailer toko diskon dengan hypermarkets. Contohnya antara lain hypermarkets giant, hypermarkets carrefour.

10. Ruangan Pameran Katalog

Adalah suatu jenis toko yang banyak memberikan informasi produk melalui media katalog yang dibagikan kepada para konsumen.

2.3 Display Product

2.3.1 Pengertian Display Product

Untuk dapat memvisualisasikan penataan produk yang menarik perlu perencanaan yang optimal. Selain itu, untuk memperoleh hasil yang baik memerlukan desainer penataan produk yang profesional, sumber daya yang menguasai tentang display, memahami jenis produk, mutu dan spesifikasi barang yang akan ditata, mengetahui segmentasi pasar yang akan dijadikan sasaran, serta kode etik dalam penjualan.

Penataan produk dikenal juga dengan istilah display. Penataan produk adalah suatu cara penataan produk, terutama produk yang diterapkan oleh perusahaan tertentu dengan tujuan untuk menarik minat konsumen. Menurut Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi (2007) Display adalah suatu cara mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung. Display adalah salah satu cara yang digunakan oleh perusahaan dalam melaksanakan promosi penjualan.

(23)

Menurut Sopiah dan Syihabudhin (2008:238) display adalah usaha yang dilakukan untuk menata barang yang mengarah pembeli agar tertarik untuk melihat dan memutuskan untuk membelinnya. Menurut Buchari Alma (2009:289) display adalah keinginan sesuatu yang tidak didorong oleh seseorang, tapi didorong oleh penglihatan ataupun oleh perasaan lainnya. Menurut Ngadiman (2008:329) menyatakan bahwa display product memperhatikan unsur pengelompokan jenis dan kegunaan barang, kerapihan dan keindahan agar terkesan menarik dan mengerahkan konsumen untuk melihat, mendorong dan memutuskan untuk membeli.

Dari pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa display merupakan suatu alat yang mengkomunikasikan produk suatu perusahaan kepada konsumen agar konsumen dapat mengamati, meneliti dan melakukan pilihan dimana hal ini dilakukan konsumen karena terdorong oleh daya tarik penglihatan ataupun rasa-rasa tertentu karena adanya peragaan atau penyusunan produk yang menarik memajangkan barang di dalam toko, mempunyai pengaruh besar terhadap penjualan.

Menurut Buchari Alma (2009) dalam penataan produk terdapat tiga macam display, yaitu:

1. Windows Display

Merupakan suatu pemajangan barang, gambar, kartu harga, dan simbol dibagian depan toko yang disebut etalase. Dengan demikian calon konsumen yang lewat di depan toko diharapkan akan tertarik oleh barang-barang tersebut dan ingin masuk ke dalam toko. Adapun fungsi windows display ini mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:

(24)

a. Untuk menarik perhatian orang-orang yang lewat

b. Menyatakan kualitas yang baik, atau harga yang murah, sebagai ciri khusus dari toko tesebut

c. Memancing perhatian terhadap barang-barang istimewa yang dijual di toko d. Menimbulkan impulse buying (dorongan seketika)

e. Menimbulkan daya tarik terhadap keseluruhan suasana toko 2. Interior Display

Merupakan pemajangan barang, gambar, daftar harga, poster di dalam toko misalnya lantai, rak, dan meja-meja dan sebagainya. Interior display mempunyai beberapa macam yaitu:

a. merchandise display

Merupakan barang-barang dagangan dipajangkan di dalam toko dan ada tiga bentuk pemajangannya, yaitu:

1) Open display yaitu barang-barang dipajangkan pada suatu tempat terbuka sehingga dapat menghampiri dan dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuan petugas-petugas penjualnya.

2) Close display yaitu barang-barang dipajangkan dalam suasana tempat tertutup. Barang-barang tersebut tidak dapat dihampiri dan dipegang atau diteliti oleh calon pembeli kecuali atas bantuan petugas. Jelas ini bertujuan untuk melindungi barang dari kerusakan, pencurian dan sebagainya.

3) Architecture display yaitu memperlihatkan barang-barang dalam penggunaannya misalnya di ruang tamu, meubel di kamar tidur, dapur dengan perlengkapannya, dan sebagainya.

(25)

b. Store Sign and Decoration

Merupakan tanda-tanda, simbol-simbol, lambang-lambang, poster-poster, gambar-gambar, bendera-bendera, semboyan-semboyan dan sebagainya disimpan di atas meja atau digantung di dalam toko. Store Sign digunakan untuk membimbing calon pembeli ke arah barang dagangan dan memberi keterangan kepada mereka tentang kegunaan barang-barang tersebut. “decoration” pada umumnya digunakan dalam rangka peristiwa khusus seperti penjualan pada saat hari raya, tahun baru, dan sebagainya.

c. Dealer Display

ini dilaksanakan oleh wholesaler terdiri dari simbol-simbol, petunjuk-petunjuk tentang penggunaan produk,yang kesemuanya berasal dari produsen. Dengan memperlihatkan kegunaan produk dalam gambar dan petunjuk, maka display ini juga memberi peringatan kepada para petugas penjualan agar mereka tidak memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan petunjuk yang ada dalam gambar tersebut.

3. Exterior Display

Yaitu dilaksanakan dengan memajangkan barang-barang di luar kota misalnya, pada waktu mengadakan obral, pasar malam, bazar dan lain-lain. Display ini mempunyai beberapa fungsi antara lain:

a. Memperkenalkan suatu produk secara tepat dan ekonomis

b. Membantu para produsen menyalurkan barang-barangnya dengan cepat dan ekonomis

c. Membantu mengkoordinasikan advertaising dan merchandising

(26)

d. Membangun yang baik dengan masyarakat misalnya pada hari raya.

Semakin tinggi tingkat pameran display, maka semakin besar pula angka penjualan dan pengembalian investasi

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam (Display Product)

Dalam penataan sebuah produk terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Sebaiknya sedapat mungkin produk dalam posisi tegak, setidaknya ada satu yang berdiri sehingga bisa menampilkan barang secara utuh, dan merek menghadap ke depan.

2. Jika tidak mungkin diletakkan tegak, barang diletakkan berbaring dengan tulisan atau merek huruf pertama dibawah sehingga mudah dibaca.

3. Peletakan barang mempertimbangkan ketinggian maksimal pada rak, yaitu sekitar 110-160 cm adar mudah dan aman diambil.

4. Pertimbangkan pula harga dan tingkat laku barang (cepat laku atau tidak). Letakkan barang yang benar-benar bernilai tinggi/mahal dibagian eye level dan barang lambat laku disamping, atas, atau bawahnya.

5. Agar mudah diambil. Barang diatur tidak terlalu rapat maupun bertumpuk berlebihan hingga susah diambil.

2.3.3 Syarat-syarat Display Product

Display product yang baik harus mempunyai ketentuan pemajangan produk

sehingga konsumen dengan mudah dapat mengetahui produk apa saja yang dibutuhkan dan dijual di dalam toko tersebut, terdapat syarat-syarat penataan yang baik menurut Buchari Alma (2009:189) adalah:

(27)

1. Rapi dan bersih

Kerapihan dan kebersihan barang maupun tempat pajang sangat penting untuk menarik pembeli supaya bersedia melihat dari dekat. Hal tersebut merupakan satu syarat penting dalam display.

2. Mudah dilihat, mudah dijangkau, dan mudah dicari

Kebutuhan untuk merasa nyaman dalam berbelanja adalah tersedianya kemudahan-kemudahan. Kemudahan dalam mencari barang, mendapatkan informasi produk, dan terjangkau oleh rata-rata orang normal (tidak terlalu tinggi atau rendah).

3. Lokasi yang tepat

Hal ini disesuaikan dengan keadaan toko. Display juga diatur menurut kelompok barang atau menurut kelompok yang berhubungan. Dengan demikian, diharapkan lokasi dapat mengarahkan pembeli untuk membeli semua barang. Harus diingat sebagian pembelian dilakukan berdasarkan keputusan spontan dan pembeli dirangsang untuk memilih sendiri barangnya. Untuk itu, display pada prinsipnya menonjolkan produk-produk sedemikian rupa sehingga bisa berfungsi mengingatkan pembeli akan kebutuhannya.

4. Aman

Display yang baik, aman dari segi barang dan pembeli. Misalnya menempatkan barang-barang yang mudah pecah di rak yang paling atas sehingga sulit dijangkau pembeli dan memerlukan kewaspadaan jika hendak mengambilnya.

5. Menarik

Menarik mencakup perpaduan warna, bentuk kemasan, kegunaan barang, serta adanya tema/tujuan yang pada akhirnya bermuara pada suasana belanja yang

(28)

menyenangkan. Pengaturan display yang logis menuju pada keinginan pembeli untuk mengambil barang dengan mempertimbangkan:

a. Produk yang tepat (cocok) b. Tempat yang benar

c. Saat yang pas

d. Susunan yang memikat e. Harga yang menarik 6. Emosi positif

Emosi positif sebagai suasana hati yang mempengaruhi dan yang menentukan intensitas pengambilan keputusan konsumen. seseorang konsumen yang memiliki emosi positif cenderung akan melakukan pembelian. Namun, apabila seseorang konsumen sedang mengalami emosi yang negatif maka mendorong konsumen untuk tidak melakukan pembelian.

2.4 Store Atmosphere

2.4.1 Pengertian Store Atmosphere

Elemen utama dari store atmosphere adalah atmosphere (suasana). Kata atmosphere (atmosfer) berasal dari bahasa inggris yang berarti suasana. Secara umum pengertian store atmosphere adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang diciptakan oleh elemen fisik (exterior, general interior, store layout, interior display). Store atmosphere merupakan salah satu bagian dari bauran eceran yang memiliki arti yang sangat penting dalam menjalankan bisnis ritel. Dengan adanya suasana toko yang baik, maka akan menarik pengunjung dan melakukan pembelian.

(29)

Menurur Levy dan Weitz (2009:576) menyatakan bahwa store atmosphere adalah desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan wangi- wangian untuk menstimulasi persepsi dan respon emosional pelanggan dan akhirnya mempengaruhi perilaku pelanggan dalam membeli barang. Menurut Utami (2010:255) store atmosphere merupakan kombinasi dari karakteristik fisik toko seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemajangan, warna, temperatur, musik, aroma yang secara menyeluruh akan menciptakan citra dalam bentuk konsumen. Sedangkan menurut Sujana (2013:102) menyatakan store atmosphere merupakan tampilan tampak luar dan dalam toko harus ditata sedemikian rupa sehingga menarik, memikat, membuat rasa ingin tahu, mengundang orang untuk datang dan berkunjung. Jika toko dilengkapi dengan pengaturan ruangan yang nyaman, penyejuk udara, dan artistik penggunaan warna cat dinding yang sejuk, semuanya menunjukkan adanya suasana toko yang berkelas. Dengan demikian store atmosphere yang tepat dapat menjadi sarana komunikasi yang positif, menguntungkan dan memperbesar peluang untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan dapat diketahui bahwa store atmosphere (suasana toko) merupakan penataan toko yang dilakukan sedemikian rupa untuk menciptakan efek emosional secara menyeluruh yang dirasakan konsumen melalui panca indera sehingga dapat menari konsumen untuk datang dan akhirnya melakukan keputusan pembelian.

2.4.2 Tujuan Store Atmosphere

Menurut Sopiah dan Sangadji (2010:326) yang mengutip Lamb, McDaniel (2001) Store Atmosphere mempunyai tujuan tertentu, sebagai berikut:

(30)

a. Penampilan eceran toko membantu menentukan citra toko dan memposisikan eceran ke dalam benak konsumen.

b. Tata letak yang efektif, tidak hanya menjamin kenyamanan dan kemudahan, melainkan juga mempunyai pengaruh yang besar pada pola lalu lintas pelanggan dan perilaku belanja.

2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Store Atmosphere

Beberapa faktor yang berpengaruh dalam menciptakan suasana toko menurut Lamb, Hair, dan McDaniel (2012:108), yaitu:

1. Jenis karyawan, karakteristik umum karyawan, sebagai contoh: rapi, ramah, berwawasan luas, atau berorientasi pada pelayanan.

2. Jenis barang dagangan dan kepadatan, jenis barang dagangan yang dijual bagaimana barang tersebut dipajang menentukan suasana yang ingin diciptakan oleh pengecer.

3. Jenis perlengkapan tetap dan kepadatan, perlengkapan tetap bisa elegan terbuat dari kayu jati, perlengkapan tetap harus konsisten dengan suasana umum yang ingin dicptakan.

4. Bunyi suara, bunyi suara bisa menyenangkan atau menjengkelkan bagi seorang pelanggan. Musik juga bisa membuat konsumen tinggal lebih lama di toko. Musik dapat mengontrol lalu lintas di toko, menciptakan suasana citra, dan menarik atau mengarahkan perhatian pembelinya.

5. Aroma, bau bisa merangsang maupun mengganggu penjualan. Penelitiann menyatakan bahwa orang-orang menilai barang dagangan secara lebih positif, menghabiskan waktu yang lebih untuk berbelanja dan umumnya bersuasana hati

(31)

lebih baik bila ada aroma yang dapat disetujui. Para pengecer menggunakan pewangi antara lain sebagai perluasan dan strategi eceran.

6. Faktor visual, warna dapat menciptakan suasana hati atau memfokuskan perhatian, warna merah, kuning atau orange dianggap sebagai warna yang hangat dan kedekatan yang diinginkan. Warna-warna yang menyejukkan seperti hijau dan violet digunakan untuk membuka tempat yang tertutup, dan menciptakan suasana yang elegan dan bersih. Pencahayaan juga dapat memepunyai pengaruh penting pada suasana toko. Tampak luar suatu toko juga mempunyai pengaruh pada suasana yang diinginkan dan hendaknya tidak menimbulkan kesan pertama yang mengkhawatirkan bagi pembelanja.

2.4.4 Elemen-elemen Store Atmosphere

Store Atmosphere memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana toko yang ingin diciptakan. Elemen-elemen store atmosphere terdiri dari exterior, general interior, store layout, dan interior displays. Menurut Berman dan Evan (2012:604), membagi elemen-elemen store atmosphere ke dalam 4 elemen yaitu:

1. General Eksterior (bagian luar toko)

Bagian depan toko adalah bagian yang utama. Maka hendaknya memberikan kesan yang menarik, dengan mencerminkan kemantapan dan keyakinan, maka bagian depan dan bagian luar ini dapat menciptakan kepercayaan. Dan menunjukkan spirit perusahaan dan sifat kegiatan yang ada di dalamnya. Karena bagian depan berfungsi sebagai identifikasi atau tanda pengenalan maka sebaiknya dipasang lambang-lambang. Elemen-elemen ini terdiri dari sub elemen - sub elemen sebagai berikut:

(32)

a. Bagian muka toko

Bagian depan toko merupakan total eksterior fisik yang ada dalam toko. Bagian depan toko ini meliputi kombinasi dari papan nama, pintu masuk dan konstruksi gedung

b. Pintu masuk toko

Pintu masuk harus direncanakan sebaik mungkin disesuaikan dengan karakteristik toko. Dalam hal pintu masuk toko perlu memperhatikan tiga hal utama yaitu jumlah pintu masuk, jenis pintu masuk yang digunakan dan lebar pintu masuk.

c. Tinggi dan luas toko

Tinggi dan luas toko mempengaruhi kesan tertentu terhadap toko tersebut misalnya tingginya langit-langit toko dapat membuat ruangan seolah-olah terlihat lebih luas.

d. Keunikan

Keunikan atau ciri khas dapat dicapai melalui desain toko yang lain daripada yang lain, seperti papan nama yang mencolok, etalase yang menarik, tinggi dan ukuran gedung yang berbeda sari sekitarnya.

e. Keadaan sekitar toko

Lingkungan sekitar toko dapat mengisyaratkan kisaran harga dan tingkat pelayanan. Daerah sekitar toko mencerminkan demografi dan gaya hidup orang yang tinggal di sekitar.

2. General Interior (bagian dalam toko)

(33)

Merupakan ketika konsumen memasuki toko, hendaknya memperoleh kesan yang menyenangkan. Kesan ini dapat diciptakan, misalnya dengan warna dinding toko yang menarik, musik yang diperdengarkan, serta aroma atau bau dan udara di dalam toko. Dapat diukur melalui beberapa elemen yang terdiri dari:

a. Pemilihan lantai

Penentuan jenis lantai, ukuran, desain, dan warna lantai penting karena konsumen dapat mengembangkan persepsi konsumen berdasarkan apa yang terlihat.

b. Pewarnaan dan pencahayaan

Setiap toko harus memiliki pencahayan yang cukup, karena warna dan tata cahaya dapat memberikan persepsi pada pelanggan.

c. Suhu udara

Dalam hal ini pengelola harus dapat mengatur suhu ruangan, agar udara di dalam ruangan jangan terlalu panas atau dingin sesuai dengan kondisi dan kapasitas dalam ruangan

d. Jarak perabotan

Jarak antar perabotan diatur dengan maksud agar terdapat spasi yang cukup sehingga lalu lintas dalam toko lancar serta tercipta kenyamanan bagi pengunjung

e. Karyawan

Karyawan yang sopan, ramah, berpenampilan menarik dan mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai produk yang dijual akan meningkatkan citra perusahaan dan membentuk suasana toko yang nyaman bagi pengunjung

f. Variasi produk

(34)

Pengelola toko harus memutuskan mengenai variasi, warna, ukuran, kualitas produk yang ditawarkan karena penampilan tersebut dapat mempengaruhi konsumen.

g. Harga

Dalam hal ini yang dimaksud adalah lebel hargayang merupakan salah satu hal yang sangat menjadi informasi penting yang menentukan membeli atau tidaknya konsumen.

3. Store Layout (tata letak)

Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari jalan atau garis di dalam toko yang cukup lebar dan memudahkan orang untuk berlalu-lalang, serta fasilitas toko seperti kelengkapan ruang ganti yang baik dan nyaman. dapat diukur melalui beberapa elemen yaitu:

a. Alokasi ruangan

Suatu toko pada umumnya terdiri dari beberapa ruangan yang menjadi satu atau beberapa ruangan yang besar. Ruangan tersebut harus dapat dialokasikan dengan baik untuk penjualan, ruangan untuk barang dagangan, ruangan untuk karyawan, dan ruangan untuk pelanggan.

b. Klasifikasi penawaran dalam toko

Pengelompokkan akan memudahkan konsumen atau pembeli dala mencari pilihan penawaran apa yang akan dibeli berdasarkan karakteristik, fungsi, motivasi,dan segmen pasarnya.

(35)

4. Interior Displays

Sangat menentukan bagi suasana toko karena memberikan informasi kepada konsumen. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan penjualan dan laba bagi toko. Yang termasuk interior display yaitu: poster, tanda petunjuk lokasi, rak, case, display barang-barang pada hari-hari khusus seperti lebaran dan tahun baru.

2.5 Minat Beli

2.5.1 Pengertian Minat Beli

Minat adalah salah satu aspek psikologis yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perilaku dan minat juga merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang dalam melakukan apa yang mereka lakukan. Menurut Kotler (2009:214) menyatakan minat beli konsumen adalah tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorang, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh, dan mengguunakan barang-barang melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut.

Schiffman dan Kanuk (2004:25) berpendapat bahwa pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan,pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah hal yang akan menimbulkan minat beli konsumen. Pengaruh eksternal terdiri dari usaha pemasaran dan faktor budaya. Menurut Kotler (2008:187) minat beli konsumen adalah sesuatu yang timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan untuk membeli agar dapat memilikinya. Hal ini dimungkinkan oleh adanya kesesuain dengan kepentingan individu yang bersangkutan serta memberi kesenangan, kepuasan

(36)

pada dirinya. Schiffman dan Kanuk (2004:5) menjelaskan bahwa pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah hal yang akan menimbulkan minat beli konsumen.

Menurut Nugroho (2013:342) menjelaskan minat beli adalah proses pengintegrasian yang mengkobinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah stu diantaranya. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu.

Minat dipengaruhi beberapa faktor antara lain:

1. Perhatian terhadap stimulus

2. Mengerti atau tidaknya audiens terhadap stimulus 3. Penerimaan terhadap stimulus itu serta frekuensi

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah suatu keadaan dalam individu yang mampu mengarahkan perhatiannya terhadap objek tertentu yang mampu mendorong seseorang cenderung menceri objek yang disenangi.

2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli

Swastha dan Irawan (2005:349) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, kegagalan biasanya menghilangkan minat.

Tidak ada pembelian yang terjadi jika konsumen tidak pernah menyadari kebutuhan dan keinginannya. Pengenalan masalah terjadi ketika konsumen melihat adanya

(37)

perbedaan yang signifikan antara apa yang dia miliki dengan apa yang dia butuhkan.

Berdasarkan pengenalan masalah selanjutnya konsumen mencari atau mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang produk yang dia inginkan. Terdapat dua sumber informasi yang digunakan ketika menilai suatu kebutuhan fisik, yaitu persepsi individual dari tampilan fisik dan sumber informasi luar seperti persepsi konsumen lain.

Selanjutnya informasi-informasi yang telah diperoleh digabungkan dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya. Semua input berupa informasi tersebut membawa konsumen pada tahap dimana dia mengevaluasi setiap pilihan dan mendapatkan keputusan terbaik yang memuaskan dari perspektif dia sendiri. Tahapan terakhir ada tahap dimana konsumen memutuskan untuk membeli atau tidak membeli produk.

Sedangkan menurut Kotler (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen adalah:

1. Harga

Harga merupakan salah satu keputusan yang penting bagi manaajemen. Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua ongkos dan dapat menghasilkan laba.

Prinsipnya dalam penentuan harga ini adalah menitik beratkan pada kemauan pembeli untuk harga yang telah ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk menutup ongkos-ongkos dan menghasilkan laba.

2. Produk

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:266) produk adalah semua hal yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup lebih dari sekedar barang-barang hyang berwujud, tetapi juga berbentuk

(38)

persepsi konsumen. Dalam arti luas, produk meliputi obyek fisik, jasa, acara, orang, tempat, organisasi, ide, atau bahkan bauran entitas-entitas ini.

Tjiptono (2008) menjelaskan bahwa efisiensi produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, digunakan, atau dikonsumsi pasar secara praktis, hemat dan efisien sebagai memenuhi kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Pada dasarnya produk merupakan satu ikatanjasa yang disediakan untuk emuaskan kebutuhan konsumen. Berbagai atribut yang melekat pada produk hanya akan menghasilkan value jika atribut tersebut menghasilkan manfaat bagi konsumen. Oleh karena itu, maka jasa yang dihasilkan oleh suatu produk dimulai sejak saat pelanggan berusaha mencari produk sampai saat pelanggan menghentikan pemakaian produk.atribut produk yang efisien adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembelian. Atrribut produk yang efisien tersebut terdiri dari:

a. Merek

Merek menurut Tjiptono (2008) merek digunakan untuk beberapa tujuan, antara lain:

1) Sebagai identisa, yang bermanfaat dan membedakan dengan produk lain 2) Alat promosi yang menjadi daya tarik produk

3) Untuk membina citra dan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen.

4) Untuk mengendalikan pasar 5)

(39)

b. Kemasan (packaging)

Tujuan penggunaan kemasan adalah:

1) Sebagai perlindungan isi

2) Memberikan kemudahan dalam penggunaan 3) Bermanfaat dalam pemakaina ulang

4) Memberikan daya tarik 5) Sebagai identitas produk 6) Distribusi

7) Informasi c. Jaminan

Adalah janji yang menjadi kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produknya ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.

Jaminan bisa berbentuk kualitas produk, reparasi, ganti rugi, dan sebagainya.

d. Layanan pelengkap

Dapat diklasifikasikan ke dalam 8 elompok:

1) Informasi 2) Konsultasi 3) Order taking 4) Hospitallity 5) Care taking 6) Exceptions 7) Billing

(40)

8) Pembayaran 3. Pelayanan

Kualitas pelayanan sangat tergantung pada 3 (tiga) hal, yaitu: sistem, teknologi, dan manusia. Faktor manusia memegang kontribusi terbesar sehingga kualitas layanan lebih sulit ditiru dibandingkan dengan kualitas produk dan harga. Salah satu konsep kualitas layanan yang populer adalah ServQual. Berdasarkan konsep ini, kualitas layanan diyakini memiliki lima dimensi, yaitu: reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangible.

4. Kelompok Acuan

Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan digunakan sebagai dasar perbandingan atau sebuah referensi dalam menentukan serta memberikan standar, nilai, respon afektif, kognitif, dan perilaku. Bagi seseorang, kelompok acuan bisa berasal dari kelas sosial yang sama atau berbeda, budaya yang sama atau berbeda, bahkan dari subbudaya yang berbeda pula.

2.5.3 Indikator Minat Beli

Menurut Ekinci (2009:45) dalam Hariani (2013:25) menjelaskan kecenderungan seseorang menunjukkan minat terhadap suatu produk atau jasa dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri berikut:

1. Kemauan untuk mencari informasi terhadap suatu produk atau jasa

Konsumen yang memiliki minat, memiliki kecenderungan untuk mencari informasi lebih detail tentang produk atau jasa tersebut.dengan tujuan untuk mengetahui

(41)

secara pasti bagaimana spesifikasi produk atau jasa yang digunakan, sebelum menggunakan produk atau jasa

2. Ketersediaan untuk membayar barang atau jasa

Konsumen yang memiliki minat terhadap suatu produk atau jasa dapat dilihat dari bentuk pengorbanan yang dilakukan terhadap suatu barang atau jasa, konsumen yang cenderung memilikiminat beli terhadap suatu barang atau jasa akan bersedia untuk membayar barang atau jasa tersebut dengan tujuan konsumen yang berminat tersebut dapat menggunakan barang tersebut.

3. Menceritakan hal yang positif

Konsumen yang memiliki minat besar terhadap suatu produk atau jasa, jika ditanya oleh konsumen lain, maka secara otomatis konsumen tersebut akan menceritakan hal yang positif terhadap konsumen lain, karena konsumen yang memiliki suatu minat secara eksplesit memiliki suatu keinginan dan kepercayan terhadap suatu barang yang digunakan.

4. Kecenderungan untuk merekomendasikan

Konsumen yang memiliki minat yang besar terhadap suatu barang, selain akan, menceritakan hal yang positif, konsumen tersebut juga kan merekomendasikan kepada orang lain untuk juga menggunakan barang tersebut, karena seseorang memliki minat yang besar terhadap suatu barang akan cenderung memiliki pemikiran yang positif terhadap barang tersebut, sehingga jika ditanya konsumen lain. Maka konsumen akan cenderung merekomendasikan kepada konsumen lain.

(42)

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini adalah :

1. Rizka Meliyani (2017) melakukan penelitian yang berjudul, “ Pengaruh Dimensi Suasana toko (Store Atmosphere) Terhadap minat Beli Ulang Konsumen Pada KFC Coffee Kedaton Bandar Lampung”. Penelitan ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh dimensi store atmosphere terhadap minat beli ulang konsumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Sumber data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 100 responden yang dipilih berdasarkan teknik pengumpulan sampel Non Probanility Sampling dengan menggunakan metode Purposive Sampling dan beberapa kriteria yang telah ditetapkan. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan SPSS 22.0.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi kebersihan, musik, aroma, suhu, pencahayaan, warna, dan tampilan atau tata letak berpengaruh positif secara signifikan terhadap minat beli ulang dengan sumbangan sebesar 69,8% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil analisis uji F diketahui bahwa dimensi kebersihan (X1), dimensi musik (X2), dimensi aroma (X3), dimensi suhu (X4), dimensi pencahayaan (X5), dimensi warna (X6), dan dimensi tampilan atau tata letak (X7) berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang (Y). Hasil analisis uji t diketahui bahwa dimensi kebersihan (X1), dimensi musik (X2), dimensi aroma (X3), dimensi suhu (X4), dimensi pencahayaan (X5), dimensi warna (X6), dan

(43)

dimensi tampilan atau tata letak (X7) berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang (Y).

2. Ahmad Surya (2014) melakukan penelitian yang berjudul, “ Analisis Penharuh Store Atmosphere dan Harga Terhadap Minat Beli Konsumen Serta Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (studi kasus pada Convenience Store 7-Eleven Ciputat)”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Store Atmosphere dan harga terhadap minat beli konsumen dan dampaknya terhadap keputusan pembelian.

Responden dalam penelitian ini berjumlah 60 orang konsumen. 7-Eleven Ciputat yang diambil dengan menggunkan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur. Hasil penelitian ini adalah Store Atmosphere dan harga berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen secara parsial dan simultan, Store Atmosphere, harga dan minat beli konsumen berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian secara parsial dan simultan, Store Atmosphere dan harga berpengaruh dan berdampak positif kepada keputusan pembelian konsumen melalui minat beli konsumen.

3. Nur Maya Sari Rahmadana (2016) melakukan penelitian yang berjudul, “ Pengaruh Display Produk dan Suasana Toko Terhadap Pembelian Impulsif pada Minimarket Eramart Cabang Lembuswana Samarinda”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari variabel display produk (X1), dan suasana toko (X2) secara simultan maupun parsial terhadap pembelian impilsif. Di Minimarker Eramart Cabang Lembuswana Samarinda. Serta untuk mengetahui variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap pembelian impulsif (Y).

Sedangkan secara parsial, hanya variabel suasana toko (X2) merupakan variabel

(44)

yang berpengaruh dominan terhadap pembelian impulsif (Y). Nilai R square menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara variabel display produk dan suasana toko terhadap pembelian impulsif berada pada tingkat hubungan yang kuat. Jika terdapat keterbatasan sumber daya, maka variabel yang dipioritaskan dipertahankan atau ditingkatkan adalah variabel suasana toko.

4. Putri Wulandari (2018) melakuan penelitian yang berjudul, “Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Pada Sosmed Cafe Medan”. Penelitan ini berujuan untuk menganalisis pengaruh Store Atmosphere terhadap keputusan Pembelian Pada Sosmed Cafe Medan. Data penelitian ini diperoleh dari kuesioner mengenai Store Atmosphere Sosmed Cafe Medan. Sampel yang digunakan adalah teknik insidental sampling. Teknik analisis datayang digunakan adalah uji regresi linier berganda dengan bantuan aplikasi SPSS. Temuan penelitian menunjukkan bahwa variabel Store Atmosphere yang terdiri dari exterior, general interior, store layout, dan interior display secara serentak (simultan) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen Sosmed Cafe dan variabel store layout memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap variabel keputusan pembelian dengan t hitung sebesar 2,720. Sebesar 41% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel independennya sedang kan sisanya 51% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.

5. Anis Prastika Dewi (2018) melakukan penelitian yang berjudul, “Analisis Pengaruh Display Produk, Promosi Penjualan dan Suasana Toko Terhadap Pembelian Impulsif (Studi Pada Pelanggan Stroberi di Kota Semarang)”.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh display produk, promosi oenjualan, dan

(45)

suasana toko terhadap pembelian impulsif. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Jumlah sampel penelitian yang digunakan sebanyak 100 responden dengan metode purposive sampling diman responden merupakan pelanggan stroberi di Semarang. Analisis ini meliputi: uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, pengujian hipotesis melalui uji statistik t dan uji statistik F, serta analisis koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa display produk, promosi oenjualan, dan suasana toko berpengaruh signifikan terhadap pembelian impulsif. Adjusted R Square pada pembelian impulsif diperoleh sebesar 0,442. Hal ini berarti bahwa 44,2% variabel pembelian dapat dijelaskan oleh variabel display produk, promosi penjualan, dan suasana toko. Sedangkan sisanya sebesar 55,8% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2.7 Kerangka Berpikir

Display Product adalah suatu unsur pengelompokan jenis dan kegunaan barang, yang berguna untuk menarik dan mengarahkan perhatian konsumen kepada produk -produk yang ditata. Untuk dapat menarik perhatian konsumen tidak hanya dengan display product yang dilakukan tetapi juga dengan memperhatikan Store Atmosphere dari suatu toko agar lebih menarik konsumen agar melakukan pembelian produk. Dengan memperhatikan Display Product dan Store Atmosphere dari suatu toko dapat membuat konsumen melakukan transaksi berbelanja dengan nyaman dan senang. Konsumen berbelanja dengan nyaman dan senang di dalam sebuah toko dapat meningkatkan minat beli konsumen terhadap produk-produk yang

(46)

ada di dalam toko. Berdasarkan kerangka teori diatas, maka dapat disusun suatu kerangka pemkiran dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1

Model kerangka berpikir

Sumber : Diolah Peneliti (2019) Display Product

(X1)

Store Atmosphere (X2)

Minat Beli (Y)

Gambar

Tabel 3.1  Definisi Operasional
Gambar 4.1  Logo Miniso
Gambar 4.2  Produk Miniso
Gambar 4.4  Uji Normalitas P-P Plot
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suasana toko ( store atmosphere ) dan lokasi terhadap minat beli konsumen di Ramayana Department

berikut: Bagaimana Pengaruh Suasana Toko ( Store Atmosphere) yang terdiri dari Exterior (X 1 ) , General Interior (X 2 ) , Store Layout (X 3 ) , Display (X 4 ) Terhadap

Adanya hubungan positif yang signifikan antara store atmosphere dengan minat beli .Hal ini berarti jika store atmosphere semakin baik maka akan semakin tinggi minat beli konsumen.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan uji F, variabel independen yang terdiri dari variabel kualitas produk, lokasi dan store atmosphere secara bersama-sama

Berdasarkan hasil perhitungan regresi berganda secara parsial dapat diketahui bahwa Store Atmosphere (X) yang terdiri dari Exterior (X1) , General Interior (X2) ,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suasana toko (store atmosphere) dan lokasi terhadap minat beli konsumen di Ramayana Department

penelitian ini adalah bahwa Store Atmosphere yang terdiri dari: exterior, general interior, store layout dan display interior berpengaruh secara signifikan terhadap

Untuk hasil (Uji t) dalam penelitian ini menunjukkan variabel Price Discount (X1), Store Atmosphere (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Impulse Buying