• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat penelitian secara teoritis adalah diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan sarana prasarana untuk mencapai suatu kualitas dalam pembelajaran.

2. Manfaat penelitian secara praktis adalah:

a. Bagi Sekolah

Sebagai infromasi dan masukan dalam upaya peningkatkan pengelolaan dan pengembangan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang memadai bagi kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.

b. Bagi Guru

Bagi Guru, dapat dijadikan sebagai pedoman dan bahan acuan dalam pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan pada tahun pelajaran yang akan datang.

c. Bagi Siswa

Bagi siswa, dapat meningkatkan displin dalam belajar, merasa aman, nyaman, dan senang mengikuti pelajaran.

d. Bagi Peneliti

Bagi Penulis, dapat menambah wawasan dan dapat mengetahui bagaimana sesungguhnya pengelolaan sarana prasarana pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, serta dapat dijadikan bahan untuk penelitian selanjutnya dan yang relevan dengan permasalahan penelitian.

9

BAB II KAJIAN TEORI

A. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA 1. Definisi Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa pengelolaan adalah proses, cara, perbuatan mengelola, proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakan tenaga orang lain, proses yang membantu merumuskan dan tujuan organisasi, proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan.5

Manajemen adalah serangkaian kegiatan yang ditata, dirancang, dikelola untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Sehingga hal ini menggambarkan tingkat keberhasilan seorang manajer yang mampu mengelola atau memanage secara efektif dan efesien.6

Secara semantis, kata manajemen yang umum digunakan saat ini berasal dari kata kerja to manage yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola, menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan, dan memimpin.

Manajemen menurut Terry dan Franklin dalam buku Jejen Musfah adalah satu proses yang terdiri dari aktivitas perencanaan, pengaturan, penggerakan, dan pengendalian, yang dilakukan untuk menentukan dan memenuhi sasaran hasil yang diwujudkan dengan penggunaan manusia dan sumber daya lainnya.7 Hal ini berarti manajemen tidak hanya dilakukan dalam satu tahap melainkan

5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat, Pusat Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia, 2012), h. 657.

6 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h.7

7 Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015) cet ke- 1, h.

2.

beberapa komponen yang harus saling berkaitan guna tercapainya sasaran serta tujuan.

Sedangkan menurut Barnawi dan M. Arifin secara etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa Prancis Kuno management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.8 Diartikan sebagai seni karena seni mengandung unsur keindahan dan mampu membangkitkan perasaan, hal ini berarti saat melakukan pengaturan tanpa adanya seni maka tidak akan efektif karena setiap individu yang bekerjasama memerlukan dorongan untuk bergerak dengan tujuan yang sama.

Dapat disimpulkan dari dua pandangan definisi manajemen di atas, istilah manajemen dapat diartikan sebagai kegiatan mengelola berbagai sumber daya dengan cara bekerja sama dengan orang lain melalui proses dan motivasi tertentu untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Kemudian sarana dan prasarana menurut Agus, S. Suryobroto adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, mudah dipindah bahkan dibawa oleh pelakunya/siswa. Sarana atau alat sangat penting dalam memberikan motivasi anak didik untuk bergerak aktif, sehingga siswa sanggup melakukan aktivitas dengan sesungguhnya dan akhirnya tujuan aktivitas dapat tercapai. Prasarana adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran penjas, bersifat permanen atau tidak dapat dipindah pindahkan.9 Hal ini berarti sarana dan prasarana ada sebagai penunjang aktivitas siswa dalam pendidikan, tanpa adanya sarana dan prasarana sulit untuk terciptanya pembelajaran yang efektif.

Menurut Suharsimi dalam jurnal Prastyawan sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran. Jika dilihat dari sudut

8 Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2017) cet ke- 2, h. 13.

9 Saryono dan Bangun., “Manajemen Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani Di SMA Negeri Se-Kota Yogyakarta”, Jurnal Pendidikan Jasmania Indonesia, Vol. 12, 2016, h. 24

murid, sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan murid untuk memudahkan mempelajari mata pelajaran.

Sedangka menurut Daryanto dalam Prastyawan prasarana pendidikan adalah segala macam peralatan, kelengkapan, dan benda-benda yang digunakan guru (dan murid) untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan.10 Hal ini berarti tidak hanya siswa yang membutuhkan sarana dan prasarana melainkan seluruh stekholder pendidikan.

Selain itu, sarana pendidikan juga merupakan semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.11 Hal ini berarti penekanan pada pengertian tersebut ialah pada sifatnya, sarana bersifat langsung, dan prasarana tidak bersifat langsung dalam menunjang proses pendidikan.

“Sarana Pendidikan, yaitu perlengkapan secara langung dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja, kursi, kelas, dan media pengajaran. Prasarana pendidikan ialah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti halaman, kebun, dan taman.”12

Berdasarkan pengertian oleh para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa sarana adalah fasilitas secara langsung yang diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar. Sedangkan Prasarana merupakan alat atau fasilitas yang secara tidak langsung menunjang proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.

Jadi, dari definisi mengenai pengelolaan sarana dan prasarana dapat disimpulkan bawah manajemen sarana dan prasarana memegang

10 Prastyawan, “Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan”, AL Hikmah Jurnal Studi Keislaman, Vol. 6, 2016, h. 35

11 Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) cet ke- 1, h. 47-48.

12 Sri Minarti, Manajemen Sekolah, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2011) cet ke-1, h. 251.

peranan penting dalam menunjang tujuan pendidikan yang sekaligus menunjang pembangunan, serta keterampilan dalam manajemen tersebut. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan menjadikan sumber daya manusia untuk mengoptimalkan pemanfaatan berbagai jenis sarana dan prasarana untuk kepentingan pendidikan di suatu sekolah tertentu. Keberadaannya sangat penting dalam suatu sistem organisasi sekolah. Di sebabkan memang jika sarana dan prasarana tidak dikelola dengan baik, penurunan mutu dari sarana dan prasarana tersebut dapat terjadi dengan cepat. Selain itu, jumlahnya pun akan cepat berkurang karena keteledoran, kesemrautan, atau bahkan karena pencurian. Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan sebagai suatu usaha yang dilakukan dalam proses untuk menyelenggarakan dan pengawasan dalam sarana prasarana pendidikan dan juga dalam pengadaan sarana-sarana pendidikan yang ada di lembaga-lembaga pendidikan untuk membantu mencapai tujuan tertentu. Jika sarana dan prasarana pendidikan memadai maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan efektif dan efisien.

2. Tujuan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertujuan memberikan sistematika kerja dalam mengelola pendidikan berupa sarana dan prasarana, sehingga tugas-tugas operasional kependidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien menuju sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.13 Pengelolaan sarana prasarana bertujuan sebagai pengadaan alat atau media dalam proses belajar mengajar agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal, efektif dan efisien.

Menurut pendapat ibrahim tujuan pengelolaan sarana dan prasarana sejalan dengan tujuan administrasi perlengkapan sekolah yang menyatakan bahwa tujuan administrasi perlengkapan sekolah

13 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h.8

adalah memberikan layanan secara professional di bidang sarana prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Profesional dalam hal ini berarti administrasi perlengkapan sekolah diharapkan dapat memberikan layanan yang berkomitmen, tanggung jawab, sistematik, dan tepat guna untuk masyarakat sekolah. Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut.

a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati serta seksama, melalui pengelolaan perlengkapan sarana prasarana pendidikan diharapkan semua perlengkapan yang didapat oleh sekolah adalah sarana prasarana pendidikan yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien.

b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien.

c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua pihak sekolah.14

Sehingga dengan adanya pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, maka di harapkan semua perlengkapan yang di dapatkan oleh sekolah adalah sarana prasarana yang berkualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan sekolah dan dengan dana yang efisien.

3. Klasifikasi Sarana Prasarana Pendidikan

Klasifikasi sarana dan prasarana pendidikan berarti memetakan sarana dan prasarana berdasarkan beberapa jenisnya agar dpat dikelola dengan baik. Adapun klasifikasi sarpras menurut para ahli sebagai berikut:

Klasifikasi sarpras pendidikan menurut Mulyono. Pertama, ditinjau dari fungsinya, ada barang berfungsi tidak langsung (seperti pagar, tanaman dan lain-lain) dan barang berfungsi langsung (seperti media pembelajaran dan lain-lain). Kedua, ditinjau dari jenisnya, ada fasilitas fisik (missal kendaraan, komputer dan lain-lain) dan fasilitas material (seperti manusia, jasa dan lain-lain). Ketiga, ditinjau dari sifat

14 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) h.5

barangnya, ada barang bergerak dan barang tidak bergerak (seperti gedung, sumur dan lain-lain).15

Sedangkan menurut Barnawi klasifikasi sarpras pendidikan dibedakan kepada masing-masing kata yaitu, sarana pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu berdasarkan habis tidaknya, berdasarkan bergerak tidaknya, dan berdasarkan hubungan dengan proses pembelajaran. Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama. Apabila dilihat dari bergerak atau tidaknya pada saat pembelajaran juga ada dua, yaitu bergerak dan tidak bergerak.

Sementara jika dilihat dari hubungan sarana tersebut terhadap proses pembelajaran, ada tiga macam, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran.16 Sedangkan srasarana pendidikan di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu prasarana langsung dan prasarana tidak langsung. Prasarana langsung adalah prasarana yang secara langsung digunakan dalam proses pembelajaran, misalnya ruang kelas, ruang laboratorium, ruang praktik dan ruang komputer.

Prasarana tidak langsung adalah prasarana yang tidak digunakan dalam proses pembelajaran tetapi sangat menunjang dalam proses pembelajaran, misalnya tanah, ruang UKS, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan sebagainya.

Selain itu Gunawan juga mengemukakan bahwa barang data diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Barang bergerak

1) Habis pakai, barang yang susut volumenya pada waktu dipergunakan dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut dapat susut terus sampai habis atau tidak berfungsi lagi seperti kapur tulis, tinta, kertas, spidol, penghapus dan sapu.

15 Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2010) h. 184.

16 Barnawi & M.Arifin, op.cit, h. 49.

2) Tidak habis pakai, barang-barang yang dapat dipakai berulang kali serta tidak susut volumenya semasa digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama tetapi tetap memerlukan perawatan agar selalu siap pakai untuk pelaksanaan tugas seperti mesin tulis, komputer, mesin stensil, kendaraan, perabot dan media pendidikan.

b. Barang tidak bergerak, barang yang tidak berpindah-pindah letaknya atau tidak bisa dipindahkan seperti, tanah, bangunan, sumur dan menara air.

Seluruh rangkaian kegiatan tersebut harus merupakan satu kesatuan yang harmonis/terpadu. Dalam sistematika kerjanya harus dihindarkan timbulnya kesinambungan dan tumpang tindih dalam wewenang, tanggung jawab, dan pengawasan menghindari timbulnya pemborosan biaya, tenaga, dam waktu. Pengklasifikasian ini dilakukan guna mempermudah stakeholder dalam perencanaan pengadaannya yang ruti/tidak, serta perawatannya untuk memperpanjang masa pakai.17

Sehingga dengan adanya klasifikasi sarana dan prasarana pendidikan, maka di harapkan dalam mengklasifikasikan sarana dan prasarana disekolah dapat berjalan dengan efektif dan efesien.

Klasifikasi sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting di sekolah, maka dari itu klasifikasi sarana dan prasarana dibutuhkan sebagaimana terdapat dalam pengelolaan sarana dan prasarana.

4. Prinsip-prinsip Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Sarana dan prasarana di sekolah harus mencerminkan kurikulum sekolah. Hal ini karena sarana dan prasarana sekolah sengaja diadakan untuk menunjang terlaksananya kurikulum. Dengan demikian, kualitas sarana dan prasarana merupakan simbol kualitas pendidikan yang ada di sekolah tersebut. Oleh karena itu, perlu dipahami prinsip-prinsip apa

17 Imam Gunawan dan Djum Djum Noor Benty, Manajemen Pendidikan, (Bandung:

Alfabeta), cet I, h. 318.

saja yang harus dipegang dalam melaksanakan manajemen sarana dan prasarana.

Prinsip pengelolaan sarana prasarana menurut Wahyu Sri Ambar Arum dalam buku Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dijelaskan bahwa “dalam pelaksanaan manajemen perlu diperhatikan prinsip-prinsip yaitu prinsip:”

a. Efisiensi

Efisiensi menggambarkan ukuran biaya sumber daya yang diperlukan berkaitan dengan pencapaian tujuan tersebut dikeluarkan sesuai dengan keperluan dan kemampuan sekolah.

b. Efektivitas

Efektivitas merupakan suatu ukuran tentang pencapaian suatu efektivitas menggambarkan kemampuan manajer untuk menjalankan pekerjaan dengan sasaran yang tepat dan benar.

c. Administratif

Dengan prinsip administratif berarti semua kegiatan manajemen perlengkapan harus memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi, pedoman yang diberlakukan pemerintah, hal ini terjadi karena di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tata cara memanage sarana dan prasarana milik pemerintah (negara).18

Melengkapi dari jenis prinsip yang telah disebutkan di atas, menurut Hunt Pierce dalam buku Barnawi dan M. Arifin, prinsip dasar dalam manajemen sarana dan prasarana sekolah sebagai berikut.

a. Lahan bangunan dan perlengkapan perabot sekolah harus menggambarkan cita dan citra masyarakat seperti dimana sarana dan prasarana pendidikan yang diadakan harus disesuaikan dengan culture yang ada namun tetap modern agar dapat merangkum harapan masyarakat.

b. Perencanaan lahan bangunan, dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah hendaknya merupakan pancaran keinginan bersama dan dengan pertimbangan suatu tim ahli yang cukup cakap yang ada di masyarakat. Keinginan bersamapun memerlukan pertimbangan ahli hal ini berarti nilai needs dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan tetap dikedepankan.

c. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah hendaknya disesuaikan dan memadai bagi kepentingan anak-anak didik, demi terbentuknya karakter mereka dan dapat melayani

18 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 8-9.

secara menjamin mereka di waktu belajar, bekerja, dan bermain sesuai dengan bakat mereka masing-masing.

d. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah serta alat-alatnya hendaknya disesuaikan dengan kepentingan pendidikan yang bersumber dari kepentingan serta kegunaan atau manfaat bagi anak-anak/murid-murid dan guru-guru.

e. Sebagai penanggung jawab harus membantu program sekolah secara efektif, melatih para petugas serta memilih alatnya dan cara menggunakannya agar mereka dapat menyesuaikan diri serta melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi dan profesinya.

Begitupula penanggung jawab, ialah yang harusnya menampung aspirasi stekholder saat ingin melakukan pengadaan agar apa yang ia rencanakan dapat dipertanggung jawabkan.

f. Seorang penanggung jawab sekolah harus mempunyai kecakapan untuk mengenal, baik kualitatif maupun kuantitatif serta menggunakan dengan tepat fungsi bangunan dan perlengkapannya. Mengenal disini berarti harus memastikan apa yang diadakan bernar-benar berkualitas.

g. Sebagai penanggung jawab harus mampu memelihara dan menggunakan bangunan dan tanah sekitarnya sehingga ia dapat membantu terwujudnya kesehatan, keamanan, kebahagiaan, dan keindahan serta kemajuan dari sekolah dan msayarakat.

Penanggung jawab sarana dan prasarana hendaklah dapat mengajak dan merangkul para stekholder agar dapat bertanggung jawab terhadap sarana prasarana sekolah.

h. Sebagai penanggung jawab sekolah bukan hanya mengetahui kekayaan sekolah yang dipercayakan kepadanya, melainkan harus memerhatikan seluruh keperluan alat-alat pendidikan yang dibutuhkan oleh anak didiknya.19

Menurut Bafadal dalam buku Imam Gunawan dan Djum Djum Noor. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan di sekolah diantaranya:

a. Prinsip pencapaian tujuan, artinya sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai bilamana akan didayagunakan oleh personel sekolah dalam rangka pencapaian tujuan proses belajar mengajar.

b. Prinsip efisiensi, artinya sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus dilakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana prasarana pendidikan yang baik dengan harga yang murah. Dan pemakaiannya pun harus dengan hati-hati sehingga mengurangi pemborosan.

19 Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2017) cet ke- 2, h. 82-83.

c. Prinsip administratif, artinya sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, intuksi, dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh yang berwenang.

d. Prinsip kejelasan tanggung jawab, artinya sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus didelegasikan kepada personel sekolah yang mampu bertanggung jawab.

e. Prinsip kekohesifan, artinya sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja yang sangat kompak.20

Pada dasarnya semua pendapat yang dikemukakan para ahli beracuan bahwa prinsip pengelolaan sarana dan prasarana harus dilakukan dengan efektif dan efesien, Maka dengan penjelasan prinsip tersebut tindakan-tindakan yang secara khas dari manajemen dimulai dari perencanaan, pengorgansasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan menentukan tercapainya sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya. Proses pegaturan diatur berdasarkan urutan, fungsi serta prinsip manajemen.

5. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan adalah proses untuk menyelenggarakan dan pengawasan dalam sarana prasarana pendidikan serta pengadaan sarana-sarana pendidikan yang ada di lembaga-lembaga pendidikan untuk membantu mencapai tujuan tertentu. Jika sarana dan prasarana pendidikan memadai maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan efektif dan efisien.

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan pendukung dalam proses belajar mengajar, sehingga dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan sangatlah penting dalam pengelolaan, pengadaan serta pengawasan sarana pendidikan yang pengadaannya selama ini kurang diperhatikan oleh lembaga-lembaga pendidikan. Pada dasarnya

20 Imam Gunawan dan Djum Djum Noor Benty, Manajemen Pendidikan, (Bandung:

Alfabeta, 2017) cet I, h. 319-320.

pengelolaan sarana dan prasarana meliputi beberapa hal diantaranya yaitu:

a. Perencanaan

Perencanaan adalah pola perbuatan menggambarkan dimuka hal-hal yang akan dikerjakan kemudian. Dengan kata lain, Planning adalah memikirkan sekarang untuk tindakan yang akan datang. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi sewa atau pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan.21

Perencanaan kebutuhan merupakan rincian fungsi perencanaan yang mempertimbangkan suatu faktor kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan tujuan demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan dan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaannya.

Manfaat perencanaan yaitu dapat membantu dalam menentukan tujuan, meletakkan dasar-dasar dan menetapkan langkah-langkah, menghilangkan ketidakpastian, dapat dijadikan sebagai suatu pedoman untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan bahkan juga penilaian. Perencanaan yang efektif di dalam penyusunannya harus dilakukan melalui suatu rangkaian pertanyaan yang perlu dijawab dengan memuaskan.

Hasil suatu perencanaan akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan oleh pengendalian, bahkan penilaian untuk perbaikan selanjutnya. Oleh karena itu, perencanaan sarana dan prasarana harus dilakukan dengan baik dengan memerhatikan persyaratan dari perencanaan yang baik.

21 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 20.

b. Pengadaan

Pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil dari perencanaan untuk menunjang kegiatan agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.22 Pengadaan sarana dan prasarana merupakan suatu hal yang perlu dilakukan mengingat kebutuhan terhadap pelayanan dan fasilitas pendidikan semakin meningkat.

Berdasarkan jenisnya pengadaan sarana dan prasarana pada dasarnya meliputi 4 macam, yaitu: pengadaan bangunan, pengadaan tanah, pengadaan perabot, dan pengadaan alat kantor.

Adapun cara pengadaan dapat dilakukan dengan membeli, membuat sendiri, menerima bantuan/hibah/hadiah, daur ulang.

Ada beberapa prosedur pengadaan barang, yaitu:

menganalisis kebutuhan dan fungsi barang, mengklasifikasikan, membuat proposal pengadaan barang yang ditujukan kepada pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah swasta.

c. Pemeliharaan

Pemeliharaan sarana dan prasarana adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan daya guna dan hasil guna suatu barang sehingga barang tersebut selalu dalam keadaan siap pakai. Pemeliharaan sangat erat kaitannya dengan pemakaian, apabila dalam pemakaian dipelihara dengan baik, maka kondisi barang tersebut akan bertahan lama sampai batas umumnya. Dalam kegiatan pemeliharaan barang diperlukan ketekunan dan kerajinan, karena jika barang-barang yang digunakan tidak dirawat maka akan

22 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 70.

mudah rusak, kotor dan usang.23 Pemeliharaan yang dilakukan akan dapat terealisasikan dengan baik apabila seluruh stakeholder sekolah memiliki rasa tanggung jawab dalam kepemilikan, sehingga barang yang akan digunakan selalu dalam kondisi siap pakai.

mudah rusak, kotor dan usang.23 Pemeliharaan yang dilakukan akan dapat terealisasikan dengan baik apabila seluruh stakeholder sekolah memiliki rasa tanggung jawab dalam kepemilikan, sehingga barang yang akan digunakan selalu dalam kondisi siap pakai.