• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMK AL HIDAYAH LESTARI LEBAK BULUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMK AL HIDAYAH LESTARI LEBAK BULUS"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI

SMK AL HIDAYAH LESTARI LEBAK BULUS

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Farhan Novalda Yaser NIM 11170182000069

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021

(2)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH

Skripsi berjudul Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus disusun oleh Farhan Novalda Yaser, NIM 11170182000069, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan LULUS dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 29 Juli 2021 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan.

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Program Studi) Tanggal Tanda Tangan

Drs. Mu’arif SAM, M.Pd. 30 Juli 2021

NIP. 19650717 199403 1 005 ... ...

Penguji I

Dr. Muhammad Syukur, M.A 30 Juli 2021

NIP. 19771002 200501 1 004 ... ...

Penguji II

Dr. Abd. Aziz Hsb., M.Pd 30 Juli 2021

NIP. 19570511 199703 1 001 ... ...

(3)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, N a m a : Farhan Novalda Yaser

NIM : 11170182000069

Jurusan / Prodi : Manajemen Pendidikan

Judul Skripsi : Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam AAAAAAAAAAAAAMeningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMK Al Hidayah AAAAAAAAAAAAALestari Lebak Bulus

Dosen Pembimbing : 1. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd 2. Zahratul Munawwaroh, M.Pd

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 26 Juni 2021 Mahasiswa Ybs.

Farhan Novalda Yaser NIM. 11170182000069 KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

(4)

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus” disusun oleh Farhan Novalda Yaser, NIM 11170182000069, Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk dijadikan pada siding munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh pihak fakultas.

Jakarta, 26 Juni 2021

Yang Mengesahkan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd Zahrotul Munawwaroh, M.Pd NIP. 19671020 200112 2 001 NUP. 9920113164

(5)

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi dengan judul

“Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus” yang disusun oleh Farhan Novalda Yaser, NIM 11170182000069, Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 26 Juni 2021.

Yang Mengesahkan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd Zahrotul Munawwaroh, M.Pd NIP. 19671020 200112 2 001 NUP. 9920113164

(6)

i

ABSTRAK

Farhan Novalda Yaser (NIM: 11170182000069). Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus. Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengelolaan Sarana dan Prasarana Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran yang baik. Dengan mendeskripsikan pengelolaan sarana dan prasarana yang dimulai dari perencanaan, pengadaan, pemeliharaan penghapusan, dan pengawasan.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi dokumen. Adapun teknik penentuan informan dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling. Informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarpras, guru dan siswa. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis kualitatif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Sedangkan untuk memeriksa keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi yaitu triangulasi datan dan triangulasi metode.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK Al Hidayah Lestari sudah berjalan cukup baik. Kegiatan manajemen tersebut dilakukan melalui empat tahap, antara lain: (1) Perencanaan sarana dan prasarana yang berdasarkan analisis dan jumlah siswa (2) Pengadaan sarana dan prasarana dengan mengedepankan yang dibutuhkan (3) Pemeliharaan dilakukan oleh semua warga sekolah baik kepala sekolah, guru dan siswa yang bertanggung jawab untuk memelihara dan menjaga sarana dan prasarana (4) Pengawasan dilakukan setiap rapat tahunan dengan melibatkan seluruh stakeholder yang ada disekolah. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, disarankan kepada pihak sekolah harus mengambil kebijakan yang tegas bagi pengelolaan sarana dan prasarana sehingga dapat terus memiliki nilai guna dan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah.

Kata Kunci: Pengelolaan Sarana dan Prasarana

(7)

ii

ABSTRACT

Farhan Novalda Yaser (NIM: 11170182000069). Management of Education Facilities and Infrastructure in Improving The Quality of Learning in SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus. Department of Management Education. TheFaculty of Tarbiya and Teachers Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah, Jakarta

The objective of this study is to find out the management of facilities and infrastructure in improving the good quality of learning, by described the management of facilities and infrastructure started from; planning, procurement, maintenance, elimination, and supervision. This study was conducted at SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus.

The approach for this study is used qualitative descriptive method. For collecting the data of study is done through observation, interviews and document studies. The technique for determined the informants was selected purposively and snowball sampling. Respondent for this study was principals, vice principals in the field of infrastructure, teachers and students. The data analysis was carried out with qualitative analysis techniques which included data collection, data reduction, data presentation and conclusions.

Meanwhile, to check the validity of the data, the researcher used triangulation techniques, namely; data triangulation and method triangulation.

The finding of this study showed that the management of educational facilities and infrastructure in improving the quality of learning at SMK Al Hidayah Lestari has been running quite well. The management activities are carried out in four stages, including: (1) Planning of facilities and infrastructure based on the analysis and number of students (2) Procurement of facilities and infrastructure by prioritizing what is needed (3) Maintenance is carried out by all school residents, both principals, teachers and students who are responsible for maintaining facilities and infrastructure (4) Supervision is carried out at every annual meeting involving all stakeholders in the school. Based on these findings, the researcher suggested that the school should take a firm policy for the management of facilities and infrastructure in order to have the use of value and be able to improve the quality of learning in schools.

Keyword: Management of Facilities and Infrastructure

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis. Dengan penuh rasa syukur penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Di SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus” sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari dalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini tidak sedikit kesulitan hambatan yang penulis alami, namun berkat doa, bantuan, motivasi, dorongan serta bimbingan yang diberikan kepada penulis akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyususnan skripsi ini kepada :

1. Kepada yang tercinta kedua Orang tua, Ayah Yasin Syam dan Mamah Ersih Karmila yang telah memberikan Do’a, semangat, motivasi, dorongan serta dukungan baik finansial maupun non finansial sehingga penulis dapat bersemangat menyelesaikan skripsi ini, semoga kebaikan bapak dan mamah selama ini terbalas oleh Allah SWT.

2. Dr. Sururin M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Muarif SAM, M.Pd, Selaku Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dra. Nurdelima Waruwu M.Pd, Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan, masukan serta saran dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

5. Zahrotul Munawwaroh M.Pd, Selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberikan arahan, dorongan serta motivasi selama proses perkulihan dan dalam penyelesaian skripsi ini.

(9)

iv

6. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

7. Kepala Sekolah SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus, Ibu Hj. Parhanah, M.M, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitan dan bersedia menjadi narasumber sehingga proses penelitian berjalan dengan baik.

8. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMK Al Hidayah Lestari Lebak, Ibu Fadlilah, S.H yang telah senantiasa membantu penulis dari awal penelitian sampai akhir penelitian sehingga penelitian skripsi ini berjalan dengan baik

9. Guru serta Siswa SMK Al Hidayah Lestari Lebak yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi narasumber dan memberikan data dalam proses penelitian ini.

10. Adinda Dirsya Gina Yaser, yang telah memberikan dorongan dan semangat selama proses penyusunan skripsi ini.

11. Kepada Siti Rodiyatul Aldawiyah yang telah senantiasa memberikan doa, waktu, semangat dan motivasi dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabat Seperjuangan Rahayu, Adela, Embry, Lazuardi yang saling memberikan semangat, arahan serta dukungan untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. Semoga pertemanan kita tidak berhenti sampai sini.

13. Kepada Remaja H. Kedut Anggi, Anto, Rifah, Dwi, Rara, ijul, Korie, Suhermawan terimakasih atas pertemanan kita dari masa menginjak remaja sampai masa kuliah ini yang selalu saling mendukung untuk menyelesaikan pendidikan ini, semoga kita selalu berteman untuk selamanya.

14. Kepada Sahabat Ricis; Mije, Mutia, Nufus, Alawy, Embry, Dafik, Lazuardi, Kodir, Adel, Rahayu, Uus, Anggi, Dhimas, Ilma, Layyin, April, Yulia, Indah dan Putri, terima kasih atas ilmu, kebersamaan, kekompakkan, pengalaman dan semua yang telah kalian berikan.

15. Seluruh teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2017, yang telah berjuang bersama di kelas dan berjuang bersama untuk dapat menyelesaikan pendidikan ini untuk mendapatkan gelar sarjana.

(10)

v

16. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung selama penulisan skripsi.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah diberikan kepada semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis berharap atas saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga tujuan dari pembuatan skripsi ini dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat.

Jakarta, 26 Juni 2021 Penulis

Farhan Novalda Yaser

(11)

vi

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Abstract ... ii

Kata Pengantar... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. Pengelolaan Sarana Dan Prasarana ... 9

1. Definisi Pengelolaan Sarana dan Prasarana... 9

2. Tujuan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 12

3. Klasifikasi Sarana Prasarana Pendidikan ... 13

4. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 15

5. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 18

6. Peran dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana ... 23

B. Kualitas Pembelajaran ... 25

1. Definisi Kualitas Pembelajaran ... 25

2. Indikator Kualitas Pembelajaran ... 26

3. Peningkatan Kualitas Pembelajaran ... 30

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran ... 33

C. Penelitian Relevan ... 38

D. Kerangka Berpikir ... 40

(12)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 43

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 43

C. Teknik Pengumpulan Data ... 44

1. Wawancara ... 44

2. Dokumentasi ... 45

3. Observasi ... 46

D. Teknik Analisis Data ... 47

1. Reduksi Data... 48

2. Penyajian Data ... 48

3. Penarikan Kesimpulan (Verification) ... 48

E. Teknik Pengujian Keabsahan Data ... 49

F. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Gambaran Umum Sekolah ... 57

1. Identitas Sekolah... 57

2. Sejarah ... 58

3. Visi dan Misi ... 59

4. Guru dan Tenaga Kependidikan ... 60

5. Keadaan Siswa ... 62

6. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 63

B. Deskripsi Dan Analisa Data... 69

1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran ... 70

2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran ... 74

3. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran ... 77

4. Penghapusan Sarana dan Prasarana Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran ... 81

5. Pengawasan Sarana dan Prasarana Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran ... 83

(13)

viii

BAB V PENUTUP ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

LAMPIRAN ... 93

(14)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Jenis-Jenis Sumber Belajar ... 32

Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Penelitian ... 43

Tabel 3.2 Kisi-kisi Dokumentasi... 46

Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi ... 47

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data ... 51

Tabel 4.1 Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan dilihat dari Jenjang Pendidikan, Jabatan dan bidang Studi ... 60

Tabel 4.2 Keadaan Siswa dan siswi SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus ... 63

Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana ... 64

Tabel 4.4 Kondisi Laboratorium SMK Al Hidayah Lestari ... 66

Tabel 4.5 Kondisi Perpustakaan SMK Al Hidayah Lestari ... 66

Tabel 4.6 Kondisi Ruang SMK Al Hidayah Lestari ... 67

Tabel 4.7 Perencanaan Sarana dan Prasarana SMK Al Hidayah Lestari ... 71

Tabel 4.8 Sarana dan Prasarana Penunjang Pembelajaran ... 75

(15)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 42

Gambar 3.1 Teknik Analisis Data ... 48

Gambar 3.2 Triangulasi Sumber ... 50

Gambar 3.3 Triangulasi Teknik ... 50

Gambar 4.1 Proses Pengelolaan Sarana dan Prasarana di SMK Al Hidayah Lestari ... 69

(16)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Uji Referensi ... 94

Lampiran 2. Surat Bimbingan Skripsi ... 106

Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 107

Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian ... 108

Lampiran 5. Pedoman Wawancara ... 109

Lampiran 6. Transkip Wawancara Kepala Sekolah ... 113

Lampiran 7. Transkip Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarpras ... 117

Lampiran 8. Transkip Wawancara Guru 1 ... 120

Lampiran 9. Transkip Wawancara Guru 2 ... 122

Lampiran 10. Transkip Wawancara Guru 3 ... 125

Lampiran 11. Transkip Wawancara Siswa 1... 127

Lampiran 12. Transkip Wawancara Siswa 2... 128

Lampiran 13. Transkip Wawancara Siswa 3... 129

Lampiran 14. Lembar Hasil Dokumentasi ... 130

Lampiran 15. Dokumentasi ... 131

Lampiran 16. Biodata Penulis ... 135

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan sebagai wadah untuk menggali dan mengembangkan potensi serta bakat, sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga, pendidikan juga menjadi parameter kemajuan atau kemunduran suatu bangsa. Saat sumber daya manusia itu dibina sesuai dengan perkembangan potensi yang dimiliki dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi dengan proses pembelajaran yang baik, maka dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang mapan intelektual dan kepribadian.

Melalui pendidikan kemampuan manusia terus diasah agar memiliki ketajaman dalam memecahkan berbagai hidup dan kehidupan, karena pendidikan sebagaimana dijelaskan oleh UNESCO menekankan pentingnya empat pilar yang harus dilakukan dalam semua proses pendidikan, yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk berbuat (learning to do), belajar untuk mandiri (learning to be), dan belajar untuk hidup bersama (learning to live together). Dengan kata lain, manusia yang diharapkan mampu menghadapi masa depan adalah manusia yang memiliki cakrawala berpikir luas dan dalam, memiliki keterampilan tepat guna, memiliki kepribadian mandiri dan bertanggung jawab, serta memiliki pemahaman dan apresiasi terhadap orang lain.1 Hal ini berarti, secara global tujuan utama pendidikan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Dimana belajar merupakan proses perubahan secara komprehensif aspek tingkah laku seseorang secara terus-menerus dan progresif sepanjang masa. Dimana pendidikan ditempuh dalam proses pembelajaran.

1 Engkoswara, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012) cet ke-3 h. 6.

(18)

Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) menyatakan bahwa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa diperlukan komitmen nasional untuk meningkatkan mutu daya saing bangsa melalui pengaturan kembali Standar Kompetensi Lulusan, standar isi, standar proses dan standar penilaian, serta pengaturan kembali kurikulum.2

Standar nasional pendidikan harus dipenuhi oleh setiap sekolah, meliputi standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Standar Nasional Pendidikan (SNP) tersebut harus diterapkan pada setiap sekolah formal dengan mengacu kepada Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang telah ditetapkan pemerintah. Dari 8 standar nasional pendidikan tersebut, standar sarpras memilih peran yang sangat penting, karena kesediaan sarpras menjadi salah satu faktor penting yang dapat menarik minat masyarakat. Secara terencana, bertahap, dan berkesinambungan. Setiap sekolah harus melakukan berbagai upaya agar kedelapan standar tersebut dapat terpenuhi.

Selain itu, sekolah memerlukan dukungan sarana prasarana pendidikan.

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan material pendidikan yang sangat penting. Sekolah yang memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap akan sangat membantu dalam menunjang proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Baik guru maupun siswa merasa terbantu dengan adanya fasilitas tersebut. Sekalipun sebagai salah satu faktor pendukung, namun esensinya sangat berpengaruh untuk tercapainya mutu pendidikan yang efektif dan efisien.

Sarana dan Prasarana memegang peranan penting dalam menunjang tujuan pendidikan yang sekaligus menunjang pembangunan, serta keterampilan dalam manajemen tersebut, juga dalam menentukan salah satu

2 Peraturan Pemerintah No.32 tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, h. 381.

(19)

indikator keberhasilan kualitas pembelajaran di lembaga pendidikan. Hal ini diatur jelas dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB XII pasal 45 ayat 1 “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kewajiban peserta didik.”3

Dalam Peraturan Pemerintah nomor 40 tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan atau Madrasah Aliyah Kejuruan memutuskan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.4 Ternyata kondisi dilapangan terkait sarana dan prasarana masih ada sekolah yang kurang memadai seperti MA Miftahul Umam Pondok Labu. Sekolah yang pernah menjadi objek penelitian tersebut masih banyak kekurangan dalam fasilitas sarana dan prasarana, contohnya fasilitas labolatorium untuk jurusan (Ilmu Pengetahuan Alam) IPA. Selain itu perpustakaan yang di sediakan sangatlah minim hal tersebut dikarenakan terbatasnya ruang atau lokal untuk pengadaan fasilitas perpustakaan seperti rak buku dan ruang untuk membaca. Akan terdapat perbedaan kualitas siswa secara umum dari sekolah yang memiliki laboraturium dengan yang tidak.

Adanya perpustakaan di sekolah atau sumber bahan ajar yang lengkap akan membuat siswa semakin mudah untuk belajar ilmu pengetahuan dibandingkan dengan sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana pembelajaran.

Selain itu, terdapat fenomena perbedaan sarana dan prasarana pendidikan. Perbedaan sarana dan prasarana antara sekolah swasta dan

3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 30.

4 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana, h. 2.

(20)

negeri, sekolah di desa dan di kota. Perbedaan waktu dan jumlah jam belajar.

Hal ini menjadi masalah yang perlu di kaji ulang agar tidak terjadi ketimpangan terhadap pemenuhan sarpras di sekolah secara nasional. Sarana dan prasarana pendidikan dapat menunjang tercapai tujuan pendidikan.

Meskipun tidak semua sekolah memiliki sarana dan prasarana yang lengkap, sarana dan prasarana diharapkan mampu mencukupi kebutuhan sekolah dan anak didik dalam proses belajar mengajar.

Pada kenyataannya sarana prasarana pendidikan yang ada di lembaga pendidikan masih jauh dari kata layak, sementara sekolah dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berprestasi (bermutu) bagi para peserta didik dan dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Dengan demikian sekolah dituntut untuk memenuhi standar sarpras dengan melibatkan tanggung jawab seluruh stakeholder sekolah. Dengan adanya kelengkapan sarana dan prasarana maka akan mampu menunjang terhadap terlaksananya kegiatan belajar mengajar.

Dalam menunjang bermanfaatan sarana dan prasarana sekolah, harus ada keterampilan yang dimiliki oleh guru dalam mengelola sarana dan prasarana. Dalam hal ini, guru juga berperan penting dalam penggunaan sarana dan prasarana sehingga mampu memenuhi standar yang telah ditetapkan. Tampaknya masih banyak guru di sekolah yang belum memiliki keterampilan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah. Salah satu faktor dari masalah tersebut ialah lemahnya keterampilan guru dalam penggunaan sarana dan prasarana sehingga perlu adanya pelatihan khusus bagi guru untuk meningkatkan peranannya dalam menunjang kualitas penggunaan sarana dan prasarana sekolah. Jika guru tidak memiliki keterampilan dalam pemanfaatan sarana dan prasarana secara optimal, maka akan berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran siswa.

Kegiatan pembelajaran siswa didukung penuh oleh sarana dan prasarana yang bermutu. Kebermanfaatan sarana dan prasarana yang kurang optimal juga mengakibatkan kurangnya proses dan hasil belajar siswa. Maka dari itu, guru dalam proses pengajaran harus mampu memanfaatkan sarana

(21)

dan prasarana seperti misalnya media pembelajaran yang menjadi sarana dalam menunjang pembelajaran siswa. Lemahnya siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas, menjadi masalah penting dalam mencetak hasil lulusan. Pasal sarana dan prasarana memiliki peranan penting dalam penyempurnaan keterampilan dan pengetahuan siswa di Sekolah.

Untuk mencapai hasil lulusan yang diinginkan, sudah sepatutnya sekolah mengupayakan kegiatan pembelajaran siswa yang didukung oleh sarana dan prasarana yang mumpuni. Kurangnya pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh sekolah juga dapat mengakibatkan kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan potensi siswa di kelas, sehingga sekolah tidak dapat mencapai hasil lulusan yang diinginkan.

Salah satu sekolah yang terdapat di daerah DKI Jakarta ialah SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus merupakan lembaga pendidikan dalam menjalankan proses pembelajaran SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus sudah cukup berjalan dengan baik, prihal ini didukung dengan adanya kualifikasi guru sesuai dengan bidang keahliannya.

Namun berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus terdapat beberapa masalah mengenai sarana prasarana, yaitu kurang maksimalnya pengelolaan sarana dan prasarana. Seperti halnya keberadaan SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus yang merupakan sebuah lembaga atau instusi yang bergerak di bidang pendidikan yang terletak di daerah Lebak Bulus, sarana dan prasarana yang masih kurang memadai atau belum lengkap, baik dari lingkungan sekolahnya, gedung, maupun fasilitas-fasilitas yang lain, dan secara umum mengenai pengelolaan, pemanfaatan, pemeliharaan serta pengadaaan sarana dan prasarana masih kurang optimal.

Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu proses untuk pengadaan dan mengawasi suatu tujuan tertentu dalam pendidikan. Jika tidak ada pengelolaan maka pengadaan, penggunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana akan kurang diperhatikan oleh pihak - pihak lembaga pendidikan.

(22)

Sarana dan prasarana di SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus masih kurang memadai dan belum sesuai dengan standar nasional pendidikan, hal ini disebabkan karena keterbatasan dana yang dialokasika untuk sarana dan prasarana. Masalah lainnya adalah kurangnya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan sehingga banyak sarana prasarana dalam kondisi rusak dan tidak layak pakai.

Dengan keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus sudah tentu mempengaruhi hasil pembelajaran siswa. Dengan kata lain proses pelaksanaan pendidikan di SMK Al Hidayah Lestari dan permasalahan pembelajaran bukan hanya dihadapi oleh guru yang bersangkutan, tetapi didukung pula oleh keberadaan dan kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan tersebut. Dengan semakin berkembang ilmu pengetahuan dan teknologi maka dalam kegiatan belajar diperlukan usaha pemanfaatan alat peraga dan alat peraktek sebagai sarana untuk membangkitkan motivasi belajar siswa serta menghemat waktu.

Untuk mendapatkan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan makan proses belajar mengajar harus benar-benar diupayakan semaksimal mungkin pembelajaran sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen-komponen yaitu tujuan, isi, materi metode, media dan evaluasi. Kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan secara sistematis dengan (langkah-langkah yang terarah dan teratur) secara sistemik (secara bulat dengan mempertimbangkan segala aspeknya agar berdaya guna dan berhasil.

Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi pengelolaan sarana dan prasarana sangat mendasar sekali dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola proses kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikator proses belajar mengajar berlangsung secara efektif.

Berdasarkan uraian tersebut penulis ingin melaukan kajian mendalam melalui sebuah penelitian dengan judul “Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus”

(23)

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Kurang maksimalnya pengelolaan sarana dan prasarana.

2. Keterbatasan dana dalam mengadakan sarana dan prasarana.

3. Kurangnya pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana sehingga dibutuhkan pengadaan dan perbaikkan dalam kurun waktu yang cepat.

4. Belum sesuainya sarana dan prasana dengan standar nasional pendidikan.

5. Belum maksimalnya keterampilan guru sehingga dibutuhkan pelatihan.

6. Masih banyaknya siswa yang kurang dalam kegiatan pembelajaran.

7. Kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan potensi perserta didik.

C. PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, penelitian ini dibatasi pada masalah “Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan dalam meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus.”

D. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus ? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pengelolaan sarana dan

prasarana di SMK Al Hidayah Lestari Lebak Bulus ?

(24)

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengelolaan Sarana dan Prasarana di SMK Al Hidayah Lebak Bulus.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat mengenai pengelolaan Sarana dan Prasaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK Al Hidayah Lebak Bulus.

F. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat penelitian secara teoritis adalah diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan sarana prasarana untuk mencapai suatu kualitas dalam pembelajaran.

2. Manfaat penelitian secara praktis adalah:

a. Bagi Sekolah

Sebagai infromasi dan masukan dalam upaya peningkatkan pengelolaan dan pengembangan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang memadai bagi kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.

b. Bagi Guru

Bagi Guru, dapat dijadikan sebagai pedoman dan bahan acuan dalam pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan pada tahun pelajaran yang akan datang.

c. Bagi Siswa

Bagi siswa, dapat meningkatkan displin dalam belajar, merasa aman, nyaman, dan senang mengikuti pelajaran.

d. Bagi Peneliti

Bagi Penulis, dapat menambah wawasan dan dapat mengetahui bagaimana sesungguhnya pengelolaan sarana prasarana pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, serta dapat dijadikan bahan untuk penelitian selanjutnya dan yang relevan dengan permasalahan penelitian.

(25)

9

BAB II KAJIAN TEORI

A. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA 1. Definisi Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa pengelolaan adalah proses, cara, perbuatan mengelola, proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakan tenaga orang lain, proses yang membantu merumuskan dan tujuan organisasi, proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan.5

Manajemen adalah serangkaian kegiatan yang ditata, dirancang, dikelola untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Sehingga hal ini menggambarkan tingkat keberhasilan seorang manajer yang mampu mengelola atau memanage secara efektif dan efesien.6

Secara semantis, kata manajemen yang umum digunakan saat ini berasal dari kata kerja to manage yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola, menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan, dan memimpin.

Manajemen menurut Terry dan Franklin dalam buku Jejen Musfah adalah satu proses yang terdiri dari aktivitas perencanaan, pengaturan, penggerakan, dan pengendalian, yang dilakukan untuk menentukan dan memenuhi sasaran hasil yang diwujudkan dengan penggunaan manusia dan sumber daya lainnya.7 Hal ini berarti manajemen tidak hanya dilakukan dalam satu tahap melainkan

5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat, Pusat Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia, 2012), h. 657.

6 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h.7

7 Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015) cet ke- 1, h.

2.

(26)

beberapa komponen yang harus saling berkaitan guna tercapainya sasaran serta tujuan.

Sedangkan menurut Barnawi dan M. Arifin secara etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa Prancis Kuno management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.8 Diartikan sebagai seni karena seni mengandung unsur keindahan dan mampu membangkitkan perasaan, hal ini berarti saat melakukan pengaturan tanpa adanya seni maka tidak akan efektif karena setiap individu yang bekerjasama memerlukan dorongan untuk bergerak dengan tujuan yang sama.

Dapat disimpulkan dari dua pandangan definisi manajemen di atas, istilah manajemen dapat diartikan sebagai kegiatan mengelola berbagai sumber daya dengan cara bekerja sama dengan orang lain melalui proses dan motivasi tertentu untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Kemudian sarana dan prasarana menurut Agus, S. Suryobroto adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, mudah dipindah bahkan dibawa oleh pelakunya/siswa. Sarana atau alat sangat penting dalam memberikan motivasi anak didik untuk bergerak aktif, sehingga siswa sanggup melakukan aktivitas dengan sesungguhnya dan akhirnya tujuan aktivitas dapat tercapai. Prasarana adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran penjas, bersifat permanen atau tidak dapat dipindah pindahkan.9 Hal ini berarti sarana dan prasarana ada sebagai penunjang aktivitas siswa dalam pendidikan, tanpa adanya sarana dan prasarana sulit untuk terciptanya pembelajaran yang efektif.

Menurut Suharsimi dalam jurnal Prastyawan sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran. Jika dilihat dari sudut

8 Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2017) cet ke- 2, h. 13.

9 Saryono dan Bangun., “Manajemen Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani Di SMA Negeri Se-Kota Yogyakarta”, Jurnal Pendidikan Jasmania Indonesia, Vol. 12, 2016, h. 24

(27)

murid, sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan murid untuk memudahkan mempelajari mata pelajaran.

Sedangka menurut Daryanto dalam Prastyawan prasarana pendidikan adalah segala macam peralatan, kelengkapan, dan benda-benda yang digunakan guru (dan murid) untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan.10 Hal ini berarti tidak hanya siswa yang membutuhkan sarana dan prasarana melainkan seluruh stekholder pendidikan.

Selain itu, sarana pendidikan juga merupakan semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.11 Hal ini berarti penekanan pada pengertian tersebut ialah pada sifatnya, sarana bersifat langsung, dan prasarana tidak bersifat langsung dalam menunjang proses pendidikan.

“Sarana Pendidikan, yaitu perlengkapan secara langung dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja, kursi, kelas, dan media pengajaran. Prasarana pendidikan ialah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti halaman, kebun, dan taman.”12

Berdasarkan pengertian oleh para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa sarana adalah fasilitas secara langsung yang diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar. Sedangkan Prasarana merupakan alat atau fasilitas yang secara tidak langsung menunjang proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.

Jadi, dari definisi mengenai pengelolaan sarana dan prasarana dapat disimpulkan bawah manajemen sarana dan prasarana memegang

10 Prastyawan, “Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan”, AL Hikmah Jurnal Studi Keislaman, Vol. 6, 2016, h. 35

11 Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) cet ke- 1, h. 47-48.

12 Sri Minarti, Manajemen Sekolah, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2011) cet ke-1, h. 251.

(28)

peranan penting dalam menunjang tujuan pendidikan yang sekaligus menunjang pembangunan, serta keterampilan dalam manajemen tersebut. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan menjadikan sumber daya manusia untuk mengoptimalkan pemanfaatan berbagai jenis sarana dan prasarana untuk kepentingan pendidikan di suatu sekolah tertentu. Keberadaannya sangat penting dalam suatu sistem organisasi sekolah. Di sebabkan memang jika sarana dan prasarana tidak dikelola dengan baik, penurunan mutu dari sarana dan prasarana tersebut dapat terjadi dengan cepat. Selain itu, jumlahnya pun akan cepat berkurang karena keteledoran, kesemrautan, atau bahkan karena pencurian. Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan sebagai suatu usaha yang dilakukan dalam proses untuk menyelenggarakan dan pengawasan dalam sarana prasarana pendidikan dan juga dalam pengadaan sarana-sarana pendidikan yang ada di lembaga-lembaga pendidikan untuk membantu mencapai tujuan tertentu. Jika sarana dan prasarana pendidikan memadai maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan efektif dan efisien.

2. Tujuan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertujuan memberikan sistematika kerja dalam mengelola pendidikan berupa sarana dan prasarana, sehingga tugas-tugas operasional kependidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien menuju sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.13 Pengelolaan sarana prasarana bertujuan sebagai pengadaan alat atau media dalam proses belajar mengajar agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal, efektif dan efisien.

Menurut pendapat ibrahim tujuan pengelolaan sarana dan prasarana sejalan dengan tujuan administrasi perlengkapan sekolah yang menyatakan bahwa tujuan administrasi perlengkapan sekolah

13 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h.8

(29)

adalah memberikan layanan secara professional di bidang sarana prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Profesional dalam hal ini berarti administrasi perlengkapan sekolah diharapkan dapat memberikan layanan yang berkomitmen, tanggung jawab, sistematik, dan tepat guna untuk masyarakat sekolah. Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut.

a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati- hati serta seksama, melalui pengelolaan perlengkapan sarana prasarana pendidikan diharapkan semua perlengkapan yang didapat oleh sekolah adalah sarana prasarana pendidikan yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien.

b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien.

c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua pihak sekolah.14

Sehingga dengan adanya pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, maka di harapkan semua perlengkapan yang di dapatkan oleh sekolah adalah sarana prasarana yang berkualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan sekolah dan dengan dana yang efisien.

3. Klasifikasi Sarana Prasarana Pendidikan

Klasifikasi sarana dan prasarana pendidikan berarti memetakan sarana dan prasarana berdasarkan beberapa jenisnya agar dpat dikelola dengan baik. Adapun klasifikasi sarpras menurut para ahli sebagai berikut:

Klasifikasi sarpras pendidikan menurut Mulyono. Pertama, ditinjau dari fungsinya, ada barang berfungsi tidak langsung (seperti pagar, tanaman dan lain-lain) dan barang berfungsi langsung (seperti media pembelajaran dan lain-lain). Kedua, ditinjau dari jenisnya, ada fasilitas fisik (missal kendaraan, komputer dan lain-lain) dan fasilitas material (seperti manusia, jasa dan lain-lain). Ketiga, ditinjau dari sifat

14 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) h.5

(30)

barangnya, ada barang bergerak dan barang tidak bergerak (seperti gedung, sumur dan lain-lain).15

Sedangkan menurut Barnawi klasifikasi sarpras pendidikan dibedakan kepada masing-masing kata yaitu, sarana pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu berdasarkan habis tidaknya, berdasarkan bergerak tidaknya, dan berdasarkan hubungan dengan proses pembelajaran. Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama. Apabila dilihat dari bergerak atau tidaknya pada saat pembelajaran juga ada dua, yaitu bergerak dan tidak bergerak.

Sementara jika dilihat dari hubungan sarana tersebut terhadap proses pembelajaran, ada tiga macam, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran.16 Sedangkan srasarana pendidikan di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu prasarana langsung dan prasarana tidak langsung. Prasarana langsung adalah prasarana yang secara langsung digunakan dalam proses pembelajaran, misalnya ruang kelas, ruang laboratorium, ruang praktik dan ruang komputer.

Prasarana tidak langsung adalah prasarana yang tidak digunakan dalam proses pembelajaran tetapi sangat menunjang dalam proses pembelajaran, misalnya tanah, ruang UKS, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan sebagainya.

Selain itu Gunawan juga mengemukakan bahwa barang data diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Barang bergerak

1) Habis pakai, barang yang susut volumenya pada waktu dipergunakan dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut dapat susut terus sampai habis atau tidak berfungsi lagi seperti kapur tulis, tinta, kertas, spidol, penghapus dan sapu.

15 Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2010) h. 184.

16 Barnawi & M.Arifin, op.cit, h. 49.

(31)

2) Tidak habis pakai, barang-barang yang dapat dipakai berulang kali serta tidak susut volumenya semasa digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama tetapi tetap memerlukan perawatan agar selalu siap pakai untuk pelaksanaan tugas seperti mesin tulis, komputer, mesin stensil, kendaraan, perabot dan media pendidikan.

b. Barang tidak bergerak, barang yang tidak berpindah-pindah letaknya atau tidak bisa dipindahkan seperti, tanah, bangunan, sumur dan menara air.

Seluruh rangkaian kegiatan tersebut harus merupakan satu kesatuan yang harmonis/terpadu. Dalam sistematika kerjanya harus dihindarkan timbulnya kesinambungan dan tumpang tindih dalam wewenang, tanggung jawab, dan pengawasan menghindari timbulnya pemborosan biaya, tenaga, dam waktu. Pengklasifikasian ini dilakukan guna mempermudah stakeholder dalam perencanaan pengadaannya yang ruti/tidak, serta perawatannya untuk memperpanjang masa pakai.17

Sehingga dengan adanya klasifikasi sarana dan prasarana pendidikan, maka di harapkan dalam mengklasifikasikan sarana dan prasarana disekolah dapat berjalan dengan efektif dan efesien.

Klasifikasi sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting di sekolah, maka dari itu klasifikasi sarana dan prasarana dibutuhkan sebagaimana terdapat dalam pengelolaan sarana dan prasarana.

4. Prinsip-prinsip Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Sarana dan prasarana di sekolah harus mencerminkan kurikulum sekolah. Hal ini karena sarana dan prasarana sekolah sengaja diadakan untuk menunjang terlaksananya kurikulum. Dengan demikian, kualitas sarana dan prasarana merupakan simbol kualitas pendidikan yang ada di sekolah tersebut. Oleh karena itu, perlu dipahami prinsip-prinsip apa

17 Imam Gunawan dan Djum Djum Noor Benty, Manajemen Pendidikan, (Bandung:

Alfabeta), cet I, h. 318.

(32)

saja yang harus dipegang dalam melaksanakan manajemen sarana dan prasarana.

Prinsip pengelolaan sarana prasarana menurut Wahyu Sri Ambar Arum dalam buku Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dijelaskan bahwa “dalam pelaksanaan manajemen perlu diperhatikan prinsip-prinsip yaitu prinsip:”

a. Efisiensi

Efisiensi menggambarkan ukuran biaya sumber daya yang diperlukan berkaitan dengan pencapaian tujuan tersebut dikeluarkan sesuai dengan keperluan dan kemampuan sekolah.

b. Efektivitas

Efektivitas merupakan suatu ukuran tentang pencapaian suatu efektivitas menggambarkan kemampuan manajer untuk menjalankan pekerjaan dengan sasaran yang tepat dan benar.

c. Administratif

Dengan prinsip administratif berarti semua kegiatan manajemen perlengkapan harus memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi, pedoman yang diberlakukan pemerintah, hal ini terjadi karena di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tata cara memanage sarana dan prasarana milik pemerintah (negara).18

Melengkapi dari jenis prinsip yang telah disebutkan di atas, menurut Hunt Pierce dalam buku Barnawi dan M. Arifin, prinsip dasar dalam manajemen sarana dan prasarana sekolah sebagai berikut.

a. Lahan bangunan dan perlengkapan perabot sekolah harus menggambarkan cita dan citra masyarakat seperti dimana sarana dan prasarana pendidikan yang diadakan harus disesuaikan dengan culture yang ada namun tetap modern agar dapat merangkum harapan masyarakat.

b. Perencanaan lahan bangunan, dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah hendaknya merupakan pancaran keinginan bersama dan dengan pertimbangan suatu tim ahli yang cukup cakap yang ada di masyarakat. Keinginan bersamapun memerlukan pertimbangan ahli hal ini berarti nilai needs dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan tetap dikedepankan.

c. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah hendaknya disesuaikan dan memadai bagi kepentingan anak-anak didik, demi terbentuknya karakter mereka dan dapat melayani

18 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 8-9.

(33)

secara menjamin mereka di waktu belajar, bekerja, dan bermain sesuai dengan bakat mereka masing-masing.

d. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah serta alat-alatnya hendaknya disesuaikan dengan kepentingan pendidikan yang bersumber dari kepentingan serta kegunaan atau manfaat bagi anak-anak/murid-murid dan guru-guru.

e. Sebagai penanggung jawab harus membantu program sekolah secara efektif, melatih para petugas serta memilih alatnya dan cara menggunakannya agar mereka dapat menyesuaikan diri serta melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi dan profesinya.

Begitupula penanggung jawab, ialah yang harusnya menampung aspirasi stekholder saat ingin melakukan pengadaan agar apa yang ia rencanakan dapat dipertanggung jawabkan.

f. Seorang penanggung jawab sekolah harus mempunyai kecakapan untuk mengenal, baik kualitatif maupun kuantitatif serta menggunakan dengan tepat fungsi bangunan dan perlengkapannya. Mengenal disini berarti harus memastikan apa yang diadakan bernar-benar berkualitas.

g. Sebagai penanggung jawab harus mampu memelihara dan menggunakan bangunan dan tanah sekitarnya sehingga ia dapat membantu terwujudnya kesehatan, keamanan, kebahagiaan, dan keindahan serta kemajuan dari sekolah dan msayarakat.

Penanggung jawab sarana dan prasarana hendaklah dapat mengajak dan merangkul para stekholder agar dapat bertanggung jawab terhadap sarana prasarana sekolah.

h. Sebagai penanggung jawab sekolah bukan hanya mengetahui kekayaan sekolah yang dipercayakan kepadanya, melainkan harus memerhatikan seluruh keperluan alat-alat pendidikan yang dibutuhkan oleh anak didiknya.19

Menurut Bafadal dalam buku Imam Gunawan dan Djum Djum Noor. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan di sekolah diantaranya:

a. Prinsip pencapaian tujuan, artinya sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai bilamana akan didayagunakan oleh personel sekolah dalam rangka pencapaian tujuan proses belajar mengajar.

b. Prinsip efisiensi, artinya sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus dilakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana prasarana pendidikan yang baik dengan harga yang murah. Dan pemakaiannya pun harus dengan hati-hati sehingga mengurangi pemborosan.

19 Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2017) cet ke- 2, h. 82-83.

(34)

c. Prinsip administratif, artinya sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, intuksi, dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh yang berwenang.

d. Prinsip kejelasan tanggung jawab, artinya sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus didelegasikan kepada personel sekolah yang mampu bertanggung jawab.

e. Prinsip kekohesifan, artinya sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja yang sangat kompak.20

Pada dasarnya semua pendapat yang dikemukakan para ahli beracuan bahwa prinsip pengelolaan sarana dan prasarana harus dilakukan dengan efektif dan efesien, Maka dengan penjelasan prinsip tersebut tindakan-tindakan yang secara khas dari manajemen dimulai dari perencanaan, pengorgansasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan menentukan tercapainya sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya. Proses pegaturan diatur berdasarkan urutan, fungsi serta prinsip manajemen.

5. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan adalah proses untuk menyelenggarakan dan pengawasan dalam sarana prasarana pendidikan serta pengadaan sarana-sarana pendidikan yang ada di lembaga- lembaga pendidikan untuk membantu mencapai tujuan tertentu. Jika sarana dan prasarana pendidikan memadai maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan efektif dan efisien.

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan pendukung dalam proses belajar mengajar, sehingga dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan sangatlah penting dalam pengelolaan, pengadaan serta pengawasan sarana pendidikan yang pengadaannya selama ini kurang diperhatikan oleh lembaga-lembaga pendidikan. Pada dasarnya

20 Imam Gunawan dan Djum Djum Noor Benty, Manajemen Pendidikan, (Bandung:

Alfabeta, 2017) cet I, h. 319-320.

(35)

pengelolaan sarana dan prasarana meliputi beberapa hal diantaranya yaitu:

a. Perencanaan

Perencanaan adalah pola perbuatan menggambarkan dimuka hal-hal yang akan dikerjakan kemudian. Dengan kata lain, Planning adalah memikirkan sekarang untuk tindakan yang akan datang. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi sewa atau pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan.21

Perencanaan kebutuhan merupakan rincian fungsi perencanaan yang mempertimbangkan suatu faktor kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan tujuan demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan dan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaannya.

Manfaat perencanaan yaitu dapat membantu dalam menentukan tujuan, meletakkan dasar-dasar dan menetapkan langkah-langkah, menghilangkan ketidakpastian, dapat dijadikan sebagai suatu pedoman untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan bahkan juga penilaian. Perencanaan yang efektif di dalam penyusunannya harus dilakukan melalui suatu rangkaian pertanyaan yang perlu dijawab dengan memuaskan.

Hasil suatu perencanaan akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan oleh pengendalian, bahkan penilaian untuk perbaikan selanjutnya. Oleh karena itu, perencanaan sarana dan prasarana harus dilakukan dengan baik dengan memerhatikan persyaratan dari perencanaan yang baik.

21 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 20.

(36)

b. Pengadaan

Pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil dari perencanaan untuk menunjang kegiatan agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.22 Pengadaan sarana dan prasarana merupakan suatu hal yang perlu dilakukan mengingat kebutuhan terhadap pelayanan dan fasilitas pendidikan semakin meningkat.

Berdasarkan jenisnya pengadaan sarana dan prasarana pada dasarnya meliputi 4 macam, yaitu: pengadaan bangunan, pengadaan tanah, pengadaan perabot, dan pengadaan alat kantor.

Adapun cara pengadaan dapat dilakukan dengan membeli, membuat sendiri, menerima bantuan/hibah/hadiah, daur ulang.

Ada beberapa prosedur pengadaan barang, yaitu:

menganalisis kebutuhan dan fungsi barang, mengklasifikasikan, membuat proposal pengadaan barang yang ditujukan kepada pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah swasta.

c. Pemeliharaan

Pemeliharaan sarana dan prasarana adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan daya guna dan hasil guna suatu barang sehingga barang tersebut selalu dalam keadaan siap pakai. Pemeliharaan sangat erat kaitannya dengan pemakaian, apabila dalam pemakaian dipelihara dengan baik, maka kondisi barang tersebut akan bertahan lama sampai batas umumnya. Dalam kegiatan pemeliharaan barang diperlukan ketekunan dan kerajinan, karena jika barang-barang yang digunakan tidak dirawat maka akan

22 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 70.

(37)

mudah rusak, kotor dan usang.23 Pemeliharaan yang dilakukan akan dapat terealisasikan dengan baik apabila seluruh stakeholder sekolah memiliki rasa tanggung jawab dalam kepemilikan, sehingga barang yang akan digunakan selalu dalam kondisi siap pakai.

Macam-macam pemeliharaan, yaitu: pemeliharaan darurat korektif, pencegahan. Ditinjau dari waktu pemeliharaan dapat dibagi dalam 2 bagian (pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan berkala). Pemeliharaan dapat dilakukan dengan perawatan preventif sebagai upaya untuk dapat menjamin kesiapan operasional dan kebersihan lingkungan serta menekan biaya pengeluaran. Pemeliharaan yang dilakukan menurut keadaan barangnya dilakukan terhadap barang habis pakai dan barang tak habis pakai. Adapun fungsi dari pemeliharaan adalah agar barang terpelihara dengan baik, sehingga jarang terjadi kerusakan, awet, enak dilihat atau dipandang, mudah dipergunakan dan tidak cepat rusak. Dengan meningkatnya mutu pelayanan belajar, maka akan dapat membangkitkan semangat dan kenyamanan belajar bagi seluruh peserta didik.

d. Penghapusan

Penghapusan barang inventaris adalah pelepasan suatu barang dari pemilikan dan tanggung jawab pengurusnya oleh pemerintah ataupun swasta.24 Secara lebih operasional, penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris, karena sarana dan prasarana sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan

23 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 121.

24 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 166.

(38)

terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran sekolah.25 Hakikatnya penghapusan harus dilakukan agar tidak terjadi penumpukan sarana dan prasarana yang sudah tidak bernilai guna, sehingga mengurangi space ruang untuk meletakan sarana prasarana yang ada dan dapat diganti dengan yang baru.

Dalam melaksanakan penghapusan dikenal dua jenis, yaitu:

menghapus dengan menjual barang-barang melalui kantor lelang negara. Kedua dengan cara pemusnahan. Adapun cara penghapusan yang dilakukan yaitu dengan pembentukan panitia lelang, dilaksanakan sesuai prosedur lelang, mengikuti cara pelelangan yang berlaku. Penghapusan barang dengan cara pemusnahan apabila barang inventaris yang diusulkan untuk dihapus dan memperoleh surat keputusan untuk dimusnahkan maka pemusnahannya dilakukan oleh unit kerja yang bersangkutan dengan disaksikan oleh pejabat yang berwenang serta mengikuti tata cara prosedur.

Adapun syarat-syarat penghapusan diantaranya adalah:

apabila barang dalam keadaan rusak berat, perbaikan terhadap barang akan menelan biaya yang besar, secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak sesuai lagi dengan biaya pemeliharaan. Barang tersebut sudah tidak mutakhir lagi, kesulitan di luar kekuasaan pengurus barang (missal: bahan kimia) musnah akibat bencana alam merupakan barang kelebihan, jika disimpan lebih lama akan menjadi rusak, barangnya dicuri, diselewengkan atau musnah oleh bencana alam atau hewan, ternak dan tanaman banyak yang mati.

e. Pengawasan / Pengendalian

Pengawasan harus dilakukan secara obyektif, artinya pengawasan itu harus didasarkan atas bukti-bukti yang ada.

25 Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: AR- RUZZ MEDIA, 2017) cet ke- 2, h. 79.

(39)

Apabila dari hasil pengawasan ternyata terdapat kekurangan- kekurangan, maka kepala sekolah wajib melakukan tindakan- tindakan perbaikan dan penyelenggaraannya. Untuk pendokumentasian hasil pengawasan, perlu adanya buku pengawasan untuk diisi oleh pemeriksa. Pengawasan umum terhadap ketertiban penyelenggaraan pengelolaan barang yang dikuasai sekolah dilaksanakan oleh aparat lainnya yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pelaksanaan pengawasan umum yang mencakup segi administrasi dan teknis pelaksanaan meliputi seluruh kegiatan pengurusan barang mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan/pengamanan, pemeliharaan inventaris, perubahan status barang, tuntutan perubahan status barang, tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi. Untuk keperluan pengawasan, maka setiap sekolah atau pejabat yang diperiksa wajib memberikan keterangan dan bukti yang diminta oleh pemeriksa, serta menyediakan buku pengawasan untuk diisi oleh pemeriksa.

Pengendalian adalah mengatur, melaksanakan, mengembangkan membimbing untuk mencapai tujuan sarana dan prasarana pendidikan sehingga tercapai tujuan pendidikan.26 Dengan pengendalian yang baik masa guna sarana dan prasarana yang telah dimiliki dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

6. Peran dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Salah satu tugas utama kepala kepala sekolah dalam adminis- trasian sarana pengajaran ialah bersama-sama dengan staf menyusun daftar kebutuhan mereka akan alat-alat sarana tersebut dan

26 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 187.

(40)

mempersiapkan perkiraan tahunan untuk diusahakan penyediannya.

Kemudian menyimpan dan memelihara serta mendistribusikan kepada guru-guru yang bersangkutan, dan menginventarisasi alat-alat/sarana tersebut pada akhir tahun pelajaran.27 Kepala sekolah menjadi kunci dalam pengadaan hingga penghapusan karena sumber dana yang dikelola melalui kewenangannya, keputusan untuk pengadaan sangat memerlukan sikap yang tegas dari kepala sekolah.

Peranan pimpinan dalam proses pengawasan merupakan bagian yang fundamental. Hal tersebut bukan berarti mendominasi bawahannya, tetapi dalam arti memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap usaha-usaha dari bawahannya untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan dalam rencana maupun pelaksanaan pengawasan.28 Selain peranan pemegang wewenang kepala sekolah juga mengarahkan, membimbing dan mendengar aspirasi seluruh stekholder untuk ketercapaian tujuan sekolah.

Barnawi dan M.Arifin menjelaskan bahwa tanggung jawab dan wewenang kepala sekolah dalam pengorganisasian sarana dan prasarana adalah:

a. Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh hasil yang dicapai dalam kegiatan pemeliharaan.

b. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan gedung sekolah beserta sarana penunjangnya.

c. Mengadakan pengawasan, monitoring, dan evaluasi secara periodic terhadap seluruh kegiatan pemeliharaan yang dilakukan oleh kelompok kerja.29

27 H.M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010) cet VI, h. 52.

28 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 177.

29 Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2017) cet ke- 2, h. 238.

(41)

Dalam hal ini, kepala sekolah hendaknya serba bisa. Karena bukan saja harus memiliki pengetahuan yang memadai mengenai bangunan sekolah, melainkan juga banyak pengetahuannya tentang perabot dan perlengkapan. Seperti telah disinggung bahwa tanggung jawab kepala sekolah dan kaitannya dengan perencanaan sarana dan prasarana di sekolah adalah bersama - sama dengan staf menyusun daftar kebutuhan sekolah, kemudian mempersiapkan perkiraan tahunan untuk diusahakan penyediaannya sesuai dengan kebutuhan.

Menyimpan dan memelihara serta mendistribusikan kepada guru-guru yang bersangkutan, dan menginventarisasi alat/sarana tersebut pada akhir tahun pengajaran.

B. KUALITAS PEMBELAJARAN 1. Definisi Kualitas Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kualitas diartikan sebagai tingkat baik buruknya sesuatu, derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan, dsb), dan mutu.30

Menurut Hamzah Istilah kualitas tertuju pada suatu benda atau keadaan yang baik. Kualitas lebih mengarah kepada sesuatu yang baik.31

Menurut Elliot dalam buku pengendalian statistik dinyatakan bahwa, kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda dan tergantung pada waktu dan tempat atau dikatakan sesuai dengan tujuan.32 Dengan begitu, kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau juga keefektifan.

Dari ketiga pendapat di atas dapat diartikan bahwa kualitas bukanlah suatu yang mutlak, penilaian kualitas dapat dikatakan baik untuk satu orang namun belum tentu orang lain, akan tetapi kualitas

30 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat, Pusat Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia, 2012), h. 744.

31 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014) cet 10, h. 153.

32 Dorothea Wahyu Ariani, Pengendalian Kualitas Statistik, (Jogjakarta: Andi, 2004) h. 3.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Dokumentasi  No  Aspek Dokumentasi
Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan realitas tersebut, penulis tertarik untuk meneliti manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan kualitas belajar PAI siswa yang dilakukan

Jika melihat pada kenyataan yang ada, di mana sarana dan prasarana pendidikan tidak dapat menunjang proses belajar mengajar karena memang pengadaan sarana

Dengan ini saya mengharapkan kesediaan bapak dan ibu guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terlampir ini, yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam rangka penelitian

Sarana dan prasarana juga dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan adalah suatu perangkat atau fasilitas atau perlengkapan dasar yang secara langsung maupun

Pengelolaan sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan, karena dengan adanya pengelolaan yang baik maka sarana prasarana akan dapat di gunakan dengan jangka

Adapun yang menjadi tujuan dari administrasi saran dan prasarana adalah tidak lain agar semua kegiatan tersebut mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Administrasi sarana

Jadi fenomena yang akan dibahas adalah bagaimana peningkatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di

Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan DI MIN 1 Yogyakarta Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah MIN 1 Yogyakarta yaitu Ali Shofa, M.Ag.pengelolaan sarana