• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Karaketristik Habitat

4.3.3. Mangsa

a. Keanekaragaman Jenis Mangsa

Berdasarkan hasil inventarisasi satwa di enam lokasi contoh ditemukan 21 jenis satwa yang potensial menjadi mangsa macan tutul jawa (Tabel 4.13). Sebagaimana disebutkan dalam berbagai literatur, mangsa utama macan tutul adalah primata dan ungulata maka dari Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa mangsa utama macan tutul jawa yang potensial di Jawa Tengah adalah : monyet, lutung, owa jawa, surili, rekrekan, kukang jawa, babi hutan, kijang, rusa, dan kancil.

Dengan menggunakan Formula 3.3, Formula 3.5 dan Formula 3.6 maka diperoleh nilai indeks Shannon untuk keanekaragaman jenis (H’) dan keseragaman atau

evenness (E) serta variance H’ untuk tiga lokasi contoh di KPH kelas perusahaan jati (Tabel 4.14). Untuk mengetahui perbedaan nilai H’ di antara ketiga lokasi maka dilakukan uji t. Hipotesis (Ho) yang akan diuji adalah tidak ada perbedaan indeks keanekaragaman jenis (H’) antar lokasi dengan kaidah menerima Ho apabila nilai thitung kurang dari ttabel pada taraf α = 5%.

Bukan tempat berlindung macan tutul jawa Tempat berlindung macan tutul jawa Keterangan

Tabel 4.13. Hasil inventarisasi satwa yang potensial menjadi mangsa macan tutul di enam lokasi contoh.

No. Jenis Satwa

Jumlah individu dijumpai saat inventarisasi (ni) di Lokasi Contoh* A B C D E F

1 Monyet (Macaca fascicularisRaffles, 1821) 24 28 0 24 32 26 2 Lutung (Trachypithecus auratusE. Geoffroy, 1812) 20 10 0 15 10 12 3 Owa jawa (Hylobates mollochAudebert , 1798) 0 0 0 4 0 5 4 Surili (Presbytis comataDesmarest, 1822) 0 0 0 5 0 0 5 Rek-rekan (Presbytis fredericaeSody, 1930) 0 0 0 2 0 4 6 Kukang Jawa (Nycticebus coucangBoddaert, 1785) 0 0 0 1 3 0 7 Babi hutan (Sus scrofaLinnaeus, 1758) 4 8 10 12 20 20 8 Kijang (Muntiacus muntjakRafinesque, 1815) 2 2 1 3 4 4 9 Rusa (Rusa timorensis, Blainville, 1822) 1 1 0 0 0 0 10 Kancil (Tragulus javanicusOsbeck ,1765) 2 1 1 1 0 0 11 Lingsang (Prionodon linsangHardwicke, 1821) 2 1 0 4 8 4 12 Garangan (Herpestes javanicusE. Geoffroy-Hilaire, 1818) 4 1 2 0 0 0 13 Landak (Hystrix javanica F. Cuvier, 1823) 2 1 1 2 1 3 14 Luwak (Paradoxurus hermaphroditusPallas, 1777) 1 2 3 6 3 2 15 Trenggiling (Manis javanicaDesmarest, 1822) 1 1 1 0 0 0 16 Kucing hutan (Prionailurus bengalensisKerr, 1792) 1 1 1 0 0 0

17 Kelelawar (Pteropussp.) 1 1 3 0 0 0

18 Cukbo (Iomys horsfieldii, Waterhuse, 1838) 3 2 1 0 0 0

19 Bajing (Callosciurussp.) 3 2 2 0 0 0

20 Tikus (Rattus rattusLinnaeus, 1758) 6 1 5 0 0 0

21 Tupai (Tupaiasp.) 8 4 13 0 0 0

Jumlah total individu (N) 85 67 44 79 81 80

Jumlah total jenis (S) 17 17 13 12 8 9

*Keterangan:

A : Cagar Alam Pagerwunung, Darupono dengan vegetasi hutan dataran rendah sekunder dan jati alam (±50 m dpl), KPH Kendal

B : Hutan Lindung Besokor dengan vegetasi tanaman rimba campuran (100-200 m dpl), KPH Kendal C : Hutan Produksi dengan tanaman jati, Jatisari Utara (50-100 m dpl), KPH Kendal

D : Hutan Lindung Dukuh Tengah dengan vegetasi hutan hujan pegunungan Gunung Slamet (1.000 – 1.200 m dpl) KPH Pekalongan Barat

E : Hutan Produksi dengan tanaman Pinus oocarpa (500-700 m dpl), RPH Pesahangan, KPH Banyumas Barat F : Hutan Produksi dengan tanaman Pinus merkusii (300-400 m dpl), RPH Mandirancan, KPH Banyumas Timur

Tabel 4.14. Rekapitulasi Indeks keanekaragaman jenis (H’) dan indeks keseragaman (E) komunitas mangsa macan tutul di tiga tipe habitat di hutan produksi kelas perusahaan Jati*.

No. Lokasi Habitat*

Indeks Shannon Variance

H’ Keanekaragaman jenis (H’) Keseragaman (E)

1. Cagar Alam Pagerwunung 2,245 0,792 0,08356

2. Hutan Lindung Besokor 2,055 0,725 0,02057

3. Hutan Produksi tanaman jati Jatisari Utara

2,107 0,821 0,01598

*Keterangan:

Cagar Alam Pagerwunung : Vegetasi hutan dataran rendah sekunder dan jati alam (±50 m dpl), KPH Kendal

Hutan Lindung Besokor : Vegetasi tanaman rimba campuran (100-200 m dpl), KPH Kendal Hutan Produksi Jatisari Utara : Vegetasi tanaman jati (50-100 m dpl), KPH Kendal

Dengan menggunakan Formula 3.7 dan Formula 3.8 diperoleh nilai thitung dari pasangan lokasi yang diuji sebagaimana disajikan pada Tabel 4.16. Berdasarkan uji t antar masing-masing lokasi dapat disimpulkan tidak ada perbedaan indeks keanekaragaman jenis satwa mangsa yang signifikan antar pasangan lokasi di KPH kelas perusahaan jati yang diperbandingkan.

Indeks Shannon untuk keanekaragaman jenis (H’) dan keseragaman (E) serta

variance H’ untuk tiga lokasi contoh di KPH kelas perusahaan pinus disajikan pada Tabel 4.15. Berdasarkan uji t antar masing-masing lokasi dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan indeks keanekaragaman jenis satwa mangsa antar pasangan lokasi yang diperbandingkan di KPH kelas perusahaan pinus (Tabel 4.16)

Tabel 4.15. Rekapitulasi indeks keanekaragaman jenis (H’) dan indeks keseragaman (E) mangsa macan tutul di tiga lokasi hutan produksi kelas perusahaan pinus.

No. Lokasi Habitat*

Indeks

Variance H’ Keanekaragaman jenis (H’) Keseragaman (E)

1. Pekalongan Barat 2,057 0,828 0,00829

2. Banyumas Barat 1,646 0,792 0,07320

3. Banyumas Timur 1,834 0,835 0,00734

*Keterangan:

KPH Pekalongan Barat : Hutan Lindung Dukuh Tengah dengan vegetasi hutan hujan pegunungan Gunung Slamet (1.000 – 1.200 m dpl)

KPH Banyumas Barat : Hutan Produksi dengan tanaman pinus (500-700 m dpl) KPH Banyumas Timur : Hutan Produksi dengan tanaman pinus (300-400 m dpl)

Berdasarkan pembandingan sembilan kombinasi pasangan lokasi contoh (kelas perusahaan jati dan kelas perusahaan pinus) juga diperoleh kesimpulan tidak ada perbedaan yang signifikan antara semua pasangan indeks keanekaragaman jenis satwa mangsa yang diperbandingkan (Tabel 4.16).

Tabel 4.16. Rekapitulasi uji t pembandingan indeks keanekaragaman jenis satwa mangsa macan tutul jawa antar sembilan kombinasi pasangan lokasi.

Tipe Habitat Hutan alam dataran rendah1 Hutan alam pegunungan2 Hutan Pinus oocarpa3 Hutan Pinus merkusii4 Hutan tanaman campuran5 Hutan tanaman jati6 Hutan alam dataran rendah1 0,62030 ns 1,51287 ns 1,36320 ns 0,58880 ns 0,43739 ns Hutan alam pegunungan2 1,43974 ns 1,78384 ns 0,29433 ns 0,32093 ns Hutan Pinus oocarpa3 -0,66246 ns 1,33567 ns 1,54370 ns Hutan Pinus merkusii4 1,32305 ns 1,78783 ns Hutan tanaman campuran5 -0,27201 ns Hutan tanaman jati6 Keterangan:

ns = tidak nyata (not significant) 1

Cagar Alam Pagerwunung, RPH Darupono, KPH Kendal 2

Hutan Lindung RPH Dukuh Tengah, KPH Pekalongan Barat 3

RPH Pesahangan, KPH Banyumas Barat 4

RPH Mandirancan, KPH Banyumas Timur 5

Hutan Lindung RPH Besokor, KPH Kendal 6

RPH Jatisari Utara, KPH Kendal

Jika masing-masing komunitas satwa mangsa dibandingkan kemiripannya menggunakan indeks kemiripan Sorensen (Similarity index) seperti pada Formula 3.9, maka diperoleh nilai-nilai indeks kemiripan komunitas sebagaimana disajikan pada Tabel 4.17. Dalam Tabel 4.17 tersebut tampak bahwa komunitas satwa mangsa di tiga lokasi di dalam kelas perusahaan jati KPH Kendal memiliki indeks kemiripan yang tinggi (0,867 – 1,000). Demikian juga komunitas satwa mangsa di tiga lokasi dalam kelas perusahaan pinus memiliki indeks kemiripan yang tinggi (0,762 – 0,824). Perbandingan antar komunitas dari kelas perusahaan yang berbeda menghasilkan nilai indeks kemiripan yang lebih rendah (0,364 - 0,560).

Tabel 4.17. Rekapitulasi indeks kemiripan komunitas satwa mangsa di enam lokasi contoh habitat macan tutul jawa.

Lokasi* Lokasi* A B C D E F A 1,000 0,867 0,552 0,560 0,538 B 0,867 0,552 0,560 0,538 C 0,400 0,381 0,364 D 0,800 0,762 E 0,824 F *Keterangan:

A : Cagar Alam Darupono dengan vegetasi hutan dataran rendah sekunder dan jati alam (±50 m dpl), KPH Kendal

B : Hutan Lindung Besokor dengan vegetasi tanaman rimba campuran (100-200 m dpl), KPH Kendal C : Hutan Produksi dengan tanaman jati, Jatisari Utara (50-100 m dpl), KPH Kendal

D : Hutan Lindung Dukuh Tengah dengan vegetasi hutan hujan pegunungan Gunung Slamet (1.000 – 1.200 m dpl) KPH Pekalongan Barat

E : Hutan Produksi dengan tanaman Pinus oocarpa (500-700 m dpl), RPH Pesahangan, KPH Banyumas Barat F : Hutan Produksi dengan tanaman Pinus merkusii (300-400 m dpl), RPH Mandirancan, KPH Banyumas Timur

Nilai indeks kemiripan komunitas yang semakin rendah menunjukan adanya perbedaan yang semakin tinggi dalam struktur jenis-jenis penyusun komunitas tersebut. Meskipun demikian, secara umum semua tipe habitat macan tutul jawa yang diteliti masih memiliki jenis-jenis satwa mangsa utama macan tutul jawa, yaitu primata dan ungulata.

b. Klasifikasi Kekayaan Jenis Mangsa di 20 KPH Perum Perhutani Unit I

Mengingat bahwa dari segi struktur dan keanekaragaman jenis satwa mangsa di KPH kelas perusahaan jati dan pinus relatif seragam, maka dalam pembuatan pemodelan kesesuaian habitat, faktor satwa mangsa yang dipertimbangkan hanya kekayaan jenis satwa mangsa utama, yaitu primata dan ungulata. Dari data margasatwa Perum Perhutani dan BKSDA Jawa Tengah dibuat rekapitulasi dan klasifikasi kekayaan jenis satwa mangsa menurut wilayah KPH

Kekayaan jenis satwa mangsa dikelompokkan menjadi tiga kelas dengan kriteria sebagaimana diuraikan pada Tabel 4.18. Berdasarkan kriteria pada Tabel 4.18. diperoleh rekapitulasi kelas kekayaan jenis mangsa macan tutul jawa yang disajikan pada (Tabel 4.19). Terdapat empat KPH yang memiliki kelas kekayaan jenis mangsa tinggi, lima KPH memiliki kekayaan jenis mangsa sedang dan 11 KPH memiliki

kekayaan jenis satwa mangsa rendah. Kelas keakayaan jenis mangsa di 20 KPH Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah dan beberapa faktor lainnya selanjutnya akan digunakan dalam membuat pemodelan spasial kesesuaian habitat macan tutul jawa.

Tabel 4.18. Kriteria kelas kekayaan jenis mangsa macan tutul jawa di wiilayah kerja Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah.

Kelas kekayaan jenis mangsa Kriteria

1. Kekayaan Tinggi 6 jenis atau lebih

2. Kekayaan Sedang 4-5 jenis

3. Kekayaan Rendah 3 jenis atau kurang

Tabel 4.19. Rekapitulasi kelas kekayaan jenis mangsa di 20 KPH Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah.

No. KPH Jumlah jenis mangsa utama* Jumlah Jenis Kategori Kelas Kekayaan Ungulata Primata

1. Banyumas Barat 3 3 6 Tinggi

2. Banyumas Timur 3 3 6 Tinggi

3. Pekalongan Timur 3 3 6 Tinggi

4. Pekalongan Barat 3 3 6 Tinggi

5. Kedu Utara 3 2 5 Sedang

6. Kedu Selatan 2 2 4 Sedang

7. Semarang 2 1 3 Rendah 8. Pemalang 2 1 3 Rendah 9. Kendal 2 2 4 Sedang 10. Mantingan 2 1 3 Rendah 11. Telawa 2 1 3 Rendah 12. Surakarta 2 2 4 Sedang 13. Gundih 2 1 3 Rendah 14. Purwodadi 2 1 3 Rendah 15. Pati 2 1 3 Rendah 16. Balapulang 2 1 3 Rendah 17. Randublatung 2 1 3 Rendah 18. Cepu 2 2 4 Sedang 19. Blora 2 1 3 Rendah 20. Kebonharjo 2 2 4 Sedang Keterangan: