• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT Medika Sarana Traliansia, Rumah Sakit Khusus Bedah BIMC (“BIMC”)

tanggal 1 Juli 2020 (“PKO BII-Perseroan”), yang mengatur antara lain hal-hal sebagai berikut: Para Pihak

2) PT Medika Sarana Traliansia, Rumah Sakit Khusus Bedah BIMC (“BIMC”)

secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Ruang Lingkup PKS BIMC

1) Perseroan sepakat untuk melakukan kerja sama pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan sampel/spesimen dari BIMC yang merupakan pengelola Rumah Sakit Khusus Bedah BIMC berlokasi di Bali dengan brand nama BIMC Hospital yang tergabung ke dalam Siloam Hospitals Group.

2) Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh Perseroan meliputi pelayanan pemeriksaan untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan.

Jangka Waktu PKS BIMC

PKS BIMC ini berlaku selama 1 (satu) tahun sejak tanggal 26 Juni 2020 sampai 25 Juni 2021 dan secara otomatis diperpanjang selama 1 (satu) tahun dalam hal tidak ada pengakhiran secara tertulis dari salah satu pihak kepada pihak lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum berakhirnya Jangka Waktu PKS BIMC.

Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan

1) BIMC bertanggung jawab untuk mengambil sampel/spesimen yang telah memenuhi persyaratan dan telah sesuai dengan daftar panduan pemeriksaan yang telah ditetapkan oleh Perseroan. BIMC menghubungi Perseroan untuk mengambil sampel/spesimen ke lokasi. 2) Apabila bahan pemeriksaan dan/atau formulir permintaan pemeriksaan yang diterima oleh

Perseroan tidak memenuhi persyaratan dan/atau tidak lengkap, maka Perseroan akan melakukan Langkah berikut ini:

a) melakukan konfirmasi terkait data berupa identitas atau informasi tentang bahan pemeriksaan tidak lengkap, dan BIMC akan melengkapi data ini secara tertulis;

b) Perseroan akan menolak secara tertulis terhadap sampel/specimen apabila kondisinya tidak sesuai dengan daftarpanduan pemeriksaan atau tidak memenuhi syarat untuk diperiksa.

Hak dan Kewajiban Perseroan

1) Perseroan berhak atas pembayaran biaya atas pemeriksaan yang telah dilaksanakan.

2) Perseroan wajib melaksanakan pemeriksaan atas sampel/spesimen yang diterima oleh Perseroan sesuai dengan formulir pemrintaan pemeriksaan yang telah diisi oleh BIMC.

3) Perseroan wajib memberitahukan kepada BIMC dalam hal terjadi keterlambatan penerbitan laporan hasil pemeriksaan disertai dengan alasan keterlambatan dan perkiraan tanggal hasil selesai.

4) Perseroan wajib memberitahukan secara tertulis kepada BIMC apabila terjadi perubahan harga jenis pemerisaan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum berlakunya perubahan harga tersebut.

Hak dan Kewajiban BIMC

1) BIMC berhak untuk mendapatkan laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan Perseroan secara tepat waktu sesuai dengan kesepakatan Para Pihak.

2) BIMC berhak meminta pemeriksaan ulang dalam hal BIMC meragukan laporan hasil pemeriksaan karena tidak sesuai dengan keadaan klinis pasien, dengan ketentuan sebagai berikut:

a) hasil pemeriksaan yang dianggap meragukan disampaikan secara tertulis oleh BIMC; b) hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan diagnosa dokter pemeriksa atau terdapat

secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Ruang Lingkup PKS BIMC

1) Perseroan sepakat untuk melakukan kerja sama pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan sampel/spesimen dari BIMC yang merupakan pengelola Rumah Sakit Khusus Bedah BIMC berlokasi di Bali dengan brand nama BIMC Hospital yang tergabung ke dalam Siloam Hospitals Group.

2) Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh Perseroan meliputi pelayanan pemeriksaan untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan.

Jangka Waktu PKS BIMC

PKS BIMC ini berlaku selama 1 (satu) tahun sejak tanggal 26 Juni 2020 sampai 25 Juni 2021 dan secara otomatis diperpanjang selama 1 (satu) tahun dalam hal tidak ada pengakhiran secara tertulis dari salah satu pihak kepada pihak lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum berakhirnya Jangka Waktu PKS BIMC.

Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan

1) BIMC bertanggung jawab untuk mengambil sampel/spesimen yang telah memenuhi persyaratan dan telah sesuai dengan daftar panduan pemeriksaan yang telah ditetapkan oleh Perseroan. BIMC menghubungi Perseroan untuk mengambil sampel/spesimen ke lokasi. 2) Apabila bahan pemeriksaan dan/atau formulir permintaan pemeriksaan yang diterima oleh

Perseroan tidak memenuhi persyaratan dan/atau tidak lengkap, maka Perseroan akan melakukan Langkah berikut ini:

a) melakukan konfirmasi terkait data berupa identitas atau informasi tentang bahan pemeriksaan tidak lengkap, dan BIMC akan melengkapi data ini secara tertulis;

b) Perseroan akan menolak secara tertulis terhadap sampel/specimen apabila kondisinya tidak sesuai dengan daftarpanduan pemeriksaan atau tidak memenuhi syarat untuk diperiksa.

Hak dan Kewajiban Perseroan

1) Perseroan berhak atas pembayaran biaya atas pemeriksaan yang telah dilaksanakan.

2) Perseroan wajib melaksanakan pemeriksaan atas sampel/spesimen yang diterima oleh Perseroan sesuai dengan formulir pemrintaan pemeriksaan yang telah diisi oleh BIMC.

3) Perseroan wajib memberitahukan kepada BIMC dalam hal terjadi keterlambatan penerbitan laporan hasil pemeriksaan disertai dengan alasan keterlambatan dan perkiraan tanggal hasil selesai.

4) Perseroan wajib memberitahukan secara tertulis kepada BIMC apabila terjadi perubahan harga jenis pemerisaan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum berlakunya perubahan harga tersebut.

Hak dan Kewajiban BIMC

1) BIMC berhak untuk mendapatkan laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan Perseroan secara tepat waktu sesuai dengan kesepakatan Para Pihak.

2) BIMC berhak meminta pemeriksaan ulang dalam hal BIMC meragukan laporan hasil pemeriksaan karena tidak sesuai dengan keadaan klinis pasien, dengan ketentuan sebagai berikut:

a) hasil pemeriksaan yang dianggap meragukan disampaikan secara tertulis oleh BIMC; b) hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan diagnosa dokter pemeriksa atau terdapat

alasan-alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara medis;

c) pengulangan pemeriksaan dengan menggunakan bahan pemeriksaan yang sudah ada, atau bahan baru yang ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak;

d) kondisi pasen harus sama dengan kondisi pada saat bahan pemeriksaan sebelumnya; dan e) pasien tidak dikenakan biaya tambahan oleh Perseroan atas pemeriksaan ulang.

3) BIMC wajib memenuhi pembayaran biaya pemeriksaan kepada Perseroan secara tepat pada waktunya sesuai dengan ketentuan dalam PKS BIMC ini.

Biaya Pemeriksaan Pada Laboratorium Perseroan

Biaya semua jenis pemeriksaan yang dimintakan oleh BIMC, disesuaikan dengan daftar harga yag berlaku secara umum dan dikeluarkan oleh Perseroan, BIMC berhak untuk mendapatkan potongan harga umum sebesar 30% (tiga puluh persen) dan khusus sebesar 10% (sepuluh persen).

Tata Cara Pembayaran Bagi Hasil

1) Setiap awal bulan, Perseroan akan mengajukan surat tagihan pembayaran biaya jasa pemeriksaan kepada BIMC dengan dilengkapi kwitansi atau faktur penagihan.

2) BIMC wajib membayarkan biaya jasa pemeriksaan sesuai dengan jwitansi atau faktur penagihan yang diajukan Perseroan, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung setelah tagihan diterima dan disetujui oleh BIMC, seluruh kwitansi atau faktur dianggap diterima.

Pengakhiran PKS BIMC

1) Dalam hal salah satu pihak tidak ingin memeperpanjang PKS BIMC, maka pihak tersebut harus memberitahukan maksudnya kepada pihak lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum berakhirnya Jangka Waktu PKS BIMC.

2) PKS BIMC dapat diakhiri berdasarkan instruksi, dekrit, ketentuan/peraturan pemerintah atau keputusan instansi yang berwenang, rencana kerja sama sebagaimana dimaksud dalam PKS BIMC tidak dapat dilaksanakan atau menjadi tidak sah menurut hukum.

3) Para Pihak sepakat untuk mengakhiri PKS BIMC ini.

4) Terjadinya pelanggaran material atas atau ketidaksesuaian dengan atau tidak dilaksanakannya setiap ketentuan-ketentuan dari PKS BIMC ini dan keadaan tersebut terus berlangsung selama 14 (empat belas) hari setelah diterimanya pemberitahuan tertulis untuk memperbaiki pelanggaran tersebut dari pihak yang dirugikan.

5) Keadaan Force Majeure yang tidak dapat diatasi.

6) Dalam hal pengakhiran PKS BIMC, masing-masing pihak bertanggung jawab untuk setiap ganti rugi atau biaya yang mungkin menjadi terutang kepada pihak lainnya atau timbul sampai dengan tanggal pengakhiran PKS BIMC ini.

Larangan PKS BIMC

Para Pihak dilarang untuk menyebarluaskan dan/atau menggadakan informasi dan/atau keterangan termasuk laporan hasil pemeriksaan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis, dan data atau dokumen yang timbul dan/atau berkaitan dengan PKS BIMC ini yang diketahui atau patut diketahui atau timbul berdasarkan PKS BIMC ini kepada pihak ketiga manapun selama berlakunya Jangka Waktu PKS BIMC dan setiap waktu sesudahnya.

Pengesampingan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Para Pihak sepakat untuk mengesampingkan ketentuan pada Pasal Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Force Majeure

1) Para Pihak sepakat bahwa hal-hal berikut ini merupakan hal-hal yang dianggap sebagai force majeure, adalah sebagai berikut: (i) peperangan; (ii) huru-hara; (iii) unjuk rasa massa; (iv) perombakan; (v) krisis nasional; (vi) kebakaran; (vii) sabotase; (viii) epidemik; (ix) banjir; (x) gempa bumi.

2) Dalam hal terjadi Force Majeure sehingga terdapat keterlambatan pengiriman, maka Perseroan harus memberitahukan secara tertulis mengenai keadaan tersebut kepada BIMC selambat-lambatnya 2x24 jam setelah terjadinya Force Majeure tersebut.

Penyelesaian Perselisihan

1) Para Pihak sepakat apabila timbul perselisihan maka kedua belah pihak akan menyelesaikannya secara musyawarah; dan

2) Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak mencapai mufakat sampai dengan jangka waktu 30 (tiga puluh) hari, maka Para Pihak sepakat bahwa penyelesaian perselisihan akan diselesaikan melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

k. Perjanjian Kerja Sama No. 013/SPK-DLU/V/2020 tanggal 4 Mei 2020 antara Perseroan dengan PT

Mayapada Clinic Pratama tentang Pemeriksaan Laboratorium (“PPL MCP”), yang mengatur antara lain hal-hal sebagai berikut:

Para Pihak

1) Perseroan; dan

2) PT Mayapada Clinic Pratama (“MCP”) secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Ruang Lingkup PPL MCP

1) Perseroan sepakat untuk melakukan kerja sama pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan sampel/spesimen pasien dari MCP yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan.

2) Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh Perseroan meliputi pelayanan pemeriksaan untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan.

Jangka Waktu PPL MCP

PPL MCP ini berlaku selama 1 (satu) tahun sejak tanggal 4 Mei 2020 sampai 3 Mei 2021 dan secara otomatis diperpanjang selama 1 (satu) tahun dalam hal tidak ada pengakhiran secara tertulis dari salah satu pihak kepada pihak lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum berakhirnya Jangka Waktu PPL MCP.

Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan

1) MCP bertanggung jawab untuk mengambil sampel/spesimen yang telah memenuhi persyaratan dan telah sesuai dengan daftar panduan pemeriksaan yang telah ditetapkan oleh Perseroan. MCP menghubungi Perseroan untuk mengambil sampel/spesimen ke lokasi MCP.

2) Apabila bahan pemeriksaan dan/atau formulir permintaan pemeriksaan yang diterima oleh Perseroan tidak memenuhi persyaratan dan/atau tidak lengkap, maka Perseroan akan melakukan langkah berikut ini:

a) melakukan konfirmasi terkait data berupa identitas atau informasi tentang bahan pemeriksaan tidak lengkap, dan MCP akan melengkapi data ini secara tertulis;

Force Majeure

1) Para Pihak sepakat bahwa hal-hal berikut ini merupakan hal-hal yang dianggap sebagai force majeure, adalah sebagai berikut: (i) peperangan; (ii) huru-hara; (iii) unjuk rasa massa; (iv) perombakan; (v) krisis nasional; (vi) kebakaran; (vii) sabotase; (viii) epidemik; (ix) banjir; (x) gempa bumi.

2) Dalam hal terjadi Force Majeure sehingga terdapat keterlambatan pengiriman, maka Perseroan harus memberitahukan secara tertulis mengenai keadaan tersebut kepada BIMC selambat-lambatnya 2x24 jam setelah terjadinya Force Majeure tersebut.

Penyelesaian Perselisihan

1) Para Pihak sepakat apabila timbul perselisihan maka kedua belah pihak akan menyelesaikannya secara musyawarah; dan

2) Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak mencapai mufakat sampai dengan jangka waktu 30 (tiga puluh) hari, maka Para Pihak sepakat bahwa penyelesaian perselisihan akan diselesaikan melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

k. Perjanjian Kerja Sama No. 013/SPK-DLU/V/2020 tanggal 4 Mei 2020 antara Perseroan dengan PT

Mayapada Clinic Pratama tentang Pemeriksaan Laboratorium (“PPL MCP”), yang mengatur antara lain hal-hal sebagai berikut:

Para Pihak

1) Perseroan; dan

2) PT Mayapada Clinic Pratama (“MCP”) secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Ruang Lingkup PPL MCP

1) Perseroan sepakat untuk melakukan kerja sama pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan sampel/spesimen pasien dari MCP yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan.

2) Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh Perseroan meliputi pelayanan pemeriksaan untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan.

Jangka Waktu PPL MCP

PPL MCP ini berlaku selama 1 (satu) tahun sejak tanggal 4 Mei 2020 sampai 3 Mei 2021 dan secara otomatis diperpanjang selama 1 (satu) tahun dalam hal tidak ada pengakhiran secara tertulis dari salah satu pihak kepada pihak lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum berakhirnya Jangka Waktu PPL MCP.

Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan

1) MCP bertanggung jawab untuk mengambil sampel/spesimen yang telah memenuhi persyaratan dan telah sesuai dengan daftar panduan pemeriksaan yang telah ditetapkan oleh Perseroan. MCP menghubungi Perseroan untuk mengambil sampel/spesimen ke lokasi MCP.

2) Apabila bahan pemeriksaan dan/atau formulir permintaan pemeriksaan yang diterima oleh Perseroan tidak memenuhi persyaratan dan/atau tidak lengkap, maka Perseroan akan melakukan langkah berikut ini:

a) melakukan konfirmasi terkait data berupa identitas atau informasi tentang bahan pemeriksaan tidak lengkap, dan MCP akan melengkapi data ini secara tertulis;

b) Perseroan akan menolak secara tertulis terhadap sampel/specimen apabila kondisinya tidak sesuai dengan daftarpanduan pemeriksaan atau tidak memenuhi syarat untuk diperiksa.

Hak dan Kewajiban Perseroan

1) Perseroan berhak atas pembayaran biaya atas pemeriksaan yang telah dilaksanakan.

2) Perseroan wajib melaksanakan pemeriksaan atas sampel/spesimen yang diterima oleh Perseroan sesuai dengan formulir permintaan pemeriksaan yang telah diisi oleh MCP.

3) Perseroan wajib memberitahukan kepada MCP dalam hal terjadi keterlambatan penerbitan laporan hasil pemeriksaan disertai dengan alasan keterlambatan dan perkiraan tanggal hasil selesai.

4) Perseroan wajib memberitahukan secara tertulis kepada MCP apabila terjadi perubahan harga jenis pemerisaan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum berlakunya perubahan harga tersebut.

Hak dan Kewajiban MCP

1) MCP berhak untuk mendapatkan laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan Perseroan secara tepat waktu sesuai dengan kesepakatan Para Pihak.

2) MCP wajib mengambil sampel/spesimen sesuai dengan daftar panduan pemeriksaan yang dikeluarkan oleh Perseroan.

3) MCP berhak meminta pemeriksaan ulang dalam hal MCP meragukan laporan hasil pemeriksaan karena tidak sesuai dengan keadaan klinis pasien, dengan ketentuan sebagai berikut:

a) hasil pemeriksaan yang dianggap meragukan disampaikan secara tertulis oleh MCP; b) hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan diagnosa dokter pemeriksa atau terdapat

alasan-alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara medis;

c) pengulangan pemeriksaan dengan menggunakan bahan pemeriksaan yang sudah ada, atau bahan baru yang ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak;

d) kondisi pasen harus sama dengan kondisi pada saat bahan pemeriksaan sebelumnya; dan e) pasien tidak dikenakan biaya tambahan oleh Perseroan atas pemeriksaan ulang.

4) MCP wajib memenuhi pembayaran biaya pemeriksaan kepada Perseroan secara tepat pada waktunya sesuai dengan ketentuan dalam PPL MCP ini.

Biaya Pemeriksaan Pada Laboratorium Perseroan

Biaya semua jenis pemeriksaan yang dimintakan oleh MCP, disesuaikan dengan daftar harga yag berlaku secara umum dan dikeluarkan oleh Perseroan, MCP berhak untuk mendapatkan potongan harga umum sebesar 30% (tiga puluh persen) dan khusus sebesar 10% (sepuluh persen).

Tata Cara Pembayaran Bagi Hasil

1) Setiap awal bulan, Perseroan akan mengajukan surat tagihan pembayaran biaya jasa pemeriksaan kepada MCP dengan dilengkapi kwitansi atau faktur penagihan.

2) MCP wajib membayarkan biaya jasa pemeriksaan sesuai dengan jwitansi atau faktur penagihan yang diajukan Perseroan, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung setelah tagihan diterima dan disetujui oleh MCP, seluruh kwitansi atau faktur dianggap diterima.

Pengakhiran PPL MCP

1) Dalam hal salah satu pihak tidak ingin memeperpanjang PPL MCP, maka pihak tersebut harus memberitahukan maksudnya kepada pihak lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum berakhirnya Jangka Waktu PPL MCP.

2) PPL MCP dapat diakhiri berdasarkan instruksi, dekrit, ketentuan/peraturan pemerintah atau keputusan instansi yang berwenang, rencana kerja sama sebagaimana dimaksud dalam PPL MCP tidak dapat dilaksanakan atau menjadi tidak sah menurut hukum.

3) Para Pihak sepakat untuk mengakhiri PPL MCP ini.

4) Terjadinya pelanggaran material atas atau ketidaksesuaian dengan atau tidak dilaksanakannya setiap ketentuan-ketentuan dari PPL MCP ini dan keadaan tersebut terus berlangsung selama 14 (empat belas) hari setelah diterimanya pemberitahuan tertulis untuk memperbaiki pelanggaran tersebut dari pihak yang dirugikan.

5) Keadaan Force Majeure yang tidak dapat diatasi.

6) Dalam hal pengakhiran PPL MCP, masing-masing pihak bertanggung jawab untuk setiap ganti rugi atau biaya yang mungkin menjadi terutang kepada pihak lainnya atau timbul sampai dengan tanggal pengakhiran PPL MCP ini.

Larangan PPL MCP

1) Para Pihak dilarang untuk menyebarluaskan dan/atau menggadakan informasi dan/atau keterangan termasuk laporan hasil pemeriksaan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis, dan data atau dokumen yang timbul dan/atau berkaitan dengan PPL MCP ini yang diketahui atau patut diketahui atau timbul berdasarkan PPL MCP ini kepada pihak ketiga manapun selama berlakunya Jangka Waktu PPL MCP dan setiap waktu sesudahnya.

2) Selama berlangsungnya Jangka Waktu PPL MCP, Perseroan dilarang untuk melakukan subkontrak atau mendelegasikan kepada pihak lain untuk melakukan kewajibannya dalam kedudukan atau atas nama Perseroan atau mengalihkan kewajiban berdasarkan PPL MCP ini, kecuali telah memberikan alasan pengalihan secara tertulis kepada MCP dan telah mendapatkan persetujuan tertulis dari MCP, selain itu salinan perjanjian penunjukkan atau pengalihan perjanjian dengan pihak lain harus disampaikan kepada MCP untuk diperiksa dan disetujui terlebih dahulu sebelum penunjukan menjadi efektif.

Pengesampingan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Para Pihak sepakat untuk mengesampingkan ketentuan pada Pasal Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Force Majeure

1) Para Pihak sepakat bahwa hal-hal berikut ini merupakan hal-hal yang dianggap sebagai Force Majeure, adalah sebagai berikut: (i) peperangan; (ii) huru-hara; (iii) unjuk rasa massa; (iv) perombakan; (v) krisis nasional; (vi) kebakaran; (vii) sabotase; (viii) epidemik; (ix) banjir; (x) gempa bumi.

2) Dalam hal terjadi Force Majeure sehingga terdapat keterlambatan pengiriman, maka Perseroan harus memberitahukan secara tertulis mengenai keadaan tersebut kepada MCP selambat-lambatnya 2x24 jam setelah terjadinya Force Majeure tersebut.

Penyelesaian Perselisihan

1) Para Pihak sepakat apabila timbul perselisihan maka kedua belah pihak akan menyelesaikannya secara musyawarah; dan

2) Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak mencapai mufakat sampai dengan jangka waktu 30 (tiga puluh) hari, maka Para Pihak sepakat bahwa penyelesaian perselisihan akan diselesaikan melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

l. Perjanjian Kerja Sama Pemeriksaan Laboratorium No. 017/SPK-DLU/VI/2020 tanggal 29 Juni 2020

antara Perseroan dengan PT Merck Tbk (“PKS Merck”), yang mengatur antara lain hal-hal sebagai berikut:

Para Pihak

1) Perseroan; dan

3) Para Pihak sepakat untuk mengakhiri PPL MCP ini.

4) Terjadinya pelanggaran material atas atau ketidaksesuaian dengan atau tidak dilaksanakannya setiap ketentuan-ketentuan dari PPL MCP ini dan keadaan tersebut terus berlangsung selama 14 (empat belas) hari setelah diterimanya pemberitahuan tertulis untuk memperbaiki pelanggaran tersebut dari pihak yang dirugikan.

5) Keadaan Force Majeure yang tidak dapat diatasi.

6) Dalam hal pengakhiran PPL MCP, masing-masing pihak bertanggung jawab untuk setiap ganti rugi atau biaya yang mungkin menjadi terutang kepada pihak lainnya atau timbul sampai dengan tanggal pengakhiran PPL MCP ini.

Larangan PPL MCP

1) Para Pihak dilarang untuk menyebarluaskan dan/atau menggadakan informasi dan/atau keterangan termasuk laporan hasil pemeriksaan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis, dan data atau dokumen yang timbul dan/atau berkaitan dengan PPL MCP ini yang diketahui atau patut diketahui atau timbul berdasarkan PPL MCP ini kepada pihak ketiga manapun selama berlakunya Jangka Waktu PPL MCP dan setiap waktu sesudahnya.

2) Selama berlangsungnya Jangka Waktu PPL MCP, Perseroan dilarang untuk melakukan subkontrak atau mendelegasikan kepada pihak lain untuk melakukan kewajibannya dalam kedudukan atau atas nama Perseroan atau mengalihkan kewajiban berdasarkan PPL MCP ini, kecuali telah memberikan alasan pengalihan secara tertulis kepada MCP dan telah mendapatkan persetujuan tertulis dari MCP, selain itu salinan perjanjian penunjukkan atau pengalihan perjanjian dengan pihak lain harus disampaikan kepada MCP untuk diperiksa dan disetujui terlebih dahulu sebelum penunjukan menjadi efektif.

Pengesampingan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Para Pihak sepakat untuk mengesampingkan ketentuan pada Pasal Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Force Majeure

1) Para Pihak sepakat bahwa hal-hal berikut ini merupakan hal-hal yang dianggap sebagai Force Majeure, adalah sebagai berikut: (i) peperangan; (ii) huru-hara; (iii) unjuk rasa massa; (iv) perombakan; (v) krisis nasional; (vi) kebakaran; (vii) sabotase; (viii) epidemik; (ix) banjir; (x) gempa bumi.

2) Dalam hal terjadi Force Majeure sehingga terdapat keterlambatan pengiriman, maka Perseroan harus memberitahukan secara tertulis mengenai keadaan tersebut kepada MCP selambat-lambatnya 2x24 jam setelah terjadinya Force Majeure tersebut.

Penyelesaian Perselisihan

1) Para Pihak sepakat apabila timbul perselisihan maka kedua belah pihak akan menyelesaikannya secara musyawarah; dan

2) Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak mencapai mufakat sampai dengan jangka waktu 30 (tiga puluh) hari, maka Para Pihak sepakat bahwa penyelesaian perselisihan akan diselesaikan melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

l. Perjanjian Kerja Sama Pemeriksaan Laboratorium No. 017/SPK-DLU/VI/2020 tanggal 29 Juni 2020

antara Perseroan dengan PT Merck Tbk (“PKS Merck”), yang mengatur antara lain hal-hal sebagai berikut:

Para Pihak

1) Perseroan; dan

2) PT Merck Tbk (“Merck”)

secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Ruang Lingkup PKS Merck

1) Perseroan sepakat untuk melakukan kerja sama pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan sampel/spesimen dari Merck yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri farmasi.

2) Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh Perseroan melalui laboratorium klinik yang berlokasi di RSU Bunda Jakarta, Jl. Teuku Cik Ditiro No. 21, Menteng, Jakarta Pusat meliputi pelayanan pemeriksaan untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan.

Jangka Waktu PKS Merck

PKS Merck ini berlaku selama 1 (satu) tahun sejak tanggal 29 Juni 2020 sampai 28 Juni 2021 dan