• Tidak ada hasil yang ditemukan

RS Bhakti Mulia (“RS BM”)

tanggal 1 Juli 2020 (“PKO BII-Perseroan”), yang mengatur antara lain hal-hal sebagai berikut: Para Pihak

2) RS Bhakti Mulia (“RS BM”)

3) Perseroan wajib membayar kepada Renon berdasarkan dari jumlah pemeriksaan dan jenis pemeriksaan yang telah dirujuk oleh dokter Renon kepada Perseroan paling lambat 15 (lima belas) bulan berikutnya.

Force Majeure

1) Hak dan kewajiban yang diatur dalam PKS Renon ini dapat ditunda untuk janga waktu yang disepakati oleh Para Pihak apabila terdapat kejadian atau keadaan sebagai berikut: (i) bencana alam; (ii) gempa bumi; (iii) banjir; (iv) epidemi; (iv) kerusuhan sosial; (v) huru-hara; (vi) larangan Pemerintah yang secara nyata menghambat/mengganggu pekerjaan dan adanya penetapan Pemerintah mengenai terjadinya Force Majeure.

2) Dalam hal terjadi Force Majeure, maka pihak yang mengajukan Force Majeure wajib memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak terjadinya Force Majeure. Terhadap pemberitahuan tersebut, pihak lainnya akan memberikan persetujuan atau penolakan secara tertulis mengenai Force Majeure tersebut dalam waktu 7 (tujuh) hari, terhitung dari saat diterimanya pemberitahuan dari pihak yang terkena Force Majeure.

Larangan PKS Renon

1) Para Pihak sepakat bahwa setiap informasi bersifat rahasia, termasuk namun tidak terbatas pada data, identitas dan hasil pemeriksaan pasien yang diberikan selama Jangka Waktu PKS Renon. Para Pihak dilarang memperdagangkan, mempublikasikan ataupun memberitahukan ke pihak manapun dengan cara apapun, termasuk di dalamnya membuat salinan atau reproduksi, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak yang memberikan. 2) Kewajiban untuk merahasiakan dikecualikan apabila informasi tersebut diminta oleh pihak

yang berwajib dalam rangka penyelidikan dan/atau penyidikan, atau permintaan resmi lainnya yang berasal dari Pemerintah.

Penyelesaian Perselisihan

1) Para Pihak sepakat apabila timbul perselisihan maka kedua belah pihak akan menyelesaikannya secara musyawarah; dan

2) Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak mencapai mufakat dalam waktu 30 (tiga puluh) hari, maka Para Pihak sepakat bahwa penyelesaian perselisihan akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Denpasar.

e. Perjanjian Kerja Sama No. 016/SPK-DLU/V/2020 tanggal 6 Mei 2020 antara Perseroan dengan RS

Bhakti Mulia tentang Pemeriksaan Laboratorium (“PKS RS BM”), yang mengatur antara lain hal-hal sebagai berikut:

Para Pihak

1) Perseroan; dan

2) RS Bhakti Mulia (“RS BM”)

secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Ruang Lingkup PKS RS BM

Perseroan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyelenggaraan laboratorium kesehatan yang memiliki fasilitas dan sarana penunjang untuk melakukan pemeriksaan atas sampel/spesimen milik pasien, sedangkan RS BM adalah perusahan yang mengelola RS BM. Para Pihak sepakat untuk mengadakan kerja sama dalam pemeriksaan sampel/spesimen dari RS BM.

Jangka Waktu PKS RS BM

PKS RS BM ini berlaku selama 1 (satu) tahun sejak tanggal 6 Mei 2020 dan akan berakhir pada sampai 6 Mei 2021 dan dapat diperpanjang secara otomatis selama 1 (satu) tahun dalam hal tidak ada pengakhiran secara tertulis dari salah satu pihak yang dilakukan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum berakhirnya PKS RS BM dan/atau tanggal perpanjangan PKS RS BM ini berakhir.

Dalam hal salah satu pihak tidak bermaksud memperpanjang Jangka Waktu PKS TS BM, maka salah satu pihak tersebut wajib memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum PKS RS BM berakhir secara efektif.

Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan

1) RS BM bertanggung jawab untuk mengambil sampel/spesimen yang telah memenuhi persyaratan dan telah sesuai dengan daftar panduan pemeriksaan yang telah ditetapkan oleh Perseroan. RS BM menghubungi Perseroan untuk mengambil sampel/spesimen ke lokasi RS BM.

2) Perseroan sepakat bahwa tidak terdapat Batasan minimum dan/atau kuota pasien yang harus dipenuhi oleh RS BM sehubungan dengan pelaksanaan pemeriksaan.

3) Apabila bahan pemeriksaan dan/atau gormulir permintaan pemeriksaan yang diterima oleh Perseroan tidak memenuhi persyaratan dan/atau tidak lengkap, maka Perseroan akan melakukan Langkah berikut ini:

a) melakukan konfirmasi terkait data berupa identitas atau informasi tentang bahan pemeriksaan tidak lengkap, dan RS BM akan melengkapi data ini secara tertulis;

b) Perseroan akan menolak secara tertulis terhadap sampel/specimen apabila kondisinya tidak sesuai dengan daftarpanduan pemeriksaan atau tidak memenuhi syarat untuk diperiksa.

Hak dan Kewajiban Perseroan

1) Perseroan berhak atas pembayaran biaya atas pemeriksaan yang telah dilaksanakan

2) Perseroan wajib melaksanakan pemeriksaan atas sampel/spesimen yang diterima oleh Perseroan sesuai dengan formulir pemrintaan pemeriksaan yang telah diisi oleh RS BM dan akan segera menginformasikan laporan hasil pemeriksaan kepada RS BM untuk kemudia menginformasikan hasil pemeriksaan sampel tersebut kepada pasien.

3) Perseroan wajib memberitahukan kepada RS BM dalam hal terjadi keterlambatan penerbitan laporan hasil pemeriksaan disertai dengan alasan keterlambatan dan perkiraan tanggal hasil seleksi.

Hak dan Kewajiban RS BM

1) RS BM berhak untuk mendapatkan laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan Perseroan secara tepat waktu sesuai dengan kesepakatan Para Pihak.

2) RS BM wajib mengambil sampel/spesimen sesuai dengan daftar panduan pemeriksaan yang dikeluarkan oleh Perseroan.

3) RS BM wajib mengisi formilir pemeriksaan dengan benar dan tepat sesuai dengan ketentuan dari pemeriksaan yang dipilih oleh RS BM.

4) RS BM wajib memenuhi pembayaran biaya pemeriksaan kepada Perseroan secara tepat pada waktunya sesuai dengan ketentuan dalam PKS RS BM ini.

Nilai Bagi Hasil

1) Biaya semua jenis pemeriksaan yang dimintakan oleh RS BM, disesuaikan dengan daftar harga yang berlaku secara umum dan dikeluarkan oleh Perseroan.

2) RS BM berhak mendapatkan potongan harga/diskon umum sebesar 30% (tiga puluh persen) dan khusus sebesar 10% (sepuluh persen) yang akan diperoleh RS BM sesuai dengan kesepakatan antara RS BM dan Perseroan.

3) Apabila terjadi perubahan harga biaya jenis pemeriksaan, Perseroan akan memberikan pemberitahuan tertulis kepada RS BM selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari.

Tata Cara Pembayaran Bagi Hasil

1) Setiap awal bulan, Perseroan akan mengajukan surat tagihan pembayaran biaya jasa pemeriksaan kepada RS BM dengan dilengkapi kwitansi atau faktur penagihan.

2) RS BM wajib membayarkan biaya jasa pemeriksaan sesuai dengan jwitansi atau faktur penagihan yang diajukan Perseroan, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung setelah tagihan diterima dan disetujui oleh RS BM, seluruh kwitansi atau faktur dianggap diterima.

Force Majeure

1) Para Pihak sepakat bahwa hal-hal berikut ini merupakan hal-hal yang dianggap sebagai force majeure, adalah sebagai berikut: (i) peperangan; (ii) huru-hara; (iii) unjuk rasa massa; (iv) perombakan; (v) krisis nasional; (vi) kebakaran; (vii) sabotase; (viii) epidemik; (ix) banjir; (x) gempa bumi.

2) Dalam hal terjadi Force Majeure sehingga terdapat keterlambatan pengiriman, maka Perseroan harus memberitahukan secara tertulis emngenai keadaan tersebut kepada RS BM selambat-lambatnya 2x24 jam setelah terjadinya Force Majeure tersebut.

Pengakhiran PKS RS BM

Selain karena berakhirnya Jangka Waktu PKS RS BM, PKS RS BM ini dapat diakhiri apabila terjadi hal-hal berikut ini:

a) berdasarkan instruksi, dektrit, peraturan pemerintah atau keputusan instansi yang berwenang, rencana kerjasama sebagaimana dimaksud dalam PKS RS BM ini tidak dapat dilaksanakan atau menjadi tidak sah menurut hukum;

b) Para Pihak sepakat untuk mengakhiri PKS RS BM ini;

c) salah satu pihak melakukan pelanggaran material atas atau ketidaksesuaian dengan atau tidak dilaksanakannya setiap ketentuan-ketentuan dari PKS RS BM ini dan keadaan tersebut terus berlangsung selama 14 (empat belas) hari setelah diterimanya pemberitahuan tertulis untuk memperbaiki pelanggaran tersebut dari pihak yang terdampak kepada pihak yang dirugikan; dan d) terjadinya Force Majeure.

Hak dan Kewajiban RS BM

1) RS BM berhak untuk mendapatkan laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan Perseroan secara tepat waktu sesuai dengan kesepakatan Para Pihak.

2) RS BM wajib mengambil sampel/spesimen sesuai dengan daftar panduan pemeriksaan yang dikeluarkan oleh Perseroan.

3) RS BM wajib mengisi formilir pemeriksaan dengan benar dan tepat sesuai dengan ketentuan dari pemeriksaan yang dipilih oleh RS BM.

4) RS BM wajib memenuhi pembayaran biaya pemeriksaan kepada Perseroan secara tepat pada waktunya sesuai dengan ketentuan dalam PKS RS BM ini.

Nilai Bagi Hasil

1) Biaya semua jenis pemeriksaan yang dimintakan oleh RS BM, disesuaikan dengan daftar harga yang berlaku secara umum dan dikeluarkan oleh Perseroan.

2) RS BM berhak mendapatkan potongan harga/diskon umum sebesar 30% (tiga puluh persen) dan khusus sebesar 10% (sepuluh persen) yang akan diperoleh RS BM sesuai dengan kesepakatan antara RS BM dan Perseroan.

3) Apabila terjadi perubahan harga biaya jenis pemeriksaan, Perseroan akan memberikan pemberitahuan tertulis kepada RS BM selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari.

Tata Cara Pembayaran Bagi Hasil

1) Setiap awal bulan, Perseroan akan mengajukan surat tagihan pembayaran biaya jasa pemeriksaan kepada RS BM dengan dilengkapi kwitansi atau faktur penagihan.

2) RS BM wajib membayarkan biaya jasa pemeriksaan sesuai dengan jwitansi atau faktur penagihan yang diajukan Perseroan, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung setelah tagihan diterima dan disetujui oleh RS BM, seluruh kwitansi atau faktur dianggap diterima.

Force Majeure

1) Para Pihak sepakat bahwa hal-hal berikut ini merupakan hal-hal yang dianggap sebagai force majeure, adalah sebagai berikut: (i) peperangan; (ii) huru-hara; (iii) unjuk rasa massa; (iv) perombakan; (v) krisis nasional; (vi) kebakaran; (vii) sabotase; (viii) epidemik; (ix) banjir; (x) gempa bumi.

2) Dalam hal terjadi Force Majeure sehingga terdapat keterlambatan pengiriman, maka Perseroan harus memberitahukan secara tertulis emngenai keadaan tersebut kepada RS BM selambat-lambatnya 2x24 jam setelah terjadinya Force Majeure tersebut.

Pengakhiran PKS RS BM

Selain karena berakhirnya Jangka Waktu PKS RS BM, PKS RS BM ini dapat diakhiri apabila terjadi hal-hal berikut ini:

a) berdasarkan instruksi, dektrit, peraturan pemerintah atau keputusan instansi yang berwenang, rencana kerjasama sebagaimana dimaksud dalam PKS RS BM ini tidak dapat dilaksanakan atau menjadi tidak sah menurut hukum;

b) Para Pihak sepakat untuk mengakhiri PKS RS BM ini;

c) salah satu pihak melakukan pelanggaran material atas atau ketidaksesuaian dengan atau tidak dilaksanakannya setiap ketentuan-ketentuan dari PKS RS BM ini dan keadaan tersebut terus berlangsung selama 14 (empat belas) hari setelah diterimanya pemberitahuan tertulis untuk memperbaiki pelanggaran tersebut dari pihak yang terdampak kepada pihak yang dirugikan; dan d) terjadinya Force Majeure.

Pengesampingan Pasal 1266 dan 1267 KUHPerdata

Para Pihak sepakat untuk mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 dan Pasal 1267 KUHPerdata.

Penyelesaian Perselisihan

1) Para Pihak sepakat apabila timbul perselisihan maka kedua belah pihak akan menyelesaikannya secara musyawarah; dan

2) Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak mencapai mufakat dalam waktu 30 (tiga puluh) hari, maka Para Pihak sepakat bahwa penyelesaian perselisihan akan diselesaikan melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

f. Perjanjian Pemeriksaan Laboratorium No. 004/SPK-DLU/III/2020 tanggal 5 Maret 2020 antara

Perseroan dengan Rumah Sakit Umum Dik Pusdikkes Kodiklat TNI AD (“PPL TNI AD”), yang mengatur antara lain hal-hal sebagai berikut:

Para Pihak:

1) Perseroan; dan

2) Rumah Sakit Umum Dik Pusdikkes Kodiklat TNI AD (“RSU TNI AD”) secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Ruang Lingkup PPL TNI AD

Perseroan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyelenggaraan laboratorium kesehatan yang memiliki fasilitas dan sarana penunjang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di bawah pengelolaan dan kepemilikan Perseroan, sedangkan RSU TNI AD adalah perusahan jasa layanan pemeriksaan kesehatan yang didirikan berdasarkan hukum Republik Indonesia. Para Pihak sepakat untuk mengadakan kerja sama dengan merujuk bahan pemeriksaan laboratorium (sampel/spesimen) kepada Perseroan, dan Perseroan akan melaksanakan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan permintaan RSU TNI AD.

Jangka Waktu PPL TNI AD

Perjanjian PPL TNI AD ini berlaku selama 1 (satu) tahun sejak tanggal 5 Maret 2020 sampai 4 Maret 2021 dan secara otomatis diperpanjang selama 1 (satu) tahun dalam hal tidak ada pengakhiran secara tertulis dari salah satu pihak kepada pihak lainnya.

Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan

1) RSU TNI AD bertanggung jawab untuk mengambil sampel/spesimen yang telah memenuhi persyaratan dan telah sesuai dengan daftar panduan pemeriksaan yang telah ditetapkan oleh Perseroan. RSU TNI AD menghubungi Perseroan untuk mengambil sampel/spesimen ke lokasi. 2) Apabila bahan pemeriksaan dan/atau formulir permintaan pemeriksaan yang diterima oleh

Perseroan tidak memenuhi persyaratan dan/atau tidak lengkap, maka Perseroan akan melakukan Langkah berikut ini:

a) melakukan konfirmasi terkait data berupa identitas atau informasi tentang bahan pemeriksaan tidak lengkap, dan RSU TNI AD akan melengkapi data ini secara tertulis;

b) Perseroan akan menolak secara tertulis terhadap sampel/specimen apabila kondisinya tidak sesuai dengan daftar panduan pemeriksaan atau tidak memenuhi syarat untuk diperiksa.

Hak dan Kewajiban Perseroan

1) Perseroan berhak atas pembayaran biaya atas pemeriksaan yang telah dilaksanakan

2) Perseroan wajib melaksanakan pemeriksaan atas sampel/spesimen yang diterima oleh Perseroan sesuai dengan formulir pemrintaan pemeriksaan yang telah diisi oleh RSU TNI AD. 3) Perseroan wajib memberitahukan kepada RSU TNI AD dalam hal terjadi keterlambatan

penerbitan laporan hasil pemeriksaan disertai dengan alasan keterlambatan dan perkiraan tanggal hasil seleksi.

Hak dan Kewajiban RSU TNI AD

1) RSU TNI AD berhak untuk mendapatkan laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan Perseroan secara tepat waktu sesuai dengan kesepakatan Para Pihak.

2) RSU TNI AD berhak meminta pemeriksaan ulang dalam hal RSU TNI AD meragukan laporan hasil pemeriksaan karena tidak sesuai dengan keadaan klinis pasien, dengan ketentuan sebagai berikut: a) hasil pemeriksaan yang dianggap meragukan disampaikan secara tertulis oleh RSU TNI AD; b) hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan diagnosa dokter pemeriksa atau terdapat

alasan-alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara medis;

c) pengulangan pemeriksaan dengan menggunakan bahan pemeriksaan yang sudah ada, atau bahan baru yang ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak;

d) kondisi pasen harus sama dengan kondisi pada saat bahan pemeriksaan sebelumnya; dan e) pasien tidak dikenakan biaya tambahan oleh Perseroan atas pemeriksaan ulang.

3) RSU TNI AD wajib memenuhi pembayaran biaya pemeriksaan kepada Perseroan secara tepat pada waktunya sesuai dengan ketentuan dalam PPL TNI AD ini.

Biaya Pemeriksaan

Biaya pemeriksaan yang dimintakan oleh RSU TNI AD, disesuaikan dengan daftar harga yang berlaku secara umum dan dikeluarkan oleh Perseroan. Biaya yang timbul sepenuhnya menjadi tanggung jawab RSU TNI AD untuk dibayarkan kepada Perseroan.

Tata Cara Pembayaran Bagi Hasil

1) Setiap awal bulan, Perseroan akan mengajukan surat tagihan pembayaran biaya jasa pemeriksaan kepada RSU TNI AD dengan dilengkapi kwitansi atau faktur penagihan.

2) RSU TNI AD wajib membayarkan biaya jasa pemeriksaan sesuai dengan jwitansi atau faktur penagihan yang diajukan Perseroan, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung setelah tagihan diterima dan disetujui oleh RSU TNI AD, seluruh kwitansi atau faktur dianggap diterima. Force Majeure

1) Para Pihak sepakat bahwa hal-hal berikut ini merupakan hal-hal yang dianggap sebagai Force Majeure, adalah sebagai berikut: (i) peperangan; (ii) huru-hara; (iii) unjuk rasa massa; (iv) perombakan; (v) krisis nasional; (vi) kebakaran; (vii) sabotase; (viii) epidemik; (ix) banjir; (x) gempa bumi.

2) Dalam hal terjadi Force Majeure sehingga terdapat keterlambatan pengiriman, maka Perseroan harus memberitahukan secara tertulis emngenai keadaan tersebut kepada RSU TNI AD selambat-lambatnya 2x24 jam setelah terjadinya Force Majeure tersebut.

Hak dan Kewajiban Perseroan

1) Perseroan berhak atas pembayaran biaya atas pemeriksaan yang telah dilaksanakan

2) Perseroan wajib melaksanakan pemeriksaan atas sampel/spesimen yang diterima oleh Perseroan sesuai dengan formulir pemrintaan pemeriksaan yang telah diisi oleh RSU TNI AD. 3) Perseroan wajib memberitahukan kepada RSU TNI AD dalam hal terjadi keterlambatan

penerbitan laporan hasil pemeriksaan disertai dengan alasan keterlambatan dan perkiraan tanggal hasil seleksi.

Hak dan Kewajiban RSU TNI AD

1) RSU TNI AD berhak untuk mendapatkan laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan Perseroan secara tepat waktu sesuai dengan kesepakatan Para Pihak.

2) RSU TNI AD berhak meminta pemeriksaan ulang dalam hal RSU TNI AD meragukan laporan hasil pemeriksaan karena tidak sesuai dengan keadaan klinis pasien, dengan ketentuan sebagai berikut: a) hasil pemeriksaan yang dianggap meragukan disampaikan secara tertulis oleh RSU TNI AD; b) hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan diagnosa dokter pemeriksa atau terdapat

alasan-alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara medis;

c) pengulangan pemeriksaan dengan menggunakan bahan pemeriksaan yang sudah ada, atau bahan baru yang ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak;

d) kondisi pasen harus sama dengan kondisi pada saat bahan pemeriksaan sebelumnya; dan e) pasien tidak dikenakan biaya tambahan oleh Perseroan atas pemeriksaan ulang.

3) RSU TNI AD wajib memenuhi pembayaran biaya pemeriksaan kepada Perseroan secara tepat pada waktunya sesuai dengan ketentuan dalam PPL TNI AD ini.

Biaya Pemeriksaan

Biaya pemeriksaan yang dimintakan oleh RSU TNI AD, disesuaikan dengan daftar harga yang berlaku secara umum dan dikeluarkan oleh Perseroan. Biaya yang timbul sepenuhnya menjadi tanggung jawab RSU TNI AD untuk dibayarkan kepada Perseroan.

Tata Cara Pembayaran Bagi Hasil

1) Setiap awal bulan, Perseroan akan mengajukan surat tagihan pembayaran biaya jasa pemeriksaan kepada RSU TNI AD dengan dilengkapi kwitansi atau faktur penagihan.

2) RSU TNI AD wajib membayarkan biaya jasa pemeriksaan sesuai dengan jwitansi atau faktur penagihan yang diajukan Perseroan, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung setelah tagihan diterima dan disetujui oleh RSU TNI AD, seluruh kwitansi atau faktur dianggap diterima. Force Majeure

1) Para Pihak sepakat bahwa hal-hal berikut ini merupakan hal-hal yang dianggap sebagai Force Majeure, adalah sebagai berikut: (i) peperangan; (ii) huru-hara; (iii) unjuk rasa massa; (iv) perombakan; (v) krisis nasional; (vi) kebakaran; (vii) sabotase; (viii) epidemik; (ix) banjir; (x) gempa bumi.

2) Dalam hal terjadi Force Majeure sehingga terdapat keterlambatan pengiriman, maka Perseroan harus memberitahukan secara tertulis emngenai keadaan tersebut kepada RSU TNI AD selambat-lambatnya 2x24 jam setelah terjadinya Force Majeure tersebut.

Penyelesaian Perselisihan

1) Para Pihak sepakat apabila timbul perselisihan maka kedua belah pihak akan menyelesaikannya secara musyawarah; dan

2) Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak mencapai mufakat, maka Para Pihak sepakat bahwa penyelesaian perselisihan akan diselesaikan melalui kantor kepaniteraan pengadilan negeri Perseroan.

g. Perjanjian Kerja Sama Program Referral Alodokter tanggal 20 Mei 2020 antara PT Sumo

Teknologi Solusi (Alodokter) dengan Perseroan (“PKS Alodokter”), yang mengatur antara lain hal-hal sebagai berikut:

Para Pihak

1) Perseroan; dan

2) PT Sumo Teknologi Solusi (“Alodokter”) secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Ruang Lingkup PKS Alodokter

1) Para Pihak sepakat untuk mengadakan kerja sama terkait program referral, pasien yang pada awalnya melakukan komunikasi dan/atau pemeriksaan atas kondisi kesehatannya melalui sistem yang dimiliki oleh Alodokter akan diberikan surat pengantar rujukan dan/atau didaftarkan oleh Alodokter ke laboratorium milik Perseroan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut. 2) Apabila pasien rujukan melakukan kunjungan berikutnya ke laboratorium milik Perseroan untuk

pemeriksaan lanjutan, pasien tersebut tetap diperhitungkan sebagai pasien rujukan sebagai satu rangkaian pemeriksaan yang berkesinambungan, namun apabila pasien rujukan kembali datang ke laboratorium milik Perseroan dengan kasus penyakit yang berbeda dan tanpa surat konfirmasi atau pemberitahuan dari Alodokter kepada laboratorium milik Perseroan, maka pasien tersebut bukan pasien rujukan.

Jangka Waktu PKS Alodokter

PKS Alodokter ini berlaku 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal 20 Mei 2020 dan akan berakhir pada 19 Mei 2022.

Biaya Jasa Rujukan dan Tata Cara Pembayaran

1) Perseroan akan membayar biaya jasa rujukan (referral fee) Rp. 60.000,- (enam puluh ribu Rupiah) (sudah termasuk pajak PPN yang ditanggung oleh Alodokter) untuk setiap kunjungan pasien ke laboratorium milik Perseroan.

2) Perseroan akan mengirimkan laporan rekapitulasi yang berisi jumlah pasien rujukan sebagai dasar pembayaran biaya jasa rujukan kepada Alodokter selambat-lambatnya setiap tanggal 15 (lima belas) bulan berjalan. Sedangkan Alodokter akan mengkonfirmasi laporan tersebut paling lambat 15 (lima belas) hari sejak diterimanya laporan rekapitulasi dari Perseroan dan akan mengirimkan invoice kepada Perseroan setiap akhir bulan.

3) Perseroan akan membayar biaya jasa rujukan kepada Alodokter selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah menerima invoice lengkap dari Alodokter.

Tanggung Jawab Perseroan

Perseroan bertanggung jawab membayar biaya jasa rujukan kepada Alodokter paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah menerima invoice lengkap dari Alodokter.

Hak Alodokter

1) Alodokter berhak untuk memiliki data yang diterima, kecuali dokumen-dokumen informasi medis atau resume medis pasien rujukan yang tidak dapat dimiliki atau diakses oleh Alodokter tanpa adanya kuasa dari pasien terkait.

2) Alodokter berhak untuk meninjau perhitungan biaya rujukan untuk di negosiasikan kembali dalam jangka waktu 1 (satu) tahun yang harus dinyatakan dalam amandemen secara tertulis. 3) Alodokter berhak untuk mendapatkan biaya jasa rujukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja

setelah menerima invoice lengkap dari Alodokter.

Pengakhiran PKS Alodokter

PKS Alodokter dapat diakhiri secara sepihak oleh salah satu pihak dengan cara memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya dalam tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal pengakhiran PKS Alodokter.

Penyelesaian Perselisihan

Apabila timbul perselisihan sehubungan dengan PKS Alodokter ini, Para Pihak sepakat untuk menempuh jalan musyawarah dan mufakat. Jika penyelesaian tersebut tidak tercapai dalam waktu 30 (tiga puluh) hari maka Para Pihak memilih domisili pada Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

h. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan No. 007/QSM/M/I/2020 antara PT Quantum Sarana

Medik dengan Perseroan tentang Rujukan Pemeriksaan Penunjang Medis Secara Berlangganan (“PKP Quantum”), yang mengatur antara lain hal-hal sebagai berikut:

Para Pihak

1) Perseroan; dan

2) PT Quantum Sarana Medik (“Quantum”) secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Ruang Lingkup PKP Quantum

Para Pihak sepakat untuk mengadakan kerja sama terkait rujukan pemeriksaan penunjang medis secara berlanggangan yang berarti Quantum diberikan wewenang oleh Perseroan sebagai laboratorium langganan untuk memberikan pelayanan pemeriksaan penunjang medis yang meliputi pemeriksaan laboratorium klinik, laboratorium kesehatan masyarakat dan non laboratorium bagi pasien Perseroan.

Jangka Waktu PKP Quantum

PKP Quantum ini berlaku 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal 24 Februari 2020 dan akan berakhir pada 24 Februari 2021.

PKP Quantum dapat diakhiri oleh salah satu pihak dengan memberitahukan maksudnya secara tertulis