• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISIKO USAHA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGIATAN USAHA PERSEROAN

Periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 dibandingkan dengan periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019

B. RISIKO USAHA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGIATAN USAHA PERSEROAN

Risiko-risiko yang diungkapkan dalam uraian berikut merupakan risiko yang material bagi Perseroan dan telah disusun berdasarkan dampak dari masing-masing risiko terhadap kinerja Perseroan. Terdapat 7 (tujuh) jenis risiko yang halus dikelola dengan baik oleh Perseroan adalah sebagai berikut:

Risiko ketergantungan Perseroan terhadap pihak ketiga sebagai penyedia peralatan pemeriksaan laboratorium dan bahan baku reagen. Bahan baku utama yang digunakan oleh Perseroan adalah Reagen dan disertai bahan kimia lainnya yang digunakan untuk proses pemeriksaan. Bahan pendukung lainnya adalah bahan dan alat medis habis pakai yang digunakan untuk pengambilan spesimen dalam proses pemeriksaan seperti tube, sarung tangan, jarum, dan lain-lain. Semua bahan baku tersebut diambil dari pihak ketiga baik buatan lokal maupun hasil produksi luar negri. Beberapa bahan baku terutama Reagen memiliki jangka waktu pemakaian, sehingga Perseroan tidak bisa mengambil terlalu banyak untuk menghindari habis masa pakainya sebelum digunakan untuk keperluan pemeriksaan. Namun Perseroan juga tidak bisa mengambil dalam jumlah sangat sedikit untuk menghindari Kekurangan bahan ketika dibutuhkan untuk pengambilan sample pelanggan Perseroan. Untuk itu Perseroan memperkirakan jumlah pemesanannya dengan jumlah yang moderate atau tidak terlalu banyak namun ditambahkan sedikit sebagai buffer stock

Dalam mengatasi ketergantungan terhadap pemasok bahan baku, Perseroan akan melakukan kontrak dengan pihak distributor dan pemasok dalam jangka waktu tertentu dan dalam jumlah tertentu sehingga selain dapat mengamankan stok bahan baku dan peralatan, Perseroan juga dapat menghindari resiko jika di pertengahan

kontrak itu ada perubahan kurs yang signifikan karena sebagian peralatan dan bahan baku regaen merupakan impor dari luar negeri.

Perseroan selalu berusaha untuk mengedepankan aspek independensi dimana ditandai dengan banyaknya jumlah vendor dan rekanan yang dimiliki Perseroan. Dengan jumlah vendor yang beragam, Perseroan dapat melakukan kerja sama operasional dengan vendor-vendor alat laboratorium yang lain. Dari sisi pelanggan Perseroan juga terus mencari pelanggan pelanggan baru, baik dari jalur rujukan dokter maupun dari pelanggan korporasi, dimana Perseroan juga terus aktif mencari kesempatan untuk menjadi operator laboratorium rumah sakit.

Risiko ketergantungan terhadap pihak afiliasi

Pada saat ini 88,6% pendapatan Perseroan berasal dari pihak afiliasi. Sebagai anak usaha, Perseroan sangat bergantung pada kegiatan usaha BMHS Group karena per Juni 2020, pendapatan Perseroan disumbang oleh pihak berelasi sebesar 88,6%.

Perseroan mengatasi hal ini dengan menjalankan cabang sendiri dan merencanakan ekspansi ke beberapa wilayah lagi secara nasional. Dari cabang yang sudah ada sekarang, Perseroan berencana membuka 2 cabang baru yatiu Cabang Padang dan Makasar ditahun 2020 dan menargetkan sudah memiliki 30 cabang dan outlet dihampir seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2025 untuk mengurangi ketergantungan terhadap BMHS Group serta bisa ikut berkontribusi dalam brand awareness BMHS Group. Perseroan menargetkan dalam 5 tahun kedepan pendapatan dari group BMHS menjadi 48,6% dan sisanya berasal dari laboratorium mandiri serta kerjasama dengan klinik dan rumah sakit lainnya

Risiko terhadap kegagalan untuk mematuhi peraturan perundangan-undangan yang berlaku terkait industri pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan seperti yang dijalankan oleh Perseroan saat ini memiliki banyak aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan bisa mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Perseroan tunduk pada peraturan undang-undang, namun tidak hanya terbatas pada perizinan operasional tetapi juga inspeksi fasilitas yang dilakukan oleh dinas terkait (dinas kesehatan, kementerian lingkungan hidup, ketenagakerjaan). Selain itu Perseroan juga wajib mendapatkan persetujuan dari instansi berwenang lainnya untuk melakukan kegiatan usahanya seperti izin-izin korporasi umum, izin pendirian dan izin penyelenggaraan laboratorium klinik. Ketika izin-izin yang dimiliki Perseroan berakhir, maka Perseroan akan memperbaharuinya dengan izin yang baru termasuk ketika menawarkan layanan baru atau menambah jumlah klinik di lokasi baru. Ada kemungkinan izin yang diajukan Perseroan bisa didapatkan tidak tepat waktu karena tertunda atau sedang dalam proses walaupun izinnya akan segera berakhir.

Ketika izin-izin yang dimiliki Perseroan mendekati masa akhir, maka Perseroan akan memperbaharuinya dengan izin yang baru termasuk ketika menawarkan layanan baru atau menambah jumlah klinik di lokasi baru. Ada kemungkinan izin yang diajukan Perseroan bisa didapatkan tidak tepat waktu karena tertunda atau sedang dalam proses walaupun izinnya akan segera berakhir.

Risiko terhadap kesediaan sumber daya manusia (profesional medik) sebagai pendukung kegiatan usaha Perseroan.

Adanya risiko tenaga profesional tidak dapat dihindari seperti kekurangan SDM yang dibutuhkan jika mengalami sakit (tidak masuk), cuti, pindah ke Perseroan lain yang memungkinkan pada saat sibuk menyebabkan kekurangan SDM pada masa itu.

Untuk megatasi risiko ini, Perseroan memiliki afiliasi dengan Yayasan Pendidikan Kesehatan, Karya Husada Jakarta, yang dapat bekerja sama dengan Perseroan di masa depan sehingga akan meminimalisir risiko Perseroan kekurangan sumber daya yang berkualitas.

kontrak itu ada perubahan kurs yang signifikan karena sebagian peralatan dan bahan baku regaen merupakan impor dari luar negeri.

Perseroan selalu berusaha untuk mengedepankan aspek independensi dimana ditandai dengan banyaknya jumlah vendor dan rekanan yang dimiliki Perseroan. Dengan jumlah vendor yang beragam, Perseroan dapat melakukan kerja sama operasional dengan vendor-vendor alat laboratorium yang lain. Dari sisi pelanggan Perseroan juga terus mencari pelanggan pelanggan baru, baik dari jalur rujukan dokter maupun dari pelanggan korporasi, dimana Perseroan juga terus aktif mencari kesempatan untuk menjadi operator laboratorium rumah sakit.

Risiko ketergantungan terhadap pihak afiliasi

Pada saat ini 88,6% pendapatan Perseroan berasal dari pihak afiliasi. Sebagai anak usaha, Perseroan sangat bergantung pada kegiatan usaha BMHS Group karena per Juni 2020, pendapatan Perseroan disumbang oleh pihak berelasi sebesar 88,6%.

Perseroan mengatasi hal ini dengan menjalankan cabang sendiri dan merencanakan ekspansi ke beberapa wilayah lagi secara nasional. Dari cabang yang sudah ada sekarang, Perseroan berencana membuka 2 cabang baru yatiu Cabang Padang dan Makasar ditahun 2020 dan menargetkan sudah memiliki 30 cabang dan outlet dihampir seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2025 untuk mengurangi ketergantungan terhadap BMHS Group serta bisa ikut berkontribusi dalam brand awareness BMHS Group. Perseroan menargetkan dalam 5 tahun kedepan pendapatan dari group BMHS menjadi 48,6% dan sisanya berasal dari laboratorium mandiri serta kerjasama dengan klinik dan rumah sakit lainnya

Risiko terhadap kegagalan untuk mematuhi peraturan perundangan-undangan yang berlaku terkait industri pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan seperti yang dijalankan oleh Perseroan saat ini memiliki banyak aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan bisa mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Perseroan tunduk pada peraturan undang-undang, namun tidak hanya terbatas pada perizinan operasional tetapi juga inspeksi fasilitas yang dilakukan oleh dinas terkait (dinas kesehatan, kementerian lingkungan hidup, ketenagakerjaan). Selain itu Perseroan juga wajib mendapatkan persetujuan dari instansi berwenang lainnya untuk melakukan kegiatan usahanya seperti izin-izin korporasi umum, izin pendirian dan izin penyelenggaraan laboratorium klinik. Ketika izin-izin yang dimiliki Perseroan berakhir, maka Perseroan akan memperbaharuinya dengan izin yang baru termasuk ketika menawarkan layanan baru atau menambah jumlah klinik di lokasi baru. Ada kemungkinan izin yang diajukan Perseroan bisa didapatkan tidak tepat waktu karena tertunda atau sedang dalam proses walaupun izinnya akan segera berakhir.

Ketika izin-izin yang dimiliki Perseroan mendekati masa akhir, maka Perseroan akan memperbaharuinya dengan izin yang baru termasuk ketika menawarkan layanan baru atau menambah jumlah klinik di lokasi baru. Ada kemungkinan izin yang diajukan Perseroan bisa didapatkan tidak tepat waktu karena tertunda atau sedang dalam proses walaupun izinnya akan segera berakhir.

Risiko terhadap kesediaan sumber daya manusia (profesional medik) sebagai pendukung kegiatan usaha Perseroan.

Adanya risiko tenaga profesional tidak dapat dihindari seperti kekurangan SDM yang dibutuhkan jika mengalami sakit (tidak masuk), cuti, pindah ke Perseroan lain yang memungkinkan pada saat sibuk menyebabkan kekurangan SDM pada masa itu.

Untuk megatasi risiko ini, Perseroan memiliki afiliasi dengan Yayasan Pendidikan Kesehatan, Karya Husada Jakarta, yang dapat bekerja sama dengan Perseroan di masa depan sehingga akan meminimalisir risiko Perseroan kekurangan sumber daya yang berkualitas.

Risiko terhadap melambatnya Perseroan melakukan penerapan perkembangan teknologi pada layanan kesehatan yang tersedia

Adanya persaingan dengan Laboratorium lain yang memberikan pelayanan sama terdapat risiko Perseroan lambat dalam melakukan teknologi terbaru jika alat yang sebelumnya telah tersedia masih dapat digunakan dan belum habis masa pakainya, sedangkan ada kemungkinan Laboratorium pesaing sudah melakukan pembaharuan alat dan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.

Perseroan menghadapi hal tersebut dengan selalu mencari informasi terbaru terhadap update teknologi kesehatan laboratorium. Perseroan menargetkan adaptasi teknologi baru dalam enam bulan setelah teknologi tersebut diterapkan

Risiko terhadap kemampuan Perseroan dalam membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.

Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dengan melakukan medical checkup berkala atau dengan melakukan pemeriksaan tambahan guna mengetahui status kesehatannya sangatlah penting, namun ada risiko bahwa berbagai bentuk penyuluhan yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit atau Laboratorium mengalami kegagalan karena beberapa faktor. Salah satunya adalah biaya yang harus ditanggung sendiri oleh calon pelanggannya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tersebut atau kurangnya asuransi kesehatan yang dimiliki calon pelanggan yang dapat membantu biaya pemeriksaan di Laboratorium. Dengan salah satu faktor tersebut, calon pelanggan ada kemungkinan lebih memilih merasa sehat tanpa melakukan pemeriksaan daripada harus mengeluarkan biaya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut Perseorn melakukan kampanye edukasi mengenai kesadaran masyarakat melalui media sosial, talkshow rutin tiap 3 bulan sekali, kampanye open booth di mal dan di tempat sesuai dengan taget market Perseroan

Risiko terkait peralatan kesehatan yang disewa mengalami kendala dan kemungkinan terlambatnya teknisi atau peralatan kesehatan pengganti.

Perseroan mengadakan perjanjian dengan pihak pemasok dalam pengadaan alat medis bahwa jika terjadi kerusakan, maka harus didatangkan teknisi dari pihak pemasok begitupun jika alat tidak dapat diperbaiki dalam periode tertentu, maka alat penggantinya akan segera dikirim maksimal 2x24 jam agar pelayanan yang diberikan kepada pelanggan tidak terhenti.

Untuk menghadapi hal tersebut Perseroan mengadakan perjanjian dengan pihak pemasok dalam pengadaan alat medis bahwa jika terjadi kerusakan, maka harus didatangkan teknisi dari pihak pemasok begitupun jika alat tidak dapat diperbaiki dalam periode tertentu, maka alat penggantinya akan segera dikirim maksimal 2x24 jam agar pelayanan yang diberikan kepada pelanggan tidak terhenti.

Risiko terhadap kemungkinan menurunnya kualitas layanan laboratorium klinik yang akan dapat berdampak material dan merugikan terhadap bisnis Perseroan.

Seluruh risiko yang telah disebutkan sebelumnya memiliki potensi menurunkan kualitas layanan yang diberikan walaupun tentunya Perseroan selalu berupaya secara maksimal untuk menjaga standar kualitas layanannya. Kualitas layanan yang menurun akan mempengaruhi penilaian pelanggan dan ada kemungkinan juga membandingkan layanan Perseroan terhadap layanan pesaing yang tentunya akan berdampak secara material dan merugikan bisnis Perseroan.

Untuk menanggapi hal ini Perseroan telah secara rutin melakukan Pemeriksaan Mutu Internal (PMI) yang dilakukan tim pengendalian mutu internal Perseroan dan Pemerikasaan Mutu Eksternal yang bekerjasama dengan Kemenkes maupun pihak swasta, Perseroan akan melakukan sertifikasi terhadap bisnis laboratorium serta pelatihan ATLM dan dokter, dalam skala nasional dan internasional.