• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memahami Gerakan Sosial

Dalam dokumen IRE Yogyakarta | Mandatory Edisi 10 vol 2 : (Halaman 193-196)

Adalah Rajendra Singh10 yang membawa kita pada sikap lebih optimis. Terutama ketika berbincang soal gerakan sosial. Rajendara berkaca pada masyarakat India. Disana masyarakat tumbuh dengan kepercayaan diri atas (1) kemampuannya untuk menetapkan nasib kemanusiaan tidak semata-mata ada pada tangan negara hingga terus waspada atas perangai busuk yang keluar dari sistem politiknya sambil, (2) memiliki agensi atau para pelaku sejarah yang dapat mengubah medan gerakan hingga mendorong transformasi radikal. Usaha ini secara kompleks meraih wujud yang beragam: gerakan ekologis, anti rasis, anti institusionalis hingga anti urban. Potret gerakan ini berupaya untuk melawan segala bentuk intervensi terutama yang diperantarai oleh negara dan modal. Berdasar atas rasa optimis itulah maka gerakan sosial di India selalu berusaha untuk mengembangkan struktur jaringan pendukung melalui penyuaraan kembali cita-cita kolektifnya: keadilan dan persamaan. Ide itu punya corak yang tidak dibatasi atas posisi kelas atau gender melainkan persamaan dasar: keinginan untuk menikmati kehidupan yang bermartabat. Maka upaya untuk mencapai tujuan itulah yang tak membuat gerakan ini memilih bentuk yang pasti dan lazim, seperti partai politik atau model organisasi berserikat, melainkan gerakan akar rumput yang ikatannya longgar dengan produktivitas tinggi dalam membangun prakarsa. Tapi lagi-lagi India tak sendiri.

Kembali pada Zapatista yang mengawali prakarsa dari gerakan etis untuk mempertahankan diri. Navaro mengatakan, Zapatista mula-mula berdiri ‘lebih sebagai respon atas hilangnya identitas diri masyarakat adat dan dampak liberalisasi ekonomi’. Terlebih Mexico yang dililit oleh hutang luar negeri dan percaya cara untuk keluar dari kubangan adalah terlibat dalam traktat ekonomi pasar bebas. Diantaranya terlibat dalam NAFTA yang kian membawa masyarakat adat terjerembab dalam kemiskinan. Zapatista muncul lewat pesan yang kelak jadi latar sebuah pemberontakan:

……tiap orang yang sedang bermimpi di negeri ini. Kini saatnya bangun…. Inilah badainya. Dari pertarungan dua arus angin ini badai akan terlahir, saat kedatangannya sudah menjelang. Kini angin dari atas sedang berkuasa, dan angin dari bawah sedang berhembus….Inilah ramalannya. Saat badai mereda, saat hujan dan api sekali lagi menyingkir pergi dari negeri yang damai ini, dunia tak bakal lagi berupa dunia namun sesuatu yang lebih baik….

Kemampuan Zapatista membangun asosiasi baru yang langsung meyentuh kesadaran bukan hanya melalui prosa tapi juga ikatan gerakan. Pusat gerakannya ada pada masyarakat adat yang terbentuk tidak sekedar karena perasaan ‘derita’. Ikatan Zapatista terbentuk karena ikatan komunikasi dan organisasi yang dijalankan secara rasional. Maka gagasan perlindungan masyarakat adat itu kemudian mempengaruhi gerakan di belahan dunia lain, lebih karena, cita-cita kolektif perubahan yang dibawakan oleh Zapatista juga mewakili harapan dari gerakan akar rumput lainnya. Apalagi konflik, pertarungan hingga relasi kekuasaan yang terjalin dikomunikasikan dalam bahasa yang lebih sederhana oleh Marcos. Maka prosa Marcos mewakili sesuatu yang tidak hanya cerminan pengalaman suku Indian di hutan Lacandon melainkan juga perasaan petani Urut Sewu Kebumen. Suatu pengalaman yang membentuk kerangka kesadaran dan membuka ruang kesempatan aksi kolektif.

Mereka sadar atas ancaman global pada setiap orang marginal. Masyarakat adat, petani, buruh hingga miskin kota terjerumus dalam sistem ekonomi yang buas. Sistem ekonomi yang oleh Farid Zakaria selalu dipuji sebagai yang terbaik dan bisa mengantarkan kemakmuran. Fared katakan, pertumbuhan kapitalis merupakan satu-satunya cara yang terbaik untuk menggantikan kekuasaan politik feodal dan menciptakan negara yang efektif dan terbatas. Fared mengutip penyair Turki yang melukiskan sajak sederhana tapi merangkum teorinya:

Untuk mempertahankan raja perlu banyak prajurit dan kuda Untuk memiliki prajurit ini perlu banyak uang

Untuk mendapatkan uang ini, rakyat harus kaya; Agar rakyat kaya, hukum harus adil.

Jika salah satunya dibiarkan tak terurus, keempatnya pasti tidak terurus Jika keempatnya tak terurus, persatuan akan tercerai berai11

Fared terlampau mabuk dengan demokrasi Amerika. Selalu mempercayai perombakan hukum akan meningkatkan kekayaan rakyatnya. Prinsip yang selalu ditawarkan dalam perubahan politik dimana-mana: ubah aturannya maka kehidupan akan ikut berubah pula. Zapatista tak sepenuhnya sepakat pada ide konyol itu. Bukan raja atau prajurit yang menginginkan banyak uang tapi rakyat yang sebenarnya paling berhak untuk memutuskan apa yang hendak dipilihnya. Rakyat punya kewenangan otonom dan perjuangan mereka adalah merebut apa yang jadi prinsip kedaulatan: suara masyarakat adat adalah kekuasaan tertingginya. Maka Zapatista menyebut proyek politiknya dengan kata ‘…tidak bertujuan merebut kekuasaan namun untuk mengorganisir masyarakat.’

Zapatista telah mengubah demokrasi bukan permainan yang penuh aturan guna memilih yang terbaik tetapi kesempatan untuk membangun kedaulatan. Gagasan ini meluncur dengan radikal hingga memberi inspirasi banyak petani belahan dunia untuk mempertahankan hak. Maka Zapatista dengan bersemangat menggugat organisasi international yang mengacuhkan keberadaan masyarakat adat. Bahkan ikut memprotes siapa saja yang mendapat perlakuan dari sistem hukum dan politik yang tak adil. Seperti pembelaan Zapatista atas Mumia Abu Jamal, seorang muslim kulit hitam di Amerika yang dijatuhi hukuman atas perbuatan yang tak dilakukannya. Zapatista tak hanya menjadi pejuang bagi masyarakat adat melainkan telah menjelma jadi gerakan sosial yang memperjuangkan ide persamaan dan kesetaraan.

Pada sisi inilah gerakan Zapatista membawa revolusi dalam bentuknya yang radikal: usaha untuk memerangi tiap garis batas yang berusaha dipertahankan

oleh proyek global kapitalisme. Desakan untuk membangun kesadaran hak atas tanah dan kehidupan adat telah mengilhami banyak warga dunia untuk tetap punya pilihan lain dalam merintis kemajuan. Maknanya sederhana bahwa tugas Zapatista bukan memberi informasi atau sekedar menuntut persamaan melainkan memperdalam dan memperluas sebanyak-banyak partisipasi akar rumput untuk terlibat dalam tiap pengambilan kebijakan. Selalu saja kritik diarahkan pada siapapun yang merasa diri memegang kekuasaan dan mengontrol apapun yang dianggap jadi kepentingannya. Maka di tiap risalahnya, Zapatista berupaya untuk melipatgandakan ruang-ruang politik sembari melakukan perlawanan atas semua upaya pemusatan wewenang. Di sisi inilah gerakan Zapatista memiliki kelebihan: pertautan dengan jaringan akar rumput dan dukungan luar biasa masyarakat international.

Dalam dokumen IRE Yogyakarta | Mandatory Edisi 10 vol 2 : (Halaman 193-196)