• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membaca Intensif dan Merangkum Isi Teks

Dalam dokumen sma11bhsindbhs KompetensiBerbahasa Syamsuddin (Halaman 182-185)

Seni Rupa

KESIMPULAN DAN SARAN 1 Bahasa ABG perlu masuk di dalam kurikulum

C. Membaca Intensif dan Merangkum Isi Teks

Apakah tujuan kalian ketika membaca suatu teks? Ya, tentu saja tujuan kalian ketika membaca sebuah teks adalah untuk memperoleh informasi yang disajikan dalam teks tersebut. bagaimana cara mendapatkan dan menemukan informasi? Hal utama yang harus kalian lakukan ketika membaca teks adalah menemukan pokok- pokok pikiran dalam teks. Kalian juga dapat melanjutkan dengan membuat rangkuman isi teks. Dengan demikian, kalian akan lebih mudah memahami isi teks tersebut.

Di bawah ini disajikan sebuah teks tentang disiplin berbahasa. Silakan kalian membaca teks berikut!

Sudahkah Kita Disiplin Berbahasa? Oleh: Abdul Gaffar Ruskhan

Dalam berbahasa, ada dua sikap yang diperlihatkan oleh pemakai bahasa, yaitu sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif ditunjukkan oleh pemakai bahasa dengan kesadaran bahasa yang tinggi. Dalam konteks bahasa Indonesia, pemakai sadar akan fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia.

Sikap positif terwujud dalam penggunaan bahasa secara disiplin. Kedisiplinan itu dapat dikenali melalui bahasa yang digunakan yang memperlihatkan keteraturan berbahasa. Dengan kata lain, penggu-

naan bahasa berlangsung secara tertib, santun, baik, dan benar. Sebaliknya, sikap negatif tercermin dari kurangnya kesadaran pemakai dalam menggunakan bahasa secara tertib, santun, baik, dan benar. Biasanya, dalam berbahasa, pemakai cenderung meng- gunakan bahasa yang bercampur dengan bahasa lain (campur kode). Salah satu sikap negatif yang terlihat dalam berbahasa Indo- nesia adalah penggunaan istilah asing dalam konteks berbahasa Indonesia. Hal itu dilakukan, antara lain karena sikap yang menganggap bahwa penggunaan bahasa

Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 9.3 Kegiatan komunikasi

Indonesia yang diselingi bahasa asing itu menambah rasa bangga pemakainya. Dengan kata lain, gengsi pemakai akan bertambah. Padahal, di dalam bahasa Indonesia sudah ada padanan kata atau istilah asing itu.

Untuk jelasnya, ada beberapa kutipan contoh penggunaan istilah asing berikut.

1. Kita perlu memerhatikan orang yang ber-scientific based dan

professional based untuk duduk di dalam komisi itu. 2. Hal itu bergantung pada bargaining position kita.

3. Jadi, improvement dan development sangat penting di sini. (Maksudnya dalam konteks pokok pembicaraan).

Ketiga kalimat yang diambil secara acak itu menggambarkan kepada kita betapa jelas sikap negatif penggunanya dalam berbahasa Indonesia. Mungkin ada beberapa alasan menggunakan istilah asing dalam mengungkapkan gagasan dan pendapatnya.

Ada kemungkinan padanan istilah asing yang digunakan itu belum ditemukannya dalam bahasa Indonesia. Dapat juga terjadi, menurut anggapannya, bahasa Indonesia miskin kata untuk mengung- kapkan konsep istilah seperti itu. Kalau hal itu benar, rasanya selama penulis mengikuti pembicaraan orang yang sering menggunakan istilah asing dalam beberapa kesempatannya berbicara, masih terdengar ia menggunakan istilah padanannya. Misalnya, berlatar belakang keilmuan dan profesi yang memadai. Jadi, persoalannya kembali kepada sikap bahasa seseorang.

Sikap bahasa berkaitan dengan kesadaran berbahasa seseorang. Seseorang akan memiliki sikap positif manakala ia sadar akan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia. Dalam hal ini, bahasa Indonesia menyandang dua kedudukan, yakni sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.

Mungkin ada anggapan bukankah bahasa Inggris juga merupakan bahasa yang mempunyai kedudukan strategis di Indonesia, bahkan di dunia internasional. Memang betul anggapan demikian. Akan

tetapi, kedudukannya tetap sebagai bahasa asing, yang tentu menduduki posisi yang paling utama dan urgen di antara bahasa asing lain.

Anggapan yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu miskin, tentu tidak beralasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga memuat sekitar 80.000-an kata. Di samping itu, terdapat pula sekitar 270.000-an istilah berbagai bidang ilmu.

Pengindonesiaan itu sampai saat ini masih berlangsung. Kegiatan itu dilakukan oleh Pusat Bahasa untuk memenuhi tuntutan masyarakat terhadap pentingnya padanan istilah dalam berbagai aspek kehidupan dan keilmuan. Hasilnya dapat dilihat dalam buku

Pengindonesiaan Kata dan Istilah Asing. Selain itu, ada pula kegiatan yang dilakukan bersama Brunei Darussalam dan Malaysia dalam wadah kerja sama kebahasaan, Majelis Bahasa Brunei Darussalam– Indonesia–Malaysia (Mabbim) sejak tahun 1974 (Brunei Darussalam bergabung pada tahun 1985). Hasilnya berbentuk glosarium bidang ilmu dan kamus istilah.

Apabila kita kembali ke contoh di atas, istilah asing itu dapat diungkapkan dalam bahasa Indonesia. Istilah scientific based, professional based, dan bargaining position dapat dipadankan dengan berbasis keilmuan, berbasis profesi, dan posisi tawar. Istilah pertama diindonesiakan melalui penerjemahan, sementara yang kedua dan ketiga melalui gabungan penerjemahan dan penyerapan. Demikian pula istilah improvement dan development. Kedua istilah itu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi perbaikan dan pengembangan. Jadi, bukan karena gengsi dengan penggunaan istilah asing dalam konteks bahasa Indonesia, sikap bahasa cenderung ke sikap negatif. (B-1)

Dikutip dengan pengubahan dari Media Indonesia, 3 Juli 2004 Apakah kalian sudah memahami cara menentukan gagasan utama paragraf? Gagasan utama pada hakikatnya merupakan ringkasan informasi yang ingin disampaikan pada paragraf tersebut. Gagasan utama paragraf dapat terletak di awal paragraf, akhir paragraf, tengah paragraf, dan gabungan antara di awal dan di akhir paragraf. Gagasan utama dapat diwujudkan dalam bentuk kalimat, dapat pula berupa frasa.

Mari kita perhatikan kembali beberapa paragraf wacana di atas!

Paragraf 1

Dalam berbahasa ada dua sikap yang diperlihatkan oleh pemakai bahasa, yaitu sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif ditunjukkan oleh pemakai bahasa dengan kesadaran bahasa yang tinggi. Dalam konteks bahasa Indonesia, pemakai sadar akan fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia.

Paragraf 6

Sikap bahasa berkaitan dengan kesadaran berbahasa seseorang. Seseorang akan memiliki sikap positif manakala ia sadar akan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia. Dalam hal ini, bahasa Indonesia menyandang dua kedudukan, yakni sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.

Paragraf 7

Mungkin ada anggapan bukankah bahasa Inggris juga merupakan bahasa yang mempunyai kedudukan strategis di Indonesia, bahkan di dunia internasional. Memang benar anggapan demikian. Akan tetapi, kedudukannya tetap sebagai bahasa asing, yang tentu menduduki posisi yang paling utama dan urgen di antara bahasa asing lain.

Gagasan utama paragraf pertama adalah Ada dua sikap dalam berbahasa. Karena gagasan utamanya terletak di awal paragraf maka disebut paragraf deduktif. Gagasan utama paragraf enam adalah

Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia. Sementara, gagasan utama paragraf tujuh adalah Kedudukan dan fungsi bahasa Inggris di Indonesia dan di dunia internasional.

1. Apakah kalian telah memahami cara menentukan gagasan utama paragraf? Sekarang cobalah kalian menentukan gagasan utama paragraf-paragraf lain dalam wacana di atas!

2. Buatlah ringkasan teks di atas berdasarkan pokok-pokok pikiran tiap paragraf yang telah kalian temukan!

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Pelatihan 5

Carilah teks bertema ”Bahasa Indonesia dalam Media Massa Cetak”. Kemudian, buatlah ringkasan teks tersebut!

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Tugas 3

Dalam dokumen sma11bhsindbhs KompetensiBerbahasa Syamsuddin (Halaman 182-185)