• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengekspresikan Karakter Tokoh

Dalam dokumen sma11bhsindbhs KompetensiBerbahasa Syamsuddin (Halaman 131-136)

Kasih Sayang

B. Mengekspresikan Karakter Tokoh

Pernahkah kalian mementaskan naskah drama? Lakon apa yang pernah kalian pentaskan?

Pementasan drama merupakan kegiatan kesenian yang sangat kompleks. Pementasan drama bukan hanya melibatkan banyak seniman, melainkan juga dipengaruhi banyak hal. Unsur-unsur dalam pementasan drama itu saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Tahukah kalian apa saja unsur-unsur dalam pementasan drama? Sedikitnya, ada sembilan unsur dalam pementasan drama yang akan dibahas berikut ini.

1. Naskah drama

Ketika kita akan mementaskan sebuah pertunjukan drama, hal pertama yang perlu kita persiapkan adalah naskah drama. Naskah drama berisi gambaran isi cerita, dan urutan peristiwa itu secara runtut, disertai tokoh-tokoh dan adegan-adegan serta dialog yang diperankan oleh tokoh.

2. Pemain

Tentu saja, karena naskah drama itu akan kita pentaskan, hal yang terpenting selanjutnya adalah pemain. Pemain drama adalah orang-orang yang akan menjalankan adegan-adegan dan mengucap- kan dialog-dialog berdasarkan urutan peristiwa dan jalan cerita seperti yang tertuang dalam naskah drama.

3. Sutradara

Agar para pemain tersebut dapat memainkan cerita dengan baik, diperlukan seorang sutradara yang akan mengarahkan adegan. Seorang sutradara bertanggung jawab terhadap kesuksesan sebuah pementasan. Bukan hanya pemainnya saja, tetapi sutradara juga bertanggung jawab atas pekerjaan penata rias, penata busana, penata panggung, penata lampu (lighting), dan penata suara (sound system). 4. Tata rias

Tata rias adalah cara mendandani pemain. Mengapa pemain perlu dirias? Pertama, agar wajah pemain tidak terlihat pucat apabila terkena cahaya. Kedua, agar pemain menampakkan rupa sesuai karakternya.

5. Tata busana (Kostum)

Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain, baik bahan, model, ataupun cara mengenakannya. Tugas penata busana berkaitan dengan penata rias. Hal itu karena untuk menampakkan rupa dan postur tokoh yang diperankan, pemain harus dirias dengan menyesuai- kan kostumnya.

6. Tata panggung

Panggung adalah pentas untuk bermain drama. Biasanya, letaknya di depan penonton atau berhadapan langsung dengan penonton. Tempat duduk penonton biasanya diatur dengan posisi bagian belakang lebih tinggi. Tujuannya adalah agar penonton yang mendapat kursi di belakang tetap dapat melihat seluruh adegan. 7. Tata lampu

Yang dimaksud tata lampu adalah pengaturan cahaya di sekitar panggung. Karena itu, tata lampu erat kaitannya dengan tata panggung. Pengaturan cahaya di panggung harus disesuaikan dengan keadaan panggung yang digambarkan.

8. Tata suara

Tugas penata suara bukan sekadar mengatur volume pengeras suara, melainkan juga mengatur segala hal yang berkaitan dengan

sound effect (musik pengiring). Musik pengiring diperlukan agar suasana yang digambarkan terasa lebih hidup dan tampak nyata. Musik pengiring ini biasanya dimainkan di belakang layar agar tak terlihat penonton. Hal itu karena dalam pementasan drama, musik pengiring yang dibutuhkan hanya musiknya, bukan orang yang memainkan musik itu.

9. Penonton

Penonton termasuk unsur penting dalam pementasan drama. Bagaimanapun sempurnanya persiapan pementasan, jika tidak ada penonton, rasanya kita kurang merasa puas. Dalam sebuah per- tunjukan drama, biasanya ukuran kesuksesan juga ditentukan oleh banyaknya penonton.

Buka Wawasan

Drama dibedakan menjadi beberapa jenis.

1. Berdasarkan penyajian lakon, drama dibedakan menjadi:

a. tragedi, e. melodrama,

b. komedi, f. farce,

c. tragedi komedi, g. tablo, dan

Dengan memahami beberapa unsur pementasan drama tersebut, mari kita belajar mementaskan drama! Di bawah ini disajikan sebuah penggalan naskah drama, cobalah kalian pelajari secara singkat naskah drama itu!

Gambar 7.3Adegan berlatih menangis

2. Berdasarkan sarana, drama dibedakan menjadi a. drama panggung, d. drama film,

b. drama radio, e. drama wayang, dan c. drama televisi, f. drama boneka.

Tangis Penulis : P. Hariyanto Para pelaku : 1. Fani

2. Inu

3. Gina

4. Jati

5. Hana

Latar : Menggambarkan sebuah taman atau halaman

FanidanGina: (Sedang menangis dengan komposisi suara yang enak didengar)

Hana : (Muncul tertegun, mendekati kedua temannya) Ada apa ini? Fani, Gina, mengapa menangis? Mengapa? Katakanlah, siapa tahu aku dapat membantu. Ayolah, Fani, apa yang terjadi? Ayolah, Gina, hentikan sebentar tangismu!

Fani dan Gina: (Tidak menggubris Hana. Mereka terus menangis secara memilukan.)

Hana : Ya, Tuhan! Duka macam apakah yang Kau beban- kan kepada kedua temanku ini? Apa yang harus kulakukan jika aku tidak tahu sama sekali per- soalannya semacam ini? Fani, Gina, sudahlah! Kita memang wanita sejati, tanpa ada seorang pun yang berani meragukan. Karena itu, kita juga memiliki hak istimewa untuk menangis. Namun, apa pun persoalannya, tidaklah wajar membiarkan seorang sahabat kebingungan semacam ini sementara kalian berdua menikmati indahnya tangisan dengan enaknya. Ayolah, hentikan tangis kalian. Kalau tidak, ini akan kuanggap sebagai penghinaan yang tak termaafkan dan sekaligus akan mengancam kelangsungan persahabatan kita!

Fani dan Gina: (Tertegun sejenak mendengar kata-kata Hana. Mereka menghentikan tangis, saling bertatapan, lalu Gina memberikan selembar kertas kepada Hana. Keduanya meneruskan tangisannya.)

Hana : (Membaca tulisan pada kertas itu. Ia termangu beberapa saat, geleng-geleng kepala, kemudian ikut menangis pula.)

Inu : (Muncul tergopoh-gopoh) Ada apa? Ada apa ini? Mereka mengganggu lagi? Gila! Mereka memang terlalu! Sudahlah, aku yang akan menghadapinya! (Mencari batu untuk senjata) Tenanglah kalian. Kita mengakui bahwa kita memang makhluk lemah (mulai menangis), miskin, bodoh, dan tak punya daya. Tetapi, itu tidak berarti bahwa kita dapat mereka hina secara semena-mena. (Sambil menangis) Berapa kali mereka melakukannya? Huh, cacing pun menggeliat jika diinjak, apalagi kita, manusia! Mungkin kini mereka akan gentar pada tekad perlawanan kita. Tetapi jangan puas, mereka harus diberi pelajaran agar tahu benar-benar bahwa kita bukanlah barang mainan. (Menangis) Baiklah, akan kucari mereka dengan batu-batu di tanganku! (Beranjakpergi)

Hana : (Menahan Inu seraya memberikan selembar kertas)

Inu : (Menerima kertas itu, membacanya, bengong sesaat, kemudian geleng-geleng kepala dan tertawa-tawa sendiri. Diamat-amatinya teman- temannya satu per satu sambil tersenyum-senyum.)

Jati : (Muncul, heran melihat situasi itu, kemudian marah kepada Inu) Inu! Kauapakan mereka?

Inu : Tenang, Jati. Tidak ada apa-apa!

Jati : Enak saja! Senang, ya, dapat membuat orang lain menangis?

Inu : Hei, bukan aku penyebabnya, Jati! (Tertawa)

Jati : Kamu mampu tertawa sementara ketiga sahabatmu menangis duka. Di mana perasaanmu, Inu?

Inu : Jati, apakah setiap tangis itu duka?

Jati : Tetapi, mereka jelas tampak menderita!

Inu : (Tertawa) Tampak menderita tidak sama dengan nyata menderita!

Jati : Gila! Tidak kusangka! Aku kini tahu mutu pribadimu yang sesungguhnya, Inu!

Inu : Ampun, Jati! Sabar, Jati! Nih, baca. (Memberikan selembar kertas)

Jati : (Dengan segan menerima, kemudian tertegun ketika mem-bacanya) Maaf, kami sedang latihan

acting menangis, jangan ganggu, ya! Trim’s! Gila! Sudah! Selesai! Hentikan latihan gila-gilaan ini! (Semua tertawa terbahak-bahak sementara Jati salah tingkah.)

Sumber: P. Hariyanto, Kumpulan Drama Remaja. 1990

Bentuklah sebuah kelompok untuk berlatih memerankan naskah drama di atas!

1. Tunjuklah siapa yang akan menjadi pemain, sutradara, penata rias, penata busana, penata lampu, dan penata suara!

2. Silakan kalian berlatih memerankan drama tersebut sesuai tugas masing-masing. Misalnya, menentukan blocking, memikirkan rancangan panggung, rancangan busana, rancangan tata lampu, rancangan tata rias, dan sebagainya. Sementara, tugas pemain adalah mempelajari karakter tokoh dan membayangkan cara mengekspresikan watak tokoh yang diperankan.

3. Sebelum kalian mementaskan drama di kelas, ada baiknya kalian melakukan latihan di rumah bersama kelompokmu!

4. Ketika kalian berlatih, kalian dapat menambahkan atau mengubah adegan atau dialog. Yang terpenting, inti ceritanya tidak menyimpang dari cerita asli!

Kalian telah berlatih memerankan naskah drama di atas. Sekarang, cobalah kalian perankan drama tersebut sesuai hasil berlatih kelompok kalian. Sementara satu kelompok mementaskan drama, kelompok lain bertugas menjadi penonton.

Sambil kalian menonton pementasan kelompok lain, silakan kalian membuat catatan. Hal-hal yang perlu kalian simak adalah

1. perwatakan tokoh dengan menunjukkan kata-kata atau kalimat yang mendukung;

2. gaya bahasa pada dialog tokoh;

3. tema dengan memberikan bukti yang mendukung; 4. amanat dengan memberikan bukti yang mendukung; 5. jenis drama;

6. gambaran sosial yang tersirat pada drama.

Setelah seluruh kelompok selesai mementaskan drama, pada kesempatan lain silakan kalian melakukan diskusi untuk membahas hasil pementasan kalian. Diskusi itu dijadikan sebagai evaluasi atas hasil pementasan kalian. Dengan diskusi itu, diharapkan kalian akan memperoleh catatan tentang kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam pementasan kalian.

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Tugas 1 ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Pelatihan 2 ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Pelatihan 3

Dalam dokumen sma11bhsindbhs KompetensiBerbahasa Syamsuddin (Halaman 131-136)