• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasih Sayang

E. Komponen Kesastraan dalam Teks Puis

2. Puisi Baru

Berbeda dengan puisi lama, puisi baru lebih bersifat bebas, baik dari segi tema maupun bentuknya. Puisi baru tidak lagi terikat oleh jumlah baris dan bait. Puisi baru juga tidak terikat oleh persajakan. Meskipun demikian, dalam puisi baru masih banyak ditemukan permainan bunyi sebagai unsur puitis puisi.

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Tugas 3

Buka Wawasan

Berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi pantun nasihat, pantun agama, pantun jenaka, pantun teka-teki.

Mari kita memerhatikan salah satu puisi baru berikut ini!

Nyanyian Kembang Lalang Hartojo Andangdjaja Putih di padang-padang

putih kembang-kembang lalang

putih rindu yang memanggil-manggil dalam dendang orang di dangau orang di ladang

putih jalan yang panjang kabur di puncak Singgalang

sepi yang menyayup di ujung pandang putih bermata sayang

wajah rawan tanah Minang

Sumber: Rachmat Djoko Pradopo. 1993. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Setelah kalian membaca puisi tersebut, kalian dapat mengetahui bahwa puisi di atas tidak terikat pada jumlah baris. Pada bait pertama, misalnya, terdiri atas lima baris, sedangkan pada bait kedua terdiri atas empat baris. Begitu pula dengan jumlah suku katanya. Pada setiap baris, jumlah suku katanya tidak teratur.

Pemilihan kata pada puisi baru berbeda dengan pada puisi lama. Pada puisi lama, kata-kata yang digunakan cenderung bermakna lugas, sedangkan pada puisi baru, banyak digunakan kata-kata simbolik (konotatif), meskipun ada juga kata-kata bermakna denotatif yang digunakan. Pada puisi di atas, misalnya, digunakan kalimat

putih rindu yang memanggil-manggil dalam dendang dan kalimat

sepi yang menyayup di ujung pandang, keduanya merupakan kata yang bermakna konotatif.

Karena banyak menggunakan kata-kata konotatif, pada puisi baru juga ditemukan citraan (imaji) sehingga pembaca merasakan seolah-olah mengalami sendiri suasana pada puisi itu.

Mari kita perhatikan kembali penggalan puisi ”Nyanyian Kembang Lalang”!

Putih di padang-padang

putih kembang-kembang lalang

putih rindu yang memanggil-manggil dalam dendang orang di dangau orang di ladang

putih jalan yang panjang

Ketika membaca puisi tersebut, kita akan merasa seolah-olah kita benar-benar berada di sebuah padang ilalang yang dipenuhi kembang-kembang berwarna putih.

Carilah sebanyak-banyaknya puisi di majalah atau surat kabar. Perhatikan puisi tersebut untuk menemukan ciri-ciri puisi! Gunakan pertanyaan berikut sebagai panduan!

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

1. Bagaimana persajakan akhir puisi? 2. Bagaimana kata-kata yang digunakan?

3. Adakah permainan bunyi pada puisi tersebut? 4. Tema apa saja yang diangkat?

5. Bagaimana kata-kata yang digunakan pada puisi itu? 3. Puisi Kontemporer/Puisi Modern

Sutardji Colzoum Bachri adalah salah seorang pelopor mun- culnya puisi kontemporer. Puisi kontemporer ini muncul dan ber- kembang pesat pada masa Angkatan 45. Munculnya puisi kontemporer ini lebih mengutamakan makna daripada bentuk. Akan tetapi, bentuk puisi kontemporer ini juga sangat khas karena tidak mengikuti aturan lazimnya sebuah puisi.

Mari menyimak puisi kontemporer berikut ini!

Tragedi Winka dan Sihka Sutardji Colzoum Bachri kawin kawin kawin kawin kawin ka win ka win ka win ka win ka winka winka winka winka winka winka sih ka sih ka sih

Sumber: Herman J. Waluyo. 2003. Apresiasi Puisi untuk Pelajar dan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia

Winka adalah kebalikan dari kata kawin, yang dapat diartikan sebagai perkawinan yang gagal. Sihka kebalikan dari kata kasih, yang artinya karena perkawinan itu gagal, akhirnya kasih berbalik menjadi kebencian.

Baris ke kanan pada puisi di atas menunjukkan tingkatan kebencian, sedangkan baris ke kiri menunjukkan penurunan rasa benci itu. Sementara, larik yang berdiri satu suku kata bermakna orang yang kawin sudah putus dan menjalani hidup sendiri-sendiri.

Bacalah puisi karya Sutardji Colzoum Bachri ini!

Shang Hay Sutardji Colzoum Bachri ping di atas pong

pong di atas ping ping ping bilang pong pong pong bilang ping mau pong bilang ping mau pong? Bilang ping mau mau bilang pong mau ping? Bilang pong mau mau bilang ping ya pong ya ping ya ping ya pong tak ya pong tak ya ping ya tak ping ya tak pong kutakpunya ping

pinggir ping kumau pong tak tak bilang ping pinggir pong kumau ping tak tak bilang pong

sembilu jarakMu merancap nyaring

Sumber: Herman J. Waluyo. 2003. Apresiasi Puisi untuk Pelajar dan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia

Rangkuman

1. Kekuatan drama pentas terletak pada penokohan, latar dan dialog karena ketiga unsur ini yang langsung dilihat penonton. Acting pemain dalam penggambaran karakter tokoh dan dialog yang diucapkannya menjadi satu kesatuan yang langsung diamati penonton. Aspek latar turut menunjang penggambaran suasana, sehingga penggambaran karakter tokoh pun menjadi lebih nyata.

2. Karakter tokoh dalam drama bisa dilihat dari acting, logat, dialek (drama pentas), pilihan kata, kalimat, gaya bahasa, dan penggambarannya (drama berbentuk naskah). Pemahaman akan karakter tokoh (melalui naskah) akan sangat menentukan kualitas pengekspresiannya di atas pangung. Oleh karena itu, pemahaman akan karakter tokoh harus dilakukan pemain drama sebelum memerankannya.

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

1. Buatlah analisis pementasan drama atau film yang pernah kalian saksikan berdasarkan penokohan, dialog, dan latarnya!

2. Sebutkan unsur yang perlu diperhatikan ketika mengekspresikan karakter tokoh sebuah drama!

3. Jelaskan ciri-ciri karya sastra hikayat!

4. Tuliskan naskah drama singkat berdasarkan cerpen yang pernah kalian baca!

5. Analisislah puisi berikut berdasarkan komponen pembentuknya! 3. Hikayat adalah prosa sastra lama. Panjangnya mirip novel atau roman. Tokohnya

umumnya digambarkan digjaya, ceritanya tentang raja-raja, seringkali berbingkai (ada cerita dalam cerita) , dan banyak menggunakan kata penghubung dari bahasa Arab.

4. Mengubah teks cerpen menjadi naskah drama bisa dilakukan karena keduanya memiliki kesamaan unsur dalam hal tokoh, dialog, dan jalan cerita. Pengubahan cerpen menjadi naskah drama bisa dilakukan dengan langkah-langkah: menentukan tokoh-tokoh dan perannya dalam cerita, mengidentifikasi peristiwa- peristiwa penting, menyusun dialog, memberi tambahan penggambaran adegan, menyusunnya dalam bentuk babak dan adegan.

5. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra. Unsur kesastraan dalam teks puisi bisa dilihat dari komponen bentuk (bait, larik, rima, dan irama) dan komponen isi (pengindraan, pikiran, perasaan, dan imajinasi). Komponen kesastraan pada puisi lama, puisi baru, dan puisi modern memiliki bentuk yang berbeda.

Refleksi

Ekspresi dalam pementasan drama sangat bergantung pada pemahaman akan karakter tokoh yang diperankan. Semakin baik pemahaman, semakin apik, penjiwaan, akan semakin baik pemeranannya. Demikian pula dalam penulisan drama dan puisi, pemahaman akan apa yang akan ditulis dan bagaimana bentuk drama dan puisi sebagai media ekspresinya akan menetukan kualitas karya yang dihasilkan.

Bentuk karya sastra berbeda-beda menurut jenisnya (drama, prosa, dan puisi). Demikian juga jika karya sastra tersebut terlahir pada zaman yang berbeda. Hikayat ternyata mempunyai keunikan dibanding prosa zaman sekarang. Demikian pula, puisi lama dan puisi baru memiliki keunikan dianding puisi modern/kontemporer.

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Tuhan Telah Menegurmu Apip Mustopa

Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan lewat perut anak-anak yang kelaparan Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan lewat semayup suara adzan

Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran lewat gempa bumi yang berguncang

deru angin yang meraung-raung kencang hujan dan banjir yang melintang-pukang adakah kaudengar?

Kata Berhikmah

Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenangkan jua.

Bacalah wacana di bawah ini!

BOS Belum Efektif

Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Prof. Dr. Azyumardi Azra menilai, pemerintah tak boleh lepas tanggung jawab terhadap akibat yang ditimbulkan oleh kenaikan harga BBM yang luar biasa ini. Ia mengingatkan, dana kompensasi BBM yang digulirkan dalam bentuk bantuan operasional sekolah (BOS) belum efektif memulihkan kondisi ekonomi masyarakat pada bidang pendidikan.

Azyumardi menguraikan, pemerintah harus berpikir untuk menyediakan anggaran kompensasi tidak sekadar berupa BOS. Kalau tidak, ancaman lonjakan angka putus sekolah yang berbuntut pada

lost generation tidak bisa dibendung.

”Dana bantuan operasional sekolah tersalur belum terlalu efektif mengatasi beban ekonomi orang tua siswa SD-SMP. Perlu ada dana yang sifatnya benar-benar mengarah secara individual, bukan pada institusi sekolah,” katanya.

Terkait dengan ancaman putus sekolah, Harijono dari Lembaga Advokasi Pendidikan menyarankan agar dana BOS dilipatgandakan minimal dua kali. Alasannya, untuk kenaikan harga BBM Maret lalu saja–yang hanya sekitar 40 persen–dana BOS tak terlalu mempan, apalagi dengan kenaikan harga BBM di atas 100 persen 1 Oktober 2005.

Sumber: Kompas, 15 Oktober 2005

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Untuk nomor 1–5,

Dalam dokumen sma11bhsindbhs KompetensiBerbahasa Syamsuddin (Halaman 148-154)