• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasih Sayang

D. Menulis Cerpen

Pada pembelajaran terdahulu kalian pernah belajar bercerita tentang pengalaman yang menarik. Pengalaman itu dapat kalian gunakan untuk menulis cerpen.

Menulis atau mengarang cerpen tentu saja berbeda dengan mengarang karya ilmiah atau karya jurnalistik. Seseorang dalam mengarang cerpen dibutuhkan imajinasi yang kuat dan kekayaan batin yang diperoleh dari pengalaman hidup. Menulis cerpen berdasarkan pengalaman hidup yang kelak ditirukan dalam rekaan, dikembangkan ke dalam cerita.

Misalnya, di ruang kamar nenek kalian ada lemari tua dari bahan jati berukir motif jeparaan. Lemari tersebut peninggalan leluhur nenek. Ketika kita akan mengarang karya ilmiah, berangkatnya dari keunikan lemari, gaya ukirannya, kekuatannya, dan sejarahnya. Tentu menggunakan referensi ilmiah tentang desain lemari, ukiran, sejarah jika lemari itu sezaman dengan zaman Belanda.

Ketika kalian membuat karya prosa atau cerpen, kalian mem- bayangkan kisah lemari itu hingga sampai ke rumah nenekmu. Membayangkan kalau dahulu lemari itu pernah dipakai tempat bersembunyi oleh leluhur kita waktu ada gerombolan Belanda.

Setelah berimajinasi, buatlah kerangka ceritanya. Misalnya, kalau menceritakan kisah nenek kita mendapatkan lemari dan

diwariskan. Bisa saja kalian menggunakan alur mundur (flashback), menceritakan masa lalu. Nama dan peristiwanya tidak perlu nama asli leluhurmu. Walaupun tahu kisah lemari itu tidak perlu sama karena cerpen itu adalah cerita rekaan atau fiksional. Tentu saja namanya fiksional artinya berdasarkan pada dunia seolah-olah, tiruan (mimesis) dan rekaan saja. Berdasar kepada penjelasan tersebut kalian bisa mencoba menetapkan penokohannya, alur ceritanya, latar cerita, dan sudut pandang kalian terhadap sosok yang akan diceritakannya.

Karena cerpen cerita fiksional, diperlukan kemampuan ber- imajinasi. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memikirkan tema cerita. Tema itu kemudian dikembangkan menjadi cerita yang menarik. Kemenarikan cerpen biasanya disebabkan adanya unsur kejutan. Kejutan itu terjadi ketika pengarang mampu membuat penyelesaian yang di luar dugaan atau kebiasaan.

Cobalah kalian baca kembali cerpen ”Nggak Tahu Malu”. Cerpen itu mengisahkan bagaimana pengarang menertawakan prasangka buruk. Prasangka buruk itu digabungkan dengan sifat alamiah manusia: lupa dan salah paham. Pengarang menciptakan dua tokoh, satu tokoh wanita yang sombong (prototipe orang kota) dan seorang tua yang

low profile (prototip orang masa lalu). Cerita dimulai dengan mengetengahkan latar tempat (ruang tunggu bandara). Konflik dimulai ketika lelaki tua itu makan kue, yang dikira si wanita, kue itu miliknya. Konflik dibuat memuncak dengan memanfaatkan kekesalan psikologis si tokoh wanita. Unsur kejutan pada cerita ini ditempatkan di akhir cerita, yaitu ketika tokoh wanita itu sadar bahwa ternyata kue yang dimakan orang tua itu adalah kue orang tua itu sendiri (orang yang berhak memakannya karena ia yang punya). Cerita kemudian ditutup dengan pesan moral agar jangan berburuk sangka.

Perhatikan pula contoh penggalan cerpen yang menggunakan sudut pandang orang ketiga berikut.

Maafkan Ayah ..., Mira Muhammad Tuyup

Jam pun sudah menunjukkan pukul 11.00 malam ketika Mansur duduk merebahkan diri di ruang tamu rumahnya. Dalam pikiran Mansur, tentu istri dan anaknya, Mira sudah tidur nyenyak.

Tapi, kenapa pintu kamar Mira masih terbuka? Mansur tertegun sebentar dan berdiri di depan pintu kamar Mira. Rupa-rupanya Mira tertidur di meja belajarnya. Di tangan kanannya masih memegang pensil seolah-olah baru selesai menulis sesuatu di dalam diarinya dan di sisinya ada segelas kopi yang sudah dingin.

Mansur mengangkat Mira ke tempat tidurnya. Setelah itu, dia mengemasi meja belajar Mira yang berserakan dengan buku-buku. Sebelum Mansur menutup diari Mira, dia ingin melihat apa yang ditulis oleh Mira.

Mansur termenung sejenak bercampur sedih setelah membaca diari tersebut karena apa yang tertulis di dalamnya. Semua ceritanya berkisar tentang diri Mansur. Yang paling menyentuh hatinya ialah tulisan Mira di tiga lembaran terakhir diari itu.

Di lembaran pertama, Mira menulis ”Hari ini ayah tidak jadi menemaniku ke pameran buku, mungkin ayah terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Aku amat paham dengan kesibukanmu Ayah.”

Tiba-tiba Mansur teringat beberapa minggu yang lalu, Mira memang mengajaknya ke pameran buku tersebut. Dia sendiri telah berjanji kepada Mira bahwa dia akan mengambil cuti untuk menemani Mira. ”Ayah, minggu depan ada acara atau tidak?” Mira bertanya ketika Mansur hendak pergi menghadap ke pejabat pada pagi itu.

Mansur tidak menjawab pertanyaan Mira. Sebaliknya bertanya kepada anaknya itu, ”Ada apa, Sayang?”

”Kalau Ayah tidak ada acara, maukah Ayah menemani Mira ke pameran buku minggu depan?” tanya Mira lagi.

...

Sumber: http://sittuyup.wordpress.com

Setelah membaca penggalan cerita pendek tersebut, kalian dapat mengetahui bahwa pelaku sebagai orang ketiga. Hal ini ditunjukkan dengan penyebutan nama orang dan penggunaan kata ganti dia untuk menyebut pelaku dalam cerpen tersebut.

Dari rekonstruksi penyusunan cerita di atas, kita bisa mengambil pelajaran bagaimana membuat strategi bercerita.

Kalian telah mengetahui langkah-langkah menulis cerpen. Kalian juga telah tahu gaya menulis cerpenis favoritmu. Sekarang, marilah kita berlatih menulis sebuah cerpen. Sebagai latihan awal, kalian dapat meniru gaya menulis yang biasa dilakukan cerpenis favoritmu. Akan tetapi, akan lebih baik jika kalian telah memiliki gaya menulis cerpen sendiri.

Meskipun hasilnya tidak sebaik karya cerpenis favoritmu, itu lebih baik daripada kamu tidak berkarya sama sekali. Kamu harus bangga dengan hasil karyamu!

Pilihlah cerpen dengan mengikuti petunjuk berikut!

1. Pilihlah sebuah tema yang menarik!

2. Kembangkan tema itu menjadi sebuah kerangka cerita! Kerangka cerita berisi pokok-pokok peristiwa yang akan kalian ceritakan. 3. Bayangkan siapa saja yang akan mengalami peristiwa-peristiwa

itu! Di mana peristiwa itu terjadi?

4. Tambahkan dialog-dialog yang akan menghidupkan peristiwa- peristiwa itu!

5. Buatlah kerangka sebuah cerpen dengan pelaku sebagai orang ketiga!

6. Kembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah cerpen tentang

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Belajar menulis cerpen dapat kalian awali dengan membaca se- banyak-banyaknya cerpen karya penulis lain. Kalian tentu punya cerpenis favorit, kan? Misalnya, kalian suka cerpen-cerpen karya Putu Wijaya, bacalah sebanyak-banyaknya cerpen karya Putu Wijaya. Bacalah berulang-ulang agar kalian benar-benar tahu gaya Putu Wijaya dalam menuliskan cerpen itu. Dengan cara itu, kalian akan mendapat pengalaman nyata dan berharga untuk bekal belajar menulis cerpen.

Siapa penulis cerpen (cerpenis) favoritmu? Temukan cerpen- cerpen karangan penulis cerpen favoritmu di perpustakaan! Bacalah cerpen-cerpennya secara tuntas dan berulang-ulang. Carilah kekhasan yang terdapat pada cerpen-cerpen karya cerpenis favoritmu itu!

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Tugas

Dalam dokumen sma11bhsindbhs KompetensiBerbahasa Syamsuddin (Halaman 117-120)