• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

MEMBER CHECK

No Nama: Bagus Nurtajaya Tanggal Wawancara : 30 Sept 2014 Tempat :DPPKD Cilegon 1. Bagaimana potensi penerimaan pajak khususnya pajak hotel dengan

objek rumah kost lebih dari 10 kamar?

Trennya naik, kalo angka lihat saja ke pak ferdi atau ibu serli. Persentasenya lihat saja 1/5 x 100%.

2. Bagaimana sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat terkait Perwal no. 26 tahun 2012?

Sosialisasinya mengundang langsung/penyuluhan langsung pada wajib pajak hotel dan tidak langsungnya membuat iklan layanan masyarakat seperti media elektronik maupun media cetak. Di satu kota kita adakan di gedung pertemuan hotel, tapi tidak tetap satu hotel. Di lain itu kita memberikan penghargaan kepada hotel yang patuh

3. Apakah penyetoran pajak (khususnya pajak hotel) telah tepat waktu?

Untuk penyetoran/ pembayaran pajak khususnya pajak hotel belum semuanya tepat waktu, ada beberapa yang telat. Langkah yang kita berikan berupa teguran tertulis.

4. Mengingat jumlah wajib pajak yang terus berubah, apakah ada upaya pembaharuan data, berapa kali setahun?

Setiap data yang kita temukan atau setiap ada data terbaru kita langsung perbaharui, dan untuk pemutahiran datanya sendiri per enam bulan sekali.

5. Apakah tahap-tahap administrasi perpajakan daerah sudah berjalan dengan baik?

Ya baru sekitar delapan puluh persen untuk keseluruhannya. Kita tingkatkan terus.

pendidikan perpajakan dan akutansi?, pelatihan seperti apa saja yang diberikan kepada staf?

Akuntansi ada, kalau perpajakan adanya disekolahkan. Ada dilakukan pelatihan semacam peningkatan kapasitas, binteklah kemudian diklat yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah maupun pusat yang fokusnya ke perpajakan bukan akuntansi. Ada sekitar dua atau tiga kali setahun bahkan lebih. Ya paling setahun sekali bidang pajak, yang isidendilnya sekitar lima orang tergantung binteknya

7. Bagaimana sanksi untuk para staf atau PDL yang melakukan kesalahan baik di dalam maupun dilapangan?

Sampai saat ini saya belum memberikan sanksi tertulis kepada para staf, paling saya ngasih peringatan berupa teguran secara lisan saja.

8. Bulan apa dilakukananya bulan pajutan pajak?

Untuk pajak PBB dilakukakan pada bulan Juni atau Juli. Kita memberikan penghargaan pada wajib pajak yang berpotensi di tahun sebelumnya. Itu sesuai dengan kriteria yang kita tetapkan. Untuk pajak hotel berupa penghargaan kalo penghargaan di lakukan pada triwulan 4 (antara bulan Oktober, November, Desember), konsumen kita berikan penghargaan berupa doorprice seprti sepeda motor dan televisi.

9. Apa ada dilakukakannya sidak sadar wajib pajak?

Ada, tapi sekedar observasi/ intelejen sih ada, kalau sidak tidak ada. Kita kasih tahu dulu kalau memang kita ada sidak, itu dinamakan tongkrongan. Observasi itu penongkrongan, dilakukan sekitar tiga kali dalam setahun/ pertriwulan dengan lokus yang berbeda setiap triwulannya

10. Sistem pemungutan pajak apa yang digunakan untuk pajak hotel, alasannya?

Self Assessment System, karena sudah diatur dalam PP Republik Indonesia. Yang pakai Official Assessment itu: PBB, Pajak Reklame dan Pajak Air Tanah. Biar WPnya sadar sendiri, karena udah ada peraturannya, jadi kita ngak bisa melanggar aturan yang ada.

11. Apa sanksi hukum dan sanksi admnistrasi untuk yang tidak melaporkan pajaknya (omsetnya) baik yang sudah menjadi WP maupun yang tidak melaporkan pajaknya namun terbukti memiliki syarat dikenakannya pajak?

Sanksinya ada di peraturan walikota, coba lihat lagi. Terlambat pengembalian SPTPD dikenakan 2% satu bulan trus 25% adalah kenaikan dari pajak pokok dan dikenakan bunga 2% itu tidak boleh melebihi dari 4 tahun eh 2 tahun kena 48%. Kalau masih ada juga bisa dipaksa atau pidana.

MEMBER CHECK

No.

Nama: Rahmatullah Tanggal Wawancara : 22 Sept 2014 Tempat : Dinas PU Kota Cilegon 1. Bagaimana potensi penerimaan pajak khususnya pajak hotel dengan

objek rumah kos lebih dari 10 kamar?

Lupa, udah ngak berani jawab karena udah lepas dari sana. Tapi waktu kita ada peningkatan dan kita mengupayakan mendata kembali rumah kos yang ada di Kota Cilegon.

2. Bagaimana sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat terkait Perwal no. 26 tahun 2012? Faktor apa saja yang menjadi kendala terhambatnya sosialisasi?

-

3. Bagaimana dengan target dan realisasi pajak hotel, apakah sudah tercapai? Bagaimana dengan objek pajak rumah kost sendiri?

Pas saya tinggalkan sudah tercapai, berapa persennya saya lupa, tapi ngak tahu kalau yang triwulan sekarang gimana.

4. Mengingat jumlah wajib pajak yang terus berumah, apakah ada upaya pembaharuan data, berapa kali dalam setahun?

Kita melakukan pembaharuan data setiap ada data yang baru, dan kita juga punya programnya namanya pemutahiran data dan kita lakukan setahun sekali.

5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja pemungutan pajak rumah kos?

Karna ini objeknya baru, maka belum maksimalnya sosialisasi kesemua wilayah Cilegon, hanya berapa Kecamatan yang sudah.

6. Apakah para staf/ pegawai memiliki latar belakang pendidikan perpajakan dan akutansi?

Tanpa adanya pegawai dari lulusan perpajakan pegawai kita mengikuti diklat keuangan dan perpajakan juga.

7. Apakah ada pelatihan-pelatihan khusus yang diberikan kepada staf maupun PDL?

Ada pelatihan bentuknya bintek, kita lakukan dua hingga tiga kali setahun.

8. Apakah jumlah pegawai seimbang dengan jumlah volume pekerjaan yang ada?

Untuk pendataan dan dokumentasi waktu itu sudah seimbang antara pegawai dan jumlah pekerjaan yang dikerjakan. Tapi kalo untuk yang sekarang saya tidak tahu persisnya bagaimana.

9. Bagaimana cara petugas untuk memperkirakan jumlah pendapatan yang diterima dari subjek, yang mana wajib pajak rumah kos tidak menggunakan pembukuan yang baik?

Kalo untuk memperkirakan jumlah pendapatan untuk rumah kos itu dari jumlah huniannya yang terisi dan berapa jumlah harga perbulannya setelah itu baru kita tetapkan pajak yang harus dibayarkan.

10. Apakah dalam hal tersebut menggunakan keahlian fiskus atau petugas pajak digunakan untuk menetapkan nilai pajak terutang yang harus dibayar?

iya, kita menggunakan keahlian fiskus minimal empat atau lima orang perwilayahnya.

11. Apa ada fenomena penundaan pembayaran pajak khususnya pajak rumah kost, kalau ada apa sanksi yang diberikan?

dengan peraturan yang ada. Tapi ya itu, yang jelasnya ditanyakan pada Kasi Penagihan persisnya bagaimana.

12. Bagaimana sanksi untuk para staf atau PDL yang melakukan kesalahan baik di dalam maupun dilapangan?

Bagi pegawai selama ini berupa teguran sebanyak 3 kali, apabila masih juga melanggar menyerahkannya kepada atasan tertinggi. Misalnya bawahan saya melakukan kesalahan maka saya tegur apabila masih melakukan kesalahan yang sama akan dilimpahkan kepada kepala pajak daerah. Bagi wajib pajak, wajib pajak menyetorkan sendiri pajaknya melalui PDL, setiap akhir bulan menyampaikan SPTPD kewajib pajak, kemudian wajib pajak mengisi dan melaporkan omset yang dia dapatkan paling lambat tanggal 15, dan apabila tidak melaporkan akan kita berikan surat teguran untuk mengembalikan SPTPD dalam waktu 7 hari dan apabila tidak mengembalikan, maka Kasi Pendataan akan menerbitkan memo internal. Melalui Kasi Pendataan diterbitkan SKPDKB (sampai tanggal 30 kalau tidak stor juga

MEMBER CHECK

No.

Nama: Ardiano Setyawan Tanggal Wawancara : 15 Sep 2014 Tempat : DPPKD Cilegon 1. Bagaimana potensi penerimaan pajak khususnya pajak hotel dengan

objek rumah kos lebih dari 10 kamar?

Menurut saya objek rumah kost ini belum maksimal dikarenakan ini undang-undang masih baru di pajak hotel. Masih banyak yang harus digali, menurut saya lebih baik di hitungnya dari omset, karena akan menimbulkan kecemburuan sosial dan ditambah kosan yang 10 kamar ada yang bernilai sederhana. Kalau bisa dinilai melalui omsetnya, kalo bisa seperti pajak restoran. Khususnya di Cilegon sendiri masih belum maksimal jujur saja saya sendiri harus menggali kembali. Kalau di daerah lain mungkin bisa, kalau bisa undang-undangnya direvisi kembali

2. Bagaimana sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat terkait Perwal no. 26 tahun 2012? Faktor apa saja yang menjadi kendala terhambatnya sosialisasi?

Kalau sosialisasi sudah sih, seperti mengundang wajib pajak dan sosialisasi melalui media

3. Berapa jumlah wajib pajak hotel dengan objek pajak rumah kost pada tahun 2013 dan tahun 2014 ?

Data wajib pajak untuk rumah kos atau rumah kontrakan masih sama dengan data yang diberikan oleh Bapak Rahmat, belum ada perubahan. Belum ada yang melaporkan pajaknya.

4. Bagaimana dengan target dan realisasi pajak hotel, apakah sudah tercapai? Bagaimana dengan objek pajak rumah kost sendiri?

masih harus banyak potensi lain yang harus digali

5. Mengingat jumlah wajib pajak yang terus berumah, apakah ada upaya pembaharuan data, berapa kali dalam setahun?

Kita ada kegiatan pemutahiran data namanya dilakukan per enam bulan sekali. Apakah dulunya ada service-service apa seperti apa ada penambahan-penambahan dari yang sebelumnya. Untuk pemutahiran pajak hotel digabungkan dengan pajak lain. Berbeda dengan pajak restoran karena jumlahnya yang banyak. Untuk pemutahiran data itu dilakukan selama 5 hari dalam saja

6. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja pemungutan pajak rumah kos?

Yang mempengaruhi kinerja untuk pemungutan maupun pendataan itu di beban kerjanya. Setiap seksi mempunyai tanggung jawab tersendiri. Namun dengan banyaknya jumlah pajak yang ada maka kinerja belum maksimal.

7. Apakah para staf/ pegawai memiliki latar belakang pendidikan perpajakan dan akutansi?

Kalau di staf sendiri kebanyakan ekonomi dengan latar yang berbeda. Gimana kitanya bisa mendengar, memperhatikan karena saya sendiri juga berbeda, saya orang sosial

8. Apakah ada pelatihan-pelatihan khusus yang diberikan kepada staf maupun PDL?

Ada pelatihan istilahnya itu bintek, kita mengundang ahlinya yaitu narasumber yang sudah berkompeten untuk menangani dan memberikan masukan-masukan. Untuk disekolahkan sendiri saya yang termasuk didalamnya

9. Apakah jumlah pegawai seimbang dengan jumlah volume pekerjaan yang ada?

Plas plus yah, kita menyesuaikan dengan kebutuhan dan memaksimalkan yang ada. Untuk itu kita juga laporkan untuk penambahan pegawai.

10. Apakah penyetoran atau penerimaan pajak (khususnya pajak hotel) telah tepat waktu?

Sudah, khususnya pajak hotel wajib pajak datang sendiri memberitahukan berapa jumlah omsetnya dan ada juga sebagian yang langsung membayarnya.

11. Apakah tahap-tahap administrasi perpajakan daerah sudah berjalan dengan baik?

Sudah dengan baik karena sudah memberikan STTPD, baru kita mengetahui omset yang harus dibayar dan apabila belum ada laporan, kita memberikan teguran kepada wajib pajak untuk bulan yang belum dilaporkan omsetnya. Dalam 15 hari harus melaporkannya dan bisa sekaligus membayarnya. Tapi untuk melaporkan omsetnya itu dilakukan paling lambat tanggal 15.

12. Bagaimana cara petugas untuk memperkirakan jumlah pendapatan yang diterima dari subjek, yang mana wajib pajak rumah kos tidak menggunakan pembukuan yang baik?

Menggunakan pembukuan laporan harian dan bulanan yang diberikan sebelumnya kepada wajib pajak. Paling kita tanya dari 10 kamar tersebut berapa penuh dan kosongnya. Kita kasih standar harga perkamar kosan

13. Apakah dalam hal tersebut menggunakan keahlian fiskus atau petugas pajak digunakan untuk menetapkan nilai pajak terutang yang harus dibayar?

14. Apa ada fenomena penundaan pembayaran pajak khususnya pajak rumah kost, kalau ada apa sanksi yang diberikan?

teguran dan memberikan denda berupa persen dari pajak yang mereka bayar yaitu bunya 2%. Apabila tidak diindahkan atau masih membandel dari STPD tersebut dikenakan kenaikan pajak 25%

15. Apakah ada wajib pajak yang mencoba mangkir melaporkan pajaknya dan bahkan menghindar pajak dengan mencari celah-celah kelemahan dari Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan yang ada?

Kalo mangkir mah ngak ada, palingan penundaan bayar pajak.Ya seperti yang dijelaskan tadi.

16. Bagaimana sanksi untuk para staf atau PDL yang melakukan kesalahan baik di dalam maupun dilapangan?

Paling kita berikan teguran, dengan menanyakan apa masalahnya. Apabila masalahnya terjadi dilapangan dan bila tidak mampu menyelesaikan sendiri, maka kita iringi kelapangan.

MEMBER CHECK

No.

Nama: Anwaryanto Tanggal Wawancara : 23 Sept 2014 Tempat : UPTD 1 Cilegon 1. Bagaimana potensi penerimaan pajak khususnya pajak hotel dengan

objek rumah kos lebih dari 10 kamar?

Potensinya cukup signifikan atau lumayanlah pas saya tinggalkan diantara lainnya, pajak hotel dan pajak restoran dan pajak penerangan jalan dari sebelum pajak bumi dan bangunan. Sementara ini kita data, yang menambah pajak kosan perlu pendekatan, karena jadi wajib pajak perlu pendekatan sosialisasi. Manfaatnya apa sih?, harus banyak kita pengaruhi harus dikoordinasi. Saat ini sudah masuk tapi belum optimal

2. Bagaimana sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat terkait Perwal no. 26 tahun 2012? Faktor apa saja yang menjadi kendala terhambatnya sosialisasi?

Udah kita laksanakan, kita undang wajib pajak ngak secara sekaligus, dilakukan setiap tahunnya. Bukan berarti Wajib Pajak baru juga, yang dilakukan masih penongkrongan dan audit (masih menghimbau). Sudah semua wajib pajak di Sari Kuring Indah

3. Bagaimana dengan target dan realisasi pajak hotel, apakah sudah tercapai? Bagaimana dengan objek pajak rumah kost sendiri?

Targetnya sudah tercapai, baik itu objek pajak untuk rumah kos.

4. Mengingat jumlah wajib pajak yang terus berumah, apakah ada upaya pembaharuan data, berapa kali dalam setahun?

Setiap ada data terbaru kita lakukan pembaharuan data.

rumah kos?

Kadang-kadang untuk menuju tempat wajib sangat sulit menggunakan kendaraan, sehingga membutuhkan banyak waktu untuk mencapainya, Selain itu tidak sedikit juga pemilik rumah kos/ wajib pajak yang sulit ditemui dengan berbagai macam alasan, seperti rumah kosan yang jumlah kamarnya banyak namun beralasan kalau kamar kosannya itu tidak selalu penuh dan kurang dari sepuluh.

6. Apakah para staf/ pegawai memiliki latar belakang pendidikan perpajakan dan akutansi?

Rata-rata pegawai bidang pajak daerah itu lulusan akuntansi, kalau untuk perpajakan hanya melalui pelatihan-pelatihan dan di beri tugas belajar ke STAN untuk diploma 1.

7. Apakah ada pelatihan-pelatihan khusus yang diberikan kepada staf maupun PDL?

Ada, kadang dilakukan satu hingga tiga kali setahun.. dua sampai tiga kalilah dalam setahunnya. Pelatihannya itu biasanya dilakukan di daerah Bandung.

8. Apakah jumlah pegawai seimbang dengan jumlah volume pekerjaan yang ada?

Sudah cukup, khusus untuk penetapan ada 5 hingga 6 pegawai didalamnya.

9. Bagaimana cara petugas untuk memperkirakan jumlah pendapatan yang diterima dari subjek, yang mana wajib pajak rumah kos tidak menggunakan pembukuan yang baik?

Kita tentukan dengan hasil sewa atau uang kontrakan atau penghasilannya. Kita ngak bisa paling kita menerima pengakuannya (wajib pajak) pada saat pas audit

10.

pajak digunakan untuk menetapkan nilai pajak terutang yang harus dibayar?

Sementara ini untuk pajak kos-kosan ngak perlu, paling pada penghuni sewa itu sendiri untuk menghitung besar pajaknya dan melaporkan kepada kita.

11. Apa ada fenomena penundaan pembayaran pajak khususnya pajak rumah kost, kalau ada apa sanksi yang diberikan?

Ada ngak mungkin enggak, diantaranya ada yang terlambat membayar pajaknya dan itu kita berikan denda 2 % perbulannya.

12. Bagaimana sanksi untuk para staf atau PDL yang melakukan kesalahan baik di dalam maupun dilapangan?

Bagi pegawai, kalau sanksi mangkirnya kita panggil, ngasih arahan pertama hingga arahan ketiga, ngasih teguran, ya kalau ngak mempan diberikan kepada atasan

MEMBER CHECK

No.

Nama: Akhmad Khotib Tanggal Wawancara : 15 Sept 2014 Tempat : DPPKD Cilegon 1. Bagaimana potensi penerimaan pajak khususnya pajak hotel dengan

objek rumah kos lebih dari 10 kamar?

Potensi penerimaan pajak hotel untuk rumah kos yang lebih dari 10 kamar ini sangat kecil dari pajak yang lain.

2. Bagaimana sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat terkait Perwal no. 26 tahun 2012? Faktor apa saja yang menjadi kendala terhambatnya sosialisasi?

Sosialisasinya lewat radio, televisi, media koran dan secara langsung khusus pajaknya secara global kita mengambil tempat di hotel atau rumah makan seperti Grand Mangkuputra dan Sari Kuring

3. Berapa jumlah wajib pajak hotel dengan objek pajak rumah kost pada tahun 2013 dan tahun 2014 ?

Mungkin karena petugas pajak ini bukan satu pajak, kan banyak juga pajak yang lainnya, hal ini juga bisa disebabkan beban kerjanya, lingkungan wajib pajaknya yang jauh-jauh selain itu wajib pajaknya juga susah ditemui.

4. Bagaimana dengan target dan realisasi pajak hotel, apakah sudah tercapai? Bagaimana dengan objek pajak rumah kost sendiri?

Kalau untuk targetnya saya lupa

5. Mengingat jumlah wajib pajak yang terus berumah, apakah ada upaya pembaharuan data, berapa kali dalam setahun?

Kalo untuk pembaharuan data, setiap ada yang baru kita langsung perbaharui. Tapi untuk jumlah wajib pajak apalagi wajib pajak rumah

kos ya itu-itu ajah sih.

6. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja pemungutan pajak rumah kos?

Mungkin karena petugas pajak ini bukan satu pajak, kan banyak juga pajak yang lainnya, hal ini juga bisa disebabkan beban kerjanya, lingkungan wajib pajaknya yang jauh-jauh selain itu wajib pajaknya juga susah ditemui

7. Apakah tahapan-tahapan administrasi perpajakan daerah sudah berjalan dengan baik?

Tahap-tahap administrasnya sudah berjalan dengan baik, dan kita udah ada ISO dan Perwalnya. Jadi udah ada peraturannya untuk mengatur itu semua.

8. Apakah para staf/ pegawai memiliki latar belakang pendidikan perpajakan dan akutansi?

Ada sih satu dua orang, kalau khusus sarjana perpajakan ngak ada kalo akuntansi sih ada 1 orang

9. Apakah ada pelatihan-pelatihan khusus yang diberikan kepada staf maupun PDL?

Ada, dalam bentuk bintek sama pengarahan-pengarahan. Bidang saya ngak ada yang disekolahin, ya palingan di pendataan ada yang dikirim ke STAN untuk pajak PBB dan penagihan-penagihan juru sita. Jumlah staf penetapan ada delapan orang, PNSnya ada tiga orang dan lima lainnya honorer

10. Apakah jumlah pegawai seimbang dengan jumlah volume pekerjaan yang ada?

pekerjaan yang ada.

11. Apakah penyetoran atau penerimaan pajak (khususnya pajak hotel) telah tepat waktu?

Ada beberapa sih yang tidak tepat waktu, ada yang bandel juga. Ngak terlalu banyak sih, sedikit doang persentasenya 0,1-0,5 % lah

12. Bagaimana cara petugas untuk memperkirakan jumlah pendapatan yang diterima dari subjek, yang mana wajib pajak rumah kos tidak menggunakan pembukuan yang baik?

Diperkirakan dari tarif kosan-kosan dari jumlah kos-kosan dan rata-rata penghuni. Paling kita per 6 bulan sekali kita melakukan uji lapangan dengan menanyakan ke wajib pajaknya. Kalau ada penghuninya kita tanya, itu juga tergantung yah. Kalau tidak kita tanya pada orang-orang di sekitarnya, apa bayar perbulan, pertiga bulan apa bayar pertahun

13. Apakah dalam hal tersebut menggunakan keahlian fiskus atau petugas pajak digunakan untuk menetapkan nilai pajak terutang yang harus dibayar?

Penetapan nilai pajaknya ya wajib pajaknya sendiri (self), kalau kita yang menetapkan ya menyalahi aturan yang ada.

14. Bagaimana sanksi untuk para staf atau PDL yang melakukan kesalahan baik di dalam maupun dilapangan?

MEMBER CHECK

No.

Nama: Hadi Permana Tanggal Wawancara : 23 Sept 2014 Tempat : Sekda Kota Cilegon 1. Bagaimana potensi penerimaan pajak khususnya pajak hotel dengan

objek rumah kos lebih dari 10 kamar?

Waktu itu kan masih baru, kita masih dalam dalam sosialisasi pada pajak kos-kosan jadi potensinya masih kecil. Tapi kedepannya potensinya akan meningkat seiring dilakukannya sosialisasi lebih lanjut.

2. Bagaimana sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat terkait Perwal no. 26 tahun 2012? Faktor apa saja yang menjadi kendala terhambatnya sosialisasi?

Kemaren itu baru di Kecamatan Cibeber dan Jombang dan sudah ada yang jadi wajib pajak, kitakan ada delapan Kecamatan yang harusnya tahun ini. Untuk Kelurahan Kotabumi rasanya sih belum. Faktor-faktor kendala untuk sosialisasi rumah kost itu, adanya resistensi dari wajib pajak yang tidak mengetahui kos-kosannya lebih dari 10 kamar dikenakan pajak hotel, mungkin lokasi seperti yang mojok-mojok atau lokasi yang sulit diketahui kalau adanya kos-kosan dan data kecamatan dan kelurahan yang tidak lengkap.

3. Bagaimana dengan target dan realisasi pajak hotel, apakah sudah tercapai? Bagaimana dengan objek pajak rumah kost sendiri?

Target dan realisasi pada tahun 2013 sudah tercapai dan melebihi target diatas 100% dihitung per tiga triwulan yaitu triwulan 1 pada bulan maret, triwulan 2 pada bulan juni dan triwulan 3 pada bulan desember

pembaharuan data, berapa kali dalam setahun?

Ada dong, namanya pemutahiran data programnya bapak Rahmat dulu di bagian Pendataan dan Dokumentasi.

5. Apakah tahapan-tahapan administrasi perpajakan daerah sudah berjalan dengan baik?

Menurut saya sudah, kita sudah ada ISO 9001:2008 kan sudah diarahkan.

6. Apakah para staf/ pegawai memiliki latar belakang pendidikan perpajakan dan akutansi?

Ya ada beberapa untuk lulusan dari akuntansi, kalo untuk perpajakan saya tidak ada. Tapi diploma 1 ada, dan itu disekolahkan lagi untuk PBB. Dan kita juga ngak punya staf dengan keahlian atau