ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN AGENDA PROGRAM PRIORITAS
2. Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Perbatasan Termasuk PPKT Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Hidup
Strategi untuk mendukung keberhasilan arah kebijakan ini adalah:
a. Peningkatan Sarana dan Prasarana Usaha, permodalan dan Kapasitas Masyarakat Perbatasan khususnya Nelauan di Pesisir dan PPKT
Kawasan perbatasan laut dan pulau-pulau kecil terluar (PPKT) merupakan kawasan yang tertinggal dalam segi pembangunan, baik ekonomi maupun sosial. Minimnya dukungan infrastruktur salah satu penyebab dari ketertinggal tersebut disamping kurangnya kapasitas masyarakat di dalam pengelolaan hasil sumber daya, oleh karena itu diperlukan berbagai upaya pembangunan guna mengatasi ketertinggalan kawasan perbatasan.
Disamping pembangunan infrastruktur, pengembangan kawasan perbatasan laut dan pulau-pulau kecil terluar dapat dilakukan dengan melalui pendekatan ekonomi produktif pesisir, penguatan kelembagaan lokal, permodalan, dan pemberdayaan kapasitas masyarakat. Diharapkan dengan adanya kemandirian desa-desa pesisir dan pulau-pulau kecil terluar, maka diharapkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang akan mensejahterakan masyarakat perbatasan.
b. Mengembangkan Iklim Investasi yang Kondusif untuk Mengelola Potensi SDA di Kawasan Perbatasan Laut
Pengembangan wilayah perbatasan laut dan pulau-pulau kecil terluar dilakukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada terutama sumberdaya lokal. Sumberdaya ini antara lain berupa sumberdaya manusia, sosial budaya lokal, dan juga sumberdaya alam. Potensi sumberdaya yang ada di laut dapat dikembangkan untuk menarik investor menanamkan modalnya sehingga penyerapan tenaga kerja akan meningkat. Dan juga dengan berkembangnya wilayah peesisir/pantai menjadi pusat perkonomian baik industri perikanan maupun industri pariwisata yang banyak menyerap tenaga kerja lokal akan menjadikan daerah tersebut menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Dari segi birokrasi
atau perizinan memerlukan kemudahan yang dapat menarik para investor, di sini butuh keberanian dan ketegasan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah untuk mengeluarkan kebijakan yang mempermudah masuknya investor di kawasan perbatasan laut.
c. Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Alam Hayati di PPKT secara Optimal dan Berkelanjutan sehingga dapat Meningkatkan Nilai Potensi sumberdaya alam hayati yang terdapat di pulau-pulau kecil terluar sangat banyak dan beraneka ragam hal ini membutuhkan perhatian serius dari semua pihak, karena sumberdaya alam hayati seperti terumbu karang yang terdapat di dalam laut banyak mengalami kerusakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu keberadaan sumberdaya alam tersebut harus dilestarikan dan dilindungi keberadaannya dengan cara memperbaiki dan meremajakannya kembali dengan mengikut-sertakan dan memberdayakan masyarakat sekitar kawasan tersebut. Dengan adanya pelestarian dan peremajaan sumberdaya alam laut tersebut memungkinkan akan menjadi daya tarik di sektor pariwisata dan hal ini juga akan berpengaruh terhadap potensi perkembangbiakan ikan-ikan di daerah tersebut. Sehingga pelestarian dan peremajaan sumberdaya alam laut secara tidak langsung akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan dan berdampak akan meningkatnya nilai tambah khususnya pada sektor pariwisata dan sektor perikanan.
d. Pengembangan PKSN yang Termasuk dalam Skema kebijakan FTZ untuk Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi di Kawasan Perbatasan Laut
Pusat kegiatan strategis nasional (PKSN) diarahkan kepada kawasan perdagangan bebas antar negara yang ditunjang dengan perekonomian yang maju. Untuk dapat menjadikan PKSN sebagai kawasan perdagangan bebas, maka pemerintah harus dapat memanfaatkan peluang yang ada pada daerah tersebut sehingga pertumbuhan ekonomi dapat berkembang dengan cepat. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah penyediaan infrastruktur sarana prasarana yang mendukung, kemudahan berinvestasi, dan permodalan tanpa meninggalkan kearifan lokal dan kelestarian lingkungan hidup.
e. Peningkatan Interaksi Ekonomi yang Positif dan Saling Menguntungkan dengan Negara Tetangga
Kerjasama perekonomiaan di kawasan perbatasan khususnya laut dengan negara tetangga selama ini telah berjalan baik legal maupun illegal.
Pemerintah harus bisa melihat potensi ini secara bijak dan memanfaatkan
dikembangkan, khusus yang illegal, pemerintah harus bersikap tegas dan menertibkannya. Perekonomian di kawasan perbatasan harus ditunjang dengan kelengkapan sarana prasarana yang berfungsi optimal, seperti keberadaan rumah pendingin, pelabuhan ekspor dan sebagainya.
Kerjasama yang positif di bidang perekonomian juga didukung dengan kebijakan-kebijakan yang mempermudah masuknya investor dari luar, sehingga kawasan tersebut menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat dihandalkan. Negara tetangga merupakan mitra perekonomian yang potensial, jika kawasan perbatasan diharapkan menjadi beranda depan dari wilayah Indonesia, maka hubungan kerjasama dibidang ekonomi harus ditingkatkan. Untuk itu perlu dikembangkan service bussiness unit (SBU) f. Membangunan Sarana Prasarana Pelayanan Transportasi Darat,
Laut, dan Udara secara Terpadu
Pembangunan kawasan perbatasan laut tidak terlepas dari pengadaan sarana prasarana perhubungan atau jalur transportasi baik darat, laut, maupun udara. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau besar dan pulau kecil sehingga jalur transportasi sangat dibutuhkan untuk menghubungkan satu pulau dengan pulau yang lainnya. Keberadaan sarana prasarana transportasi di kawasan perbatasan khususnya di kawasan laut dan pulau-[ulau kecil terluar masih sangat kurang karena kurangnya perhatian pemerintah dalam masalah ini. Ke depan diharapkan perhatian pemerintah terhadap pengadaan sarana prasarana transportasi di kawasan perbatasan sangat mutlat, mengingat kawasan perbatasan merupakan beranda depan Negara Republik Indonesia, Dengan kelengkapan sarana prasarana transportasi maka jalur hubungan akan lancar sehingga akan berdampak terhadap perekonomian masyarakat serta pertahanan dan keamanan kawasan perbatasan.
g. Membangun Jaringan Telekomunikasi dan Informasi
Keberadaan jaringan telekomunikasi sangat vital diadakan di kawasan perbatasan mengingat telekomunikasi merupakan sarana penyampaian informasi yang paling cepat. Kawasan perbatasan laut di Indonesia jaringan telekomunikasi sangat kurang, hal ini menjadi salah satu faktor penyebab nilai-nilai kebangsaan kita di kawasan perbatasan mulai terkikis karena informasi dari negara tetangga lebih banyak diakses. Untuk itu pemerintah harus mengadakan jaringan telekomunikasi yang lebih canggih dari negara tetangga di kawasan perbatasan untuk lebih cepat menyampaikan informasi dari dalam dan untuk mengimbangi pemberitaan informasi dari negara tetangga.
h. Menyediakan Listrik untuk Kebutuhan Pembangunan Ekonomi Wilayah dan Keberlangsungan Aktifitas Masyarakat
Listrik merupakan suatu kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap manusia baik di kota maupun di desa. Kawasan perbatasan umumnya berada di daerah yang jauh dari kota, dan juga kawasan perbatasan memerlukan pasokan listrik guna untuk menunjang aktifitas perekonomian maupun untuk aktifitas masyarakat lainnya. Untuk kawasan perbatasan di pulau-pulau kecil terluar dan berpenghuni, pemerintah harus dapat mencari energi alternatif yang lain apabila pasokan listrik tidak dpat mengandalkan dari sumberdaya alam wilayah tersebut. Sumber alternatif yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan berupa panas sinar matahari dan kecepatan angin.
3. Mempercepat Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia di Kawasan