VISI – MISI, TUJUAN, DAN PRINSIP DASAR
4.3. PRINSIP – PRINSIP DASAR
Untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan tersebut diatas, maka pengelolaan batas negara dan kawasan perbatasan dilaksanakan atas prinsip dasar sebagai berikut:
4.3.1 Menjaga Integrasi Teritorial NKRI Sebagai Amanat Konstitusi Menjaga kedaulatan NKRI merupakan upaya utama untuk mewujudkan salah satu tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Indonesia yang terdiri lebih dari 17 ribu pulau merupakan negara kepulauan terbesar dan memiliki wilayah yurisdiksi laut yang sangat luas. Selanjutnya, secara geopolitik dan geostrategi, Indonesia terletak pada posisi yang strategis dan menentukan dalam tata pergaulan dunia dan kawasan. Karena itu pula maka permasalahan tata batas negara RI dengan negara tetangga sering menjadi isu-isu internasional yang apabila tidak disikapi dengan bijak akan menimbulkan kerawanan konflik terutama dengan negara tetangga.
Dengan potensi ancaman yang tidak ringan serta kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang beragam, bangsa dan negara Indonesia memerlukan kemampuan untuk terus meningkatkan kerjasama dan hubungan diplomatik dengan negara tetangga agar upaya perselisilan demarkasi batas tidak berlarut-larut serta mengkedepankan perundingan dan diplomasi tanpa mengkesampingkan aspek pertahanan dan keamanan.
Kebijakan pemantapan keamanan dan ketertiban serta penyelesaian konflik, terutama diarahkan untuk meningkatkan rasa aman dan ketertiban di dalam masyarakat, serta menciptakan suasana damai di dalam kehidupan masyarakat yang diwujudkan dengan upaya penanggulangan dan pencegahan setiap bentuk ancaman dan gangguan keamanan dan ketertiban.
Pembangunan hukum diarahkan untuk mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, mengatur permasalahan yang berkaitan dengan ekonomi, terutama dunia usaha dan dunia industri, serta terciptanya kepastian investasi, terutama penegakan dan perlindungan hukumnya. Pembangunan hukum juga diarahkan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya tindak pidana terhadap penyalahgunaan
wewenang terkait berbagai pelanggaran hukum di kawasan perbatasan serta mampu menangani dan menyelesaikan secara tuntas permasalahan yang terkait kegiatan illegal di kawasan perbatasan.
Dalam menjaga momentum demokrasi tersebut, sehingga perlunya melaksanakan reformasi struktur politik, proses politik dan budaya politik demokratis agar berjalan bersamaan dan berkelanjutan. Konsolidasi demokrasi memerlukan dukungan seluruh masyarakat Indonesia yang bersatu padu dalam wadah NKRI.
Ancaman dan gangguan bagi kedaulatan dan keamanan nasional sangat terkait dengan luasan bentang dan posisi geografis yang sangat strategis serta kekayaan alam yang melimpah, hal tersebut berpotensi memicu ancaman berupa kejahatan terhadap kekayaan negara terutama di wilayah yurisdiksi laut Indonesia dan wilayah perbatasan darat. Dengan demikian, strategi yang perlu dilakukan dalam pembangunan pertahanan dan keamanan adalah meningkatkan profesionalisme Polri yang berfungsi menjaga keamanan sehingga mampu melindungi dan mengayomi masyarakat, mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan tindak kriminalitas, serta profesionalisme TNI dalam mewujudkan pertahanan nasional.
Optimalisasi kualitas dan kuantitas aparat penegak hukum juga perlu dilakukan khususnya di sekitar pintu-pintu perbatasan yang resmi maupun yang tidak resmi serta yang memiliki fasilitas CIQS maupun yang tidak.
Terkait dengan hal tersebut tentunya tidak terlepas dari peningkatan sarana dan prasarana di sekitar wilayah perbatasan paling tidak memiliki kondisi yang hampir sama dengan wilayah Perbatasan Negara tetangga Malaysia yang lebih maju.
4.3.2 Mengukuhkan Kapasitas Indonesia Dalam Persaingan Global
Bangsa Indonesia kedepan yang dicita-citakan adalah bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri atau terciptanya kemandirian. Oleh karena itu, untuk mewujudkan kemandirian mutlak harus dibangun kemajuan ekonomi. Kemampuan untuk berdaya saing menjadi kunci untuk mencapai kemajuan sekaligus kemandirian.
Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing dalam persaingan global adalah mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui
penelitian, pengembangan dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang hukum dan aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam negeri.
Dalam konteks kawasan perbatasan sebagai “beranda depan” wilayah negara, menciptakan masyarakat di kawasan perbatasan yang berdaya saing mutlak adanya. Oleh karena itu untuk terwujudnya masyarakat Indonesia dan masyarakat kawasan perbatasan khususnya yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan sehingga pendapatan masyarakat per kapita meningkat, tingkat kesejahteraan masyarakat perbatasan setara dan bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara berbatasan, rendahnya tingkat pengangguran, berkurangnya jumlah penduduk miskin.
2) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia. Secara umum peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia ditandai dengan meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM), serta tercapainya penduduk tumbuh seimbang.
3) Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah Indonesia, termasuk kawasan perbatasan di berbagai bidang seperti pertanian dalam arti luas; pertambangan, industri manufaktur yang berdaya saing global sebagai motor penggerak perekonomian, serta jasa yang perannya meningkat dengan kualitas pelayanan lebih bermutu dan berdaya saing.
4) Tersusunnya jaringan infrastruktur perhubungan yang andal dan terintegrasi satu sama lain. Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang andal dan efisien sesuai kebutuhan. Terselenggaranya pelayanan pos dan telematika yang efisien dan modern guna terciptanya masyarakat informasi Indonesia. Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air.
5) Meningkatnya profesionalisme aparatur negara pusat dan daerah yang terlibat pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, dan bertanggung jawab, serta profesional yang mampu mendukung
4.3.3 Mengakselerasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Pembangunan Di Kawasan Perbatasan
Untuk peningkatan kualitas pelayanan publik dan pembangunan di kawasan perbatasan yang efektif dan optimal, maka peranan pemerintah bukan hanya sebagai fasilitator dan regulator saja, tetapi sekaligus sebagai katalisator pembangunan di berbagai tingkat guna efisiensi dan efektivitas pelayanan publik, terciptanya lingkungan usaha yang kondusif dan berdaya saing, dan terjaganya keberlangsungan mekanisme pasar melalui mekanisme tata pemerintahan yang baik (good governance), bersih, berwibawa, dan bertanggung jawab, serta profesional yang mampu mendukung pembangunan kawasan perbatasan.
Untuk mengakselerasi peningkatan kualitas pelayanan public, maka penyediaan sarana dan prasarana di kawasan perbatasan, bukan semata-mata dilaksanakan oleh pemerintah saja, tetapi perlu mewujudkan kerjasama antara pihak pemerintah sebagai katalisator pembangunan dengan dengan pihak swasta (nasional dan asing).
Dalam konteks pembangunan sarana dan prasarana di kawasan perbatasan, peran pemerintah akan lebih difokuskan pada perumusan kebijakan pembangunan sarana dan prasarana, sementara peran swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana akan makin ditingkatkan, khususnya penyediaan sarana dan prasarana yang bersifat komersial. Kerja sama antar pemerintah dengan swasta dalam pembangunan sarana dan prasarana di kawasan perbatasan diarahkan untuk:
1) Menyediakan sarana dan prasarana transportasi untuk pelayanan distribusi komoditi perdagangan dan industri serta pergerakan penumpang dan barang, baik di internal kawasan maupun antar kawasan;
2) Menghilangkan kesenjangan antara pasokan dan kebutuhan serta efektivitas dan efisiensi tenaga listrik;
3) Memenuhi kebutuhan hunian bagi masyarakat, termasuk pendidikan dan kesehatan.
Dalam rangka pengembangan ekonomi lokal di kawasan perbatasan, pemerintah perlu menyiapkan peralatan bisnis (business tools) di sektor riil, sesuai dengan tahapan perkembangan usaha seperti pengembangan usaha bisnis tahap awal, tahap bisnis lanjutan hingga menghasilkan
wirausahawan yang handal di kawasan perbatasan. Adapun peralatan bisnis dimaksud sebagai berikut:
1) Pusat Pelayanan Satu Atap (one stop centre);
2) Pengembangan Dana Ventura;
3) Pusat Konsultasi Bisnis;
4) Sistem Pemasaran Bersama;
5) Rencana dan Promosi Pariwisata;
6) Penelitian dan Pengembangan (Litbang);
7) Pusat Inkubasi;
8) Taman Bisnis & Teknologi;
9) Kawasan/Klaster Usaha;
10) Kegiatan Pengembangan Kewirausahaan Dalam Rangka Pengembangan Ekonomi.