• Tidak ada hasil yang ditemukan

mempertajam strategi bisnis dengan tetap menjaga tingkat proitabilitas dan mempertahankan kualitas kredit yang baik

Dalam dokumen Mandiri AR 2008 indo (Halaman 170-175)

Strategi ini akan didukung dengan konsolidasi dan aliansi

bisnis secara internal untuk menciptakan sinergi bersama

dengan business unit lainnya

Sesuai dengan Strategi Bisnis Bank Mandiri untuk mencapai Dominant Multi Specialist Bank dengan mengoptimalkan pertumbuhan

dan proitabilitas , maka Direktorat

Consumer Finance merupakan Strategic Business Unit yang dituntut memiliki peran sebagai mesin penggerak pertumbuhan (growth engine) melalui produk-produk High Yield yang ditujukan bagi perorangan yaitu Kredit Mitrakarya, Kredit Tanpa Agunan, Kartu Kredit dan Kredit Pemilikan Mobil.

Sejalan dengan perkembangan pasar dan potensi bisnis yang masih sangat atraktif di segmen konsumer ini maka berbagai program marketing dan inisiatif peluncuran produk baru semakin memperkokoh komitmen Bank Mandiri untuk menjadikan Consumer Finance Bank Mandiri sebagai penyedia layanan pembiayaan ternyaman, inovatif dan menjadi pilihan mitra utama bagi para pelaku pembiayaan konsumen di Indonesia.

Perubahan kondisi makro ekonomi di Indonesia dan krisis global yang mulai dirasakan pada pertengahan tahun 2008 menjadi tantangan untuk pengembangan bisnis Consumer Finance. Untuk itu, berbagai inisiatif strategis yang bertujuan untuk mengelola manajemen risiko yang terjaga telah dilakukan yaitu berupa penguatan prosedur & kebijakan, melengkapi tools untuk Scoring Model dan pengembangan loan origination System (LOS).

Konsistensi pengembangan bisnis Consumer Finance yang terfokus pada strategic product segmentation telah mendukung pencapaian kinerja Consumer Finance yang bertumbuh

secara signiikan dengan risiko yang

terjaga di tahun 2008.

PENCAPAIAN 2008

Di tahun 2008 pertumbuhan kredit Direktorat Consumer Finance mencapai

RETAIL

Consumer Finance

‘06 ‘07 ‘08 ‘06 ‘07 ‘08 ‘06 ‘07 ‘08 ‘06 ‘07 ‘08 ‘06 ‘07 ‘08 ‘06 ‘07 ‘08 ‘06 ‘07 ‘08 ‘06 ‘07 ‘08 TOTAL LOANS (Rp. Triliun)

5 10 15 20 25

CONTRIBUTION MARGIN (Rp. Miliar)

200 400 600 800 1000

NET INTEREST INCOME (Rp. Trilliun)

0,25 0,5 0,75 1 1,25

FEE INCOME (Rp. Miliar)

100 200 300 400 500

OVERHEAD EXPENSES (Rp. Miliar)

30 60 90 120 150

Personel

General & Administrative

NPL (%)

1 2 3 4 5

TOTAL LOAN DISBURSED (Rp. Triliun)

2 4 6 8 10

SALES VOLUME OF CARD (Rp. Trilliun)

2 4 6 8 10 DISTRIBUTIONS CLBC CLBO ‘06 13 41 ‘07 15 41 ‘08 20 36

35% atau secara nominal bertumbuh Rp5 triliun dari Rp14,3 triliun di tahun 2007 menjadi Rp19,3 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang relatif lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pasar kredit konsumsi nasional yang mencapai 30%.

Pertumbuhan yang baik di tahun 2008 tersebut didukung oleh pengendalian kualitas kredit yang terjaga, hal ini tercermin dari angka NPL yang dipertahankan pada 2,45%, secara

signiikan lebih baik dibandingkan

tahun 2007 yang mencapai 3,62%.

Keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dan kualitas kredit yang baik telah memberikan pencapaian kinerja yang optimal terhadap direktorat

consumer inance. Selama tahun 2008

direktorat ini meraih pendapatan bunga bersih sebesar Rp1.135 miliar dan pendapatan fee base sebesar Rp359 miliar sehingga menciptakan keuntungan (contribution margin) sebesar Rp831 miliar atau bertumbuh sebesar 30% dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari sisi kredit perorangan, selama tahun 2008 dengan didukung oleh program pemasaran suku bunga kompetitif dan bekerja sama dengan pengembang telah berhasil meningkatkan volume KPR sebesar 49,6% (YoY). Fasilitas Kredit Mitrakarya kepada karyawan perusahaan (payroll loans) juga tumbuh sebesar 67,1% (YoY) antara lain melalui penawaran paket khusus kredit tanpa agunan dan kredit beragunan (unsecured dan secured loans) sesuai kebutuhan karyawan. Sementara itu, Kredit Pemilikan Mobil (KPM) meningkat sebesar 185,6% (YoY). Pertumbuhan agresif tersebut diikuti oleh perbaikan kualitas kredit perorangan dengan

pencapaian NPL sebesar 2,5% pada tahun 2008, turun dari 3,68% di tahun 2007.

Survei Consumer Banking Excellence yang dilakukan Majalah Swa, Perbanas dan Synovate menunjukkan Bank Mandiri meraih peringkat pertama untuk produk KPM Mandiri dan KTA Mandiri sementara KPR Mandiri meraih peringkat 3. Selain itu, penghargaan juga diterima sebagai Bank Penyalur Inovatif dan berkinerja terbaik dari Majalah Property & Bank bekerja sama dengan Kementerian Negara Perumahan Rakyat.

Pencapaian ini mengukuhkan Bank Mandiri sebagai salah satu bank yang memberikan fasilitas KPR terbesar, bekerjasama dengan 150 pengembang di seluruh Indonesia. Mandiri

berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik dengan tingkat bunga menarik bagi nasabah yang sampai dengan akhir tahun 2008 berjumlah 266.033, sekaligus memperkuat posisi brand KPR Mandiri.

Basis nasabah adalah segmen kelas menengah dan atas, dengan profesi pegawai dan profesional lainnya yang tersebar di kota-kota besar Indonesia. Untuk mempertahankan loyalitas dan memaksimalkan baki debet, Mandiri menawarkan fasilitas KPR dan KTA top Up, yaitu penambahan limit atas fasilitas kredit yang sedang berjalan, dan dana tambahan tersebut dapat digunakan untuk keperluan lainnya.

Sementara itu, produk kartu kredit yang merupakan produk di Consumer Finance yang memberikan yield tertinggi menunjukkan pertumbuhan

yang signiikan dengan peningkatan

kontribusi margin mencapai 121%

RETAIL

Consumer Finance

dan perolehan pendapatan fee base yang bertumbuh hingga 101%. Selain itu pertumbuhan jumlah pemegang kartu kredit Mandiri yang sebesar 22% bila dibandingkan tahun 2007 menunjukkan bahwa posisi kartu kredit Mandiri semakin kokoh di industri kartu kredit di Indonesia. Berbagai program pemasaran dengan saluran pemasaran yang tepat menjadi faktor terpenting untuk pengembangan bisnis ini. Secara konsisten program-program pemasaran yang inovatif dan disesuaikan dengan segmen produknya selalu dilaksanakan untuk meningkatkan penggunaan kartu, jumlah transaksi dan volume penjualan, sehingga pada akhirnya loyalitas dan layanan bagi pemegang kartu dapat terjaga dan ditingkatkan. Upaya-upaya mendorong pertumbuhan jumlah kartu dan program pemasaran diharapkan dapat menjadikan Kartu Kredit Mandiri sebagai kartu kredit pilihan utama nasabah.

Dengan jumlah nasabah yang terus membesar, kami terus memantapkan pengelolaan risiko kartu kredit dengan dukungan dari Direktorat Risk Management, antara lain berupa penerapan secara penuh credit scoring serta behaviour scoring. Perbaikan secara terus-menerus dari sisi pengelolaan risiko kartu kredit menunjukkan hasil yang positif yang ditunjukkan dengan tingkat NPL kartu kredit sebesar 2,07%, jauh di bawah angka 2007 sebesar 3,22%.

Pada tahun 2008 kami berhasil meningkatkan brand equity Kartu Kredit Mandiri dari posisi 5 di tahun 2007 menjadi posisi ke 3 (studi PlasCash 2008 yang dilakukan oleh AC Nielsen). Kartu Kredit Mandiri juga memperoleh penghargaan Top Brand Awards dari

majalah Marketing untuk kategori kartu kredit dan penghargaan Indonesian Bank loyalty Champion Credit Card dari Majalah Infobank dan Markplus & Co. Selain itu corporate card yang berfungsi sebagai travel management telah berhasil menerbitkan kartu bagi perusahaan-perusahaan besar seperti Pertamina, Unilever, Medco, Danareksa, Telkomsel, Aneka Tambang dan Samudra Indonesia.

Beberapa inisiatif utama telah berhasil dilakukan di tahun 2008, antara lain meluncurkan produk Kartu Kredit Hypermart bekerja sama dengan PT. Matahari Putra Prima Tbk. Peluncuran produk ini semakin memantapkan upaya Bank Mandiri untuk menggarap segmen pasar khusus berbasis potensi pelanggan dari mitra utama Bank Mandiri.

Bank Mandiri juga telah memulai meningkatkan sistem kartu kredit Mandiri sehingga dapat memproses secara penuh transaksi kartu kredit Visa dan MasterCard berbasis EMV. Dengan adanya peningkatan sistem ini, maka Kartu Kredit Mandiri telah beralih dari teknologi magnetic stripe ke teknologi chip yang memberi jaminan keamanan yang lebih baik. Sebagai optimalisasi teknologi EMV ini, Bank Mandiri juga menjadi penerbit pertama di Indonesia kartu kredit contactless Visa Paywave dengan tujuan untuk memberikan

RETAIL

Consumer Finance

kecepatan dan kenyamanan dalam bertransaksi.

Dari sisi proses bisnis internal, telah diupayakan langkah-langkah peningkatan kualitas dan keamanan proses dengan mengimplementasikan ISO 9001:2000 – Quality Management Systems untuk lingkup Layanan pemrosesan transaksi Belanja Mandiri, Power Cash, dan Transfer Balance. Selain itu, diimplementasikan Standar Penanganan Data Electronic (SPDE) sebagai operational risk awareness. Kiat-kiat implementasi ini diharapkan

dapat meningkatkan efektiitas dan eisiensi proses kerja, menjaga

konsistensi dan kualitas kinerja, menciptakan continous improvement di setiap proses dan meningkatkan pelayanan kepada nasabah.

RENCANA 2009

Pengembangan bisnis Consumer Finance akan difokuskan pada penajaman target market di masing-masing daerah potensial, pengembangan produk yang variatif dan inovatif, strategi pemasaran yang terfokus, pricing strategy dan

itur produk yang inspiratif serta

manajemen risiko yang dinamis. Aliansi strategis dengan unit bisnis lain dioptimalkan seperti corporate, commercial, micro & retail bank serta memanfaatkan jaringan cabang untuk

melakukan cross selling produk-produk kartu kredit, KPR dan kredit perorangan lainnya.

Kami melihat tingkat kebutuhan akan perumahan/hunian untuk seluruh segmen pasar masih sangat tinggi, sedangkan pasokan yang tersedia relatif belum mencukupi sehingga kesempatan untuk meningkatkan bisnis masih sangat terbuka. Untuk wilayah Jabodetabek, pasar perumahan mulai mengalami pergeseran ke jenis hunian bertingkat seperti apartemen/ kondominium sementara di luar Jabodetabek jenis hunian perumahan masih mendominasi.

Bergabungnya PT Tunas Financindo Sarana dengan Bank Mandiri di tahun 2009 diharapkan akan menciptakan

sinergi yang signiikan dalam

mendukung pertumbuhan kredit kendaraan bermotor dan menciptakan nilai tambah bagi nasabah baik dari sisi pricing, kecepatan proses kredit dan jangkauan pelayanan.

Dengan persaingan yang semakin ketat di industri kartu kredit di Indonesia, maka program pemasaran yang

inovatif, pengembangan itur yang

inspiratif dan kecepatan pertumbuhan akuisisi kartu baru menjadi kunci utama untuk meningkat brand equity kartu kredit Mandiri.

CORPORATE

Dalam dokumen Mandiri AR 2008 indo (Halaman 170-175)