• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transactional Banking

Dalam dokumen Mandiri AR 2008 indo (Halaman 138-143)

PENCAPAIAN 2008

Selama tahun 2008, volume bisnis Corporate Banking tumbuh sebesar 21,60% dibandingkan tahun 2007 menjadi Rp130 triliun. Pertumbuhan tersebut didorong oleh tumbuhnya volume kredit sebesar 38,36%, terutama di sektor-sektor yang masih memiliki ruang tumbuh seperti telekomunikasi, transportasi, industri makanan dan minuman (food & beverages), industri berbasis pertanian (agro based), energi dan infrastruktur, dimana pemain-pemain terbaik di sektor ekonomi prospektif tersebut telah menjadi debitur Corporate Banking.

Pencapaian volume kredit menjadi sebesar Rp62 triliun, bukan hanya melalui peningkatan penggunaan fasilitas kredit existing customers, tetapi juga melalui keberhasilan mengakuisisi 40 debitur baru yang memiliki nama baik sepanjang tahun 2008.

Pertumbuhan volume dana walaupun tidak sebesar pertumbuhan volume kredit, namun dengan komposisi dana giro dan deposito yang terjaga baik 54%:46%. Pencapaian volume dana sebesar Rp68 triliun terutama didorong oleh pertumbuhan volume dana valas sebesar 40,30%, dimana giro valas tumbuh 62,79% dan deposito valas tumbuh 27,21%. Hal tersebut menjadi suatu pencapaian besar terutama dalam kondisi likuiditas valas yang ketat pada kuartal terakhir 2008.

Selain itu, Corporate Banking mendukung pertumbuhan bisnis Strategic Business Unit (SBU) lain melalui program aliansi strategis. Beberapa program telah berjalan dengan baik. Program penerbitan co-branding electronic payment card Bank Mandiri dengan nasabah Corporate Banking menjadi contoh yang baik atas keberhasilan program tersebut. GazCard (co-branding dengan Pertamina) dan e-Toll Card (

co-WHOLESALE

Corporate Banking

‘06 ‘07 ‘08 1 1.5 2 2.5 3

CONTRIBUTION MARGIN (Rp. Triliun)

‘06

‘07

‘08

20 40 60 80 100

TOTAL DEPOSITS (Rp. Triliun)

‘06 ‘07 ‘08 10 20 30 40 50 COST OF LIABILITIES (%) 2 4 6 8 10 Valas Rupiah 5 10 15 20 25 NPL (%) Valas Rupiah NET INTEREST INCOME (Rp. Trilliun)

0,5 1 1,5 2 2,5 15 30 45 60 75

OVERHEAD EXPENSES (Rp. Miliar)

Personel

General & Administrative TOTAL LOANS (Rp. Triliun)

5 10 15 20 25

Valas Rupiah LOAN YIELD (%)

FEE INCOME (Rp. Miliar)

200 400 600 800 1000 Valas Rupiah Valas Rupiah Valas Rupiah ‘06 ‘07 ‘08 ‘06 ‘07 ‘08 ‘06 ‘07 ‘08 ‘06 ‘07 ‘08 ‘06 ‘07 ‘08 ‘06 ‘07 ‘08

WHOLESALE

Corporate Banking

branding dengan Jasa Marga, CMNP, Bintaro Serpong Damai) diluncurkan untuk memberi kemudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi pembayaran di SPBU dan jalan tol.

Faktor lain yang mendukung kinerja Corporate Banking adalah keberhasilan implementasi budaya kerja dan GCG di Bank Mandiri, serta dukungan jaringan dan pelayanan terbaik kantor Cabang. Semua itu mendukung upaya peningkatan kepercayaan, kenyamanan dan kemudahan bertransaksi nasabah, serta menjadi modal yang kuat bagi Corporate Banking untuk tumbuh.

TRANSFORMASI BUSINESS MIX Sepanjang tahun 2008, pertumbuhan volume kredit juga didukung oleh peningkatan utilisasi fasilitas kredit yang diberikan, terutama pada kredit modal kerja rupiah, dari kisaran 54% pada awal tahun meningkat menjadi 72% pada akhir tahun 2008. Kedepan, diharapkan tingkat utilisasi tersebut dapat dipertahankan pada kondisi optimal sehingga dapat meminimalisir komitmen fasilitas kredit yang menjadi un-used portion.

Komposisi volume bisnis Corporate Banking berdasarkan kelompok kepemilikan nasabah juga mengalami pergeseran. Volume kredit dari kelompok nasabah BUMN/lembaga pemerintah yang di awal tahun masih sangat mendominasi, mulai diimbangi dengan tumbuhnya hubungan bisnis dengan nasabah swasta, terutama perusahaan swasta yang telah go public. Secara gradual, diharapkan komposisi tersebut bergeser menuju ke arah yang lebih seimbang dan optimal.

Dari sisi pertumbuhan eksposur kredit per sektor ekonomi, selama tahun 2008 pertumbuhan tertinggi secara berurutan bergeser ke sektor jasa dunia usaha lainnya seperti lembaga keuangan dan jasa surveyor (117,9%), sektor konstruksi (61,1%), sektor pengangkutan, pergudangan & telekomunikasi (58,6%), serta sektor perindustrian (54,8%). Sementara di tahun 2007, sektor ekonomi dengan pertumbuhan eksposur kredit tertinggi secara berurutan adalah sektor pengangkutan, pergudangan & telekomunikasi (155,9%), sektor listrik, air & gas (59,0%), sektor pertambangan (48,7%), dan sektor pertanian, perburuan & sarana pertanian (45,1%).

POTENSI PENGEMBANGAN

Di tahun 2009, Corporate Banking akan meningkatkan layanan dan eksplorasi untuk fee based transaction, terutama dengan dukungan tim Syndication & Structured Finance yang lebih solid.

Demikian pula dengan potensi bisnis korporasi di luar Jakarta, Corporate Banking akan mengembangkan potensi bisnis korporasi regional, khususnya di wilayah Sumatera Utara dan Jawa Timur dengan dengan pengembangan Corporate Floor di Medan dan Surabaya menjadi unit dengan infrastruktur dan layanan yang lebih lengkap kepada nasabah segmen korporasi.

Selain itu, dengan tim funding yang semakin diperkuat, diharapkan dapat meningkatkan eksplorasi di pasar penghimpunan dana, terutama penghimpunan dana dari nasabah swasta dan non-debitur. Dengan

WHOLESALE

Corporate Banking

demikian, diharapkan komposisi dana Corporate Banking dapat mencapai titik optimal antara dana milik BUMN/ lembaga pemerintah dan swasta, serta dapat memperbaiki cost of fund Corporate Banking.

Customer base Corporate Banking yang luas saat ini, juga memiliki potensi untuk mendukung pengembangan bisnis yang dapat dieksplorasi bersama SBU lain melalui program aliansi strategis.

Dengan dukungan modal yang besar dari Bank Mandiri, memungkinkan Corporate Banking leluasa memberikan layanan dan dukungan pembiayaan kepada nasabah korporasi. Berdasarkan hasil pengolahan data eksternal, tergambar bahwa sampai dengan triwulan III/2008, Bank Mandiri memiliki kontribusi yang cukup besar dalam pengembangan bisnis korporasi dengan pangsa kredit segmen korporasi sebesar 25,4% dan pangsa dana segmen korporasi sebesar 23,6% dari total potensi di segmen Corporate Banking secara nasional.

MEMPERKUAT ORGANISASI & KAPABILITAS

Organisasi Corporate Banking yang semakin solid telah dan akan terus mendukung pengembangan

bisnis Bank Mandiri di pasar korporasi tersebut. Corporate Banking memiliki satu grup khusus untuk mengembangkan bisnis penghimpunan dana, tiga grup bisnis dengan spesialisasi penanganan kredit di sektor industri tertentu (industry focused organization), serta satu grup khusus untuk pengembangan bisnis sindikasi dan structured finance dan peningkatkan fee based income. Selain itu, Corporate Banking juga didukung oleh Mandiri Sekuritas untuk dapat memberikan pelayanan satu atap kepada nasabah korporasi yang membutuhkan dukungan pembiayaan dan layanan pasar modal. Sementara pengembangan Corporate Floor yang berada di Surabaya dan Medan diharapkan dapat menangkap potensi bisnis korporasi regional, khususnya di wilayah Jawa Timur dan Sumatera Utara.

Struktur organisasi Corporate Banking yang telah disempurnakan menjadi organisasi yang berfokus pada industri (industry focused organization) tersebut diharapkan juga dapat meningkatkan kapabilitas sumberdaya manusia di dalamnya. Pengetahuan, keterampilan dan keahlian terhadap sektor industri yang dikelola, diharapkan menjadi lebih baik sehingga pada akhirnya, layanan kepada nasabah dapat menjadi lebih baik.

Demikian juga halnya dengan tim funding yang telah dibentuk khusus dan diperkuat dengan sumberdaya manusia yang memiliki keahlian di bidang pengembangan dana korporasi. Tim ini diharapkan dapat lebih fokus menggarap potensi bisnis dari penghimpunan dana, meningkatkan kapabilitas internal, serta memberikan layanan yang lebih baik kepada nasabah dana.

Semakin solidnya tim Syndication & Structured Finance serta semakin eratnya sinergi dengan Mandiri Sekuritas, akan meningkatkan bisnis Corporate Banking melalui variasi produk yang semakin beragam.

STRATEGI TRANSACTION BANKING

Kedepan, Corporate Banking akan menempuh strategi khusus pengembangan bisnis fee based dengan melaksanakan proses transformasi menuju transactional banking. Transformasi ini ditargetkan akan berlangsung selama 3 tahun dari tahun 2009 hingga 2011. Pengembangan bisnis Corporate Banking tidak lagi hanya diarahkan pada peningkatan volume penyaluran kredit dan penghimpunan dana, tetapi lebih difokuskan pada peningkatan transaksi nasabah yang mampu menghasilkan fee income.

Proses tersebut merupakan implementasi dari Rencana Jangka Panjang (RJP) Corporate Banking 2005-2010. Dalam hal penyaluran kredit dan penghimpunan dana, Corporate Banking telah berada dalam jalur yang sesuai rencana (on track) dalam upaya mewujudkan visi Bank Mandiri menjadi Dominant Multi Specialist Bank 2009 dan Regional Champions Bank 2010.

Namun di sisi lain Corporate Banking juga harus berhasil menguasai pangsa pasar yang dominan dalam bidang revenue yang dihasilkan. Pencapaian fee based income pada tahun 2008 yang mencapai Rp423 miliar, harus terus ditingkatkan dan diharapkan dapat tumbuh dengan baik seiring upaya untuk memperkuat struktur sumber pendapatan Direktorat Corporate Banking.

WASPADA & PROAKTIF

Dalam mengantisipasi dampak krisis ekonomi global, Corporate Banking akan selalu waspada terhadap kemungkinan memburuknya kondisi keuangan dan bisnis nasabah. Tindakan dan langkah-langkah antisipatif akan terus dilakukan dan diprioritaskan untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas kredit nasabah dan meningkatnya NPL Corporate Banking. Monitoring transaksi keuangan dan kondisi bisnis nasabah ditingkatkan, terutama di sektor-sektor industri yang sensitif terhadap dampak krisis global. Kondisi keuangan nasabah menjadi faktor yang sangat diperhatikan. Pengurangan eksposur nasabah akan menjadi salah satu langkah alternatif yang menjadi pertimbangan, bila kondisi keuangan nasabah

memburuk. Pengembangan dan peningkatan implementasi Cash Management untuk nasabah korporasi akan mempermudah pelaksanaan monitoring tersebut.

Berdasarkan hasil monitoring dan review yang dilakukan, untuk debitur yang dikelompokkan menjadi nasabah watchlist, bersama Corporate Risk Group, Corporate Banking akan menetapkan account strategy yang sesuai untuk setiap nasabah watchlist dan menerapkannya dengan tertib.

Disamping itu, seluruh jajaran Corporate Banking akan memperkuat dan meningkatkan disiplin

dokumentasi perkreditan yang diarahkan untuk menyelamatkan asset Bank.

WHOLESALE

WHOLESALE

Dalam dokumen Mandiri AR 2008 indo (Halaman 138-143)