• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengapa Kerajaan Darius yang Ditaklukkan Alexander Tidak

Dalam dokumen 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta (Halaman 64-68)

SANG PENGUASA

IV. Mengapa Kerajaan Darius yang Ditaklukkan Alexander Tidak

Memberontak terhadap Para Penggantinya Setelah

TENTUNYA orang heran, setelah membahas segala kesulitan yang terkandung dalam usaha mempertahankan negara yang baru ditaklukkan, mengapa ketika Alexander, yang menjadi penpuasa di seluruh Asia selama beberapa tahun, meninggal darr usaha penaklukkannya boleh dikatakan belum selesai sama sekali, tidak ada usaha rakyat untuk memberontak, hal yang diperkirakan dapat terjadi. Sebaliknya, para pengganti Alexander memerintah dengan aman; satu-satunya kesulitan dalam pemerintahan mereka muncul dari ambisi dan persaingan antara mereka sendiri. Jawaban saya terhadap masalah ini ialah bahwa semua kerajaan yang dikenal dalam sejarah diatur menurut salah satu dari dua cara, yaitu diatur oleh seorang raja yang ditaati oleh semua penduduk dan para menterinya, dengan direstui dan atas persetujuannya, membantu memerintah atau diatur oleh seorang raja dan para bangsawan yang tinggi rendah kedudukan mereka tidak ditentukan oleh persetujuan raja tetapi oleh garis keturunan mereka yang sudah lama ada. Para bangsawan tersebut memiliki wilayah kekuasaan dan rakyat sendiri, yang mengakui mereka sebagai penguasa mereka dan mencintai mereka. Di dalam negara yang diperintah seorang raja beserta para pembantunya, raja mempunyai wewenang yang lebih besar. Karena di seluruh negara hanya dialah yang diakui dan berhak mengadakan persekutuan. Yang lain-lain seperti menteri dan

pejabat pemerintah dihormati, namun tidak menerima tanda kecintaan khusus dari rakyat.

Contoh mutakhir mengenai dua macam pemerintahan tersebut diberikan oleh bangsa Turki dan raja Prancis. Kerajaan Turki diperintah oleh seorang raja; semua yang lain adalah pembantu raja. Raja inilah yang membagi kerajaannya menjadi

sanjak,32 dan raja mengirimkan berbagai macam administrator untuk memerintahnya. Para administrator ini dapat diganti menurut kesenangan raja. Tetapi raja Prancis dikelilingi oleh

32

banyak bangsawan yang sudah lama berkuasa, yang diakui di Prancis oleh para pendukungnya dan dicintai oleh mereka. Mereka mempunyai hak-hak istimewa; raja tidak dapat menghapuskan hak-hak istimewa ini dari mereka karena hal ini akan

membahayakan dirinya sendiri. Demikianlah dengan

memperbandingkan kedua macam pemerintahan tersebut,

memang sulit untuk menguasai kerajaan Turki, tetapi sekali kerajaan itu ditundukkan, kerajaan tersebut dapat diperintah dengan mudah. Di lain pihak, dalam beberapa segi akan tampak bahwa Prancis lebih mudah direbut, tetapi hanya dapat dikuasai dengan susah payah.

Kesulitan menundukkan kerajaan Turki ialah karena tidak

adanya kemungkinan para penguasa setempat untuk

mengundang datang pasukan luar dan karena penguasa setempat tidak dapat berharap untuk meneruskan usaha pemberontakan tersebut di kalangan yang dekat dengan raja. Dan semuanya ini berdasarkan alasan-alasan yang sudah saya utarakan di atas: mereka itu semua budak yang harus setia kepada tuan mereka dan karenanya lebih sulit untuk mengajak mereka memberontak. Bahkan seandainya mereka harus diajak berontak, tak dapat dipastikan apakah mereka akan banyak gunanya, karena mereka tidak mampu, atas alasan-alasan yang sudah disebutkan, menggerakkan rakyat untuk membantu mereka. Siapa pun yang mau menyerang kerajaan Turki, harus mengakui bahwa kerajaan itu sungguh-sungguh bersatu dan orang harus mengandalkan harapannya atas kekuatan sendiri daripada mengharapkan perpecahan musuhnya. Tetapi sekali kerajaan Turki ditaklukkan dan dipatahkan dalam perang sehingga tidak bisa lagi membangun angkatan perangnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan kecuali keluarga raja. Kalau keluarga raja sudah ditumpas sama sekali, tidak perlu lagi merasa khawatir, karena orang lain tidak disegani rakyat. Dan sebagaimana sebelum kemenangannya penakluk tidak bisa mengharapkan apa pun dari mereka, demikian juga kemudian tidak perlu khawatir terhadap

mereka.

Berbeda sekali dengan pemerintahan negara-negara yang dijalankan seperti pemerintahan kerajaan Prancis. Kerajaan tersebut mudah sekali Anda serbu dan duduki dengan menpndukkan salah satu bupati. Selalu ada orang yang merasa tidak puas dan ada orang yang menginginkan perubahan- perubahan. Mereka inilah, berdasarkan alasan yang diuraikan, dapat membuka pintu dan mempermudah Anda memperoleh kemenangan. Tetapi kemudian kalau Anda mau melaksanakan pemerintahan, Anda akan banyak menghadapi kesulitan, baik dari mereka yang membantu Anda maupun dari mereka yang Anda taklukkan. Tidak cukup pula bagi Anda menumpas keluarga raja,

karena tetap ada bangsawan yang akan mengadakan

pemberontakan. Dan karena Anda tidak bisa membuat mereka puas maupun tidak bisa menumpas mereka, negara akan direbut dari tangan Anda begitu ada kesempatan bagi mereka untuk memberontak.

Kini, jika Anda mau mendirikan macam pemerintahan yang diselenggarakan Darius, Anda akan menemukannya bahwa itu mirip dengan pemerintahan kerajaan Turki. Dengan demikian pertama-tama Alexander harus menghancurkannya sama sekali

dan menguasai negerinya kemudian setelah merebut

kemenangan dan Darius meninggal, negara tetap diperintah dengan aman oleh Alexander karena alasanalasan yang dibicarakan di atas. Seandainya para penggantinya bersatu, mereka akan menikmatinya tanpa mendapat gangguan. Jelas bahwa tidak ada kerusuhan kecuali kerusuhan yang mereka kobarkan sendiri. Tetapi negara yang dibentuk seperti Prancis, mustahil dapat dikuasai mereka tanpa menghadapi kesulitan. Kenyataan ini menjelaskan bahwa banyak pemberontakan yang terjadi di Spanyol, Prancis dan Yunani melawan bangsa Romawi disebabkan oleh banyaknya bagianbagian dari kerajaan tersebut. Bangsa Romawi tidak pernah merasa aman atas kekuasaannya selama mengingat kerajaankerajaan ini. Tetapi kalau pemerintah

Romawi sudah ditegakkan dan menjadi kuat dan kerajaan- kerajaan itu sudah dilupakan sama sekali, bangsa Romawi memperkuat kedudukan mereka. Kemudian, kalau mereka, orang-orang Romawi, bertengkar antarmereka sendiri, masing- masing orang dapat meminta bantuan dari berbagai bagian dari

wilayah taklukan sesuai dengan wewenang yang telah

diperolehnya. Persekutuan dijalin secara perorangan dengan bangsa Romawi karena keluarga penguasa yang terdahulu sudah ditumpas. Demikianlah kalau hal ini dicamkan dalam hati tak ada orang akan merasa heran betapa mudahnya Alexander menguasai Asia atau betapa banyak kesulitan yang dihadapi orang-orang lain, seperti Pyrrhus dan banyak lagi orang seperti dia, dalam mempertahankan daerah taklukan mereka. Perbedaan nyata ini tidak tergantung apakah para penakluk mampu atau tidak tetapi tergantung pada macam negara mana yang mereka taklukkan.

V. Bagaimana Kota atau Kerajaan yang Menjalankan Hukum

Dalam dokumen 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta (Halaman 64-68)