• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengukur Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Tabel 4

Hasil Kategorisasi Data berdasarkan Pengetahuan Pengetahuan Tingkat F % Kurang 26 17,7 Cukup 95 64,6 Baik 26 17,7 Total 147 100,0

Gambar 4.1

Grafik Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dalam Pembangunan Kawasan Ekowisata

Sumber : Data lapangan, 2017

Tabel 4.37 diatas menunjukkan bagaimana hasil dari pengetahuan masyarakat di lingkungan XIKelurahan Sicanang. Pengetahuan masyarakat tentang potensi mangrove yang ada di lokasi tempat tinggal mereka terbagi menjadi 3 kategori dimana 26 responden dengan persentase 17,2% memiliki pengetahuan yang baik tentang potensi mangrove dan keberadaan ekowisata tersebut. Hal tersebut dilengkapi dengan pernyataan informan (Agus) mengatakan:

“...jelas tahu adanya tumbuhan dan wilayah mangrove yang luasnya ±11 ha gitu kak, aku rasa cocok dijadikan kawasan ekowisata kak. Biar maju dikit daerah kami ini, kak.”

Sedangkan 95 responden dengan presentase 62,9% masuk dalam masyarakat yang kategori memiliki pengetahuan sekedar cukup terhadap adanya kawasan ekowisa mangrove tersebut. Kategori cukup disini masyarakat yang sekedar memiliki pengetahuan tentang kawasan ekowisata mangrove namun tidak

terlalu antusias dalam menanggapi adanya kawasan ekowisata mangrove tersebut. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan (Siti) mengatakan

“..Kalau soal tahu ya tahulah disini punya kawasan mangrove secara ini kan memang pinggiran pantai, tapi ya kalau ada itupun ya gitu aja. Emang mau cemana dibuat, dek..?”

Pernyataan di atas menunjukan respon yang cukup memiliki pengetahuan namun cenderung apatis akan dibuat apa kawasan tersebut. Selain dari masyarakat yang memiliki pengetahuan cukup, ada pula masyarakat yang memiliki pengetahuan yang kurang akan keberadaan ekowisata mangrove ini. Tabel di atas menunjukkan 26 dengan persentase 17,2% memiliki pengetahuan yang kurang terhadap ekowisata mangrove tersebut. Seperti pernyataan dari salah satu Informan (Sarah) mengatakan :

“...Tau sih tau ada kawasan mangrove disini, tapi gak tau cocok dijadikan apa, orang hutan gitu kok. Mau di apa-apain pun ya bosanlah, dari kecil udah liat hutan aja terus....itupun gak tau Ibu kapan mangrove itu disahkan, tiba-tiba udah jadi tempat wisata gitu aja...”

Tabel 4.38

Hasil Kategorisasi Data berdasarkan Sikap Sikap Tingkat F % Kurang 25 17,0 Cukup 94 63,9 Baik 28 19,0 Total 147 100,0

Gambar 4.2

Grafik Tingkat Sikap Masyarakat Dalam Pembangunan Kawasan Ekowisata

Sumber : Data lapangan yangdiolah dengan SPSS, 2017

Pada tabel 4.38 di atas menunjukkan persentase hasil dari sikap masyarakat Kelurahan XI terhadap keberadaan kawasan ekowisata mangrove. Hasil dari tabel tersebut 28 responden dengan persentase 18,5% menyatakan bahwa sikap masyarakat masuk dalam kategori yang baik. Hal tersebut dilengkapi dengan pernyataan salah satu Informan (Rocky) menyatakan :

“..Antusias kali aku kak, kalau jadi pembangunan ekowisata ini. aku mau ikut terlibat buat apa ajalah untuk mangrove ini. kalau gak mulai dari kita mau siapa lagi kan, kak?”

Selain sikap setuju terhadap pembangunan ekowisata tersebut. Beberapa masyarakat juga mendeklarisikan mereka mau ikut kerja keras membangun kawasan ekowisata mangrove tersebut dari dasar. Hal tersebut seperti pernyataan Informan (Agus) mengatakan :

“...Kalau untuk mangrove kita siap tempur kak, bahkan untuk jaga malamnya sampe subuh pun mau kak. Soalnya disini banyak kali pencurian mangrove kak, jadi perlu dibuat pengawasan ketat kak. Kalau enggak udah banyak ada nanti boat ngangkatin mangrove itu kak..”

Masyarakat yang memiliki sikap dalam kategori cukup merupakan masyarakat yang paling dominan ada di Kelurahan XI Sicanang. Dari tabel tersebut menunjukkan 94 responden dengan persentase 62,3% memiliki sikap yang hanya sekedar cukup terhadap kawasan mangrove tersebut. Seperti pernyataan dari salah satu Informan (Sarah) berikut :

“..Yah kalau mau dibuat pengawasan mangrove ya silakan, tapi ya suruh aja mereka yang punya waktu luang memang untuk mangrove itu kan, kalau kayak saya kan jualan, punya kerjaan sendiri, gak ada waktu untuk ngurus-ngurus gitu, dek...”

Pernyataan tersebut menunjukkan sikap masyarakat yang hanya sekedar setuju akan adanya kawasan tersebut namun tidak ingin terlibat aktif dalam pembangunan kawasan tersebut. Selain dari masyarakat yang hanya sekedar memiliki sikap cukup, adapula masyarakat yang sama sekali apatis terhadap pembangunan kawasan tersebut. Hal tersebut bisa dilihat dari jumlah responden yang masuk dalam kategori memiliki sikap yang “kurang” sebanyak 25 responden dengan persentase 16.6%. Masyarakat dalam kategori ini termasuk masyarakat yang sama sekali tidak mengetahui asal mula berdirinya mangrove dan tidak ingin terlibat sama sekali dengan keberadaan kawasan ekowisata tersebut. Seperti salah satu pernyataan Informan berikut :

“...Gak tahu Bapak kapan berdirinya mangrove itu, tiba-tiba udah ada aja. Masyarakat disini pun gak semuanya tau-tau itu. Kayaknya itu pribadi orang itu, yang gak ada kerjaan Bapak lihat orang itu buat itu. Kalau Bapak malas ikut-ikutan gitu, nangkap aja udah cukuplah, repot mikirin gitu, nambah masalah nanti. Entah tanah siapa pun itu nanti ribut makanya malaslah...”

Tabel 4.39

Hasil Kategorisasi Data berdasarkan Perilaku Masyarakat Perilaku Tingkat F % Kurang 22 15,0 Cukup 88 59,9 Baik 37 25,2 Total 147 100,0

Sumber : Data lapangan, 2017

Gambar 4.3

Grafik Tingkat Perilaku Masyarakat Dalam Pembangunan Kawasan Ekowisata

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2017

Perilaku merupakan salah satu indikator terpenting dalam menilai serta mengukur partisipasi masyarakat. Seperti tabel di atas menjelaskan bahwa masyarakat yang masuk dalam kategorisasi perilaku baik dalam partisipasi sebanyak 37 responden dengan presentase 24,5%. Hal tersebut meliputi dari kegiatan mulai musyawarah, memilih tempat penanaman mangrove, memilih jenis mangrove yang dapat berkembang di kawasan tersebut sampai dengan pemasangan jalan-jalan bambu dan rumah-rumah pohon. Seperti pernyataan dari salah satu informan (Agus) :

“..Ikut kak, mulai dari rapat awal sampai disahkan bahkan ya buat rumah-rumah pohon ini ikut semua kak.

Merintis yang dibilang pak Rusmiono itu ya sayalah satunya kak..”

Masyarakat yang masuk dalam kategori cukup dalam perilaku sebanyak 88 responden dengan persentase 58,3%. Hal ini menunjukkan sikap masyarakat yang hanya sekedar cukup terhadap keberadaan kawasan ekowisata mangrove. Seperti yang diungkapkan oleh Informan (Uci) :

“..Aku ikut milih jenis mangrove yang mau ditanam kak, tapi gak ikut nanam kak. Bantu-bantu masak dimangrove aku kak.”

Masyarakat yang masuk dalam kategori kurang yaitu masyarakat yang sama sekali tidak terlibat dalam pembangunan maupun pelestarian mangrove melalui kawasan ekowisata. Dari data diatas menunjukkan bahwa 22 responden dengan persentase 14,6% tidak terlibat sama sekali dengan urusan keberadaan kawasan ekowisata mangrove tersebut. Seperti pernyataan salah satu informan (Ati) :

“...Disini orangnya pada angin-anginan dek, dulu berdiri Bank Sampah heboh semua. Sekarang mangrove nanti sepinya itu. Malas ibu ikut-ikutan, gak ada untungnya juga. Gak hidupnya itu nanti dek, ngapain coba kan..”