• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengumpulkan informasi (Tahap Pramenulis)

MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UHKBPNP

1. Mengumpulkan informasi (Tahap Pramenulis)

a) Pada tahap ini dosen memberikan beberapa contoh artikel opini, yang nantinya akan dibuat oleh mahasiswa. Kemudian, dosen dan mahasiswa melakukan tanya jawab berkenaan pengenalan dan pemahaman terhadap artikel. Dosen juga memberikan beberapa informasi terkait pencarian informasi yang tepat dalam artikel opini.

b) Mahasiswa mengakses informasi yang diberikan kemudian menganalisis teks artikel yang diterima. Mahasiswa menentukan sistematika penulisan, kaidah kebahasaan, bentuk, manfaat berdasarkan informasi pada artikel.

2. Mengolah Informasi (Tahap Menulis) a) Menulis Teks

Pada tahap ini siswa menulis artikel berdasarkan pengetahuannya sebelumnya dan akses informasi yang didapatkannya.

b) Penyuntingan

Pada tahap ini dengan bantuan teman maupun dosen, dapat mengoreksi tulisan yang dibuatnya dan dapat memperbaikinya.

3. Mengomunikasikan Informasi (Tahap Pascamenulis) 1. Pembacaan Profesional

42 Pada tahap ini mahasiswa membaca tulisan yang dibuatnya secara hati-hati. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh tulisan telah diperbaiki dan tidak ada kesalahan lagi.

2. Publikasi

Pada tahap ini mahasiswa memublikasikan tulisannya pada majalah dinding kelas yang telah disediakan dosen atau di media cetak dan daring.

Kegiatan pembelajaran literasi di atas, adalah pengamatan yang peneliti lakukan pada satu pertemuan yang mendiskusikan tentang penulisan artikel ilmiah dan populer. Namun, dalam penelitian ini pengamatan penerapan pembelajaran literasi berlangsung secara terus menerus pada setiap pertemuan mata kuliah menulis kritis dan ilmiah. Hal ini dilakukan untuk membiasakan mahasiswa dalam kegiatan menulis kritis dan membiasakan mahasiswa untuk mencari informasi dari sumber-sumber yang tepat.

Mahasiswa juga diharuskan untuk mengakses jurnal-jurnal yang merupakan hasil penelitian. Setiap pertemuan memiliki dua akses jurnal berkaitan dengan materi yang dibahas pada hari itu. Mahasiswa mengetahui beberapa jurnal khusus penelitian dalam bidang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.

Mahasiswa juga memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana untuk mendapatkan informasi seputar laporan hasil penelitian untuk meninjau langsung sistematika dan kaidah kebahasaaan dalam penulisan karya ilmiah.

Faktor Penghambat Penerapan Pembelajaran Literasi

Berdasarkan pengamatan peneliti selama satu semester menemukan ada beberapa faktor penghambat penerapan pembelajaran literasi.

1. Minat membaca yang rendah sehingga membaca dilakukan hanya sebagai tuntutan mata kuliah.

2. Hanya beberapa mahasiswa yang aktif mencari informasi baru di luar dari informasi yang diberikan oleh dosen.

3. Kunjungan pada perpustakaan juga hanya dimanfaatkan oleh beberapa mahasiswa.

4. Akses buku yang masih kurang di perpustakaan kampus.

Pembahasan Penelitian

Berikut deskripsi pembahasan penerapan pembelajaran literasi meliputi pengumpulan informasi, pengolahan informasi, dan pengomunikasian informasi. Lebih rinci kegiatan pengumpulan informasi juga merupakan tahap pramenulis, pengolahan informasi merupakan tahap menulis, dan pengolahan informasi merupakan tahap pascamenulis.

1. Mengumpulkan informasi (Tahap Pramenulis)

Pada kegiatan ini, berdasarkan wawancara yang dilakukan sebanyak 80% dari 26 mahasiswa mengatakan terbantu untuk menarik kembali pengetahuan sebelumnya tentang

43 artikel opini dengan adanya beberapa contoh yang diberikan dosen. Kemudian, bertambahnya pengetahuan baru dalam akses informasi di media daring terkait contoh artikel ilmiah dan populer dari beragam latar belakang penulis. Begitu juga dengan penambahan pengetahuan baru tentang topik-topik yang menarik berkaitan dengan bidang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Dengan pengetahuan ini mahasiswa merasa mudah untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan topik yang akan ditulisnya dalam sebuah artikel opini. Kepercayaan diri dalam menulis juga meningkat secara alamiah ketika akses informasi yang dibutuhkan didapatkan dengan pengetahuan yang baru.

Setelah informasi yang dibutuhkan didapatkan, mahasiswa menganalisis teks dari berbagai sumber yang ada. Kemudian, mendapatkan kesimpulan tentang sistematika penulisan, kaidah kebahasaan yang digunakan, bentuk, manfaat yang diperoleh dari artikel ilmiah dan artikel populer. Mahasiswa mampu membedakan artikel ilmiah dan populer sehingga kedepannya mahasiswa tidak canggung ketika diperhadapkan dengan laporan hasil penelitian beberntuk jurnal. Mahasiswa juga tidak canggung ketika akan menulis hasil pemikirannya ke dalam artikel opini untuk berbagi kepada masyarakat karena sudah terbiasa untuk menulis dengan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dari sumber yang tepat.

2. Mengolah Informasi (Tahap Menulis)

Berdasarkan wawancara 70% dari 26 mahasiswa mendapatkan topik menarik yang akan ditulis setelah mengakses beberapa informasi yang relevan sementara 30% dari 26 mahasiswa menentukan topik terlebih dahulu baru mengumpulkan informasi yang relevan dengan topik tersebut. Pengetahuan untuk mengakses informasi yang dibutuhkan menambahkan kepercayaan diri menulis mahasiswa.

Berbagai macam topik bermunculan seperti, pemanfaatan gawai yang tepat untuk memperoleh informasi, menulis produktif bagi mahasiswa, revitalisasi membaca sastra, kebijakan pemerintah dalam dunia pendidikan bahasa, dan lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, 80% dari 26 mahasiswa menyatakan, menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan dan mudah bila informasi yang dibutuhkan sudah didapatkan.

Mahasiswa mengatakan, bila saja pembelajaran literasi sudah mereka terapkan sebelumnya maka menulis tidak akan dirasa sulit. Kosa kata bertambah, keinginan untuk mengetahui sesuatu yang baru juga besar dengan kaidah kebahasaan yang tepat.

Tidak hanya menulis, mahasiswa juga diminta untuk menyunting tulisannya sendiri atau bertukar dengan temannya. 88% dari 26 mahasiswa memilih untuk menyunting dengan cara bertukar dengan temannya. Mahasiswa memperbaiki tulisan yang dibuat oleh temannya dan memberikan masukan perbaikan yang membangun tulisan. Hal ini melatih mahasiswa dalam meningkatkan

44 pemahaman dengan membaca, berpikir tingkat tinggi untuk memikirkan solusi dalam memperbaiki tulisan, dan menuliskan masukan perbaikan. Mahasiswa memberikan hasil pekerjaan mereka kepada dosen untuk mendapatkan umpan balik dari hasil kerja yang dilakukan setelah memastikan bahwa seluruh tulisan telah diperbaiki dan tidak terdapat kesalahan lagi.

3. Mengomunikasikan Informasi (Tahap Pascamenulis)

Dalam penelitian ini, kegiatan mengomunikasikan informasi merupakan kegiatan ketiga setelah kegiatan mengolah informasi. Berdasarkan wawancara 88% dari 26 mahasiswa membaca tulisan yang dibuatnya secara hati-hati. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh tulisan telah diperbaiki dan tidak ada kesalahan lagi. Juga mengoreksi apakah perbaikan yang diberikan oleh temannya dapat diterima atau tidak dalam tulisan tersebut baru kemudian diberikan kepada dosen.

Berdasarkan wawancara dan pengamatan, sekitar 30% mempublikasikan tulisan dengan menempelkannya di majalah dinding kelas, 40% mahasiswa menyimpannya di google drive, dan 30%

mencoba untuk mempublikasikan di media daring dan media sosial.

Faktor Penghambat Penerapan Pembelajaran Literasi

Berdasarkan pengamatan peneliti selama satu semester menemukan ada beberapa faktor penghambat penerapan pembelajaran literasi. Penghambat tersebut dapat diantisipasi dengan cara:

1. Menumbuhkan literasi sebagai kemampuan dengan melatihnya setiap pertemuan diskusi mata kuliah. Tidak hanya pada mata kuliah menulis. Literasi dapat dijadikan basis pembelajaran pada empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Adanya Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan Gerakan Literasi Nasional (GLN) dapat membantu mahasiswa untuk aktif secara terus menerus membaca buku sehingga menjadi sebuah kebiasaan yang dibutuhkan. Bila minat membaca baik maka kepercayaan diri dalam menulis juga akan tercipta.

2. Menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi dengan membebaskan mahasiswa memilih topik yang diinginkan. Motivasi menulis bukan hanya tuntutan mata kuliah namun juga tuntutan dalam dunia kerja nantinya setelah selesai program sarjana. Berdasarkan pengamatan, sebanyak 88% dari 26 mahasiswa tertantang untuk memperoleh informasi di luar dari akses yang diberikan dosen selebihnya hanya memanfaatkan informasi yang diberikan saja.

3. Aktif menginstruksikan mahasiswa untuk mengunjungi perpustakaan dalam memperoleh informasi yang relevan. Membaca tidak hanya dilakukan saat kelas berlangsung namun juga membiasakan diri untuk mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku. Tidak hanya perpustakaan kampus tetapi juga perpustakaan kota yang ada di Pematangsiantar.

4. Perlunya penambahan buku-buku di perpustakaan kampus agar akses informasi dan minat mahasiswa terhadap literasi dapat ditingkatkan.

45 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tentang “Analisis Penerapan Pembelajaran Literasi Pada Keterampilan Menulis Kritis dan Ilmiah” maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Pembelajaran literasi meliputi tiga kegiatan yaitu, kegiatan mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengomunikasikan informasi dengan membaca, menulis dan berpikir kritis.

2. Sebanyak 80% dari 26 mahasiswa mengatakan terbantu untuk menarik kembali pengetahuan sebelumnya tentang artikel opini dengan adanya beberapa contoh yang diberikan dosen.

3. Sebanyak 70% dari 26 mahasiswa mendapatkan topik menarik yang akan ditulis setelah mengakses beberapa informasi yang relevan sementara 30% dari 26 mahasiswa menentukan topik terlebih dahulu baru mengumpulkan informasi yang relevan dengan topik tersebut.

4. Sebanyak 80% dari 26 mahasiswa menyatakan, menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan dan mudah bila informasi yang dibutuhkan sudah didapatkan. Mahasiswa mengatakan, bila saja pembelajaran literasi sudah mereka terapkan sebelumnya maka menulis tidak akan dirasa sulit. Kosa kata bertambah, keinginan untuk mengetahui sesuatu yang baru juga besar dengan kaidah kebahasaan yang tepat.

5. Sebanyak 88% dari 26 mahasiswa memilih untuk menyunting dengan cara bertukar dengan temannya.

6. Sebanyak 88% dari 26 mahasiswa membaca tulisan yang dibuatnya secara hati-hati. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh tulisan telah diperbaiki dan tidak ada kesalahan lagi.

7. Minat membaca yang rendah sehingga membaca dilakukan hanya sebagai tuntutan mata kuliah.

8. Hanya beberapa mahasiswa yang aktif mencari informasi baru di luar dari informasi yang diberikan oleh dosen.

9. Kunjungan pada perpustakaan juga hanya dimanfaatkan oleh beberapa mahasiswa.

10. Akses buku yang masih kurang di perpustakaan kampus.

Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tentang “Analisis Penerapan Pembelajaran Literasi Pada Keterampilan Menulis Kritis dan Ilmiah” maka saran peneliti sebagai berikut.

1. Diharapkan pembelajaran literasi dapat diterapkan pada empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

46 2. Diharapkan adanya penambahan buku di perpustakaan untuk mendapatkan akses informasi

yang mudah.

3. Diharapkan mahasiwa aktif mengumpulkan informasi dari jurnal dengan penerpaan pembelajaran literasi.

4. Diharapkan membiasakan mahasiswa membaca informasi yang relevan sering diinstrusikan oleh dosen pengampu mata kuliah.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus dkk. 2017. Pembelajaran Literasi: Strategi Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca dan Menulis. Jakarta: Bumi Aksara.

Pujiono, Setyawan. 2012. Berpikir Kritis dalam Literasi Membaca dan Menulis untuk Memperkuat Jati Diri Bangsa. Purwokerto: PIBSI XXXIV UNSOED.

Sianturi, Monalisa dkk. 2017. Developing Teaching Material Complex Procedure Text Based on Literacy Learning in Senior High School. Proceedings of The 2nd Annual International Seminar on Transformativ ve educational Leadership, Medan 16-17 Oktober 2017.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

47 ANALISIS KONTEKS LAGU BATAK TOBA “DIJOU AHU MULAK”

KARYA NAHUM SITUMORANG