• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS SISINGAMANGARAJA XII TAPANULI ABSTRAK

PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA

UNIVERSITAS SISINGAMANGARAJA XII TAPANULI ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inside Outside Circle pada siswa kelas X SMA N. 2 Siborong-borong Tahun Pembelajaran 2020/2021. Dalam penelitian ini, subjek terdiri dari satu kelompok yaitu kelas eksperimen. Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen (pre-test) dan sesudah (post-test). Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan, kemampuan menyimak berita siswa yang menggunakan model pembelajaran Inside Outside Circle pada siswa kelas X SMA N.2 Siborong-borong Tahun Pembelajaran 2020/2021 adalah cukup dengan nilai rata-rata 75,40. Kemampuan menyimak berita sebelum menggunakan model pembelajaran Inside Outside Circle pada siswa kelas X SMA N. 2 Siborong-borong Tahun Pembelajaran 2020/2021 adalah buruk dengan nilai rata-rata 55,81. Model pembelajaran Inside Outside Circle berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak berita.

Ini terbukti dari hasil uji t diperoleh nilai thitung > ttabel (0,05) yakni 8,23 > 2,03.

Kata Kunci: Inside Outside Circle, Kemampuan menyimak, Berita.

PENDAHULUAN

Peran menyimak dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu dihadapkan pada berbagai kesibukan menyimak. Apalagi dalam era globalisasi seperti saat ini, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat dituntut untuk mampu menyimak berbagai informasi dengan cepat dan tepat, baik melalui berbagai media, seperti radio, televisi, telepon, dan internet, maupun melalui tatap muka secara langsung. Berbagai lembaga, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, sering mendatangkan para pakar yang sesuai dengan bidang informasi yang dibutuhkannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui kegiatan rapat, ceramah, seminar, diskusi, debat, simposium, dan sebagainya. Dalam kegiatan semacam itu, peserta dituntut untuk memiliki keterampilan menyimak yang memadai.

Rivers (dalam Ahmadi, 1990: 7) menjelaskan bahwa kebanyakan orang menggunakan waktunya dalam aktivitas komunikasi, yaitu 45% digunakan untuk mendengarkan, 30% untuk berbicara, 16% untuk membaca, dan hanya 9% untuk menulis. Sedangkan menurut Ariani, dkk (2009: 1), seseorang menggunakan waktu komunikasinya 50% untuk mendengarkan dan 50%

untuk berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa ahli

78 tersebut menunjukkan bahwa kegiatan menyimak merupakan waktu yang paling banyak digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum anak melakukan keterampilan berbicara, membaca, dan menulis, kegiatan menyimak yang pertama dilakukan.

Menyimak termasuk salah satu materi yang tercantum dalam kurikulum sekolah menengah atas, yang telah dijabarkan dalam standar kompetensi dasar dan juga indikator. Pada pembelajaran yang terdapat dalam bidang studi Bahasa Indonesia pada siswa SMA kelas X salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai siswa, yaitu menanggapi siaran atau informasi dari media elektronik (berita dan non berita).

Melalui pengajaran bahasa siswa diharapkan mampu menguasai keempat keterampilan berbahasa yang di dalamnya termasuk menyimak. Namun, sadar atau tidak, keterampilan ini sering tidak begitu mendapat perhatian. Baik dari pihak sekolah, maupun guru itu sendiri.

Padahal, tanpa kita sadari, setiap materi yang akan disampaikan kepada siswa pasti melalui bahasa lisan dan mengharuskan siswa menerimanya dengan cara menyimak. Oleh sebab itu, menyimak merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa untuk dapat menguasai keterampilan berbahasa lainnya. Jadi, dapat diperoleh hasil belajar yang sebaik-baiknya.

Guru bahasa Indonesia SMA Negeri II Siborong-borong menyatakan bahwa “perolehan nilai siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) yang diharapkan.” Nilai KKM untuk mata pelajaran bahasa Indonesia SMA Negeri 2 Siborong-borong adalah 75.

Namun, nilai siswa menyimak berita dengan skor rata-rata adalah 65. Artinya, kemampuan menyimak berita siswa masih tergolong cukup.

Sehubungan dengan itu perlu dikaji kembali mengapa kemampuan siswa menyimak berita masih tergolong rendah. Berdasarkan pengamatan penulis di SMA Negeri 2 Siborong-borong, kekurangmampuan siswa kelas X dalam menyimak berita tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya faktor guru dan siswa. Jika ditinjau dari faktor guru, guru dalam pembelajaran menyimak berita menggunakan model pembelajaran yang monoton atau konvensional serta materi yang seadanya sehingga membosankan dan kurang menarik bagi siswa. Metode pembelajaran seperti ini membuat siswa bosan daan berakibat pada sulitnya siswa memahami pelajaran dan menggali keterampilan mereka. Seharusnya, siswa diberi kesempatan menciptakan pengalaman-pengalamannya sendiri dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Dari permasalahan di atas, diperlukan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan menyimak berita siswa. Peneliti mencoba menerapkan model inside outside circle. Model ini menekankan siswa untuk dapat berbagi informasi mengenai

79 materi menyimak berita antar siswa secara bersamaan. Model ini diharapkan mampu menciptakan suasana penyampaian materi yang tidak membosankan. Proses pemberian materi yang menarik, biasanya akan menarik minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penyampaian materi menyimak berita dengan menggunakan model inside outside circle. Penulis ingin mengetahui apakah model ini dapat memudahkan siswa dalam menerima materi pembelajaran menyimak berita atau tidak.

Ketertarikan penulis ini akan dituangkan dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Inside Outside Circle Terhadap Pembelajaran Menyimak Berita Oleh Siswa Kelas X SMA Negeri II Siborong-borong Tahun Pembelajaran 2020/2021”.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan model one group pre-test post-test design. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model Inside Outside Circle terhadap peningkatan kemampuan menyimak berita. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2006 : 22) yang menyatakan bahwa, “Metode penelitian merupakan struktur yang sangat penting karena berhasil tidaknya, ataupun tinggi rendahnya kualitas hasil penelitian sasngat ditentukan oleh ketepatan dan memilih metode penelitian.”

Variabel penelitian adalah objek yang menjadi sasaran penelitian yang memiliki variasi, yang menjadi titik perhatian dalam penelitian. Ada dua variable dalam penelitian ini yaitu variable bebas (sebab) dan variable terikat (akibat). Adapun yang menjadi variable bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Inside Outside Circle dan yang menjadi variable terikat adalah kemampuan menyimak berita.

Desain penelitian ini adalah desain eksperimen one group pre-test post-tes design.

Arikunto (2006:85) berpendapat bahwa, “one group pre-test post-tes design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding”.

Desain dengan teknik ini memberikan perlakuan yang sama pada setiap subjek sampel tanpa memperhitungkan dasar kemampuan yang dimiliki. Kesimpulannya siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini akan mendapatkan hak yang sama yaitu tes awal dan tes akhir dengan menggunakan perlakuan strategi Pembelajaran Inside Outside Circle dalam pembelajaran.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N. 2 Siborong-borong tahun pembelajaran 2020/2021 yang terdiri dari 5 kelas (X1-X5) yang berjumlah 180 siswa.

80 Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik random sampling (acak) dengan cara menuliskan nama-nama kelas pada selebaran kertas, kertas yang telah ditulis dengan nama-nama kelas digulung dan dimasukkan ke dalam kotak, kemudian kotak yang berisi gulungan kertas tersebut dikocok, lalu diambil satu kertas yang akan dijadikan sampel dalam penelitiaan ini, setelah dilakukan langkah-langkah tersebut, maka didapatlah kelas X-3 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 37 orang.

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan untuk menjaring data penelitian. Arikunto (2006 :149) menyatakan, “Instrumen penelitiaan merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data yang terkumpul.” Instrumen yang digunakan untuk menjaring data dalam penelitian ini adalah tes pilihan berganda.

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyimak berita, peneliti akan menilai dan mengintepretasikan aspek-aspek yang akan dinilai. Menurut Sumadaria (2005:118), unsur-unsur yang akan dinilai terdiri dari enam aspek 5W+1H, yaitu apa (what), siapa (who), dimana (where), kapan (when), mengapa (why) dan bagaimana (how). Penelitian tersebut dilakukan oleh peneliti guru bidang studi.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN