• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengusir setan

Dalam dokumen V e rs i Indonesia (Halaman 149-152)

Saya tidak takut kepada setan karena orang yang berhati lurus dan bertujuan benar tidak takut kepada apapun. Apalagi saya tidak pernah berhenti melatih rohani saya. Guru saya, San San Chiu Hou, pernah memberitahu saya bahwa batin saya sekarang sudah cukup mampu untuk mandiri sehingga tidak perlu merasa takut. Bila kita selalu berpegang kepada hati nurani yang murni, yang sesat tidak akan mampu mengalahkan yang lurus karena hati nurani yang murni adalah bersifat Budha.

Saya telah menulis beberapa buku mengenai kejadian kejadian aneh tapi nyata tentang dunia roh. Sungguh banyak sekali kejadian yang terjadi pada diri saya. Bagi mereka yang tidak percaya akan adanya dunia roh pasti akan geleng geleng kepala membaca semua buku buku saya itu.

Pada suatu Sabtu pagi, saya sedang beristirahat di rumah ketika dua orang wanita, nona Chang dan nona Chiang, yang tinggal di sebelah barat kota Tai-Chung, datang mengunjungi saya. Nona Chang berkata bahwa dia merasa didalam kamarnya ada suatu hal yang aneh. Adakalanya ia juga merasa diikuti. Ditengah malam ia sering mendadak terbangun dan menjadi gelisah. Dia memohon bantuan saya untuk membuka tabir rahasia dibalik hal hal aneh ini.

"Baiklah, saya akan memberikan anda sebuah hu sehingga anda dapat tenang di rumah anda."

"Baik," jawab nona Chang.

Setelah itu suatu hal yang aneh mulai terjadi. Setelah saya menulis hu, meniup dan terakhir mensahkan hu tersebut pada bagian atas dan dibagian bawah dari hu tersebut, nona Chang mendadak berubah mukanya. Matanya menjadi melotot. Dia memandang saya sambil berkata, "Lu Sheng Yen, kau tidak boleh mengaktifkan hu itu. Bila kau lakukan, aku akan menaruh dendam kepadamu. Bila kau tidak percaya, coba saja." Saat itu nona Chang sungguh telah berubah menjadi seorang lain. Nona Chiang, rekannya, sampai terkejut.

Saya memandang nona Chang yang memandang saya dengan muka marah. Saya mengerti bahwa itu bukan lagi nona Chang. Ada setan yang menguasai badannya. Dengan segera saya berusaha menempelkan stempel hu yang saya pegang ke kepalanya. Ia mendongakkan kepalanya keatas. Dari mulutnya keluar asap berwarna kuning yang menutupi stempel hu yang saya pegang itu. Tangan saya yang memegang stempel hu itu menjadi berputar putar. Tapi pada akhirnya stempel hu itu dapat saya tempelkan di keningnya. Dia terloncat dan mendadak berlutut. Kemudian kepalanya dibenturkan ke lantai sambil berkata, "Pak Lu, maafkan aku. Mohon maaf. Tolong hilangkan cap di kening!" Dia mendadak menangis dengan sangat sedihnya. Saya segera mengambil kain untuk membersihkan tanda cap itu. Setelah dibersihkan

keningnya, ia dapat duduk dengan tenang lagi. Paras mukanya tidak lagi setegang/semarah sebelumnya.

"Siapa namamu?" "Li Mang Se." "Umur berapa?" "40 tahun."

"Mengapa anda mengganggu nona Chang?"

"Suami nona Chang dahulu adalah seorang pedagang. Karena bangkrut, ia membunuh diri tujuh tahun yang lalu. Nona Chang dan suaminya pernah bersumpah setia bersama bahwa masing masing tidak akan pernah kawin lagi dengan orang lain. Tetapi nona Chang tidak menepati janjinya dan telah kawin lagi. Karena itu almarhum suaminya menjadi tidak senang dan mengutusku untuk terus menggangunya agar nona Chang dan suami barunya itu menjadi kesal dan menderita sampai mati. Inilah sebabnya aku mengganggu nona Chang."

"Bagaimana kalau anda sekarang tidak mengganggu nona Chang lagi?"

"Tidak bisa. Bila saya tinggalkan nona Chang, saya tidak mempunyai sesuatu untuk bersandar."

"Kalau begitu, bagaimana kalau anda tinggal disini saja," kata saya. "Tidak. Aku ingin menempel dibadanmu saja, Pak Lu."

"Menempel badan saya?" Saya berkata dengan kaget. Istri saya sampai terkejut dan menangis.

"Silahkan coba. Saya tidak takut apapun juga," kata saya. Saya segera bermudra rantai emas Pat-Kwa. Saya sadar bahwa setan ini sangat licik dan pandai menipu. Nona Chang mulai berdiri seperti ingin melakukan sesuatu. Saya segera berkata, "Mengunci langit, langit menjadi cerah. Mengunci bumi, bumi bereaksi. Mengunci manusia, hidup utuh. Mengunci hantu, musnah lenyapkan." Nona Chang segera menjadi rebah diatas sofa, tidak dapat bangun. Setelah beberapa saat, ia menjadi sadar kembali sebagai nona Chang yang asli.

"Ih... apa yang telah terjadi?"

"Apakah kau sama sekali tidak sadar?" tanya kawannya, nona Chiang. "Sama sekali tidak tahu apa yang telah terjadi."

Hu untuk rumah nona Chang sudah saya aktifkan. Saya berpesan supaya hu tersebut digantung diatas pintu rumah karena maklum bahwa Li Mang Se suatu saat bisa datang lagi untuk mengganggu.

Di dunia roh memang banyak hal yang berbelit belit dan susah diurus. Seperti misalnya perihal dendam dan keributan. Kisah ini adalah kisah nyata. Hanya nama sebenarnya dari nona Chang diubah karena menyangkut keselamatan orang itu. Perihal hantu/setan menguasai badan manusia sudah terjadi sering sekali. Pada umumnya, alasannya adalah karena persoalan balas dendam. Didalam ilmu kedokteran, ada sebuah penyakit jiwa yang disebabkan oleh hal ini (Multiple Personality). Gangguan syaraf ini membuat seseorang seakan akan mempunyai beberapa personality. Sebelum kumat, orangnya terkesan wajar. Setelah kumat, dia menjadi orang yang sama sekali lain. Suaranya, tindakannya, ingatannya, semuanya seperti orang lain saja. Meskipun badan kasarnya satu, rohnya ada beberapa. Itulah persoalannya.

(diterjemahkan dari buku "Reaching Higher Spiritual Dimensions", buku no. 21 karya Master Lu Sheng Yen yang diterbitkan pada tahun 1976)

Dalam dokumen V e rs i Indonesia (Halaman 149-152)