• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan atraksi seni dan budaya tradisi secara kreatif

Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Semarang, Tahun 2011

B. Pencapaian Target Kinerja Belanja

2) Meningkatkan atraksi seni dan budaya tradisi secara kreatif

18. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

a. Faktor penghambat yang dihadapi :

1) Kurangnya sarana dan prasarana olahraga prestasi yang representatif dan memadai bagi pembinaan atlet.

2) Belum terwujudnya program pembinaan atlet secara terpadu dan berkesinambungan yang berdampak belum optimalnya prestasi olahraga di tingkat nasional maupun internasional.

3) Rendahnya dukungan anggaran untuk rehabilitasi dan pemeliharaan serta pembangunan bagi sarana dan prasarana olahraga untuk masyarakat. 4) Perlu dilakukan koordinasi dan komunikasi secara intensif antara

pemerintah provinsi dengan pemerintah kota, berkaitan dengan pelaksanaan waktu kegiatan dan jumlah quota peserta kepemudaan di tingkat provinsi, sehingga pelaksanaan kegiatan kepemudaan kurang berjalan lancar, mengingat bahwa pelaksanaan urusan kepemudaan di daerah merupakan dengan program nasional maupun tingkat provinsi. b. Guna mengurangi permasalahan yang terjadi, maka rencana yang akan

ditempuh antara lain sebagai berikut.

1) Perlu melakukan peningkatan sarana prasarana olahraga prestasi yang ada sedemikian rupa melalui rehabilitasi atau pembangunan tempat olahraga yang memadai guna mendukung pencapaian prestasi olahraga secara optimal.

2) Perlu diwujudkannya program pembinaan atlit secara terpadu dan berkesinambungan, dengan meningkatkan intensitas koordinasi dan pembinaan olahraga dengan pihak pemangku kepentingan di bidang olahraga prestasi.

3) Mengoptimalkan anggaran berkaitan dengan program / kegiatan rehabilitasi dan pembangunan sarana dan prasarana yang ada dengan memperhatikan skala prioritas.

4) Meningkatkan intensitas koordinasi dan sinergitas serta mendorong pemerintah provinsi untuk lebih memantapkan program-program dan kegiatan kepemudaan secara terpadu dan terintegritas dengan baik.

19. Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

a. Faktor penghambat dalam pelaksanaan urusan :

1) Dampak semakin tingginya pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk di Kota Semarang, mengakibatkan semakin terbukanya peluang kriminalitas, semakin kompleksnya permasalahan sosial yang

96

timbul, dan terjadi perbedaan pandangan / interprestasi dari berbagai kalangan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah yang mengatur tentang masalah sosial, politik dan ekonomi yang dapat menimbulkan kerawanan / potensi konflik.

2) Dengan usia rata-rata anggota Linmas antara 50 tahun hingga 60 tahun, merupakan usia yang sudah tidak produktif lagi, untuk itu diperlukan regenerasi dan kaderisasi anggota Linmas yang terfokus pada generasi muda guna mendukung Sistem Keamanan Rakyat Semesta.

3) Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kepatuhan dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4) Masih kurangnya frekwensi latihan bagi aparat penanggulangan bencana dalam mengantisipasi potensi bencana di Kota Semarang.

b. Tindak lanjut yang dilaksanakan :

1) Optimalisasi koordinasi dan harmonisasi komunikasi yang sinergis diantara jajaran Pimpinan Daerah melalui Forkompimda dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam mensikapi permasalahan-permasalahan yang timbul dan berpotensi mengganggu kestabilan sosial, politik dan ekonomi Kota Semarang.

2) Perlunya Strategi Promotif yang menarik para generasi muda agar termotivasi untuk ikut serta dalam rekruitmen Linmas.

3) Peningkatan intensitas sosialisasi Peraturan Daerah bagi seluruh warga masyarakat Kota Semarang melalui berbagai media massa.

4) Melaksanakan latihan teknis penanggulangan bencana secara rutin dan mengirimkan personil untuk mengikuti diklat / bintek penanggulangan bencana baik yang dilakukan oleh Provinsi, pusat maupun daerah lain .

20. Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian

a. Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kota Semarang dalam pelaksanaan urusan wajib Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah Dan Persandian pada tahun 2011 adalah sebagai berikut.

1) Adanya perubahan peraturan Perundang Undangan pada saat berlangsungnya proses pembahasan raperda yang sedang dibahas, menjadikan tidak tepatnya waktu pembahasan Raperda menjadi Perda; 2) Terbatasnya masukan / informasi terkait materi Raperda yang sedang

dibahas, sehingga anggota Panitia Khusus harus lebih banyak menggali sumber informasi yang dibutuhkan;

3) Raperda inisiatif DPRD dan Reperda inisiatif Pemerintah Kota Semarang yang tertuang dalam Prolegda terlalu banyak, sehingga waktu yang tersedia tidak mencukupi;

4) Adanya tumpang tindih / tidak konsisten antara peraturan perundang undangan pusat yang satu dengan yang lain, sehingga menghambat dalam implementasi produk hukum daerah;

5) Belum adanya petugas khusus di UPJ (Unit Penunjang Jaringan) SKPD/ Kecamatan/ Kelurahan yang menangani pengelolaan JDI Hukum;

97

6) Belum mampu menjangkaunya kegiatan sosialisasi produk hukum kepada seluruh masyarakat Kota Semarang;

7) Masih adanya beberapa garis batas antar daerah yang belum dirapati; 8) Menurunya kualitas gedung dan sarana prasarananya sehingga

memerlukan perawatan yang lebih dan peningkatan fungsi melalui perbaikan dan pergantian sarana yang baru;

9) Belum selesainya sistem jaringan telekomunikasi yang menghambat lancarnya komunikasi antar instansi di lingkungan Pemerimtah Kota Semarang;

10) Belum selesainya pembangunan Gapura Balikota sebagai akibat dari adanya wanprestasi yang dilakukan oleh pihak rekanan, menjadikan menurunya keindahan Balaikota Semarang;

11) Masih adanya Pengguna Anggaran (PA)/ Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang bertindak selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Panitia/Pejabat Pengadaan yang belum mempunyai sertifikasi pengadaan barang dan jasa;

12) Masih adanya kegiatan yang pelaksanaan dan/ atau penyelesaianya tidak sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan;

13) Masih adanya SKPD yang belum menggunakan Unit Layanan Pengadaan dan metode E- Procurement dalam pelelangan pengadaan barang dan jasa;

14) Kurang optimalnya koordinasi antara SKPD yang mempunyai program/kegiatan di wilayah kecamatan dengan pihak kecamatan yang bersangkutan;

15) Masih adanya hambatan dalam pengisian SIMBADA SKPD Kecamatan sebagai akibat dari adanya barang hibah dari Pemerintah Kota yang tidak dilengkapi dengan nilai perolehannya;

16) Masih adanya PNS yang kurang disiplin dalam mentaati jam kerja. 17) Masih adanya temuan BPK dalam audit BPK tahun 2011, baik audit atas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) pemerintah Kota Semarang tahun 2010, maupun audit atas kepatuhan perpajakan dan belanja daerah;

18) Belum adanya transparansi dari pemerintah yang lebih tinggi dalam pembagian hasil pajak pusat dan pajak provinsi secara proposial sesuai beban dan potensi masing- masing daerah;

19) Belum dilaksanakannya konsolidasi data PBB secara on- line sistem penuh;

20) Masih rendahnya penegakan hukum bagi wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibanya;

21) Terbatasnya sarana komputer yang mampu menerima inovasi baru tentang sistem akutansi, SIMPAD, dan komputerisasi pelayanan PBB; 22) Keterbatasan aplikasi SIMPADA untuk meningkatkan tertib administrasi

pengelolaan barang daerah;

23) Masih adanya pengurus barang yang yang kurang memahami aturan aturan pengelolaan barang daerah;

98

24) Pelaksanaan pengadaan CPNS berpedoman pada PP No. 11 Tahun 2002 tentang Perubahan atas PP No. 98 tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil, semua kegiatan mengacu pada Pemerintah pusat sehingga perencanaan yang sudah dipersiapkan untuk kegiatan Pengadaan CPNS tidak semuanya dapat dilaksanakan karena kewenangan dan kebijakan Pengadaan PNS ditentukan oleh Pemerintah Pusat;

25) Pemerintah Kota Semarang masih kekurangan Pegawai, namun di beberapa SKPD terdapat kelebihan pegawai. Kekurangan untuk jabatan teknis tertentu, lapangan, tenaga kesehatan/non kesehatan, guru kelas SD dan guru mata pelajaran tertentu. Kelebihan untuk jabatan fungsional umum, teknis tertentu dan Guru mata pelajaran tertentu;

26) Peningkatan kualitas SDM dari sektor Pendidikan dan Pelatihan masih terkendala dengan ketersediaan Kampus dan Asrama untuk mendukung pelaksanaan kegiatan diklat.

b. Dalam rangka mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, dan Administrasi Keuangan Daerah sebagaimana tersebut di atas, rencana tindak lanjut yang perlu diambil sebagai alternatif pemecahan permasalahan adalah sebagai berikut.

1) Melakukan konsultasi ke Pemerintah Pusat atas perubahan peraturan Perundang Undangan yang terkait dengan Perda yang sedang dibahas; 2) Melakukan pendalaman pemahaman atas peraturan Perundang Undangan

terkait Raperda yang sedang dibahas melalui Bimbingan Teknis, konsultasi ke Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi,serta kunjungan kerja ke daerah lain;

3) Perlunya mempertimbangkan waktu dan prioritas pembahasan atas Raperda yang diagendakan akan dibahas, sehinga dalam pembahasan bisa selesai sesuai dengan waktu yang ditetapkan;

4) Meningkatkan koordinasi, konsultasi dan kerjasama ke Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, maupun pakar hukum dalam rangka penyusunan: 5) Dibutuhkan SK penunjukan tentang petugas khusus yang menangani JDI

Hukum di tingkat SKPD/Kecamatan/Kelurahan;

6) Melaksanakan kegiatan sosialisasi produk hukum secara terus menerus dan berkesinambungan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas sosialisasi dan publikasi produk hukum agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat;

7) Diperlukan adanya perapatan antara Kota Semarang dengan kabupaten lain, khususnya dengan Kabupaten Semarang;

8) Meningkatkan kualitas gedung , peralatan dan perlengkapanya melalui serangkaian pemeliharaan, perawatan, perbaikan dengan memperhatikan aspek kebersihan, kelengkapan, keamanan, kenyamanan, keasrian, dan keindahan

9) Meningkatkan sistem pelayanan bidang telekomunikasi di lingkungan Pemerintah Kota Semarang;

10) Melanjutkan pekerjaan Gapura Balai Kota yang belum selesai dalam Tahun Anggaran 2012.

99

11) Melaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknis tentang pedoman pengadaan barang dan jasa, serta melaksanakan ujian sertifikasi pengadaan barang dan jasa, terutama bagi PA/KPA, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Pengadaan dan personil Unit Layanan Pengadaan. 12) Perlunya setiap SKPD membuat RKO (Rencana Kerja Operasional)

setelah penyerahan DPA ke masing- masing SKPD, agar memudahkan monitoring ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan;

13) Dalam rangka meningkatkan transparansi pengadaan barang dan jasa, pelaksanaan pelelangan pengadaan barang dan jasa akan menggunakan Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan meningkatkan penggunaan metode E

– Procurement;

14) Meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi antara SKPD yang mempunyai program/kegiatan diwilayah kecamatan dengan kecamatan yang bersangkutan;

15) Meningkatkan pengelolaan administrasi pemberian barang hibah dari pemerintah Kota Semarang kepada masyarakat dengan melengkapi nilai perolehan barang yang dihibahkan tersebut, guna memperlancar pengisian SIMBADA SKPD Kecamatan;

16) Meningkatkan pelaksanaan sidak penegakan disiplin PNS, baik di tempat – tempat umum seperti mall, pasar- pasar maupun di perkantoran SKPD. 17) Meningkatkan penyelesaian tindaklanjut atas temuan – temuan hasil

pemeriksaan BPK dan mengupayakan agar temuan – temuan tersebut tidak terulang dalam audit BPK yang akan dilakukan pada tahun 2012 dan tahun tahun berikutnya.

18) Meningkatkan koordinasi dan komunikasi kepada pemerintah pusat dan pemerintah provinsi terkait denga pembagian hasil pajak pemerintah pusat dan pemerintah provinsi agar pembagian pajak tersebut dapat diberikan secara lebih proporsional sesuai beban dan potensi masing-masing daerah;

19) Membangun jaringan on-line sistem secara penuh terkait dengan konsolidasi data PBB;

20) Meningkatkan koordinasi dengan aparat penegak hukum terkait dengan penanganan wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibanya;

21) Perlunya penyediaan hardware yang mampu menerima inovasi baru dalam mengoperasionalkan sistem akutansi SIMPAD dan pelayanan pembayaran PBB;

22) Menyediakan aplikasi SIMPADA untuk meiningkatkan tertib administrasi pengelolaan barang daerah;

23) Melaksanakan sosialisasi dan bintek pengelolaan barang daerah guna meningkatkan pemahaman para pengurus barang daerah dalam melakukan pengelolaan barang daerah;

24) Melaksanakan perencanaan pengadaan CPNS dengan mempelajari dan bertumpu pada kegiatan pengadaan CPNS tahun sebelumnya dan pelaksanaan Analisis Beban Kerja pada setiap SKPD di lingkungan

100

Pemerintah Kota Semarang, serta koordinasi dan konsultasi ke Pemerintrah Provinsi dan Pemerintah Pusat tentang kebijakan Pengadaan PNS dan pelaksanaanya;

25) Melaksanakan penataan pegawai untuk jabatan fungsional umum dan teknis tertentu dilingkungan Pemerintah Kota Semarang dan usul formasi CPNS untuk jabatan teknis tertentu, jabatan lapangan, tenaga kesehatan dan tenaga guru yang dibutuhkan;

26) Menyusun perencanaan kebutuhan Gedung Diklat bersama SKPD yang membidangi pembangunan Kantor pemerintah yang akan dilaksanakan secara bertahap.

21. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

a. Permasalahan dalam Urusan Ketahanan Pangan yaitu :

1) Kota Semarang merupakan kota konsumen sehingga kondisi kebutuhan pangan tergantung dari pasokan daerah lain, dimana produksi pangan Kota Semarang tidak mencukupi karena kebutuhan pangan Kota Semarang tergantung pasokan dari daerah lain;

2) Penduduk Kota Semarang ± 26,54 % masih berstatus warga miskin, sehingga membutuhkan kemudahan akses pangan;

3) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA);

4) Masih banyak terdapat jenis pangan yang mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan di Kota Semarang.

b. Rencana tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan Urusan Ketahanan Pangan yaitu:

1) Menggali potensi pangan lokal untuk mengurangi ketergantungan terhadap salah satu bahan pangan dan menambah keragaman pangan (Diversifikasi Pangan);

2) Optimalisasi sumber daya setempat guna menegakkan produk dan produktivitas untuk mengurangi ketergantungan pasokan pangan dari luar daerah melalui kegiatan :

- Menumbuhkembangkan lumbung pangan masyarakat dan pemerintah. - Optimalisasi pemanfaatan pekarangan di tingkat rumah tangga/

keluarga untuk mewujudkan rumah pangan lestari.

3) Pemberdayaan masyarakat melalui usaha-usaha ekonomi rumah tangga dengan memanfaatkan sumber daya setempat, melalui program/ kegiatan aksi kelurahan/ desa mandiri pangan;

4) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pangan aman dan sehat serta sidak di tempat-tempat umum untuk mengetahui kondisi keamanan pangan.

22. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

a. Adapun permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan urusan wajib pemberdayaan masyarakat adalah :

101

a) Masih rendahnya organisasi masyarakat yang terlibat dalam program penanggulangan kemiskinan

.

b) Pengintegrasian Program Penanggulangan Kemiskinan belum bisa terwujud karena belum adanya keterpaduan antar lembaga/organisasi masyarakat yang ada di tingkat kelurahan

.

c) Masih lemahnya pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi masyarakat di tingkat RT, RW dan Kelurahan

.

d) Program pemberian dana usaha lebih penting dibandingkan dengan pemberian dana bergulir dalam upaya meningkatkan pendapatan sehingga dapat mengurangi tingkat kemiskinan

.

2) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaaan

a) Kepengurusan Lembaga UMKM/UED-SP belum semuanya sesuai dengan ketentuan yang diharapkan

.

b) Pinjaman Modal yang diberikan kepada anggota banyak angsuran yang macet, tersendat sehingga menghambat perputaran modal selanjutnya

.

c) Pinjaman modal yang diberikan pada sasaran yang kurang tepat

d) Belum semua Lembaga UMKM/UED-SP yang ada memahami dan membuat administrasi sesuai yang ditentukan

.

e) Permodalan kelompok masih sangat tergantung dari bantuan Pemerintah

.

f) Masih terbatasnya kemampuan dan akses permodalan masyarakat miskin dalam mengembangkan kemandirian berusaha

.

3) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Kelurahan.

a) Program PNPM masih menitikberatkan pada kegiatan fisik, karena blum ada aturan yang jelas yang membolehkan untuk dipindahkan pada kegiatan sosial ekonomi

.

b) Pengintegrasian PJM Pronangkis dalam Musrenbang belum optimal c) Adanya kecenderungan BKM untuk bersifat pragmatis dengan

mengejar kembalinya dana perguliran dan mengesampingkan data penduduk yang dipetakan

.

b. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka rencana tindak lanjut yang akan ditempuh adalah sebagai berikut.

1) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat

a) Meningkatnya peran serta organissai masyarakat yang terlibat dalam program penanggulangan kemiskinan

.

b) Meningkatkan keterpaduan antar lembaga/organisasi masyarakat yang ada di tingkat kelurahan dalam program penanggulangan kemiskinan c) Meningkatkan kemampuan permodalan masyarakat miskin dalam

mengembangkan kemandirian usaha melalui peningkatan akses dan peningkatan pemberian bantuan permodalan.

d) Peningkatan kualitas sumber daya manusia organisasi kemasyarakatan melalui pelatihan manajemen pengelolaan sumber daya manusia termasuk manajemen pengelolaan administrasi organisasi

.

102

2) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaaan

a) Perlunya pembinaan langsung pada pengelola Lembaga UMKM/UED-SP yang ada di kelurahan

.

b) Menyelenggarakan pelatihan manajemen dan ketrampilan bagi Lembaga Keungan Mikro yang ada di kelurahan

.

c) Fasilitasi Kemitraan kelompok dengan swasta dan perbankan

.

3) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Kelurahan

.

a) Sosialisasai Pemanfaatan BLM dengan pendekatan open menu

.

b) Mendorong sinergitas Program PNPM-MP dengan fokus pembangunan di Kota Semarang (Sapta Program) di Pemerintah Kelurahan

.

c) Monitoring dan evaluasi serta peningkatan Kapasitas kelembagaan

.

d) Mempertajam program-program penanggulangan kemiskinan dan

memprioritaskan pada program kegiatan yang berdampak langsung bagi masyarakat miskin melalui Program “Gerdu Kempling” dan Penguatan TKPKD

.

23. Urusan Wajib Statistik

a. Faktor penghambat yang dihadapi dalam pelaksanaan Urusan adalah:

1) Terbatasnya kualitas SDM baik pengumpul dan pengelola data statistik sehingga keakuratan data belum maksimal

.

2) Pengumpulan dan pengolahan data mengalami keterlambatan,

menyebabkan penyajian kurang lengkap

.

b. Untuk mengatasi faktor penghambat pada urusan statistik, rencana tindak lanjut yang akan ditempuh adalah :

1) Meningkatkan sumber daya manusia baik melalui pendidikan formal maupun non formal.

2) Meningkatkan koordinasi secara berkesinambungan dengan lembaga – lembaga sumberdaya manusia serta menjalin sikronisasi sistem informasi manajemen yang dilaksanakan seluruh SKPD.

24. Urusan Wajib Kearsipan

a. Faktor penghambat yang dihadapi dalam pelaksanaan Urusan adalah:

1) Masih terbatasnya tenaga fungsional arsiparis sehingga hasilnya belum maksimal.

2) Masih kurangnya pemahaman dan kepedulian SKPD untuk menyimpan arsip/dokumen di Kantor Arsip Daerah.

3) Keterbatasan sarana dan prasarana kearsipan di tingkat kecamatan dan kelurahan.

b. Tindak lanjut yang dilaksanakan :

1) Melaksanakan bintek-bintek kearsipan.

2) Sosialisasi kepada SKPD untuk mengirimkan arsip/dokumen/produk hukum ke Kantor Arsip Daerah.

103

25. Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika

a. Faktor penghambat dalam Urusan Komunikasi dan Informatika yaitu:

1) Personil SDM di Bagian Humas, khususnya yang memiliki keahlian dalam bidang multimedia, public relations, dan komunikasi massa masih terbatas.

2) Untuk membangun kepercayaan masyarakat kepada pemerintah diperlukan komunikasi publik melalui media massa, namun dikarenakan dukungan data yang lengkap, akurat, mutakhir dan cepat tersedia dari beberapa SKPD masih terbatas, menyebabkan opini yang terbentuk kurang menguntungkan pemerintah.

3) Minimnya jumlah tenaga ahli di bidang Programer Komputer dan teknologi informasi di SKPD.

4) Masih ada SKPD yang melaksanakan kegiatan berkaitan dengan teknologi informasi belum melibatkan Bagian PDE, sehingga dikhawatirkan operasional pasca pekerjaan selesai akan mengalami kesulitan karena ketergantungan dengan pihak ketiga.

5) Sarana dan prasarana yang tersedia, terutama perangkat keras yang ada pada Bagian PDE sudah tidak sesuai dengan perkembangan teknologi informasi saat ini.

b. Rencana tindak lanjut untuk mengatasi faktor prnghambat Urusan Komunikasi dan Informatika yaitu:

1) Untuk membangun kepercayaan masyarakat kepada pemerintah diperlukan komunikasi publik melalui media massa, namun dikarenakan dukungan data yang lengkap, akurat, mutakhir dan cepat tersedia dari beberapa SKPD masih terbatas, menyebabkan opini yang terbentuk kurang menguntungkan pemerintah.

2) Penghimpunan database dari masing-masing SKPD untuk mendukung penyediaan informasi dan komunikasi publik melalui media massa. 3) Perlu adanya penambahan tenaga ahli di bidang Programer Komputer dan

teknologi informasi di Bagian PDE setda Kota Semarang dalam rangka mensupport pengoptimalan pemanfaatan database serta teknologi jaringan komputer.

4) Melaksanakan fasilitasi dan asistensi dalam rangka membangun sistem informasi terpadu dan pengelolaan data pada SKPD terkait.

5) Pengusulan perangkat keras yang baru sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi informasi.

26. Urusan Wajib Perpustakaan

a. Faktor penghambat dalam Urusan Perpustakaan yaitu:

1) Tidak/belum adanya jabatan fungsional pustakawan menjadikan hasilnya belum optimal

.

2) Belum tersedianya Gedung Perpustakaan yang representative (berdiri sendiri/tidak menjadi satu dengan SKPD lainnya) untuk menarik pengunjung dan menampung koleksi buku yang semakin banyak.

104

1) Melaksanakan bintek-bintek tentang perpustakaan untuk menambah pengetahuan/ketrampilan pegawai dan meminta bantuan tenaga pustakawan dari Badan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah yang diperbantukan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Semarang.

2) Menempatkan buku-buku ke berbagai Rumah Pintar di Kota Semarang dan penerapan Continuous Improvement Policy dengan melaksanakan Gugus Kendali Mutu (GGM). Untuk ke depan Gedung Perpustakaan Kota Semaranag diharapkan bisa menjadi Science and Technology

Center (Pusat Sains dan Teknologi) yang menjadi referensi baik di

Provinsi Jawa Tengah maupun Nasional.

2.3.3.2 Urusan Pilihan

1. Urusan Pilihan Pertanian

a. Beberapa faktor penghambat yan dihadapi :

1) Keterbatasan lahan pertanian (tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan) sehingga menuntut masyarakat untuk berbudidaya pertanian secara modern. Akibatnya, memerlukan biaya yang tinggi. 2) Musim yang sulit diprediksi, sehingga petani dituntut harus menggunakan

teknologi modern, seperti green house, yang memerlukan pembiayaan tinggi.

b. Tindak lanjut yang dilaksanakan :

1) Meningkatkan sosialisasi dan pembinaan terhadap petani untuk lebih serius menjadi petani perkebunan, diantaranya melalui pemberian stimulan bibit tanaman maupun pupuk.

2) Selanjutnya untuk terus meningkatkan produksi pertanian dilakukan upaya antara lain :

a) Meningkatkan sarana dan prasarana produksi tanaman (saprodi), perbaikan konstruksi jaringan irigasi desa, jaringan irigasi setengah teknis dan jaringan irigasi teknis.

b) Meningkatkan pembinaan terhadap petani melalaui SL GAP/SOP diantaranya adalah melalui pemupukan yang berimbang untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas buah, bunga dan kandungan curcuma pada tanaman buah, tanaman hias dan tanaman obat-obatan (biofarmaka).

c) Upaya peningkatan kemampuan petani dalam memanfaatkan sarana produksi pertanian salah satunya dilaksanakan dengan cara sosialisasi sarana produksi pertanian/perkebunan, yang secara kontinyu dilaksanakan di kelurahan-kelurahan potensial pertanian di Kota Semarang.

2. Urusan Pilihan Kehutanan

a. Faktor penghambat yang dihadapi :

1) Masih terjadinya abrasi pantai akibat perubahan iklim global sehingga kondisi garis sempadan pantai menjadi terganggu.

105

2) Masih kurangnya pemahaman masyarakat akan kelestarian lingkungan hidup.

b. Rencana tindak lanjut yang dilaksanakan :

1) Meningkatkan frekuensi penanaman bibit bakau, ajir, nyamplong dan cemara laut untuk memperluas hutan mengrove yang ada saat ini guna mengurangi dampak kerusakan sempadan pantai akibat abrasi.

2) Meningkatkan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian gerakan rehabilitasi hutan dan lahan dalam rangka pemeliharaan kelestarian lingkungan hidup.

3) Terus menggalakkan kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan hidup.

3. Urusan Pilihan Energi dan Sumber Daya Mineral

a. Pada Pelaksanaan Kegiatan tahun 2011 diidentifikasi kendala Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Energi dan Mineral belum sepenuhnya dapat dilaksanakan pemerintah Kota Semarang disebabkan oleh adanya :

1) Pemahaman berbagai pihak terkait akan peran masing-masing, masih berpola tugas yang lama contoh : Pertamina sebagai operator penyedia jasa Energi Gas & Minyak tapi saat ini masih mengatur kebijakan pemerintah dalam hal distribusi & standarisasi di daerah.

2) Keterbatasan SDM di Lingkugan Pemerintah Kota untuk tenaga Fungsional Penilik Ketenagalistrikan, Inspektur Tambang, dan Ahli Geologi.

3) Tidak terakomodirnya Wilayah Galian C dalam Perda RTRW Kota