• Tidak ada hasil yang ditemukan

Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS (BalitekDAS) Email: agung_nugroho96@yahoo.co.id

ABSTRAK

Angin yang kencang merupakan salah satu kendala bagi budidaya tanaman semusim masyarakat pesisir Selatan Kebumen. Jenis tanaman, kerapatan dan struktur tegakan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan angin. Adanya aforestasi dengan cemara udang dengan sistem agroforestri memberikan banyak manfaat diantaranya dapat mengurangi kecepatan angin tersebut. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh mix planting cemara udang dengan pandan pantai dalam menurunkan kecepatan angin. Penelitian dilaksanakan di plot model rehabilitasi pantai Balitek DAS di Desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen pada bulan Juni 2015. Plot model rehabilitasi pantai dibangun pada tahun 2006 dengan jenis cemara udang seluas 2,5 ha dan jarak tanam 5 m x 5 m (untu walang) dengan 6 baris. Alat yang digunakan adalah anemometer portabel. Pengambilan data dilakukan dengan membuat petak ukur permanen ukuran 30 m x 30 m pada dua tipe pola penanaman yang berbeda yaitu cemara udang (monokultur) dan mix planting cemara udang – pandan pantai. Pengukuran kecepatan angin diambil secara bersamaan pada lokasi di depan tegakan cemara dan belakang cemara sampai jarak 20 m. Waktu pengambilan data dilaksanakan pada pagi (09.00), siang (12.00) dan sore hari (16.00). Titik pengambilan data di depan dan belakang tegakan cemara dilakukan secara acak sesuai dengan letak PUP. Data penurunan kecepatan angin yang diperoleh, dianalisis secara statistik menggunakan uji normalitas dan prosedur T Test dengan SAS. Hasil penelitian menunjukkan mix planting cemara udang dengan pandan pantai memberikan pengaruh yang nyata dalam menurunkan kecepatan angin dibandingkan dengan pola monokultur (cemara udang). Mix planting cemara udang dengan pandan pantai mampu menurunkan kecepatan angin sampai 33% lebih baik dibandingkan dengan pola monokultur (cemara udang).

Kata kunci: cemara, kecepatan angin, mix planting, pandan

I. PENDAHULUAN

Kawasan daratan pantai Selatan Kebumen yang terbentang luas sangat potensial untuk dikembangkan dalam mendukung kehidupan masyarakat sekitar, diantaranya melalui usaha budidaya tanaman pertanian (Sumardi, 2010). Tetapi, usaha budidaya tersebut menghadapi banyak kendala lingkungan diantaranya angin laut pantai selatan yang kencang dan mempunyai sifat merusak untuk tanaman. Salah satu upaya mengatasi kendala tersebut adalah dengan dikembangkannya suatu wind barrier (penahan angin) secara vegetatif dalam bentuk aforestasi pantai dengan cemara udang (Casuarina equisetifolia).

Thuyet et al. (2014) memaparkan bahwa vegetasi sebagai shelterbelts hidup memainkan peran penting dalam mengurangi kecepatan angin dan pergeseran pasir pada kawasan pesisir. Sementara Winarni et al.(2012) melaporkan bahwa pada awalnya, aforestasi pantai Selatan Kebumen dengan cemara udang difungsikan sebagai wind barrier untuk menunjang usaha budidaya tersebut (agroforestri), tetapi kemudian berkembang untuk keperluan perlindungan pantai dan wisata. Harjadi (2015) mengemukakan bahwa dengan adanya wind break dari tegakan cemara, hasil yang diperoleh dari budidaya tanaman semusim di belakang tegakan cemara jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan sebelum adanya tegakan cemara. Dengan adanya cemara udang memberikan dampak positif bagi budidaya tanaman pertanian yang dilakukan di belakang atau di antara tegakan cemara udang. Sebelum adanya cemara udang, lahan pasir pantai jarang yang

424 Prosiding Seminar Nasional Agroforestry 2015

digunakan untuk budidaya pertanian. Setelah ada cemara udang maka jenis lahan pertanian bertambah luas kearah garis pantai.

Penurunan kecepatan angin oleh vegetasi dipengaruhi oleh jenis tanaman, kerapatan dan struktur tegakan. Windyanti (2013) menyebutkan bahwa kerapatan, tinggi dan diameter merupakan karakteristik tanaman cemara udang yang berpengaruh terhadap penurunan kecepatan angin. Jenis cemara udang dipilih karena memiliki tajuk yang besar, rimbun serta daunnya yang berbentuk jarum mampu menahan laju angin laut yang melewatinya sehingga cocok dijadikan tanaman pemecah angin (windbreak) (Iqbal, 2014). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh mix planting cemara udang dengan pandan pantai dalam menurunkan kecepatan angin.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di plot model rehabilitasi pantai Balitek DAS di Desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen pada bulan Juni 2015. Plot model rehabilitasi pantai dibangun pada tahun 2006 dengan jenis cemara udang seluas 2,5 ha dan jarak tanam 5 m x 5 m (untu walang) dengan 6 baris. Alat yang digunakan adalah anemometer portabel tipe GM816 dan peluit.

Pengambilan data dilakukan dengan membuat petak ukur permanen ukuran 30 m x 30 m pada dua tipe pola penanaman yang berbeda yaitu cemara udang (monokultur) dan mix planting cemara udang-pandan pantai. Pengukuran kecepatan angin diambil secara bersamaan pada lokasi di depan tegakan cemara dan belakang cemara sampai jarak 20 m. Waktu pengambilan data dilaksanakan pada pagi (09.00), siang (12.00) dan sore hari (16.00). Titik pengambilan data di depan dan belakang tegakan cemara dilakukan secara acak sesuai dengan letak PUP.

Kecepatan angin diukur menggunakan anemometer dengan mempertimbangkan arah angin. Pengukuran kecepatan angin dilaksanakan dengan terlebih dulu membunyikan peluit sebagai tanda pengukuran dimulai. Setelah kecepatan angin dianggap stabil (kurang lebih selama 3 menit) maka peluit dibunyikan lagi sebagai tanda pengukuran selesai kemudian data kecepatan angin dicatat. Persentase penurunan kecepatan angin merupakan perbandingan nilai penurunan terhadap nilai semula. Data persentase penurunan kecepatan angin yang diperoleh, dianalisis secara statistik menggunakan uji normalitas dan apabila data terdistribusi normal dilanjutkan menggunakan prosedur T Test dengan SAS.

a b

Gambar 1. Struktur tegakan cemara udang: a) cemara monokultur, b) AF cemara-pandan III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tegakan cemara udang dibangun dengan memperhatikan aspek sebaran arah dan kecepatan angin tahunan. Jalur tanaman dibuat tegak lurus arah angin dengan jarak dari bibir pantai kurang lebih

Prosiding Seminar Nasional Agroforestry 2015 425 100 m. Pada waktu pengambilan data, arah angin berasal dari tenggara/ lautan. Kecepatan angin pada waktu siang hari lebih cepat dibandingkan dengan pagi dan sore hari. Sedangkan data pertumbuhan (tinggi dan diameter) cemara udang dari umur 1 – 8 tahun secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 2. Rerata pertumbuhan tinggi dan diameter cemara laut umur 8 tahun adalah 13,34 m dan 17,74 cm.

a b

Gambar 2. Pertumbuhan tinggi dan diameter cemara udang

Uji normalitas data untuk kedua kelompok perlakuan adalah tidak signifikan (p value > 0,05) (Tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi normal dan dapat dianalisis lanjut menggunakan T test (Tabel 2).

Tabel 1. Hasil analisis uji normalitas

Tests for Normality

Test Cemara Cemara-pandan pantai

Statistic p Value Statistic p Value

Shapiro-Wilk W 0.9464 Pr < W 0.1045 W 0.8980 Pr < W 0.0836 Kolmogorov-Smirnov D 0.1274 Pr > D >0.1500 D 0.1740 Pr > D 0.1022 Cramer-von Mises W-Sq 0.0938 Pr > W-Sq 0.1338 W-Sq 0.1207 Pr > W-Sq 0.1060 Anderson-Darling A-Sq 0.5736 Pr > A-Sq 0.1308 A-Sq 0.7787 Pr > A-Sq 0.0923 Tabel 2. Hasil analisis T test

The TTEST Procedure Statistics

Lower CL Upper CL Lower CL Upper CL

Variable model N Mean Mean Mean Std Dev Std Dev Std Dev Std Err kec cmr 33 51.519 56.552 61.584 11.414 14.194 18.774 2.4708 kec cmr_pdn 22 77.914 83.164 88.414 9.1099 11.841 16.921 2.5245 kec Diff (1-2) -33.96 -26.61 -19.26 11.19 13.311 16.433 3.6638 T-Tests

Variable Method Variances DF t Value Pr > |t| kec Pooled Equal 53 -7.26 <.0001 kec Satterthwaite Unequal 50.2 -7.53 <.0001

1,13 2,01 5,6 7,75 9,17 11,76 12,37 13,34 0 2 4 6 8 10 12 14 16 1 2 3 4 5 6 7 8 T in ggi ( m ) Umur (tahun) 1,02 2,24 8,16 11,12 14,62 15,63 17,02 17,74 0 3 5 8 10 13 15 18 20 23 1 2 3 4 5 6 7 8 Di am et er ( cm ) Umur (tahun)

426 Prosiding Seminar Nasional Agroforestry 2015

Equality of Variances

Variable Method Num DF Den DF F Value Pr > F kec Folded F 32 21 1.44 0.3882

Tabel 2 menunjukkan tegakan cemara udang mampu menurunkan kecepatan angin sebesar 51%, sedangkan mix planting cemara udang-pandan pantai mampu menurunkan kecepatan angin sebesar 77%. Tetapi, apabila dibandingkan antara mix planting cemara udang-pandan pantai dengan cemara udang (monokultur) maka akan berbeda secara signifikan dalam menurunkan kecepatan angin. Mix planting cemara udang dengan pandan pantai mampu menurunkan kecepatan angin sampai 33% lebih baik dibandingkan dengan pola monokultur (cemara udang).

Budiyanto (2011) menjelaskan bahwa vegetasi dapat digunakan untuk menurunkan kecepatan angin, menyaring partikel tanah yang bergerak dan membelokkan arah tiupan angin. Pohon adalah jenis yang cocok untuk membelokkan dan mengurangi kecepatan angin, sedangkan perdu merupakan jenis vegetasi yang berfungsi sebagai peredam kecepatan angin dan penyaring partikel tanah yang terbawa angin. Lebih lanjut dijelaskan bahwa peletakan turap vegetasi ini harus disesuaikan dengan kinerja angin terutama rata-rata kecepatan angin dan arah tiupan angin. Dengan semakin rapatnya wind break dari cemara laut berdampak pada menurunnya erosi angin dan uap air yang mengandung garam, sebaliknya lahan pertanian menjadi lebih subur karena kelembaban meningkat, suhu menurun serta pengaruh humus dan pupuk kandang (Harjadi, 2015). Setelah ada tegakan cemara, jenis tanaman yang dibudidayakan juga semakin bervariasi diantaranya terong, kacang panjang, oyong, cabe dan pucuk daun kelapa tidak mengalami kekeringan/terbakar lagi (Gambar 3.)

Gambar 3. Budidaya tanaman semusim di belakang tegakan cemara udang

Pengurangan kecepatan angin disebabkan karena vegetasi dapat memberikan gaya menahan pada bidang angin yang menyebabkan hilangnya momentum aliran udara. Sebagai hasilnya, iklim mikro di sekitarnya juga berubah (Plate, 1971). Terdapat hubungan yang erat antara struktur shelterbelt dengan pengurangan kecepatan angin. Struktur shelterbelt tergantung pada lebar, panjang, bentuk dan porositas (Thuyet et al., 2014).

IV. KESIMPULAN

Tegakan cemara udang memberikan dampak positif bagi penurunan kecepatan angin sebesar 51%, sedangkan mix planting cemara udang-pandan pantai mampu menurunkan kecepatan

Prosiding Seminar Nasional Agroforestry 2015 427 angin sebesar 77%. Tetapi, mix planting cemara udang dengan pandan pantai mampu menurunkan kecepatan angin sampai 33% lebih baik dibandingkan dengan pola monokultur (cemara udang).

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih diucapkan kepada Mas Asep Hermawan atas bantuannya dalam pengambilan data. Juga kepada teman-teman pasir: Pak Benny Harjadi, Susi Abdiyani, Mbak Gunarti dan Mas Aris Boedinyono atas soliditas dan dukungannya.

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, G., 2011. Teknologi konservasi lanskap gumuk pasir pantai parangtritis Bantul DIY. Jurnal Lanskap Indonesia. Vol. 3 No. 2, hal: 97-101

Harjadi, B., 2015. Pengelolaan lahan marjinal menjadi lahan potensial bagi peningkatan hasil finansial masyarakat. Seminar nasional geografi UMS.

Iqbal, M., 2014. Peran lebar tegakan dan kerapatan area total hutan pantai Casuarina equisetifolia dalam mengurangi kecepatan angin di pantai gua cemara Yogyakarta. Skripsi. Tidak dipublikasikan.

Plate, E.J., 1971. The aerodynamics of shelter belts. Agricultural meteorology. Vol. 8, hal: 203-222.TE Sumardi, 2010. Prinsip silvikultur reforestasi dalam rehabilitasi formasi gumuk pasir di kawasan

pantai Kebumen.

Thuyet, D.V., T.V. Do, T. Sato, dan T.T. Hung, 2014. Effects of species and shelterbelt structure on wind speed reduction in shelter. Agroforest Syst (2014) 88:237–244.

Winarni, W.W., W. D. Atmanto, dan S. Danarto, 2012. Peran wind barrier cemara udang (Casuarina equisetifolia var. incana) dalam agroforestri pesisir. Seminar nasional agroforestri III, hal: 245-248.

Windyanti, R.K., 2013. Karakteristik tanaman cemara udang (Casuarina equisetifolia) dan pengurangan kecepatan angin di pantai gua cemara Yogyakarta. Skripsi. Tidak dipublikasikan.

428 Prosiding Seminar Nasional Agroforestry 2015

PENDUGAAN CADANGAN KARBON ATAS PERMUKAAN TANAH PADA TIPE PENGGUNAAN