• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUTAN TANAMAN GANITRI DI JAWA TENGAH Asep Rohandi1 dan Gunawan1

IV. POTENSI LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN GANITRI

Berdasarkan peta potensi lahan (Gambar 18) yang disusun berdasarkan data ekologis tempat tumbuh lokasi sebaran populasi tanaman ganitri, hasil analisis GIS menunjukkan bahwa potensi lahan jenis tersebut di wilayah Jawa Tengah diperkirakan seluas 2.737.108,82 ha. Data luas potensi lahan tersebut merupakan lokasi/wilayah yang potensial dan memungkinkan untuk pengembangan tanaman ganitri. Data hasil penilaian kesesuaian lahan tanaman ganitri di Jawa Barat selengkapnya dicantumkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Potensi lahan untuk pengembangan tanaman ganitri di wilayah Jawa Tengah No. Kabupaten/Kota Luas (Ha) Persentase Dari Luas Daratan Jawa Tengah

1 Banjarnegara 106.152,64 3,27 2 Banyumas 129.600,77 3,99 3 Batang 58.092,04 1,79 4 Blora 32.683,10 1,01 5 Boyolali 103.489,52 3,18 6 Brebes 129.902,64 4,00 7 Cilacap 218.158,89 6,71 8 Demak 97.766,99 3,01 9 Grobogan 164.958,25 5,08 10 Jepara 94.169,66 2,90 11 Karanganyar 78.571,83 2,42 12 Kdy. Magelang 1.844,66 0,06 13 Kdy. Pekalong 4.472,13 0,14 14 Kdy. Salatiga 4.776,48 0,15 15 Kdy. Semarang 29.741,32 0,92 16 Kdy. Surakart 4.685,39 0,14 17 Kebumen 126.649,55 3,90 18 Kendal 96.987,77 2,98 19 Klaten 67.094,67 2,06 20 Kudus 44.935,60 1,38 21 Magelang 108.301,67 3,33 22 Pati 94.466,40 2,91 23 Pekalongan 46.247,58 1,42 24 Pemalang 91.750,57 2,82 25 Purbalingga 52.456,42 1,61 26 Purworejo 102.642,13 3,16 27 Semarang 101.819,90 3,13 28 Sragen 99.420,93 3,06 29 Sukoharjo 50.675,73 1,56 30 Tegal 81.074,49 2,49 31 Temanggung 79.485,47 2,45 32 Wonogiri 138.545,56 4,26 33 Wonosobo 95.488,08 2,94 Total 2.737.108,82 84,22

Sumber : Hasil analisis GIS

Keterangan : Luas daratan Jawa Barat adalah 3.250.000,00 ha (Anonim, 2009b)

Data potensi lahan (Tabel 2) hanya didasarkan pada tegakan yang ditemui di lapangan sehingga dapat berubah apabila ada informasi/data lain yang ditambahkan tentang kriteria

Prosiding Seminar Nasional Agroforestry 2015 449 kesesuaian tempat tumbuh tanaman ganitri. Potensi lahan yang diperoleh merupakan gambaran awal wilayah pengembangan tanaman ganitri di wilayah Jawa Barat. Dengan demikian, perlu penelitian lanjutan untuk kegiatan pengembangan diantaranya dalam penetapan kriteria persyaratan tumbuh yang lebih komprehensif melalui uji penanaman. DPTH (2001), pilihan yang optimal membutuhkan pengujian lapangan dan pada umumnya informasi ini tidak tersedia.Penggunaan peta potensi lahan ini bermanfaat sebagai informasi awal untuk menghindari resiko terjadinya kegagalan akibat kesalahan dalam penentuan lokasi penanaman baik untuk pembangunan sumber benih ataupun pengembangan hutan tanaman (hutan rakyat).

Gambar 1. Peta potensi lahan dan sebaran populasi tanaman ganitri di Jawa Barat

Potensi lahan di atas menjadi gambaran umum, tetapi belum menunjukan wilayah yang spesifik untuk pengembangan tanaman ganitri. Hal tersebut juga diterangkan oleh Danu et al. (2009), pada penyusunan peta potensi lahan mimba (Azadirachta indica) dimana potensi lahan tidak menunjukkan secara spesifik wilayah pengembangan untuk masing-masing lokasi tetapi merupakan gabungan dari kondisi lokasi sebaran populasi yang diamati. Hal tersebut disebabkan oleh terbatasnya data ekologis dari masing-masing lokasi sehingga penyusunannya lebih bersifat umum. Penyusunan peta potensi lahan yang lebih detil dengan pembedaan secara spesifik kriteria-kriteria seperti jenis tanah, ketinggian dan curah hujan ataupun dengan menambahkan kriteria lainnya seperti kelas lereng, kelembaban dan lain-lain perlu terus dilakukan. Semakin detilnya data dasar yang diperoleh, maka informasi yang ada pada peta akan semakin lengkap.

Data pada Tabel 2 dan Gambar 1 menunjukkan bahwa potensi lahan di wilayah Jawa Tengah bagian Utara seperti Brebes, Tegal, Pekalongan, Pemalang Kendal Sampai Cepu lebih sedikit dibanding Jawa Tengah bagian Tengah dan Selatan. Hal tersebut sesuai dengan hasil survey lapangan yang telah dilakukan dimana tidak ditemukan populasi tanaman ganitri di wilayah tersebut. Informasi yang tersaji pada peta tersebut dapat memberikan gambaran/petunjuk yang dapat membantu dalam perencanaan dan menjadi salah satu dasar dalam pengembangan pengembangan hutan tanaman serta domestikasi jenis ganitri di wilayah Jawa Tengah.

450 Prosiding Seminar Nasional Agroforestry 2015

Prinsip kesesuaian tempat tumbuh dalam perbenihan tanaman hutan saat ini menggunakan sistem zonasi benih. Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan dan Indonesia Forest Seed Project (2001), menjelaskan konsep ini yang secara umum dibagi menjadi dua pendekatan yaitu zona pengadaan benih dan zona penggunaan benih. Penilaian potensi lahan berhubungan erat dengan zona penggunaan benih melalui penentuan grup tapak penanaman yang memiliki lingkungan yang serupa dan berfungsi untuk membuat kategori tempat penanaman yang lebih luas dan kadang-kadang disebut juga zona pemanfaatan benih atau zona penanaman pohon.

Penggunaan zona ini diharapkan dapat membantu dalam peningkatan produktifitas tegakan ganitri sehingga pengembangan jenis ini akan menjadi alternatif yang dapat dilakukan oleh masyarakat selain budidaya tanaman yang sudah populer seperti sengon, suren, mahoni, manglid dan lain-lain yang didukung oleh aspek lain seperti penggunaan benih unggul dan silvikultur intensif. Barner dan Ditlevsen (1988) menjelaskan bahwa produktivitas hutan tanaman diyakini akan optimum seiring perbaikan kelas sumber benihnya. Perbaikan kelas sumber benih ini berhubungan kesesuaian ekologis antara sumber benih terhadap tapak pertanaman, keunggulan fenotipa atau genotipa sumber benih, metoda dan intensitas seleksi dalam sumber benih, serta siklus pemuliaan.

V. KESIMPULAN

Hutan tanaman ganitri di Jawa Tengah ditemukan di kabupaten Cilacap, Kebumen, Gombong, Kendal, Brebes, Purworejo, Banjarnegara, Wonosobo, Banyumas, Temangggung, Semarang dan Karanganyar. Secara umum ganitri kisaran wilayah yang cukup luas mulai dari dataran tinggi sampai dataran rendah khususnya berada di wilayah Jawa Tengah bagian Tengah dan Selatan, sedangkan untuk sebagian besar wilayah Utara seperti Tegal, Pemalang, Batang dan Jepara keberadaan tanaman ganitri tidak ditemukan. Jenis ini tumbuh pada kisaran wilayah yang cukup luas mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggian 0-1300 mdpl dengan jenis tanah Podsolik Coklat Kekelabuan, Latosol, Podsolik Merah Kuning, Regosol, Andosol, Podsolik Coklat, Podsol, Podsol Air Tanah dan Aluvial serta curah hujan 2.000-4500 mm/tahun. Berdasarkan karakteristik tumbuh yang diperoleh, hasil analisis SIG menunjukkan bahwa potensi lahan tanaman ganitri di Jawa Barat adalah seluas 2.737.108,82 ha Ha yang tersebar di 33 kabupaten dengan potensi terbesar di Kabupaten Cilacap seluas 218.158,89 Ha (6,71%).

DAFTAR PUSTAKA

BTP. 1998. Program Nasional Sistem Perbenihan Kehutanan. Balai Teknologi Perbenihan. Bogor.

Danu, Rohandi, A., Pramono, A. A., Abidin, A. Z., Suartana, M. dan Royani, H. 2006. Sebaran Populasi Tanaman Hutan Jenis Rasamala (Altingia excelsa Noronhae) untuk Sumber Benih di Jawa. Laporan Hasil Penelitian. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan. Bogor.

Fitriani. 2010. Jenis dan Harga Buah Ganitri– Jenitri. http://www.portalgue.com/2010/10/jenis-dan-harga-buah-ganitri-.html. Jakarta.

Garaudal, L., Kjaer, E., Agnete, T. dan Allan, B. L. 1997. Perencanaan Program Nasional untuk Konservasi Sumberdaya Genetik Hutan. Technical Note No. 48-Desember 1997. Danida Forest Seed Centre, Krogerupvej 21 DK-3050 Humlaebaek. Denmark.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan, Cetakan I, Jakarta.

Prosiding Seminar Nasional Agroforestry 2015 451 Kartiko, H. P. 2001. Penyelamatan Sumber Daya Perbenihan untuk Pelestarian dan Peningkatan

Produktivitas Tanaman Hutan. Bulletin PUSBANGHUT. Vol. III, 2 Juli 2001 hal. 183 – 190. PT. Perhutani. Cepu.

Nienstadt, H. and Snyder, E. B. 1974. Principles of Genetic Improvement of Seed in Schopmeyer, C.S. 1974. Seeds Woody Plants in The United States. Agriculture Handbook No. 450. USDA. Washington, D.C.

Nurhasybi, Pramono, A. A.,. Abidin A. Z, Rohandi, A. dan Mokodompit, S. 2000. Peta Perwilayahan 9 (sembilan) Jenis Tanaman Hutan di Jawa. Balai Teknologi Perbenihan. Bogor.

Nurhasybi. 2008. Beberapa Permasalahan Pengembangan Industri Benih Tanaman Hutan di Indonesia. Info benih Vol. 12 No.1 tahun 2008. Balai penelitian Teknologi Perbenihan Bogor. Bogor.

Rachman, E., Rostiwati T dan Bustomi S. 2010. Ganitri (Elaocarpus sphaericus Schum And E. Ganitri) Pohon Serbaguna Yang Potensial Di Hutan Rakyat. www.forplan.or.id. Diakses tanggal 26 Oktober 2011.

Rohandi, A., Gunawan, Pieter L. A. G., Swestiani, D. dan Saepudin, I. 2011. Strategi Pengembangan Tanaman Potensial Jenis Ganitri Berbasis Sebaraan Populasi dan Potensi Lahan di Jawa Barat. Laporan Hasil Penelitian Ristek 2011. Ciamis.

Safitri. 2011. Jenis Komersial Yang Belum Banyak Dilirik Usahawan. http://yuniarsafitri.blogspot.com/2011/06/l. Jakarta.

Taqyudin. 2010. Geo Info : Ganitri (Elaeocarpus sphaericus) Di indonesai. http://staff.blog.ui.ac.id/taqyudin/index.php/2009/01/10. Bio Info. Jakarta

Van Steenis, C. G. G. 2010. Flora Pegunungan Jawa. Pusat Peneliti Biologi-LIPI. Bogor.

Wiradisastra, U. S. 1996. Delineasi Agro-ecological Zone. Bahan Kuliah Pelatihan Apresiasi Metodologi Delineasi Agroekologi. Bogor, 8-17 Januari 1996. Kerjasama Proyek Pembinaan Kelembagaan Penelitian dan Pengembangan Pertanian/AMRP dengan Fakultas Pertanian-IPB. Bogor.

Zobel, B. J and Talbert, J. 1984. Applied Forest Tree Improvement. Waveland Press, Inc. Illinois. 504 pp.

452 Prosiding Seminar Nasional Agroforestry 2015

SIMULASI DINAMIKA CADANGAN KARBON DALAM TEGAKAN HUTAN TANAMAN JABON