• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.4 Metode Pembelajaran

2.4.3.11 Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisonal, karena sejak dulu metode ini dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara. guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar (Djamarah dan Aswan Zain, 2010: 83). Metode ceramah merupakan suatu metode dimana guru memberikan pengajaran secara lisan mengenai fakta, dalil, atau prinsip sedangkan siswa

mengikuti dengan menggunakan catatan (Nur‟aini, 2004: 36)

Metode ceramah ini yang akan digunakan sebagai bahan dalam penelitian, metode ini dipilih karena diantara berbagai macam metode penagajaran metode ceramah merupakan metode yang tidak dapat ditinggalkan dalam proses pembelajaran, metode ceramah digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi/uraian tentang materi pelajaran secara lisan.

Metode ceramah memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan antara lain: a. Kelebihan metode ceramah menurut Djamarah dan Zain antara lain;

1. Guru mudah menguasai kelas

2. Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas 3. Dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah yang besar. 4. Mudah mempersiapkan dan melaksanakanya.

5. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik (Djamarah dan Zain, 2010: 97).

b. Kekurangan metode ceramah menurut Djamarah dan Zain antara lain; 1. Mudah terjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

2. Dalam metode ceramah indera pendengaran lebih banyak digunakan dalam mendengarkan materi yang dijelaskan oleh guru sedangkan indera yang lain jarang dipergunakan.

3. Bila digunakan terlalu lama, menjadi membosankan. 4. Menyebabkan siswa menjadi pasif

5. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali (Djamarah dan Zain, 2010: 97-98).

2.5 Media Pembelajaran

2.5.1 Pengertian Media Pembelajaran

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich di kutip Daryanto 2010: 4). Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, et al., 2010: 6).

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media pengajaran yang dimaksud adalah alat yang dipergunakan untuk berkomunikasi yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan pelajaran yang disampaikan. Penggunaan media pembelajaran akan membuat siswa lebih mudah menerima informasi, membangkitkan keinginan dan minat belajar yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2.5.2 Prinsip Umum Penggunaan Media

Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan pelajaran dapat tercapai, maka guru harus mengetahui bagaimana cara menggunakan media. Prinsip umum penggunaan media antara lain;

(1) Tidak ada suatu media yang mengatasi media lainya dalam segala aspeknya, sehingga dapat menggantikan bentuk media lain.

(2) Media membawa pesan-pesan yang mempunyai efek-efek tertentu pada siswa bukan hanya sekedar alat.

(3) Penggunaan media pendidikan harus mempunyai tujuan yang jelas, tidak asal saja sekedar hiburan atau pengisi waktu.

(4) Media tertentu cenderung lebih tepat dipakai dalam menyajikan unit pelajaran daripada media yang lain.

(5) Tidak ada suatu media untuk segala macam kegiatan belajar, oleh karena itusebaiknya kita menggunakan multimedia.

(6) Penggunaan media yang terlalu banyak secara sekaligus justru akan membingungkan dan tidak memperjelas pelajaran.

(7) Anak-anak harus dipersiapkan dan dilakukan sebagai peserta yang aktif, sehingga secra efektif dan efisien media dapat digunakan.

(8) Hendaknya tidak menggunakan media pendidikan sekedar sebagai selingan atau hiburan pengisi waktu, kecuali kalau tujuan pengajaranya

memang demikian (Nur‟aini, 2004: 63)

2.5.3 Prinsip Pemilihan Media

Pemilihan media dalam pembelajaran bukanlah suatu hal yang mudah, karena setiap media mempunyai ciri dan karakteristik yang berbeda-beda. Prinsip utama pemilihan media haruslah didasarkan pada kemampuan media itu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan media antara lain kesesuaian media dengan tujuan pengajaran, tingkat kemampuan siswa, ketersediaan, biaya, dan mutu teknik

(Nur‟aini 2004: 65).

Kesesuaian media dengan tujuan pengajaran yang dimaksud adalah penggunaan media disesuaikan dengan tujuan pengajaran yaitu mengetahui hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Membuat Pola pokok bahasan membuat pola busana anak

Tingkat kemampuan siswa, pemilihan media harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa misalnya untuk tingkat TK, SD, SMP, SMK. Penelitian ini diterapkan pada siswa SMK sehingga pemilihan media disesuaikan dengan karakteristik siswa SMK Program Keahlian Busana Butik di Al-musyafa Kendal.

Ketersediaan, tidak semua sekolah dapat menyediakan media yang cukup, dan tidak semua sekolah dilengkapi dengan sarana dan fasilitas yang mendukung dengan penggunaan media. Pemilihan media harus disesuaikan dengan lingkungan sekolah (kondisi, ketersediaan, sarana dan fasilitas), oleh karena itu sebelum

membuat suatu media sebaiknya dilakukan pengamatan terlebih dahulu di lingkungan sekolah. Hasil pengamatan di SMK Al-Musyafa‟Kendal yaitu kondisi

sekolah besrih dan rapi, sarana dan fasilitas cukup yaitu salah satunya yaitu laboratorium komputer dan LCD.

Biaya, dalam pemilihan media harus mengingat efisiensi biaya baik untuk pembuatan atau yang lain. Memilih media yang baik tidak perlu mahal yang terpenting adalah media tersebut dapat digunakan guru dalam menyampaikan materi pada siswa, sehingga diharapkan dengan adanya media tersebut tujuan pengajaran dapat tercapai.

Mutu teknik, apabila guru akan mengajar dengan media, hendaknya guru melihat terlebih dahulu apakah media tersebut masih baik dan layak digunakan atau tidak. Media yang baik adalah berulang dapat digunakan kali.

2.5.4 Fungsi Media Pembelajaran

Media dalam proses pembelajaran memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa) (Daryanto, 2010: 8). Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang dapat mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang diciptakan oleh guru.

Secara umum media memiliki kegunaan: memperjelas penyajian (informasi) agar tidak terlalu ferbalistik, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan indera, penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik, media dapat mengatasi dan membantu kesulitan guru dalam proses belajar-mengajar (Nur‟aini, 2004: 67). Penjabaran kegunaan media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut;

Memperjelas pesan dan informasi agar tidak terlalu verbalistik, yang dimaksud verbalistik adalah pengertian kata-kata (Nur‟aini, 2004: 67). Media

digunakan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman siswa dalam menerima materi pelajaran.

Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, daya, indera misalnya: objek yang terlalu besar dapat diganti dengan gambar atau film, objek yang terlalu kecil dapat dibantu dengan proyektor, gerak yang lambat bisa dipercepat begitupun sebaliknya,

dan peristiwa alam dapat dilihat dengan film (Nur‟aini, 2004: 67).

Media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif anak didik, Dalam hal ini media berguna; menimbulkan gairah siswa, memungkinkan adanya interaksi aktif dan siswa dapat belajar sendiri mnurut

kemampuanya (Nur‟aini, 2004: 67).

Media dapat mengatasi atau membantu kesulitan guru dalam proses belajar mengajar antara lain; menimbulkan persepsi yang sama, membantu perangsang

yang sama dan menyamakan pengalaman (Nur‟aini, 2004: 67).

2.5.5 Macam-Macam Media Pembelajaran

Penggunaan suatu media yang tepat dapat membantu dalam proses belajar mengajar dan pencapaian tujuan pembelajaran. Macam-macam media yang diklasifikasikan menurut kelompoknya yaitu: media berbasis visual, media berbasis audio, media berbasis audio visual, media diam yang diproyeksikan, media bergerak yang diproyeksikan, benda nyata dan media berbasis komputer (Sudjana dan Rivai, 2007: 26).

Dokumen terkait