• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi

1.6.2 Bagian Isi Skripsi

2.1.2.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh pebelajar setelah mengalami aktifitas belajar (Anni, 2007: 5). Hasil belajar sebagai objek penilaian

pada hakikatnya menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan instruksional menggambarkan hasil belajar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan-kemampuan siswa setelah menerima atau menyelesaikan pengalaman belajarnya. Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan, keterampilan, sikap dalam melakukan dan menyelesaikan suatu hal setelah siswa menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar dapat dibedakan dalam beberapa kategori. Kategori yang banyak digunakan dibagi menjadi 3 tipe hasil belajar yaitu (1) Tipe hasil belajar kognitif, (2) Tipe hasil belajar bidang afektif, (3) Tipe hasil belajar bidang psikomotorik (Bloom dikutip Anni, 2006: 7). Masing-masing tipe hasil belajar terdiri dari sejumlah aspek yang saling berkaitan, mempunyai karakter tersendiri, sebab setiap tipe hasil belajar berbeda dalam cakupan dan hakikat yang terkandung didalamnya.

2.1.2.1.1 Tipe Hasil Belajar Bidang Kognitif

Tipe hasil belajar bidang kognitif meliputi tujuan pendidikan yang berkesinambungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan, dan pengembangan kemampuan intelektual dan ketrampilan berfikir, bidang ini dimulai dari jenjang yang paling tinggi. Jenjang yang paling tinggi harus melalui jenjang yang bawah. Tipe hasil belajar bidang kognitif ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual terdiri dari 6 aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan analisis, sintesis, evaluasi (Anni, 2007: 7). Adapun aspek tersebut adalah seperti berikut.

Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (Knowledge), pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau mengenali informasi (materi

pembelajaran) yang telah dipelajari sebelumnya (Anni, 2007: 7). Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan pada mata pelajaran praktik Membuat Pola (Pattern Making) pokok bahasan membuat pola anak diharapkan siswa dapat mengetahui, serta mengingat tentang macam-macam teknik membuat pola busana anak, alat serta bahan yang dipergunakan dalam membuat pola, langkah-langkah pembuatan pola serta cara penyelesaianya.

Tipe hasil belajar pemahaman (Comprehention) didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna dari materi pelajaran (Anni, 2007: 7). Tipe hasil belajar pemahaman pada mata pelajaran membuat pola (Pattern Making) pokok bahasan membuat pola anak adalah siswa dapat memahami materi tentang: macam-macam busana anak, jenis bahan yang dibuat, alat dan bahan membuat pola anak, cara mengambil ukuran, pembuatan pola dasar, proses dalam membuat pola dasar anak dan cara penyelesaianya.

Tipe hasil belajar penerapan (Application) mencakup penerapan hal-hal seperti aturan, metode, konsep, prinsip-prinsip dalil dan teori. Hasil belajar di bidang ini memerlukan tingkat pemahaman yang lebih tinggi daripada tingkat pemahaman sebelumnya (Anni, 2007: 7). Tipe hasil belajar penerapan pada mata pelajaran membuat pola (Pattern Making) pokok bahasan membuat pola anak diharapkan, setelah memahami dan merespon materi yang diberikan, siswa dapat mempraktekkanya yaitu salah satunya siswa dapat menjelaskan dan mendemonstrasikan cara pembuatan pola dasar anak.

Tipe hasil belajar analisis mengacu pada kemampuan memecahkan material ke dalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya. (Anni,

2007: 8). Tipe hasil belajar analisis pada mata pelajaran membuat pola (Pattern Making) pokok bahasan membuat pola anak adalah siswa dapat menganalis atau membaca gambar/ desain busana anak, kemudian dapat mempraktekanya dengan membuat pola dasar anak dan pecah pola sesuai dengan desain.

Tipe hasil belajar sintesis mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru (Anni, 2007: 8). Tipe hasil belajar sintesis pada mata pelajaran membuat pola (Pattern Making) pokok bahasan membuat pola anak adalah siswa mampu menyimpulkan apa saja yang merupakan dasar utama dalam membuat pola anak agar diperoleh hasil yang baik dalam membuat pola busana anak.

Tipe hasil belajar evaluasi mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang nilai materi pembelajaran (pernyataan, novel, puisi,laporan) untuk tujuan tertentu (Anni, 2007: 8). Evaluasi merupakan kegiatan yang meliputi mengukur dan meneliti. Alat yang digunakan untuk mengukur adalah tes dan non tes. Hasil pengukuran berupa skor. Tipe hasil belajar evaluasi pada mata pelajaran membuat pola (Pattern Making) pokok bahasan membuat pola anak adalah siswa mampu menilai teknik membuat pola dasar anak beserta pecah polanya dengan tepat sesuai dengan desain/gambar, tanda pola dan mampu memperbaiki pola apabila terjadi kesalahan.

2.1.2.1.2 Tipe Hasil Belajar Bidang Afektif

Taksonomi tujuan pembelajaran afektif dikembangkan oleh Krathwohl dan kawan-kawan, tujuan pembelajaran ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Kategori tujuan pembelajaran ini mencerminkan hierarkhi yang

bertentangan dari keinginan untuk menerima sampai dengan pembentukan pola hidup. Kategori tujuan pembelajaran afektif adalah sebagai berikut; penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian (valueing), pengorganisasian (organization), pembentukan pola hidup (organization by a value complex) (Anni, 2007: 8).

Penerimaan (Receiving), pada aspek ini berkenaan dengan membangkitkan, membimbing dan mengarahkan perhatian siswa tehadap MPI, sehingga materi yang diberikan dapat dipahami oleh siswa. Penanggapan (Responding), pada aspek ini diharapkan siswa dapat merespon materi membuat pola pokok bahasan membuat pola busana anak yang telah diberikan oleh guru dalam bentuk MPI, seperti adanya diskusi, tanya jawab, siswa dapat mengerjakan soal latihan dan sebagainya.

Penilaian (Valuing), pada aspek ini diharapkan siswa dapat menggambarkan, membedakan, menggabungkan, mempelajari materi yang telah diberikan. Pengorganisasian (Organization), pada aspek ini diharapkan siswa dapat menyatukan nilai-nilai yang berbeda. Pembentukan pola hidup (Organization by a value complex), pada aspek ini mengacu pada poses perwujudan nilai-nilai, sehingga tingkah lakunya menunjukkan karakteristik atau identitas dari siswa tersebut.

2.1.2.1.3 Tipe Hasil Belajar Bidang Psikomotorik

Tipe hasil belajar bidang psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf (Anni, 2007: 10). Hasil belajar yang diharapkan setelah mempelajari mata pelajaran membuat pola (Pattern Making) pokok bahasan membuat pola busana

anak dengan MPI adalah siswa mampu dan terampil dalam membaca desain serta terampil dalam membuat pola dasar anak dan cara penyelesaianya, sehingga siswa akan menerima pengalaman belajarnya dengan perubahan tingkah laku yang lebih baik.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku anak didik, adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar pada setiap orang dapat diikhtisarkan sebagai berikut yaitu: Faktor dalam (fisiologi dan psikologi) faktor luar (lingkungan dan instrumental).

Gambar 2.1 Bagan Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar (Purwanto, 2011: 107).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Dalam (Internal) Fisiologi Psikologi  Kondisi fisik  Bakat  Minat  Motivasi  Kecerdasan  Kemampuan kognitif Luar (Eksternal) Lingkunga Instrumental  Alam  sosial  Kurikulum/bahan pelajaran  Guru/pengajaran  Sarana dan fasilitas  Administrasi/ manajemen

Penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah sebagai berikut: faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). 2.1.3.1 Faktor Dalam (Internal)

Faktor dalam (Internal) adalah faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yang berasal dari dalam individu manusia meliputi, faktor fisiologi dan faktor psikologi.

2.1.3.1.1 Faktor Fisiologi

Faktor fisiologi adalah kondisi fisik yang terjadi atau dialami individu saat belajar. Kondisi fisiologi pada umumnya sangat berpengaruh terhadap siswa. Faktor fisiologi dibagi menjadi dua yaitu kondisi fisik/jasmani dan kondisi psikologis (Purwanto, 2011: 107).

Kondisi fisik/ keadaan jasmani, siswa yang berada dalam kondisi jasmani yang kurang segar tidak akan memiliki kesiapan yang memadai untuk memulai tindakan belajar, siswa cenderung kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran sehingga lamban dalam memahami materi pelajaran. Sebaliknya kondisi jasmani yang sehat, bugar akan memberikan pengaruh terhadap kegiatan belajar individu terutama dalam mengikuti mata pelajaran Membuat Pola (Pattern Making) pokok bahasan membuat busana anak yaitu siswa akan lebih bersemangat dan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran.

Kondisi psikologis, kondisi ini juga berpengaruh dalam mempelajari mata pelajaran membuat pola terutama unsur penglihatan dan pendengaran (Ngalim Purwanto, 2011: 107). Kondisi pancaindera sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Membuat Pola (Pattern Making) pokok bahasan

membuat pola busana anak menggunakan MPI, pancaindera yang memiliki peran besar dalam aktifitas belajar adalah mata, tangan, dan telinga. Mata digunakan untuk melihat serta memahami materi dalam MPI, tangan digunakan untuk meraba /mengontrol MPI, telinga digunakan untuk mendengarkan narasi (penjabaran materi dalam bentuk suara) dalam MPI

Guru maupun siswa perlu menjaga pancaindera secara preventif maupun yang bersifat kuratif, dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksa kesehatan dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. 2.1.3.1.2 Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah suatu keadaan atau kondisi mengenai gejala-gejala kehidupan kejiwaan yang berpengaruh terhadap proses belajar. Faktor-faktor psikologis umum yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa adalah; bakat, minat, motivasi, kecerdasan, kemampuan kognitif (Purwanto, 2011: 107).

Bakat merupakan salah satu kemampuan manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu lahir (Purwanto, 2011: 55). Bakat mempengaruhi perkembangan individu (Hamalik, 2010: 93). Siswa yang memiliki bakat sesuai dengan bidang yang sedang dipelajari (busana), maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya, sehingga tidak akan merasa kesulitan dalam memahami materi pokok bahasan membuat busana anak dan cenderung lebih cepat memahami pelajaran dibanding siswa lain.

Minat merupakan kecenderungan dan gairah tinggi terhadap sesuatu yang tetap pada suatu hal atau bidang sehingga ia selalu memperhatikan secara terus-menerus dengan diikuti rasa senang. Minat sangat berpengaruh pada hasil belajar,

guru perlu mengetahui tentang minat belajar siswa agar bisa memotivasinya

(Nur‟aini, 2006: 27). Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan lebih

bersemangat dalam mengikuti pelajaran, diharapkan dengan menggunakan MPI dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti mata pelajaran Membuat Pola (Pattern Making) pokok bahasan membuat busana anak.

Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadi suatu perbuatan atau tindakan tertentu. Perbuatan belajar terjadi karena adanya motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan belajar (Hamalik, 2010: 50). Motivasi yang dimaksud adalah menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan cara memberikan materi pelajaran yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa yang dikemas menggunakan MPI (Multimedia Pembelajaran Interaktif).

Kecerdasan merupakan kemampuan untuk memecahkan masalah atau membuat produk yang dihargai dilingkungan kebudayaan (Anni, 2007: 117). Kecerdasan sangat berpengaruh terhadap kemajuan belajar, semakin tinggi tingkat intelegensi seorang individu, semakin besar peluang meraih sukses dalam belajar dan sebaliknya, semakin rendah intelegensi seorang individu, semakin sulit meraih sukses dalam belajar. Penggunaan MPI dapat mengontrol cara belajar siswa sendiri sesuai dengan kemampuan intelegensi siswa, karena MPI dapat dipelajari secara berulang-ulang dan dapat memberikan respon langsung terhadap siswa.

Kemampuan kognitif artinya kemampuan intelektual yaitu kemampuan individu dalam mengingat dan berfikir. Materi dalam mata pelajaran Membuat Pola (Pattern Making) pokok bahasan membuat busana anak adalah materi berbentuk teori dan praktek antara lain; penjabaran tentang busana anak, cara mengambil

ukuran anak, langkah-langkah pembuatan pola dasar anak beserta pecah polanya sesuai dengan desain, sehingga membutuhkan kemampuan kognitif siswa, diharapkan dengan adanya pembelajaran menggunakan MPI dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa.

Dokumen terkait