• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR BAGAN

A. Tinjauan Pustaka

B.10. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang paling tua dan masih digunakan hingga kini. Menurut Ahsin (1980:2) metode ceramah adalah suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan penyajian pengajaran tentang fakta-fakta atau ide secara lisan baik dengan ataupun

tanpa alat bantu peraga pandang-dengar; sementara yang diajar mendengarkan dan mencatat hal-hal yang mereka anggap penting.

Menurut Gilstrap dalam Ahsin (1980:6) keuntungan dari metode ceramah adalah:

1) Menghemat waktu mengajar.

2) Memperkenankan guru menggunakan pengalaman, pengetahuan dan kebijaksanaan ketimbang membuat siswa berjuang sendiri.

3) Memungkinkan guru menghadapi siswa dalam jumlah yang banyak. 4) Membantu siswa mengembangkan kemampuan mendengar, secara tepat,

kritis dan dengan kesenangan.

5) Mengemukakan pengetahuan yang belum pernah ditemukan oleh murid-murid dalam bacaan/ pengalaman mereka.

6) Cocok untuk memberikan informasi. Kelemaham metode ceramah:

1) Menempatkan siswa pada posisi belajar mendengar dan mencatat 2) Proses satu arah dimana siswa pasif

3) Guru menyajikan materi dalam waktu yang relatif sama kepada siswa yang mempunyai perbedaan kemampuan dalam memahami.

4) Berlangsung menurut kecepatan guru dan bukan kecepatan siswa 5) Metode yang membiasakan siswa untuk menghafal.

B.11.Demonstrasi

Ada banyak model metode dalam pembelajaran, metode adalah seperangkat rencana pengajaran, strategi-strategi dan teknik-teknik yang dipergunakan untuk mengelola kelas (Cole & Chan,1994). Demonstrasi merupakan salah satu metode yang dapat memunculkan prediksi sekaligus sangat efektif dalam menolong para pelajar mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Melalui demonstrasi dapat diberikan informasi mengenai gambaran tentang sesuatu yang akan terjadi atau memperlihatkan jawaban yang sesungguhnya (untuk menguji jawaban). Dalam metode demonstrasi seorang pengajar atau pemimpin, memperlihatkan sesuatu proses pada seluruh kelompok anak didik dan dibantu oleh beberapa anak didik. Dengan metode ini pengajar atau pelajar mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu. Dengan demonstrasi kita dapat memperoleh jawaban tentang: “Bagaimana kita tahu bahwa itu benar? Bagaimanakah prosesnya? Cara manakah yang merupakan cara terbaik? Apakah yang akan terjadi? Terdiri dari bahan apa?“, secara teliti dan ilmiah.

Keunggulan dari metode demonstrasi adalah:

1. Perhatian siswa dapat diarahkan pada hal-hal yang dianggap penting sehingga hal-hal yang penting dapat menjadi perhatian untuk diamati. 2. Dapat mengurangi kesalahan dibandingkan kegiatan ceramah/membaca

3. Masalah yang menimbulkan pertanyaan sebagian besar dapat terjawab dengan teliti saat demonstrasi dilakukan.

4. Dengan demonstrasi dapat ditunjukkan:

• Suatu gejala Fisika/ peristiwa Fisika secara langsung.

• Suatu gejala yang mungkin bertentangan dengan intuisi/ konsep yang dimiliki siswa sehingga menimbulkan konflik kognitif dalam diri siswa.

5. Demonstrasi dapat digunakan sebagai variasi untuk mengurangi kebosanan dalam kegiatan belajar mengajar

6. Siswa mempunyai peluang untuk melakukan proses.

7. Konsep lebih mudah dipahami dan tidak mudah untuk dilupakan karena siswa punya pengalaman langsung.

Kelemahan metode demonstrasi:

1. Demonstrasi menjadi tidak wajar jika alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan baik.

2. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan.

3. Pengajar harus membimbing siswanya selama melakukan demonstrasi. Prosedur melakukan Demonstrasi:

1) Guru mengajukan masalah yang akan diselidiki.

2) Guru memperkenalkan alat kepada siswa (bisa dengan bantuan gambar rangkaian).

3) Guru membawa siswa untuk membahas beberapa hal yang berhubungan dengan prosedur pelaksanaan demonstrasi, agar siswa lebih memahami. 4) Pelaksanaan percobaan, sambil tanya jawab mengenai hasil pengamatan. 5) Siswa mengamati dan diminta merumuskan hasil pengamatan secara

lisan atau tertulis.

6) Tanya jawab mengenai hasil percobaan, kesimpulan dan penjelasannya. Melalui demonstrasi diharapkan siswa dapat melakukan observasi, sehingga dapat memperoleh fakta-fakta empiris, menganalisis, membuktikan apakah prediksi yang telah mereka buat dapat diterima atau tidak sehingga siswa menemukan jawaban atas persoalan yang dihadapi.

Dalam pembelajaran sains guru dapat meningkatkan keterampilan proses siswa. Dari uraian teori di atas nampak bahwa salah satu cara yang dapat diambil untuk meningkatkan keterampilan proses siswa khususnya keterampilan memprediksi adalah melalui pembelajaran yang dipicu oleh pertanyaan “ Apa yang akan terjadi jika...”.

Berikut akan dibahas materi pembelajaran yang akan digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan memprediksi. Materi yang dipilih adalah Tekanan udara. Materi Tekanan Udara dipilih dengan alasan bahwa banyak konsep-konsep pada materi Tekanan Udara yang seringkali dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Dari uraian teori di atas dan materi terlihat bahwa pembelajaran pada pokok bahasan tekanan yang dipicu oleh pertanyaan apa yang terjadi jika dapat mengembangkan kemampuan memprediksi siswa.

B. Materi

PEMUAIAN

Hampir setiap zat, baik zat padat, zat cair maupun gas, apabila suhunya dinaikkan akan memuai dan sebaliknya apabila suhunya diturunkan akan menyusut. Teori partikel zat menyatakan bahwa semua zat tersusun atas bagian yang sangat kecil dan tidak kasat mata (yang disebut partikel) yang selalu bergerak dan akan bergerak makin cepat jika suhunya dinaikkan. Perhatikan gambar di bawah ini. Pada gambar (a) dilukiskan susunan partikel-partikel zat teratur dan berdekatan ketika suhunya belum dinaikkan. Selanjutnya, pada gambar (b) jika suhu itu dinaikkan, susunan partikel-partikel zat tersebut berubah dan jarak antar partikel menjadi renggang sehingga volum zat bertambah besar. Dengan kata lain, zat telah mengalami pemuaian. Sebaliknya jika suhu zat itu turun, gerak partikel-partikelnya semakin lambat dan jarak antar partikel semakin dekat sehingga volum zat mengecil. Dengan kata lain zat telah mengalami penyusutan. Gejala inilah yang dialami oleh berbagai zat, yaitu akan memuai apabila suhunya dinaikkan dan akan menyusut apabila suhunya diturunkan.

Gambar 1(a) : Susunan partikel zat sebelum Gambar 1(b): Susunan partikel zat setelah suhunya dinaikkan suhunya dinaikkan

Ada tiga jenis pemuaian, yaitu: pemuaian pada zat padat, pemuaian pada zat cair dan pemuaian pada zat udara/ gas. Pemuaian yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pemuaian pada zat cair dan udara saja.

Perubahan Wujud Zat

Wujud zat bersifat tidak tetap, artinya bisa berubah-ubah tergantung pada suhu zat tersebut, seperti disebutkan dalam teori kinetik, semakin tinggi suhu zat, semakin cepat pergerakan partikel zat. Pada suatu saat, ketika suhunya mencapai nilai tertentu, partikel-partikel zat mulai mampu mengatasi gaya tarik menarik antar partikel zat, dan zat pun mulai berubah wujud. Jadi, secara umum bisa disebutkan bahwa wujud zat berubah ketika zat dipanaskan atau didinginkan.

Perubahan Wujud yang akan dipelajari dalam penelitian ini adalah perubahan wujud zat dari cair menjadi gas dan dari gas menjadi cair, yaitu menguap dan mengembun.

a. Menguap

Pada saat air yang dipanaskan sudah mendidih, maka gelembung-gelembung uap air ini akan keluar dari permukaan air. Gelembung-gelembung ini akan hilang ke permukaan udara. Jadi zat cair dikatakan menguap jika ada pergerakkan dari gelembung-gelembung uap air meninggalkan permukaan zat cair setelah terjadi proses mendidih.

b. Mengembun

Pengembunan adalah proses kebalikan dari penguapan, yaitu perubahan wujud dari gas ke cair. Jika uap air yang terjadi karena penguapan air (laut, sungai dan sebagainya) memasuki udara dingin, uap air ini dapat kembali ke wujud air sebagai tetesan air murni

TEKANAN GAS/ UDARA