• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan kemampuan memprediksi siswa SMP Negeri 1 Balai Batang Tarang melalui pembelajaran yang dipicu oleh pertanyaan ``Apa yang akan terjadi jika...`` pada pokok bahasan tekanan udara - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Meningkatkan kemampuan memprediksi siswa SMP Negeri 1 Balai Batang Tarang melalui pembelajaran yang dipicu oleh pertanyaan ``Apa yang akan terjadi jika...`` pada pokok bahasan tekanan udara - USD Repository"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH PERTANYAAN “APA YANG AKAN TERJADI JIKA...” PADA POKOK BAHASAN TEKANAN UDARA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh: Lilis Srimurni NIM: 031424028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMPREDIKSI SISWA SMP NEGERI 1 BALAI BATANG TARANG MELALUI PEMBELAJARAN YANG DIPICU OLEH

PERTANYAAN “APA YANG AKAN TERJADI JIKA...” PADA POKOK BAHASAN TEKANAN UDARA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh: Lilis Srimurni NIM: 031424028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2008

(3)
(4)
(5)

If u get problem don’t say “ oh God… I Have a

big problem...

But just say “ Hey problem, I have a big God “

And everything will gonna be ok

Paingan, 18 Maret 2008

Kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria,

Bapak yang tlah bersama Nya ,Ibu , mas & mba, keponakanku dan

sahabatku

Serta Almamaterku

(6)
(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 Maret 2008 Penulis

Lilis Srimurni

(8)

ABSTRAK

Lilis Srimurni, Meningkatkan Kemampuan Memprediksi Siswa SMP Negeri 1 Balai Batang Tarang Melalui Pembelajaran yang Dipicu oleh Pertanyaan “Apa yang akan Terjadi Jika...” Pada Pokok Bahasan Tekanan Udara.

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta (2008).

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah metode pembelajaran guna meningkatkan kemampuan memprediksi pada siswa yang dipicu oleh pertanyaan ”apa yang akan terjadi jika...” melalui pokok bahasan Tekanan Udara, dan untuk melihat bagaimana sikap siswa terhadap model pembelajaran ini. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Balai Batang Tarang pada tanggal 17 – 22 Januari 2008, pada siswa kelas VIII D yang berjumlah 37 siswa.

Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah soal tes, soal pretest, soal latihan, soal posttest, materi prediksi, materi Tekanan Udara, dan kuisioner.

Penelitian ini diawali dengan mengerjakan pretest. Kemudian pelaksanaan kegiatan pembelajaran terdiri atas pembelajaran mengenai materi Tekanan Udara dan materi Prediksi kemudian melakukan demonstrasi untuk membuktikan prediksi yang telah dibuat. Setelah pembelajaran berakhir siswa mengerjakan posttest dan diakhiri dengan pengisian kuisioner oleh siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui pembelajaran yang dipicu oleh pertanyaan “apa yang akan terjadi jika...” pada pokok bahasan Tekanan Udara mampu: (1) meningkatkan kemampuan memprediksi pada siswa yang ditunjukkan dengan peningkatan kemampuan memprediksi (2) menumbuhkan sikap sangat positif terhadap pembelajaran yang ditunjukkan dengan respon sikap sangat positif.

(9)

ABSTRACT

Lilis Srimurni, Developing SMP N 1 Balai Batang Tarang Student’s Prediction Ability Using Learning Activity Which Triggered by “What Will Happen If...?” Question on The Air Pressure Subject.

Physics Education Study Program, the Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta (2008).

The research intends to develop the learning mode to improve the student’s prediction ability triggered by “What will happen if...?” question on the Air Pressure subject, which showed by the increasing of student’s prediction ability and student’s attitude during the learning process. This observation was held on 37 students from VIII D class in SMP N 1 Balai Batang Tarang on January 7th, 22nd, 2008.

The instrument used in this observation are question tests, pretest question, exercise question, posttest question, Air Pressure material, questioner, and student’s activity observation paper.

This observation was started by doing pretest activity. Then, followed by learning activity which contains of learning about the pressure material, prediction material, and demonstration activity to proof the prediction which has been made. After finishing the learning activity, the students do the postest and finished by filling the questioner.

This observation’s result show that learning triggered by “What will happen if...?” question on the Air Pressure material can improve: (1) student’s prediction ability, (2) student’s attitude in the learning activity which shown by the very positive student’s respons.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan atas berkat yang melimpah yang boleh penulis terima sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul Meningkatkan Kemampuan Memprediksi Siswa SMP Negeri 1 Balai Batang Tarang Melalui Pembelajaran yang Dipicu Oleh Pertanyaan “Apa Yang Akan Terjadi Jika...” Pada Pokok Bahasan Tekanan Udara.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu program studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Banyak kendala yang di penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi ini, namun berkat adanya bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, bimbingan, kesabaran, senyum, dan masukan selama penulisan skripsi ini.

2. Bp. R. Rohandi, M.Ed., selaku dosen pembimbing akademik, Bp. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D., Romo Dr. Paulus Suparno, S.J, MST, Bp. Drs. Domi S, M.Si, Bp. Drs. Fr. Y. Kartika Budi, M.Pd, Bp. A. Atmadi, M.Si., Ibu Maslichah Asy’ari, M.Pd. dan Bp. Drs. F. Sinaradi, M.Pd. selaku dosen program studi Pendidikan Fisika USD, terimakasih atas

(11)

bimbingan, didikan, kesabaran yang boleh penulis dapatkan selama melaksanakan pendidikan di Universitas Sanata Dharma ini.

3. Romo Dr. Paulus Suparno, S.J, MST, banyak senyum, banyak masukan dan banyak pengalaman yang boleh penulis dapatkan, terimakasih banyak romo.

4. Bapak Drs. Domi Saverius, M.Si selaku kaprodi, terimakasih juga untuk bimbingan dan masukannya.

5. Bapak F.Juhin, A.Md,Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Balai Batang Tarang, terimakasih banyak atas banyak bantuan, banyak waktu dan kesediaannya memberikan izin untuk pelaksanaan penelitian ini.

6. Bapak Michael Agus SPd, selaku guru Fisika SMP Negeri 1 Balai Batang Tarang, terimakasih atas bantuan dan arahannya, serta kesediaannya untuk berbagi pengalaman dalam mengajar.

7. Keluarga besar SMP Negeri 1 Balai Batang Tarang, terimakasih untuk kerjasama, dukungan, dan waktunya.

8. Ayahnda Marcus Sakino Siswopradopo (Alm) tercinta, Bapak ade berharap bapak bisa tersenyum di sana, lihat Pak sekarang anak bapak ada yang menjadi seorang guru penerus bapak, ade harap apa yang telah ade peroleh dapat menjadi kebanggaan bapak, hanya ini yang bisa ade berikan, ade sayang bapak.

9. Keluarga besar di Kalimantan, Ibunda Sri Rahyuni (senyummu adalah kekuatanku, harapan & kepercayaanmu adalah semangatku,

(12)

nasehatmu adalah sumber inspirasiku, kasih sayang dan doamu yang tiada tara adalah hidupku, trimkasih boleh menjadi anakmu), Mas Anes, Mba Ani, Mas Gun, Mas Bambang, Mas Ig, Mas Untung, Bg Ridwan, Ka’ Peteng, Ka’ Papet, Ka’ Ci, Ka’ Ayang, Yogi, Aji, Ayu, Putri, ii, Grace, Agil di rumah, trimakasih untuk segala kasih sayang, doa, restu, dukungan, kesabaran, kepercayaan, senyum, dan pengorbanan yang kalian berikan sehingga Lilis bisa mendapatkan apa yang menjadi cita-citaku. Kalian adalah anugerah terindah dalam hidupku.

10.Keluarga besar bapak FX. Surahman dan Ibu Yuliana Rumiyati , keluarga besar bapak Joko, simbah akung dan uti, terimakasih banyak atas kebersamaan, rasa kekeluargaan, dan dukungannya.

11.KSB (Kelompok Skripsi Bareng): Kakakku Oce (thanks atas pengalaman, masukan, kebersamaan, kasih sayang, yang boleh ku dapat darimu dan yang tak mungkin bisa kulupakan adalah boleh menjadi adikmu, terimakasih juga untuk dukungannya dan bantuan mengedit skripsiku, seorang lilis tidak akan dapat memperoleh gelar S1 tanpa seorang kakak sepertimu), Eco (trims atas dukungan, masukan, semangat, canda tawamu dan kegokilanmu, kamu adalah guruku), Ciwie (trims atas kepolosan & kebaikan hatimu yang membuatku selalu merindukanmu dan trims mau manjadi tempat curhatku), Shinta (trims atas masukan, dan kebersamaan kita), Dede (trims atas kerjasamanya besok gantian ya aku yang bawa Tippler

(13)

kamu yang bawa Giancoli), kalian semua sumber inspirasiku, tak ada artinya diriku tanpa kalian semua, thanks ya.

12.Buat yang selalu ada di hatiku Victorianus Dias Arianto trims atas waktu, dukungan, perhatian, kasih sayang, pujian dan kesempatan tuk boleh berada didekatmu, itu semua sudah lebih dari cukup, tak ada kata yang dapat mewakili isi hatiku, satu pintaku, kuingin slalu dapat melihat senyum dan tawamu.

13.Tica (trims atas semangat, ide, dan senyum), Nana (berada didekatmu aku merasa tenang, trims telah mengajariku banyak hal), Ica & Angel (makasih tawa manisnya, semangat, dukungan, dan kebersamaannya) kalian tlah mengisi dan menemaniku lebih dari separuh waktuku di sini, ku harap tali persahabatan ini takkan pernah terputus walau jarak memisahkan kita,.

14.Dimas (trims atas pinjaman monitor, printer dan goyonanmu yang selalu membuatku tertawa, kesetiaan dan keiklasanmu tuk mengantarkanku kemana aja), Tomas (trims kita tetap patner kan? Thanks ya kamu membuatku tenang saat detik-detik pendadaran), Boni (trims kepolosan & kebaikanmu selalu membuatku tersenyum, ayo maju terus, jangan pernah lelah ya...)

15.Teman-teman P.Fis 2003 (Rosa, Sisca, Mba Endar, Ervan, Agata, Ely, Dewi Klaten, Yeni, Gilang, Romo Dion, Luci, Juni, Ipus, Andre, Cornel, Loren, Eka, Mei, Alfon, Simrosa, Gita, Titis, Sr.Ruth, Wahyu terimakasih ya suatu keberuntungan bagiku bisa bertemu dan

(14)

16.Sahabatku Rina (Icom’03) trimaskasih atas persahabatan kita, kamu adalah sahabat pertama yang diberi Tuhan saat ku menginjakkan kaki di Yogya ini, selama hampir 5 tahun kau menemaniku dari awal hingga selesainya study ku, berbagi kebahagiaan dan kesedihan bersama, melewati hari-hari berat dan membahagiakan bersama. Trimakasih atas ketegaran, kesabaran dan sikap cuex yang ku pelajari darimu. Trimakasih atas bahu yang kau berikan saat aku ingin menangis, waktu & sentuhan saat aku terbaring sakit. Semoga kau menemukan apa yang menjadi harapanmu. Ku ingin tetap dapat bersamamu.

17.“Majus Comunity”,Bapak Bagas Jati & Ibu Hengki (Nyak Babe trims atas kebersamaan, perlindungan, nasehat, semangat dan rasa kekeluargaan yang begitu erat yang boleh Lilis dapat), Chelci, Friz, Mba Erna, mba evi, mba lia, mba sri, mba umi (trimakasih atas keceriaan yang kalian berikan hingga membuatku dapat melepas penatku), mba Anas, mba Beben, mba Henny, Indra (Psikologi’04) Lia-Gery (TE’03/ trims ya setiap kata yang kau ucapkan berbuah senyum bagiku), Lia-Oneng (Icom’03/ banyak pelajaran hidup yang tlah kita dapatkan bersama, trims tlah menjadi tempat curhat sekaligus guru bagiku, kebaikan & kepolosan hatimukan selalu ada dalam hatiku), Indah-Bunda (Icom’03/ kedewasaan & pikiran positifmu

(15)

xiii

mengajarkanku bahwa hidup ini adalah sebuah karunia terindah), Lili (Mat’04/ cayo li...maju terus, kamu bisa kok), Fhuny (Psikologi’04/ semangat belajarmu membuatku semakin menghargai waktuku), Lusy (Psikologi’04/ senyummu begitu mempesona, kuingin ia selalu bersamamu), Yulis (trims ya waktu dan kesediaannya nemenin Lis penelitian) & Ari (trims ya pinjaman laptopnya) (Pfis’06), Vicky, Ely & Vincen (Pmat’06) ayo cah sinau ojo ngegame wae.

18.Teguh (PBI ’06) trims buat semuanya, besok Lis diajarin Bahasa Inggris ya hehehe....

19.Trims buat Rofik, Wahyu, Beni, Ate, an2, Oos, kalian tlah memberi warna dalam hidupku, tanpa kalian Lilis akan tetap seperti anak kecil. 20.Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

disini.

Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 13 Maret 2008

(16)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

ABSTRAK... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR TABEL... xviii

DAFTAR GAMBAR... xx

DAFTAR LAMPIRAN... xxii

DAFTAR BAGAN... xxiii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tinjauan Pustaka ... 2

B.1. Hakekat Belajar... 2

B.2. Hakekat Pembelajaran... 4

B.3. Pembelajaran yang Efektif ... 4

(17)

B.4. Pertanyaan “apa yang terjadi jika...” sebagai pemicu untuk membawa siswa

ke dalam kegiatan memprediksi... 5

B.5. Pertanyaan “Apa yang terjadi jika...” Dapat Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa ... 9

B.6. Proses Berpikir Siswa dalam Memprediksi ... 10

B.6.1. Hakekat Berpikir ... 10

B.6.2. Hakekat pemecahan masalah... 11

B.6.3. Memprediksi sebagai bagian kegiatan Pemecahan Masalah ... 12

B.7. Pembelajaran yang Dipicu Dengan Pertanyaan “Apa Yang Akan Terjadi Jika...” ... 20

B.8. Tingkatan Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom ... 20

B.9. Sikap Siswa terhadap Pembelajaran... 28

B.10. Metode Ceramah ... 29

B.11. Demonstrasi ... 31

C. Materi ... 34

D. Batasan dan Rumusan Masalah... 43

E. Tujuan Penelitian ... 43

F. Manfaat Penelitian ... 44

BAB II. METODOLOGI PENELITIAN... 45

A. Jenis Penelitian... 45

(18)

B. Partisipan Penelitian... 45

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 46

D. Kegiatan Pembelajaran... 46

E. Desain Penelitian... 48

1. Perencanaan... 48

2. Pelaksanaan ... 50

3. Penilaian... 54

F. Instrumen Penelitian ... 55

1. Instrumen untuk proses pembelajaran... 55

2. Instrumen pengumpulan data. ... 57

G. Validitas ... 59

H. Metodologi Analisis Data ... 60

1. Untuk melihat apakah melalui pembelajaran yang dipicu oleh pertanyaan “apa yang akan terjadi jika...” pada pokok bahasan Tekanan mampu meningkatan kemampuan memprediksi siswa. ... 60

2. Untuk melihat bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran yang dipicu oleh pertanyaan “apa yang akan terjadi jika...” pada pokok bahasan Tekanan Udara... 64

BAB III. DATA DAN PEMBAHASAN... 67

A. Pelaksanaan Penelitian ... 67

B. Data dan Pembahasan ... 72

(19)

xvii

1. Untuk melihat apakah melalui pembelajaran yang dipicu oleh pertanyaan “apa yang akan terjadi jika...” pada pokok bahasan Tekanan mampu meningkatan

kemampuan memprediksi siswa. ... 72

2. Untuk melihat bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran yang dipicu oleh pertanyaan “apa yang akan terjadi jika...” pada pokok bahasan Tekanan Udara... 81

C. Pembahasan... 83

1. Untuk melihat apakah melalui pembelajaran yang dipicu oleh pertanyaan “apa yang akan terjadi jika...” pada pokok bahasan Tekanan mampu meningkatan kemampuan memprediksi siswa. ... 84

2. Untuk melihat bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran yang dipicu oleh pertanyaan “apa yang akan terjadi jika...” pada pokok bahasan Tekanan Udara... 101

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 104

A. Kesimpulan ... 104

B. Saran... 105

DAFTAR PUSTAKA... 106

LAMPIRAN... 108

(20)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Alat dan Bahan Demonstrasi... 56

Tabel 2 Distribusi Soal Kuisioner Sikap Menurut Indikatornya... 58

Tabel 3 Sumber Pertanyaan Kuisioner Sikap... 59

Tabel 4 Rubrik Peningkatan Kemampuan Memprediksi ... 61

Tabel 5 Contoh Tabel Distribusi Skor yang Diperoleh Siswa dalam Menjawab Pertanyaan ... 62

Tabel 6 Contoh Tabel Untuk Melihat perbedaan Skor Pretest dan Posttest... 62

Tabel 7 Contoh Tabel Distribusi Skor Kemampuan Memprediksi Siswa Kelas VIII D Selama Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Memprediksi yang Dipicu Oleh Pertanyaan “apa yang akan terjadi jika...” Pada Pokok Bahasan Tekanan Udara ... 64

Tabel 8 Contoh Tabel Distribusi Jumlah Skor Jawaban Kuisioner Sikap Setiap Siswa ... 65

Tabel 9 Contoh Tabel Klasifikasi Sikap Siswa Selama Proses Pembelajaran ... 65

Tabel 10 Contoh Tabel Jumlah Presentase Siswa Dalam Klasifikasi Sikap Tertentu ... 66

Tabel 11 Skor pretest siswa... 73

Tabel 12 Jumlah siswa dengan skor yang diperoleh untuk pretest... 74

Tabel 13 Data Posttest Siswa ... 75

(21)

xix

Tabel 14 Jumlah siswa dengan skor yang diperoleh untuk posttest... 76 Tabel 15 Hasil Analisis Nilai Pretest dan Posttest Siswa dengan test –T

untuk kelompok dependen... 77 Tabel 16 Skor Kemampuan Memprediksi Siswa Kelas VIIID Selama

Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Memprediksi yang Dipicu Oleh Pertanyaan “apa yang akan terjadi jika...” Pada Pokok Bahasan Tekanan Udara... 80 Tabel 17 Klasifikasi Sikap Siswa Selama Proses Pembelajaran ... 82 Tabel 18 Jumlah Presentase Siswa Dalam Klasifikasi Sikap Tertentu ... 83 Tabel 19 Jumlah siswa untuk masing-masing skor dari ciri pertama dari

buah prediksi ... 84 Tabel 20 Jumlah siswa untuk masing-masing skor dari ciri kedua dari

sebuah prediksi... 87 Tabel 21 Jumlah siswa untuk masing-masing skor dari ciri ketiga dari

sebuah prediksi... 90 Tabel 22 Jumlah siswa untuk masing-masing skor dari ciri keempat

dari sebuah prediksi... 92 Tabel 23 Jumlah siswa untuk masing-masing skor dari ciri kelima

dari sebuah prediksi... 96

(22)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1a Susunan partikel zat sebelum suhunya dinaikkan... 34 Gambar 1b Susunan partikel zat setelah suhunya dinaikkan ... 34 Gambar 2 Tekanan pada bidang dengan luasan yang berbeda ... 37 Gambar 3 Lapisan air... 38 Gambar 4 Demonstrasi gelas/botol terbalik... 41 Gambar 5 Demonstrasi kaleng penyok ... 41 Gambar 6 Suasana kelas saat peneliti menjelaskan mengenai

materi tekanan ... 68 Gambar 7 Siswa mengerjakan Pretest... 68 Gambar 8 Saat dilakukan demonstrasi pertama (Gelas dibalik) ... 69 Gambar 9 Saat dilakukan demonstrasi kedua (kaleng penyok) ... 69 Gambar 10 Siswa mengerjakan latihan 2 (mengenai kaleng penyok) ... 70 Gambar 11 Siswa mengerjakan latihan 3 (mengenai kertas dalam

Botol) ... 70 Gambar 12 Saat dilakukan demonstrasi ketiga (kertas dalam botol)... 71

Gambar 13 Saat dilakukan demonstrasi keempat (gelas dengan air

separuh dibalik) ... 71 Gambar 14 Siswa mengerjakan Posttest... 71 Gambar 15 Siswa tampak serius saat peneliti menjelaskan

mengenai memprediksi ... 103 Gambar 16 Siswa tampak serius saat peneliti menjelaskan

(23)

xxi

mengenai materi Tekanan Udara ... 103 Gambar 17 Siswa putra yang tanpa ditunjuk berani maju

untuk menggambarkan arah tekanan ... 103 Gambar 18 Siswa putri yang tanpa ditunjuk berani maju

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Soal Tes... 108 Lampiran 2 Soal Pretest... 109 Lampiran 3 Petunjuk Demonstrasi Permasalahan 1 ... 110 Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Permasalahan 2... 111 Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Percobaan 3 ... 113 Lampiran 6 Petunjuk Demonstrasi Permasalahan 4 ... 115 Lampiran 7 Soal Posttest... 116 Lampiran 8 Jawaban pretest siswa ... 117 Lampiran 9 Jawaban latihan 2 siswa ... 120 Lampiran 10 Jawaban latihan 3 ... 124 Lampiran 11 Jawaban posttest siswa... 129 Lampiran 12 Skor Latihan 2 dan 3 ... 134 Lampiran 13 Penyelesaian permasalahan 1,2,3,4... 135 Lampiran 14 Kuisioner Sikap... 139 Lampiran 15 Daftar Skor Kuisioner Minat Siswa ... 143 Lampiran 16 Lembar Pengamatan Oleh Peneliti... 145 Lampiran 17 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 150 Lampiran 18 Surat Ijin Penelitian... 151 Lampiran 19 Rencana pembelajaran 1 ... 152 Lampiran 20 Rencana pembelajaran 2 ... 155 Lampiran 21 Rencana pembelajaran 3 ... 158 Lampiran 22 Biografi ... 162

(25)

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1. Kegiatan Pembelajaran... 46

(26)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sains merupakan ilmu pengetahuan yang erat hubungannya dengan suatu rangkaian aktivitas dalam pemecahan suatu masalah, hal ini sejalan dengan salah satu aspek yang terkandung di dalam sains, yakni aspek proses. Aspek proses menekankan bahwa sains merupakan suatu aktivitas. Untuk menerapkan aspek proses dalam sebuah pembelajaran siswa diharapkan terlibat aktif dalam pembelajaran agar pembelajaran menjadi efektif sehingga siswa memiliki keterampilan proses. Keterampilan proses perlu dilatih dan dikembangkan agar siswa mampu mencari, menemukan ilmu pengetahuan, memecahkan masalah, menjelajahi alam jagad raya sehingga dapat mengelola kehidupan berlandaskan temuan yang berupa ilmu pengetahuan, pemecahan masalah dan kompetensi sosial yang positif.

Menurut Dirawat (1993:18) ada delapan macam keterampilan yang dikategorikan dalam keterampilan proses, yakni: (1) keterampilan bertanya, (2) mengamati, (3) mengklasifikasi, (4) menafsirkan/ menginterpretasikan, (5) meramalkan/ memprediksi, (6) menerapkan prinsip, dalil, hukum, dan rumus, (7) merencanakan/ melaksanakan penelitian, dan (8) mengkomunikasikan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pembelajaran yang diarahkan untuk meningkatkan salah satu keterampilan proses siswa yakni keterampilan memprediksi. Pembelajaran yang dikembangkan memiliki ciri

(27)

umum yaitu pembelajaran yang dipicu oleh pertanyaan “apa yang terjadi jika...”. Kemampuan memprediksi siswa perlu dikembangkan karena kemampuan memprediksi merupakan salah satu kemampuan berfikir tingkat tinggi.

Melalui pertanyaan “apa yang terjadi jika...” siswa diajak untuk masuk dalam kegiatan pemecahan masalah dimana siswa diharapkan untuk berperan aktif dalam menemukan alternatif penyelesaian dari masalah yang sedang dihadapi. Sehubungan dengan kegiatan ini, ada beberapa permasalahan yang muncul, antara lain: Bagaimana meningkatkan kemampuan memprediksi siswa dengan menggunakan pertanyaan “apa yang terjadi jika...” sebagai pemicunya? Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut maka penulis memilih topik: Meningkatkan Kemampuan Memprediksi Siswa SMP Negeri 1 Balai Batang Tarang Melalui Pembelajaran Yang Dipicu Oleh

Pertanyaan “Apa Yang Akan Terjadi Jika...” Pada Pokok Bahasan Tekanan

Udara.

A. Tinjauan Pustaka

B.1. Hakekat Belajar

Terlibatnya murid dalam kegiatan pemecahan masalah (problem solving) merupakan salah satu kegiatan belajar. Menurut Gagne yang dikutip

(28)

Salah satu hasil dari kegiatan belajar adalah dimilikinya kecakapan/ keterampilan oleh seseorang. Keterampilan dapat diperoleh dari pengalaman, dan pengalaman dapat diperoleh jika seorang pelajar berusaha untuk melakukan kegiatan antara lain: membuat hipotesis, mengetes hipotesis, memanipulasi obyek, memecahkan persoalan, mencari jawaban, mengungkapkan pertanyaan, menyampaikan gagasan dan lain sebagainya untuk membentuk kontruksi yang baru. Menurut Batterncourt dalam Suparno (1996:62) dalam proses belajar seorang siswa mencari sendiri makna dari hal yang mereka pelajari. Mencari sendiri makna dari hal yang dipelajari merupakan proses penyesuaian konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada dalam pikiran mereka. Dalam belajar siswa sendiri yang membuat penalaran atas apa yang telah dipelajarinya dengan cara mencari makna, membandingkannya dengan apa yang telah siswa ketahui serta menyelesaikan ketegangan antara apa yang telah siswa ketahui dengan apa yang diperlukan dalam pengalaman barunya.

Belajar juga dapat diartikan sebagai aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman (kognitif), keterampilan (sensorik motorik) dan nilai-sikap (efektif) dan perubahan itu bersifat konstan dan berbekas (Winkel, 1996:53).

(29)

melakukan proses berpikir, analisis, mengamati, menemukan fakta, mengolah data, menuangkan gagasannya dalam bentuk prediksi, sampai menemukan jawaban atas masalah tersebut.

B.2. Hakekat Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik (Mulyasa, 2002:100). Pembelajaran tidak hanya bertujuan agar siswa memahami konsep-konsep keilmuan tetapi juga agar siswa memiliki kemampuan untuk melakukan, menemukan, menganalisis dan menjelaskan sesuatu dengan menggunakan konsep-konsep tersebut.

Menurut Bonwell dan Eison (1991) aktivitas belajar merupakan segala sesuatu yang meningkatkan kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu dan berpikir tentang apa yang mereka lakukan. Aktivitas di sini boleh merupakan aktivitas mental saja yang tidak disertai jasmani, atau aktivitas jasmani yang di dalamnya mental seseorang terlibat (Winkel,1996:52-53).

B.3. Pembelajaran yang Efektif

(30)

menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi sehingga lebih menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa, dan secara khusus dalam setiap pokok bahasan tujuan tersebut dapat dijabarkan dengan pola mampu melakukan pengukuran, mampu melakukan percobaan, dan bernalar melalui diskusi untuk memahami konsep-konsep, hukum-hukum serta menerapkannya untuk memecahkan masalah yang berkaitan.

Tujuan-tujuan tersebut mengacu pada tiga aspek esensial yakni (1) membangun pengetahuan yang berupa pemahaman konsep, hukum, dan teori beserta penerapannya, (2) membangun kemampuan melakukan proses sehingga siswa menjadi lebih aktif antara lain: pengukuran, percobaan, bernalar melalui diskusi dan (3) membangun sikap keilmuan, antara lain kecenderungan keilmuan berpikir kritis, berpikir analitis, memperoleh ketrampilan proses, perhatian pada masalah-masalah sains, penghargaan pada hal-hal yang bersifat sains. Dengan demikian tujuan-tujuan tersebut merupakan jabaran dari pandangan bahwa fisika sebagai kesatuan hasil, proses, dan sikap (Kartika Budi, 2001). Pembelajaran fisika menjadi ideal apabila ketiga aspek ini dapat dicapai siswa.

B.4. Pertanyaan “apa yang terjadi jika...” sebagai Pemicu untuk Membawa Siswa ke Dalam Kegiatan Memprediksi

(31)

pertanyaan-pertanyaan yang dapat memicu/ mendorong siswa untuk berpikir. Selama pembelajaran guru dapat menyisipkan pertanyaan-pertanyaan, tentunya dengan memperhatikan jenis pertanyaan yang dapat menarik perhatian siswa dan membangkitkan rasa keingintahuan mereka, serta memperhatikan waktu yang tepat, sehingga siswa telah memperoleh cukup informasi mengenai masalah yang diberikan.

Pertanyaan yang baik merupakan rangsangan/ undangan untuk membawa siswa berpikir, melakukan pengamatan, eksperimen baru, dan merupakan latihan yang menyegarkan. Pertanyaan yang baik membimbing jawaban ke obyek-obyek konkret atau berbagai peristiwa yang menjadi fokus perhatian dimana jawaban berada.

Jawaban siswa atas pertanyaan yang diberikan merupakan persepsi dan pemahaman mereka mengenai materi yang dipelajari, tingkat pengalaman dengan topik yang sedang dibahas dan sikap mereka terhadap materi yang dipelajari.

Dalam usaha menemukan jawaban, mendorong siswa untuk mau berakitivitas dan berargumentasi merupakan hal yang sangat penting. Pertanyaan “Apa yang terjadi jika...” merupakan salah satu pertanyaan yang dapat membawa siswa untuk beraktivitas dan berargumentasi (Harlen, 1985:44).

(32)

mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, membuat prediksi, mengamati peristiwa dari percobaan yang dilakukan, mencari informasi di buku sumber atau lainnya, dan bekerjasama/berdiskusi dengan teman. Sedangkan yang dimaksudkan dengan berargumentasi adalah suatu aktivitas dimana siswa belajar untuk merumuskan baik secara lisan maupun tertulis mengenai apa yang dipikirkan siswa, apa yang menjadi pendapatnya mengenai sebab terjadinya sesuatu, menceritakan bagaimana jalan pikirannya mengenai suatu hal. Pada akhirnya kedua kegiatan ini (beraktivitas dan berargumen) bertujuan untuk mengarahkan siswa agar melatih keterampilan prosesnya.

(33)

metode ilmiah pertanyaan ini merupakan perumusan masalah. Oleh karena itu peneliti akan menggunakan pertanyaan “apa yang terjadi jika...” sebagai pemicu guna meningkatkan keterampilan memprediksi siswa.

Dalam menyusun atau merencanakan pertanyaan yang efektif di dalam kelas diperlukan persiapan yang matang, berikut beberapa saran menurut Goodwin (dalam Sinaradi, 2000:6) yang dapat dilakukan dalam mempersiapkan pertanyaan, antara lain:

1. Tentukan tujuan dan maksud menanyakan pertanyaan. Tujuan harus membantu menentukan tingkat pertanyaan yang akan ditanyakan.

2. Pilihlah isi pertanyaan pada bahasan yang dianggap penting, karena siswa akan belajar berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan.

Pertanyaan yang baik merupakan sebuah ransangan untuk melakukan pangamatan, eksperimen dan langkah yang lebih mendalam untuk mendapatkan sebuah jawaban. Adalah sangat penting bagi seorang guru untuk menguasai kemampuan bertanya, seperti yang ditegaskan Dillon (1982:128) dalam Rohandi (2001): ”To know how to question is to know how to teach, to question well is to teach well, good questions are vital to

good teaching, and it is impossible to conceive of teaching without asking

(34)

B.5. Pertanyaan “Apa yang terjadi jika...” Dapat Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa

Hasil belajar yang diperoleh siswa dapat berupa hasil langsung (pengetahuan tentang fakta, prinsip, konsep, pengertian dan nilai-nilai, moral serta agama), hasil pengiring dan hasil tidak langsung (sikap, kebiasaan dan keterampilan). Salah satu keterampilan yang akan berkembang pada diri siswa bila mereka dilibatkan secara aktif baik fisik, mental, intelektual, dan sosial ialah keterampilan tentang bagaimana memperoleh, mengembangkan, menerapkan dan memproses hasil perolehannya dalam belajar aktif itu.

Keterampilan proses dapat ditanamkan dan dimiliki siswa dengan baik apabila mereka dilibatkan secara optimal dalam proses belajar mengajar aktif dan sebaliknya bila siswa telah memiliki keterampilan proses yang baik, hal itu akan mengoptimalkan kemampuan mereka untuk belajar dalam suasana pembelajaran yang aktif.

(35)

Ketrampilan proses terdiri dari delapan macam keterampilan, yakni: (1) keterampilan bertanya, (2) mengamati, (3) mengklasifikasikan, (4) menafsirkan/ menginterpretasikan, (5) meramalkan/ memprediksi, (6) menerapkan prinsip, dalil, hukum dan rumus, (7) merencanakan/ melaksanakan penelitian, dan (8) mengkomunikasikan.

Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan proses, seorang anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Sehingga dapat dikatakan bahwa keterampilan-keterampilan ini menjadi penggerak penemuan dan pengembangan fakta konsep, sikap dan nilai. Dengan pendekatan keterampilan proses guru dapat membangun pembelajaran dan kondisi belajar siswa yang aktif, inilah yang dimaksud dengan pendekatan keterampilan proses.

Siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan memprediksi. Sesuai dengan tujuan pembelajaran sains yang salah satunya adalah menekankan pentingnya pengembangan pola pikir yang baik maka siswa perlu dibawa ke dalam kegiatan pemecahan masalah dimana dalam kegiatan tersebut terdapat kegiatan memprediksi.

B.6. Proses Berpikir Siswa dalam Memprediksi

B.6.1. Hakekat Berpikir

(36)

untuk menerangkan “berpikir” tetapi pengetahuan tentang proses itu dan demikian juga tentang bagaimana cara meningkatkannya masih belum lengkap.

Langkah-langkah berpikir terutama berpikir reflektif menurut Dewey seperti dikutip Slameto (1988:144-145) adalah sebagai berikut: seseorang yang berada dalam keadaan keragu-raguan atau kebingungan atau adanya kesulitan yang disadari terjadi dalam pikirannya, kemudian diteruskan dengan usaha mencari, menyelidiki, untuk mendapatkan bahan atau informasi guna mengatasi keragu-raguan dan kesulitan yang disadarinya itu.

B.6.2. Hakekat pemecahan masalah

(37)

B.6.3. Memprediksi sebagai Bagian Kegiatan Pemecahan Masalah

Prediksi merupakan pemikiran seseorang mengenai apa yang mungkin akan terjadi yang merupakan jawaban dari pertanyaan “apa yang akan terjadi (Louise, 2001). Prediksi adalah jawaban sementara atau semua penjelasan yang besifat rasional, artinya belum didukung dengan fakta empiris (Drost, 1997). Prediksi merupakan suatu gagasan seseorang yang terbentuk dari pikiran mereka sendiri. Menurut salah satu dokumen pendukung yang dipakai di New South Walles yaitu Science and Technology K-6 Syllabus and Support Document (1993:22), memprediksi

adalah salah satu bagian dalam mencari pengertian atau pemahaman yang dilakukan oleh seseorang yang dibangun berdasarkan atas berbagai informasi yang telah terseleksi untuk menduga tentang sesuatu yang akan terjadi. Dari uraian ini nampak bahwa memprediksi merupakan suatu proses dalam menduga tentang sesuatu yang akan terjadi dan lebih jauh merupakan salah satu bentuk pencarian pengertian atau pemahaman.

Menurut Dewey dalam Qadir 1988:89, sebelum memasuki tahap memprediksi, untuk memecahkan suatu masalah didahului dengan:

a. Menyadari adanya masalah, kesulitan yang sedang dihadapi. b. Mengetahui letak dan batasan dari masalah tersebut.

(38)

lanjut yang mengarahkan ke penerimaan atau penolakan; yaitu kesimpulan mengenai keyakinan atau kesangsian.

Penjelasan:

Dalam menentukan masalah, letak dan batasnya seringkali mengalami kesulitan dengan adanya kepastian yang kurang memadai sehingga kurang mendukung bagaimana jalan pemikiran yang mungkin dan menimbulkan keraguan, kemudian melakukan upaya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Kesulitan terletak antara kondisi yang ada dan hasil yang diinginkan, antara tujuan dan sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Kedua hal ini yaitu kondisi yang ada/sarana dengan hasil atau tujuan yang dimaksud sering terjadi ketidaksesuaian. Tujuan menghendaki fakta-fakta/ sarana/ informasi tertentu (yang sesuai) namun kenyataannya sering kali tidak sesuai dan bahkan mungkin bertentangan dengan kondisi yang ada. Kesulitan yang dialami adalah bagaimana menyesuaikan suatu keyakinan yang disaranakan dan diterima (untuk sementara) dengan fakta-fakta yang lain.

(39)

Kesan yang terbentuk berasal dari kondisi yang ada, baik fakta yang ada maupun yang tidak ada (imajiner), sehingga kesan ini bersifat spekulatif dan penuh resiko. Kesan merupakan inti dari kesimpulan sementara. Kesimpulan sementara diwujudkan dalam bentuk gagasan dan dinamakan prediksi. Karena prediksi melampaui apa yang sesungguhnya ada, maka ketepatannya tidak dapat dijamin secara mutlak, sehingga dilakukan pengendalian-pengendalian. Pengendaliannya tidak langsung karena satu pihak mencakup pembentukan kebiasaan berpikir penuh resiko dan sekaligus penuh perhitungan, dan di lain pihak mencakup pemilihan dan penentuan fakta-fakta khusus dan atas dasar persepsi mengenai fakta itu sehingga memberikan kesan. Kesan-kesan melahirkan prediksi yang berlainan, sehingga datangnya suatu fakta atau kesan (informasi) lebih lanjut menjadi petunjuk yang dapat diikuti atau penjelasan yang mungkin lebih mendukung.

(40)

memberikan alat penghubung penyelarasan perbedaan-perbedaan besar yang tampaknya tidak sesuai satu dengan yang lainnya.

Langkah akhir adalah pembuktian untuk menguatkan prediksi yang telah dibuat, yakni melalui percobaan guna melihat kebenaran dari prediksi tersebut. Apabila prediksi terbukti kebenarannya dimana telah ditemukan semua persyaratan yang dituntut dari sebuah teori maka prediksi tersebut akan dapat diterima. Namun jika pediksi tersebut tidak dapat dibuktikan kebenarannya maka prediksi tidak dapat diterima.

Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan di dalam proses memprediksi antara lain :

1) Faktor pengetahuan yang digunakan

Pengetahuan yang digunakan menuntut untuk sesuai dengan rumusan permasalahan yang menghendaki munculnya pengetahuan yang semestinya digunakan. Untuk dapat memprediksi seseorang harus memiliki pengetahuan mengenai topik yang dibahas, yang berupa informasi-informasi yang diperlukan untuk menyusun prediksi. Informasi tersebut dapat berupa konsep atau teori mini yang merupakan persepsi dan interpretasi siswa sendiri yang akan disusun oleh siswa sehingga menjadi suatu teori atau konsep paduan yang disebut prediksi.

2) Faktor pengolahan pengetahuan tersebut

(41)

topik yang dibahas, maka akan terdapat suatu analisis terhadap prediksi yang dibuat berdasarkan alasan, bukti-bukti kuat, pertimbangan atau perhitungan ilmiah. Abruscato State menyebutkan bahwa proses memprediksi didasarkan pada observasi-observasi pengalaman dan pembuatan kesimpulan mengenai hubungan antar variabel-variabel yang diobservasi (Barba, 1998). Prediksi juga dapat dipandang sebagai cara menerapkan informasi yang telah dikumpulkan atau dikelompokkan (Board of Studies, 1993).

3) Hasil akhir

Hasil akhir selain benar, harus pula dapat mencerminkan kebenaran dari pengolahan pengetahuan yang semestinya digunakan.

Menurut Furchan (1982:126-132) ciri sebuah prediksi yang baik adalah : 1. Prediksi harus mempunyai penjelasan

Ini adalah kriteria yang sudah jelas dan penting. Suatu prediksi harus disertai dan didukung dengan penjelasan yang mungkin, masuk akal dengan situasi dan masalah saat prediksi itu dibuat.

Contoh: saat anda mencoba menyetater mesin mobil, ternyata mesinnya tidak mau hidup.

9 Prediksi yang menyatakan bahwa mesin mobil tidak mau hidup

(42)

9 Prediksi yang menyatakan bahwa akinya mati adalah penjelasan

yang perlu diuji.

2. Prediksi harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel.

Suatu prediksi harus menerka atau menduga hubungan antara dua atau lebih variabel, menjelaskan hubungan antara ilmu pengetahuan yang telah ada dengan prediksi yang dibuat.

Contoh :

9 Prediksi yang berbunyi: “mesin mobil tidak mau hidup dan air aki

mobil habis“ Prediksi ini tidak menunjukkan hubungan antara variabel sehingga tidak ada hubungan yang dapat diuji.

9 Prediksi yang berbunyi: “mesin mobil tidak mau hidup karena air

aki mobil habis“

Prediksi ini menunjukkan hubungan antara variabel sehingga terdapat hubungan yang dapat diuji.

3. Prediksi harus dapat diuji.

(43)

Contoh: prediksi yang berbunyi: “mesin mobil tidak dapat hidup adalah hukuman atas dosa-dosa saya”. Prediksi ini tidak dapat diuji di dunia ini.

4. Prediksi hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada. Prediksi hendaknya tidak bertentangan dengan teori dan hukum-hukum yang ada sebelumnya.

Contoh: Prediksi yang berbunyi: “mesin mobil tidak mau hidup karena air akinya berubah menjadi emas”.

Prediksi ini merupakan prediksi yang dibuat dan bertentang dengan dengan apa yang telah kita ketahui mengenai sifat benda. Prediksi yang berbunyi: “mesin mobil tidak mau hidup karena air akinya habis meluap”. Prediksi ini konsisten dengan pengetahuan yang telah ada.

5. Prediksi hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin. Sebisa mungkin prediksi dinyatakan dalam bahasa yang sederhana, sehingga memudahkan untuk dimengerti dan memudahkan pengujian prediksi tersebut.

(44)

Menurut Dirawat (1993:22) ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan memprediksi siswa :

1) Mengungkapkan peristiwa-peristiwa atau kejadian yang dapat dijelaskan pemecahan masalahnya oleh siswa berdasarkan pengalaman praktis mereka sehari-hari.

2) Mencari kemungkinan jawaban atau pemecahan masalah dari pertanyaan-pertanyaan problematis, seperti:

9 Apakah yang mungkin terjadi jika...

9 Jika terjadi ....maka akibat – akibat yang bakal timbul adalah ...

3) Mendorong siswa untuk mencoba menguji berbagai kemungkinan jawaban (bakal terjadi) terhadap suatu peristiwa atau serentetan kejadian, atau sekumpulan data dan serangkaian informasi.

Pada dasarnya, prediksi disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis dari pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya. Dalam rangkaian langkah-langkah penelitian, prediksi merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan. Prediksi merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.

(45)

salah satu komponen dari kemampuan memprediksi. Jika seorang anak mempunyai kemampuan memprediksi yang baik maka ia dapat menggunakannya untuk menghadapi masalah-masalah lain yang ia temukan.

B.7. Pembelajaran yang Dipicu Dengan Pertanyaan “Apa Yang Akan Terjadi Jika...”

Yang dimaksud dengan kata “dipicu” dalam penelitian ini mempunyai arti bahwa pembelajaran yang dilakukan guna meningkatkan keterampilan memprediksi siswa diawali oleh pertanyaan “apa yang akan terjadi jika...”. Karena pertanyaan “apa yang akan terjadi jika...” merupakan pertanyaan yang salah satu fungsinya adalah untuk membawa siswa ke dalam kegiatan memprediksi.

B.8. Tingkatan Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom

1) Pertanyaan Pengetahuan (recall question atau knowledge question) Pertanyaan ini mengharapkan jawaban yang sifatnya hafalan atau ingatan siswa terhadap apa yang telah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui mengingat (recall) atau mengingat kembali (recognition).

(46)

Yang dikategorikan sebagai kata kerja operasional dari pertanyaan pengetahuan: Mengidentifikasikan, menyebutkan fakta, menunjukkan, memberi nama pada, menyusun daftar, menggarisbawahi, menjodohkan, memilih, memberikan definisi, dan menyatakan.

Kata yang biasa digunakan dalam penyusun pertanyaan pengetahuan adalah: apa, di mana, kapan, siapa, sebutkan.

Contoh: Apa nama ibu kota Amereka Serikat ?

2) Pertanyaan Pemahaman (Comprehension question)

Pertanyaan ini menuntut siswa untuk menjawab pertanyaan dengan jalan mengorganisasi informasi-informasi yang pernah diterimanya dengan kata-kata sendiri, atau menginterpretasikan atau membaca informasi yang dilukiskan melalui grafik atau kurva dengan jalan membandingkan atau membeda-bedakan. Untuk menjawab pertanyaan ini dibutuhkan kemampuan yang lebih tinggi dari pada kemampuan untuk menjawab pertanyaan pengetahuan.

Kemampuan internal yang dapat dicapai melalui pertanyaan pemahaman: menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, menentukan (misalnya: metode, prosedur) memahami (misalnya: konsep, kaidah prinsip, kaitan antara fakta, isi pokok, mengartikan/ menginterpretasikan misalnya (tabel, grafik, bagan).

(47)

mengubah, memberikan contoh tentang, menyadur, meramalkan, menyimpulkan, memperkirakan, menerangkan, mendemonstrasikan, menarik kesimpulan, meringkas, mengembangkan, dan membuktikan. Contoh: Bandingkan antara nyamuk Culex dengan Anopeles !

3) Pertanyaan Penerapan (Application question)

Pertanyaan yang menuntut siswa untuk memberi jawaban tunggal dengan cara menerapkan pengetahuan, informasi, aturan-aturan, kriteria, dan lain-lain yang pernah diterimanya. Untuk menjawab pertanyaan ini dibutuhkan kemampuan yang lebih tinggi dari pada kemampuan untuk menjawab pertanyaan pemahaman karena memahami suatu kaidah belum tentu membawa kemampuan untuk menerapkannya terhadap suatu kasus atau problem baru.

Kemampuan internal yang dapat dicapai melalui pertanyaan penerapan: kemampuan memecahkan masalah, membuat bagan dan grafik, menggunakan (misalnya: metode/ prosedur, konsep, kaidah, prinsip.

(48)

4) Pertanyaan Analisis (Analysis question)

Pertanyaan ini menuntut siswa untuk mampu merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Kemampuan untuk menyelesaikan pertanyaan analisis dinyatakan dengan adanya penganalisaan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar, bersama dengan hubungan/relasi antara bagian-bagian/ variabel itu. Untuk menjawab pertanyaan ini dibutuhkan kemampuan yang lebih tinggi dari pada kemampuan untuk menjawab pertanyaan penerapan karena sekaligus harus ditangkap adanya kesamaan dan adanya perbedaan antara sejumlah hal.

Analisis dapat dibedakan menjadi:

9 Analisis unsur-unsur: kemampuan mengenali asumsi yang tidak

dinyatakan, menentukan ciri utama dan merupakan keterampilan membedakan antar prediksi dan fakta.

9 Analisis hubungan: kemampuan memeriksa konsistensi prediksi

dengan informasi dan asumsi yang ada, ketrampialn untuk memahami hubungan di antara ide-ide (menentukan mana yang relevan dan mana yang tidak).

9 Analisis prinsip yang terorganisasi: kemampuan untuk mengenal

(49)

Kemampuan internal yang dapat dicapai melalui pertanyaan analisis adalah mengenali kesalahan, membedakan (misal: fakta dan interpretasi data dari kesimpulan), menganalisis (misalnya: struktur dasar bagian-bagian hubungan antara).

Yang dikategorikan sebagai kata kerja operasional dari pertanyaan analisis adalah memisahkan, menerima, menyisihkan, menghubungkan, memilih, membandingkan, mempertentangkan, membagi, membuat diagram skema, menunjukkan hubungan antara, membagi.

Pertanyaan analisis yang menuntut siswa untuk menemukan jawaban dengan cara:

9 Mengidentifikasi motif masalah yang ditampilkan

Contoh: Mengapa paruh burung gagak dan kutilang tidak sama bentuknya?

9 Mencari bukti-bukti/ kejadian yang menunjang suatu kesimpulan/

generalisasi.

Contoh: Kenakalan remaja di kota-kota besar dikatakan meningkat. Dapatkah saudara menunjukkan bukti-buktinya?

9 Menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang ada/membuat

generalisasi dari atau berdasarkan informasi yang ada.

(50)

5) Pertanyaan Sintesis (Synthesis question)

Ciri pertanyaan ini adalah jawabannya yang benar tidak tunggal, melainkan lebih dari satu dan menghendaki siswa untuk mengembangkan potensi serta daya kreasinya, pertanyaan sintesis menuntut seseorang untuk mampu membentuk satu kesatuan/ pola dari variabel-variabel dan menuntut jawaban berupa penyusunan bagian-bagian materi yang belum jelas menjadi jelas. Pertanyaan sintesa mengharapkan siswa untuk membangun potensi dan daya kreasi.

Untuk menjawab pertanyaan ini dibutuhkan kemampuan yang lebih tinggi dari pada kemampuan untuk menjawab pertanyaan analisis karena dituntut kriteria untuk menemukan pola dan struktur organisasi.

Kemampuan internal yang dapat dicapai melalui pertanyaan sintesis adalah menghasilkan (misalnya: klasifikasi, karangan, kerangka teoritis), menyusun (misalnya: rencana skema, program kerja).

Yang dikategorikan sebagai kata kerja operasional dari pertanyaan sintesis adalah mengkategorikan, mengkombinasikan, mengarang, menciptakan, mendesain, mengatur, menyusun kembali, merangkaikan, menghubungkan, menyimpulkan, merancang, membuat pola.

Pertanyaan sintesis menuntut siswa untuk: 9 Membuat ramalan/ prediksi:

(51)

Contoh: Bayangkan seolah-olah anda di tengah-tengah gerombolan serigala yang sedang kelaparan.

9 Mencari komunikasi:

Contoh: Susunlah suatu karangan pendek yang menggambarkan nilai serta perasaan anda!

6) Pertanyaan evaluasi (Evaluation question)

Pertanyaan semacam ini menghendaki siswa untuk menjawabnya dengan cara memberikan penilaian/ pendapat/ argumentasi terhadap suatu isu yang ditampilkan bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu.

Untuk menjawab pertanyaan ini dibutuhkan kemampuan yang lebih tinggi dari pada kemampuan untuk menjawab pertanyaan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis dan sintesis. Oleh karena itu pertanyaan evaluasi merupakan pertanyan yang menuntut seseorang untuk berpikir tingkat tinggi.

Kemampuan internal yang dapat dicapai melalui pertanyaan evaluasi antara lain menilai berdasarkan norma internal (misalnya: hasil karya seni, mutu karangan, mutu pekerjaan, mutu ceramah, program penataran), menilai berdasarkan norma eksternal, mempertimbangkan (baik-buruknya, pro-kontranya, untung-ruginya.

(52)

menafsirkan, mambahas, menaksir, memilih antara, menguraikan, membedakan, melukiskan, mendukung, menyokong, menolak.

Contoh: Menurut pendapat anda, mana yang lebih baik atau tepat dan murah dalam pemerataan kesempatan belajar, SD Inpres atau Sekolah Terbuka?

(53)

dan merupakan pertanyaan evaluasi yang menghendaki siswa untuk menjawabnya dengan cara memberikan penilaian/ pendapat/ argumentasi terhadap suatu isu yang ditampilkan bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu. Pertanyaan “apa yang terjadi jika” merupakan pertanyaan yang mampu membawa siswa berpikir secara kompleks (tingkat tinggi).

B.9. Sikap Siswa terhadap Pembelajaran

Sikap merupakan kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu (Muhibbin, 1995). Seseorang akan mempunyai sikap positif terhadap suatu obyek yang dipandang bernilai baginya, dan akan bersikap negatif terhadap obyek yang dianggapnya tidak bernilai atau merugikan.

Terdapat hubungan erat antara perasaan siswa dan sikap siswa terhadap pengalaman belajar di sekolah, baik terhadap seluruh atau suatu mata pelajaran tertentu. Setiap siswa mempunyai perasaan yang berbeda sehingga sikap merekapun berbeda-beda.

(54)

Walgito (2001:111) mengemukakan bahwa sikap mengandung komponen kognitif (pengetahuan), komponen afektif (emosional) dan komponen konatif (perilaku). Perilaku yang nampak terhadap suatu objek tertentu setidaknya bisa diramalkan melalui sikap yang diungkapkan oleh seseorang, dalam arti bahwa sikap seseorang bisa menentukan tindakan dan perilakunya. Sikap kadang-kadang bisa diungkapkan secara terbuka melalui berbagai wacana atau percakapan, namun sering sikap ditunjukkan secara tidak langsung. Sikap bisa saja muncul sebelum perilaku namun bisa juga merupakan akibat dari perilaku sebelumnya.

Ada banyak definisi sikap yang dikemukakan oleh banyak ahli, dari banyak definisi tersebut pada umumnya sikap mempunyai persamaan unsur yaitu respon terhadap suatu situasi. Dalam kesempatan ini sikap yang akan dilihat adalah sikap siswa terhadap pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memprediksi dengan pertanyaan “apa yang akan terjadi jika...” sebagai pemicunya dalam pokok bahasan Tekanan Udara, yang akan dilihat dari enam indikator, yakni sikap tertarik, senang, persetujuan, keseriusan, persepsi baik/ buruk, semangat.

B.10.Metode Ceramah

(55)

tanpa alat bantu peraga pandang-dengar; sementara yang diajar mendengarkan dan mencatat hal-hal yang mereka anggap penting.

Menurut Gilstrap dalam Ahsin (1980:6) keuntungan dari metode ceramah adalah:

1) Menghemat waktu mengajar.

2) Memperkenankan guru menggunakan pengalaman, pengetahuan dan kebijaksanaan ketimbang membuat siswa berjuang sendiri.

3) Memungkinkan guru menghadapi siswa dalam jumlah yang banyak. 4) Membantu siswa mengembangkan kemampuan mendengar, secara tepat,

kritis dan dengan kesenangan.

5) Mengemukakan pengetahuan yang belum pernah ditemukan oleh murid-murid dalam bacaan/ pengalaman mereka.

6) Cocok untuk memberikan informasi. Kelemaham metode ceramah:

1) Menempatkan siswa pada posisi belajar mendengar dan mencatat 2) Proses satu arah dimana siswa pasif

3) Guru menyajikan materi dalam waktu yang relatif sama kepada siswa yang mempunyai perbedaan kemampuan dalam memahami.

(56)

B.11.Demonstrasi

Ada banyak model metode dalam pembelajaran, metode adalah seperangkat rencana pengajaran, strategi-strategi dan teknik-teknik yang dipergunakan untuk mengelola kelas (Cole & Chan,1994). Demonstrasi merupakan salah satu metode yang dapat memunculkan prediksi sekaligus sangat efektif dalam menolong para pelajar mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Melalui demonstrasi dapat diberikan informasi mengenai gambaran tentang sesuatu yang akan terjadi atau memperlihatkan jawaban yang sesungguhnya (untuk menguji jawaban). Dalam metode demonstrasi seorang pengajar atau pemimpin, memperlihatkan sesuatu proses pada seluruh kelompok anak didik dan dibantu oleh beberapa anak didik. Dengan metode ini pengajar atau pelajar mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu. Dengan demonstrasi kita dapat memperoleh jawaban tentang: “Bagaimana kita tahu bahwa itu benar? Bagaimanakah prosesnya? Cara manakah yang merupakan cara terbaik? Apakah yang akan terjadi? Terdiri dari bahan apa?“, secara teliti dan ilmiah.

Keunggulan dari metode demonstrasi adalah:

1. Perhatian siswa dapat diarahkan pada hal-hal yang dianggap penting sehingga hal-hal yang penting dapat menjadi perhatian untuk diamati. 2. Dapat mengurangi kesalahan dibandingkan kegiatan ceramah/membaca

(57)

3. Masalah yang menimbulkan pertanyaan sebagian besar dapat terjawab dengan teliti saat demonstrasi dilakukan.

4. Dengan demonstrasi dapat ditunjukkan:

• Suatu gejala Fisika/ peristiwa Fisika secara langsung.

• Suatu gejala yang mungkin bertentangan dengan intuisi/ konsep yang

dimiliki siswa sehingga menimbulkan konflik kognitif dalam diri siswa.

5. Demonstrasi dapat digunakan sebagai variasi untuk mengurangi kebosanan dalam kegiatan belajar mengajar

6. Siswa mempunyai peluang untuk melakukan proses.

7. Konsep lebih mudah dipahami dan tidak mudah untuk dilupakan karena siswa punya pengalaman langsung.

Kelemahan metode demonstrasi:

1. Demonstrasi menjadi tidak wajar jika alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan baik.

2. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan.

3. Pengajar harus membimbing siswanya selama melakukan demonstrasi. Prosedur melakukan Demonstrasi:

1) Guru mengajukan masalah yang akan diselidiki.

(58)

3) Guru membawa siswa untuk membahas beberapa hal yang berhubungan dengan prosedur pelaksanaan demonstrasi, agar siswa lebih memahami. 4) Pelaksanaan percobaan, sambil tanya jawab mengenai hasil pengamatan. 5) Siswa mengamati dan diminta merumuskan hasil pengamatan secara

lisan atau tertulis.

6) Tanya jawab mengenai hasil percobaan, kesimpulan dan penjelasannya. Melalui demonstrasi diharapkan siswa dapat melakukan observasi, sehingga dapat memperoleh fakta-fakta empiris, menganalisis, membuktikan apakah prediksi yang telah mereka buat dapat diterima atau tidak sehingga siswa menemukan jawaban atas persoalan yang dihadapi.

Dalam pembelajaran sains guru dapat meningkatkan keterampilan proses siswa. Dari uraian teori di atas nampak bahwa salah satu cara yang dapat diambil untuk meningkatkan keterampilan proses siswa khususnya keterampilan memprediksi adalah melalui pembelajaran yang dipicu oleh pertanyaan “ Apa yang akan terjadi jika...”.

Berikut akan dibahas materi pembelajaran yang akan digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan memprediksi. Materi yang dipilih adalah Tekanan udara. Materi Tekanan Udara dipilih dengan alasan bahwa banyak konsep-konsep pada materi Tekanan Udara yang seringkali dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari.

(59)

B. Materi

PEMUAIAN

Hampir setiap zat, baik zat padat, zat cair maupun gas, apabila suhunya dinaikkan akan memuai dan sebaliknya apabila suhunya diturunkan akan menyusut. Teori partikel zat menyatakan bahwa semua zat tersusun atas bagian yang sangat kecil dan tidak kasat mata (yang disebut partikel) yang selalu bergerak dan akan bergerak makin cepat jika suhunya dinaikkan. Perhatikan gambar di bawah ini. Pada gambar (a) dilukiskan susunan partikel-partikel zat teratur dan berdekatan ketika suhunya belum dinaikkan. Selanjutnya, pada gambar (b) jika suhu itu dinaikkan, susunan partikel-partikel zat tersebut berubah dan jarak antar partikel menjadi renggang sehingga volum zat bertambah besar. Dengan kata lain, zat telah mengalami pemuaian. Sebaliknya jika suhu zat itu turun, gerak partikel-partikelnya semakin lambat dan jarak antar partikel semakin dekat sehingga volum zat mengecil. Dengan kata lain zat telah mengalami penyusutan. Gejala inilah yang dialami oleh berbagai zat, yaitu akan memuai apabila suhunya dinaikkan dan akan menyusut apabila suhunya diturunkan.

Gambar 1(a) : Susunan partikel zat sebelum Gambar 1(b): Susunan partikel zat setelah suhunya dinaikkan suhunya dinaikkan

(60)

Ada tiga jenis pemuaian, yaitu: pemuaian pada zat padat, pemuaian pada zat cair dan pemuaian pada zat udara/ gas. Pemuaian yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pemuaian pada zat cair dan udara saja.

Perubahan Wujud Zat

Wujud zat bersifat tidak tetap, artinya bisa berubah-ubah tergantung pada suhu zat tersebut, seperti disebutkan dalam teori kinetik, semakin tinggi suhu zat, semakin cepat pergerakan partikel zat. Pada suatu saat, ketika suhunya mencapai nilai tertentu, partikel-partikel zat mulai mampu mengatasi gaya tarik menarik antar partikel zat, dan zat pun mulai berubah wujud. Jadi, secara umum bisa disebutkan bahwa wujud zat berubah ketika zat dipanaskan atau didinginkan.

Perubahan Wujud yang akan dipelajari dalam penelitian ini adalah perubahan wujud zat dari cair menjadi gas dan dari gas menjadi cair, yaitu menguap dan mengembun.

a. Menguap

(61)

b. Mengembun

Pengembunan adalah proses kebalikan dari penguapan, yaitu perubahan wujud dari gas ke cair. Jika uap air yang terjadi karena penguapan air (laut, sungai dan sebagainya) memasuki udara dingin, uap air ini dapat kembali ke wujud air sebagai tetesan air murni

TEKANAN GAS/ UDARA 1. Pengertian Tekanan

Tekanan (atau pressure dalam bahasa Inggris) adalah besarnya persebaran suatu gaya yang bekerja persatuan luas. Dengan demikian, jika gaya tersebut bekerja pada daerah yang sempit, maka kekuatan gaya tersebut menjadi terpusat. Itu berarti tekanannya besar. Namun jika gaya yang bekerja pada daerah yang luas, maka gaya tersebar ke semua bagian permukaan. Karena itu tekanannya kecil. Persamaan dari tekanan:

tekan bidang luas

gaya

Tekanan= Secara matematis ditulis: P A F

=

Dimana:

P = tekanan/pressure (N/m2) F = gaya/force (N)

A = Luas bidang tekan/ area (m2)

(62)

Gambar 2.Tekanan pada bidang dengan luasan yang berbeda

Tekanan dinyatakan dalam satuan N/m2, atau disebut pascal (Pa), sesuai dengan nama seseorang ilmuwan Perancis Blaise Pascal (1623-1662). Satu pascal setara dengan gaya 1 Newton yang bekerja pada suatu permukaaan luas 1 meter persegi. Tekanan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, tekanan oleh benda padat, tekanan pada fluida dan tekanan udara (tekanan atmosfir). Namun materi tekanan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah tekanan udara (atmosfer).

2. Tekanan Udara (Atmosfer)

Kita hidup dalam lautan udara yang disebut atmosfer. Atmosfer tersebut merupakan campuran dari berbagai gas, yaitu: Nitrogen (78%), Oksigen (21%) dan satu persen lainya terdiri atas: Argon (0,09%), karbon dioksida (0,03%), uap air yang jumlah yang selalu berubah, ozon, xenon dan lain-lain yang membentuk lapisan-lapisan atmosfer, antara lain: Troposfer, Stratosfer, Ionosfer, Eksosfer.

(63)

membayangkan bahwa gaya gravitasilah yang menyebabkan tekanan udara, namun mungkin mudah bagi kita jika kita analogikan sebagai lautan udara/ atmosfer dengan lautan air.

Sebenarnya fakta ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contoh: ketika kita menyelam menuju dasar kolam, saat kita berada di dekat permukan air kita tidak merasakan efek apa-apa, tetapi ketika kita menyelam lebih dalam lagi, telingamu mulai terasa sakit. Hal ini dikarenakan tekanan air meningkat dengan bertambahnya kedalaman. Jadi karena gaya gravitasi yang bekerja pada partikel-partikel air, tekanan dalam zat cair apa saja berubah seiring dengan perubahan kedalaman. Semakin besar kedalaman, gaya gravitasi yang bekerja pada partikel-partikel air semakin besar sehingga tekanan air juga semakin besar. Atmosfer juga melakukan gaya. Gaya tersebut menghasilkan tekanan pada permukaan bumi dan segala sesuatu di bumi termasuk kita. Tekanan disekitar kita ini disebut tekanan atmosfir.

Perhatikan gambar dibawah ini, yang menunjukkan bahwa adanya gravitasi maka tiap lapisan memiliki beratnya sendiri.

Gambar 3 . lapisan air

1

Berat =1

2 3 4

Berat =1+2

Berat =1+2+3

Dasar kolam

(64)

Lapisan udarapun dapat dianalogikan dengan lapisan air. Pada lapisan udara yang sangat tinggi, hanya ada sedikit partikel, dan lapisan itu hanya ditekan oleh berat lapisan udara itu sendiri. Tetapi makin ke bawah makin berat tekanan udara yang di atasnya. Oleh karena itu, makin ke bawah makin besar tekanan udaranya, dan makin ke atas makin rendah tekanan udaranya.

Tekanan udara dipermukaan laut berkisar 76 cmHg. Besar tekanan atmosfer dalam satuan Pascal dapat dihitung dengan persamaan p =ρgh.

Kita tinggal menghitung berat air raksa dalam tabung dibagi dengan luas daerah yang ditekan oleh berat air raksa, yaitu sama dengan luas penampang lingkaran bagian dalam tabung. Jadi data yang dibutuhkan adalah ketinggian kolom yaitu 760 mm atau 0,76 m, massa jenis air raksa 13600 kg/m3, dan nilai percepatan gravitasi 9,8 m/s2atau 9,8 N/kg,

Jadi, persamaan 1 atm = h x ρx g (pascal)

= 0,76 m x 13600 kg/m3x 9,8 N/kg = 101300 N/m2

= 1,013 x 105 Pa

2.1. Membuktikan Bahwa Udara luar (atmosfer) memiliki tekanan

(65)

melalui sebuah keran. Sebelum udara di dalam bola dikeluarkan, kedua setengah bola tersebut dapat dipisahkan dengan mudah, hal ini karena tekanan udara di luar bola sama dengan tekanan udara di dalam bola. Kemudian keran yang menghubungkan bola ke pompa vakum dibuka dan udara dipompa keluar dari bola, sehingga bola menjadi vakum. Setelah itu keran penghubung ditutup dan pompa vakum dilepas. Ternyata setelah bola vakum, sangatlah sukar untuk memisahkan kedua setengah bola ini, bahkan dengan menggunakan dua tim yang masing-masing terdiri dari delapan kuda pun gagal memisahkan kedua setengah bola tersebut.

Pertanyaannya ialah mengapa ke dua setengah bola yang awalnya mudah dipisahkan, namun setelah udara di dalam dipompa keluar sehingga bola tersebut menjadi vakum udara, kedua setengah bola itu sulit untuk dipisahkan? Jawabannya ialah karena udara di luar bola memberikan gaya tekan ke segala arah pada bola, namun gaya ini tidak diimbangi oleh gaya dari dalam bola. Hal ini menunjukkan bahwa udara luar/ atmosfer memiliki tekanan yang sangat besar dan menekan ke segala arah.

(66)

Gambar 4. Demonstrasi gelas/botol dibalik

Gambar 5. demonstrasi kaleng penyok

(Kangingan, 2004:47)

2.2. Prinsip dan Pemanfaatan Perbedaan Tekanan Udara

Kita sering kali menjumpai pemanfaatan perbedaan tekanan udara yang menyebabkan udara/ gas mengalir/ bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Berikut contoh penerapan perbedaan tekanan udara dalam kehidupan sehari-hari:

a. Mengisap minuman dengan sedotan

(67)

tekanan udara ini memaksa air pada permukaan gelas naik melalui sedotan ke mulut anda

b. alat suntik

Alat suntik terdiri atas sebuah pengisap kecil yang ada dalam sebuah tabung plastik silinder. Saat suntik dimasukkan ke dalam cairan obat, kemudian pengisap ditarik ke atas sehingga tekanan udara di bawah pengisap berkurang. Tekanan udara luar pada permukaan cairan obat yang lebih besar dari pada tekanan udara di bawah pengisap memaksa cairan obat ke atas memasuki tabung silinder.

c. pengisap karet.

Ketika sebuah pengisap karet yang basah ditekan pada suatu permukaan licin, udara di dalam pengisap tertekan keluar. Segel basah (berminyak) menjaga tekanan dalam pengisap selalu lebih rendah daripada tekanan udara luar, sehingga beda tekanan yang cukup besar ini mampu menekan pengisap dengan kuat menempel pada permukaan dinding pengisap seperti ini digunakan untuk menggantung peralatan rumah tangga. Di dalam industri pengisap ini digunakan untuk mengangkat lembaran-lembaran kaca besar dan logam.

2.3. Alat pengukur tekanan udara

(68)

adalah barometer Sedangkan dalam ruang yang tertutup rapat, seperti udara dalam sebuah ban sepeda, yang diukur adalah tekanan udara dalam ruang tertutup. Alat ukur tekanan udara dalam ruang tertutu padalah manometer.

C. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian teori dan materi Tekanan Udara di atas terlihat bahwa pembelajaran pada pokok bahasan Tekanan Udara yang dipicu oleh pertanyaan “apa yang terjadi jika...” dapat mengembangkan kemampuan memprediksi siswa. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti merumuskan permasalahan pokok, yakni: Apakah melalui pembelajaran yang dipicu oleh pertanyaan “apa yang akan terjadi jika...” pada pokok bahasan Tekanan Udara dapat meningkatkan keterampilan memprediksi pada siswa? Dalam penelitian ini juga akan dilihat bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

D. Tujuan Penelitian

(69)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti: memperoleh suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan memprediksi siswa, mengetahui kesulitan dalam upaya peningkatan kemampuan memprediksi.

2. Bagi siswa: mendapat pengalaman untuk meningkatkan keterampilan memprediksi.

(70)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian disain eksperimental lemah yakni model design one-grup pretes-posttest. Dalam desain ini satu kelompok diobservasi/ diukur bukan hanya pada akhir treatmen (posttest), tetapi juga sebelumnya (pretest). Kelemahan dari penelitian ini adalah tidak mempunyai kelompok kontrol yang terpadu terhadap ancaman validitas internal, selain itu juga terdapat banyak kemungkinan penjelasan terhadap terjadinya hasil yang telah diukur. Maka akan menjadi sulit untuk yakin bahwa hasil yang diperoleh hanya karena treatment yang kita lakukan (Suparno,2007:139-140).

Dalam penelitian ini dikembangkan suatu disain model pembelajaran. Model pembelajaran yang dikembangkan adalah dengan menggunakan pertanyaan ”apa yang akan terjadi jika...” yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memprediksi pada siswa. Data yang diperoleh akan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

B. Partisipan Penelitian

Populasi penelitian adalah siswa-siswi SMP Negeri 1 Balai Batang Tarang sedangkan sampel yang diambil untuk penelitian adalah siswa siswi kelas VIII D dengan jumlah 37 siswa.

(71)

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini diadakan pada tanggal 17 - 22 Januari 2007 di SMP Negeri 1 Balai Batang Tarang.

B. Kegiatan Pembelajaran

Bagan.1 . Kegiatan pembelajaran

Pretest

Menjelaskan Memprediksi

Mengajar Materi Tekanan Udara dan latihan

memprediksi

Posttest

Siswa mendeskripsikan kata ‘prediksi’ Siswa diberikan tes mengenai materi

tekanan udara

(72)

Keterangan:

1) Siswa diminta untuk mengerjakan tes mengenai materi tekanan udara dan hasilnya dikumpulkan.

2) Guru dan siswa bersama-sama membahas mengenai tes materi yang telah dikerjakan siswa.

3) Siswa diminta untuk mendeskripsikan/ menjelaskan kata ‘prediksi’ menurut pengetahuan yang mereka miliki.

4) Pretest: siswa diminta untuk memprediksi mengenai konsep ‘bahwa atmosfer mempunyai tekanan’ yakni melalui permasalahan 1, kemudian diakhiri dengan pembuktian prediksi melalui demonstrasi.

5) Menjelaskan pada siswa tentang memprediksi, antara lain: apa yang dimaksud dengan memprediksi, syarat sebuah prediksi yang baik dan contoh dari prediksi yang baik. Kegiatan melatih memprediksi dilakukan dengan mengunakan metode ceramah.

6) Mengajar materi Tekanan Udara dan latihan memprediksi

(73)

7) Posttest

Pada akhir pembelajaran siswa akan diberikan posttest untuk memprediksi mengenai permasalahan 4, permasalahan 4 merupakan masalah yang sama dengan pretest (permasalahan 1), namun diberikan dalam permasalahan yang dibuat berbeda (untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 7).

C. Desain Penelitian: 1. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan memprediksi siswa yang dipicu dengan pertanyaan “apa yang terjadi jika…” .

Pada tahap perencanaan ini akan dilakukan langkah-langkah: 1. Penentuan tujuan

Gambar

Gambar    17 Siswa putra yang tanpa ditunjuk berani maju
Gambar 2.Tekanan pada bidang dengan luasan yang berbeda
Gambar 3 . lapisan air
Gambar 5. demonstrasi kaleng penyok
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melihat banyaknya pisang yang diolah maka sampah kulit pisang yang dihasilkan juga banyak sehingga salah satu solusi yang tepat untuk mengoptimalkan kulit pisang

Intisari: Dalam makalah ini diuraikan secara kronologis statistika bagi sistem zarah, dari statistika Maxwell-Boltzmann yang merupakan bentuk statistik bagi sistem zarah

ku Cahyani Edi Warsito, nenek mimih Kasnah, kakek Tarun, abah Sukma Dasuki dan ibu Tursinah dan seluruh keluarga besar penulis, yang selalu memberikan doa yang begitu

Belanja modal antara lain untuk kebutuhan pembangunan/perluasan/penambahan gedung kantor/rumah jabatan/rumah dinas, pengadaan perlengkapan/peralatan rumah jabatan

Permasalahan sistem keamanan informasi pada penelitian ini, hanya difokuskan pada pembahasan algoritma DES dan aplikasi transformasi wavelet diskrit yang digunakan

Berdasarkan faktor operasi menunjukkan bahwa pasien yang melakukan tindakan operasi memiliki probabilitas tidak kambuh yang lebih besar daripada pasien yang tidak

bahwa berat labur adalah banyaknya perekat yang diberikan pada permukaan kayu, berat labur yang terlalu tinggi selain dapat menaikkan biaya produksi juga akan mengurangi

Apa yang akan terjadi bila anda menggantikan sikring yang lebih besar, misalnya 1 ampere diganti dengan sikring 5 ampere pada rangkaian hubung