• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk melihat apakah melalui pembelajaran yang dipicu oleh pertanyaan “apa yang akan terjadi jika...”pada pokok bahasan

DATA DAN PEMBAHASAN

A. Data dan Pembahasan

1. Untuk melihat apakah melalui pembelajaran yang dipicu oleh pertanyaan “apa yang akan terjadi jika...”pada pokok bahasan

Tekanan Udara mampu meningkatan kemampuan memprediksi siswa.

a. Untuk syarat pertama: Prediksi mempunyai penjelasan

Tabel 19. Jumlah siswa untuk masing-masing skor dari ciri pertama dari sebuah prediksi

Jumlah siswa Skor Pretest Posttest 3 1 18 2 7 6 1 16 13 0 13 0

Sebelum pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan memprediksi dilakukan, siswa diberikan pretest. Hasil pretest menunjukkan bahwa untuk ciri pertama dari sebuah prediksi yang baik, yakni prediksi harus mempunyai penjelasan, diperoleh hasil: 1 siswa yang memperoleh skor maksimun (tiga) yang berarti bahwa prediksi yang dibuat oleh siswa tersebut terdapat penjelasan yang sesuai/ relevan dengan peristiwa yang terjadi siswa tersebut menjawab “Air tidak tumpah karena tekanan udara diluar lebih besar”, 7 siswa mendapat skor 2 yang berarti bahwa siswa memberikan penjelasan, namun hanya sebagian penjelasan yang sesuai dengan dengan peristiwa yang terjadi, contohnya: “Maka kertas itu akan melekat dan tidak akan tumpah karena memiliki tekanan udara”, 16 siswa mendapat skor 1 yang berarti bahwa ada penjelasan, namun tidak sesuai dengan dengan peristiwa yang terjadi

contoh: ”Maka tekanan air akan sangat besar dan air di dalam gelas akan tumpah semua”, 13 siswa mendapat skor 0 yang berarti prediksi yang dibuat siswa tidak ada penjelasannya (jawaban pretest siswa dapat dilihat pada lampiran 8).

Setelah pembelajaran dilakukan hasil posttest menunjukkan bahwa 18 siswa yang memperoleh skor maksimun (tiga) yang berarti bahwa prediksi yang dibuat oleh siswa tersebut terdapat penjelasan yang sesuai/relevan dengan peristiwa yang terjadi, contoh: “Air yang ada di dalam gelas tersebut tidak akan tumpah karena air yang ada di dalamnya lebih sedikit atau kurang dari 10 meter air dan Tekanan udara di luar sangat besar.”, 6 siswa mendapat skor 2 yang berarti bahwa siswa memberikan penjelasan, namun hanya sebagian penjelasan yang sesuai dengan peristiwa yang terjadi, contohnya: “Air akan tertumpah dan air yang di dalam botol itupun terlontar karena tidak banyak memiliki tekanan di dalam gelas yang berisi setengah”, 13 siswa mendapat skor 1 yang berarti bahwa ada penjelasan, namun tidak sesuai dengan dengan peristiwa yang terjadi contoh: ”Air akan tumpah karena adanya perbedaan tekanan udara di dalam lebih besar dari di luar”, tidak ada siswa yang mendapat skor 0 yang berarti semua prediksi yang dibuat siswa di dukung penjelasan. (jawaban posttest siswa dapat dilihat pada lampiran 11).

Hasil pretest menunjukkan bahwa sebelum pembelajaran dilakukan, sebagian besar prediksi yang dibuat siswa tidak didukung

oleh penjelasan yang mungkin dan masuk akal dengan situasi dan masalah pada saat prediksi dibuat, padahal ciri terpenting dari sebuah prediksi yang baik adalah prediksi harus disertai dengan penjelasan yang mungkin dan masuk akal dengan situasi dan masalah pada saat prediksi dibuat. Beberapa siswa memberikan penjelasan namun, penjelasan yang diberikan tidak sesuai dengan peristiwa yang terjadi (penjelasan tidak mendukung prediksi yang dibuat). Hal ini menunjukkan bahwa prediksi yang dibuat siswa belum mendapat dukungan yang dapat menguatkan prediksi siswa. Prediksi yang dibuat oleh beberapa siswa disertai penjelasan, namun penjelasan yang diberikan hanya sebagian yang sesuai dengan peristiwa yang terjadi hal ini berarti bahwa penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi tidak maksimal (tidak sepenuhnya benar).

Hasil posttest menunjukkan bahwa semua siswa memberikan penjelasan atas prediksi yang dibuat. Siswa yang memberikan penjelasan namun tidak sesuai dan tidak sepenuhnya sesuai dengan peristiwa yang terjadi jumlahnya menjadi berkurang, sedangkan jumlah siswa yang memberikan penjelasan yang mendukung prediksinya dan sesuai dengan peristiwa yang terjadi mengalami peningkatan. Hasil posttest menunjukkan bahwa setelah pembelajaran dilakukan, semua prediksi yang telah dibuat siswa mempunyai penjelasan, walau tidak semua penjelasan tersebut mendukung dan sesuai dengan peristiwa yang

terjadi, namun hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menyadari bahwa prediksi yang dibuat harus memiliki penjelasan.

Setelah pembelajaran dilakukan nampak bahwa terjadi peningkatan, siswa yang memperoleh skor tiga (maksimal) dari 1 siswa menjadi 18 siswa). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan memprediksi pada 17 siswa dimana siswa telah memberikan dukungan berupa penjelasan terhadap prediksi yang dibuatnya.

b. Untuk ciri kedua: Menyatakan hubungan yang diharapkan antara variabel

Tabel 20. Jumlah siswa untuk masing-masing skor dari ciri kedua dari sebuah prediksi

Jumlah siswa Skor Pretest Posttest 3 1 17 2 8 5 1 4 15 0 24 0

Hasil pretest menunjukkan bahwa untuk ciri kedua dari sebuah prediksi yang baik, yakni prediksi menyatakan hubungan yang diharapkan antara variabel: 1 siswa yang memperoleh skor maksimun (tiga) yang berarti bahwa prediksi yang dibuat oleh siswa tersebut menyatakan hubungan antara variabel (pengetahuan-prediksi) yang relevan dengan peristiwa yang terjadi contoh: “Jika gelas dibalik maka

air yang digelas itu tidak akan tumpah karena kertas karton akan menempel ke gelas itu (tekanan udara diluar lebih besar)”, 8 siswa mendapat skor 2 yang berarti bahwa prediksi yang dibuat siswa menyatakan hubungan antara variabel (pengetahuan-prediksi) namun hanya sebagian yang relevan dengan peristiwa yang terjadi, contohnya: “Kertas karton akan menempel karena tekanan udara diluar lebih besar”, 4 siswa mendapat skor 1 yang berarti bahwa dalam prediksi yang telah dibuat menyatakan hubungan antara variabel (pengetahuan-prediksi) namun tidak relevan dengan peristiwa yang terjadi contoh: ”Maka tekanan air akan sangat kecil dan air di dalam gelas akan tumpah semua”, 24 siswa mendapat skor 0 yang berarti prediksi yang dibuat siswa tidak menyatakan hubungan antar variabel yang relevan dengan peristiwa yang terjadi (pengetahuan-prediksi) contoh: “Tangan yang menekan gelas itu kita lepas dan air yang di dalamnya tidak tumpah dan kertas itu tidak jatuh “ (Jawaban pretest siswa dapat dilihat pada lampiran 8).

Setelah pembelajaran dilakukan hasil posttest menunjukkan bahwa 17 siswa yang memperoleh skor maksimun (tiga) yang berarti bahwa prediksi yang dibuat oleh siswa tersebut menyatakan hubungan antara variabel (pengetahuan-prediksi) yang relevan dengan peristiwa yang terjadi, contoh: “Air tidak tumpah karena ada tekanan atmosfer/udara yang menahannya karena udara di dalam gelas sangat sedikit karena udara diluar sangat besar”, 5 siswa mendapat skor 2 yang berarti bahwa

prediksi yang dibuat siswa menyatakan hubungan antara variabel (pengetahuan-prediksi) namun hanya sebagian yang relevan dengan peristiwa yang terjadi, contohnya: “Akan tumpah karena tekanan udara di dalam gelas tersebut lebih rendah dari pada di luar”, 15 siswa mendapat skor 1 yang berarti bahwa prediksi yang telah dibuat menyatakan hubungan antara variabel (pengetahuan-prediksi) namun tidak relevan dengan peristiwa yang terjadi contoh: ” Air itu akan tumpah karena tekanan udara yang di dalam dan diluarnya hampir sama”, dan tidak ada siswa yang mendapat skor 0 yang berarti bahwa semua prediksi yang dibuat siswa telah menduga hubungan antar variabel walau tidak semuanya benar (Jawaban posttest siswa dapat dilihat pada lampiran 11).

Hasil pretest menunjukkan bahwa sebelum pembelajaran dilakukan sebagian besar siswa tidak menyatakan hubungan antara variabel (pengetahuan dengan prediksi yang dibuat), hal ini menyebabkan tidak ada hubungan yang dapat diuji, biasanya hubungan antara dua variabel ini merupakan hubungan sebab akibat, dimana prediksi merupakan akibat dari analisis pengetahuan yang sesuai dengan permasalahan (sebab). Kata yang sering digunakan untuk menunjukkan hubungan ini adalah “karena”. Beberapa siswa telah menyatakan hubungan antara variabel namun tidak relevan dengan peristiwa yang terjadi, dimana pengetahuan yang digunakan tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi dan prediksi yang dibuat juga tidak sesuai dengan

pengetahuan yang digunakan. Beberapa siswa juga telah menyatakan hubungan antara prediksi dengan pengetahuan, namun hanya sebagian yang benar, dimana siswa menggunakan pengetahuan yang sesuai dengan peristiwa yang terjadi namun prediksi yang dibuat tidak sesuai dengan pengetahuan yang telah digunakan, atau sebaliknya.

Secara keseluruhan hasil posttest menunjukkan bahwa seluruh siswa telah menduga hubungan antara prediksi dengan pengetahuan walau tidak semuanya benar, hasil posttest juga menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk menduga hubungan antara prediksi dengan pengetahuan mengalami peningkatan, walaupun hubungan antara kedua variabel tersebut belum tentu benar.

Setelah pembelajaran dilakukan nampak bahwa terjadi peningkatan, siswa yang memperoleh skor 3 (maksimal) dari 13 siswa menjadi 17 siswa. Ini berarti bahwa 4 siswa telah meningkatkan kemampuannya untuk menduga hubungan antara prediksi dengan pengetahuan yang sesuai dengan peristiwa yang terjadi.

c. Untuk ciri ketiga: Dapat diuji

Tabel 21. Jumlah siswa untuk masing-masing skor dari ciri ketiga dari sebuah prediksi

Jumlah siswa Skor Pretest Posttest 3 13 16 2 1 0 1 23 21 0 0 0

Hasil pretest menunjukkan bahwa untuk syarat ketiga dari sebuah prediksi yang baik, yakni dapat diuji, hasil pretest menunjukkan bahwa 13 siswa yang memperoleh skor maksimun tiga yang berarti bahwa prediksi yang dibuat oleh siswa tersebut dapat diuji dan terbukti kebenarannya (sesuai dengan yang diharapkan). Contohnya: “Air tidak tumpah karena tekanan udara diluar lebih besar”, 1 siswa mendapat skor 2 yang berarti bahwa prediksi yang dibuat dapat diuji dan terbukti (namun prediksi yang dibuat belum selesai). Contohnya: “Kertas karton akan menempel pada gelas karena tekanan udara di luar gelas lebih besar dari pada di dalam gelas”, 23 siswa mendapat skor 1 yang berarti bahwa prediksi yang dibuat dapat diuji namun tidak terbukti. Contoh: ” Air yang ada di dalam gelas itu akan tumpah”, tidak ada siswa mendapat skor 0 yang berarti bahwa semua prediksi yang dibuat siswa dapat diuji (jawaban pretest siswa dapat dilihat pada lampiran 8).

Setelah pembelajaran dilakukan hasil posttest menunjukkan bahwa 16 siswa yang memperoleh skor maksimun (tiga) yang berarti bahwa prediksi yang dibuat oleh siswa tersebut dapat diuji dan terbukti (sesuai dengan yang diharapkan). Contohnya: “Air yang di gelas tidak tumpah karena ada udara luar yang menahan air agar tidak tumpah”, dan 21 siswa mendapat skor 1 yang berarti bahwa prediksi yang dibuat dapat diuji namun tidak terbukti, contoh: ” Air akan tumpah karena dalam gelas terdapat sedikit tekanan udara”, (jawaban posttest siswa dapat dilihat pada lampiran 11).

Hasil pretest dan posttest menunjukkan bahwa semua prediksi yang dibuat siswa telah dapat diuji, walau tidak semuanya terbukti benar. Hal ini menunjukan bahwa semua prediksi yang dibuat siswa mempunyai kemampuan untuk diuji (testability) walau belum tentu benar, sedangkan siswa yang membuat prediksi namun tidak terbukti benar mengalami penurunan dari 23 menjdi 21 siswa, dan siswa yang membuat prediksi dan terbukti namun prediksi tersebut belum selesai mengalami mengalami penurunan dari 1 menjadi 0 siswa.

Setelah pembelajaran dilakukan hasil posttest menunjukkan terjadinya peningkatan dimana prediksi yang dibuat siswa dapat diuji dan terbukti meningkat dari 13 menjadi 16 siswa, 3 siswa yang mengalami peningkatan dalam membuat prediksi yang dapt diuji dan terbukti benar.

d. Untuk ciri keempat: Konsisten dengan pengetahuan yang ada

Tabel 22. Jumlah siswa untuk masing-masing skor dari ciri keempat dari sebuah prediksi

Jumlah siswa Skor Pretest Posttest 4 2 16 3 5 0 2 4 10 1 5 11 0 21 0

Hasil pretest menunjukkan bahwa untuk ciri keempat dari sebuah prediksi yang baik, yakni prediksi harus konsisten dengan pengetahuan yang ada. Hasil pretest menunjukkan bahwa 2 siswa memperoleh skor maksimun (empat) yang berarti bahwa prediksi yang dibuat oleh siswa tersebut tidak bertentangan dengan pengetahuan yang ada (menggunakan semua konsep fisika yang berhubungan dengan permasalahan) contohnya: “Air tidak tumpah karena tekanan udara diluar lebih besar”, 5 siswa mendapat skor 3 yang berarti bahwa prediksi tidak bertentangan dengan pengetahuan yang ada, namun hanya menggunakan sebagian konsep yang sesuai dengan permasalahan, contohnya: “Tidak tumpah karena kertas karton yang diletakkan pada bibir gelas telah diserap air”, 4 siswa mendapat skor 2 yang berarti bahwa prediksi yang dibuat tidak bertentangan dengan pengetahuan yang ada, namun tidak sesuai dengan permasalahan, contoh: ” Maka tekanan air akan sangat besar dan air di dalam gelas akan tumpah semua”, 5 siswa mendapat skor 1 yang berarti bahwa prediksi yang dibuat bertentangan dengan pengetahuan yang ada contohnya:” Air dibalik tidak mempunyai tekanan dan air dibalik mempunyai tekanan” 21 siswa mendapat skor 0 yang berarti bahwa prediksi yang dibuat sama sekali tidak menggunakan pengetahuan yang ada, contoh : “Dan airpun tertumpah” (jawaban pretest siswa dapat dilihat pada lampiran 8).

Setelah pembelajaran dilakukan hasil postest menunjukkan bahwa 16 siswa memperoleh skor maksimun (empat) yang berarti bahwa

prediksi yang dibuat oleh siswa tersebut tidak bertentangan dengan pengetahuan yang ada (menggunakan semua konsep fisika yang berhubungan dengan permasalahan) contohnya: “Atmosfer mempunyai tekanan yang besar dan bekerja ke segala arah pada saat gelas dibalik kertas tidak jatuh dan air tidak tumpah hal ini disebabkan adanya gaya yang menahannya/ tekanan atmosfer”, tidak ada siswa mendapat skor 3 yang berarti bahwa tidak ada siswa yang membuat prediksi yang tidak bertentangan dengan pengetahuan yang ada, namun hanya menggunakan sebagian konsep yang sesuai dengan permasalahan, 10 siswa mendapat skor 2 yang berarti bahwa prediksi yang dibuat tidak bertentangan dengan pengetahuan yang ada, namun tidak sesuai dengan permasalahan, contoh: ” Air akan tumpah karena adanya perbedaan tekanan udara di dalam lebih besar dari di luar” , 11 siswa mendapat skor 1 yang berarti bahwa prediksi yang dibuat bertentangan dengan pengetahuan yang ada contohnya:” Air akan tumpah karena tekanan udara di dalam dan diluar gelas sama” tidak ada siswa mendapat skor 0 yang berarti bahwa prediksi yang dibuat semua menggunakan pengetahuan yang ada (jawaban posttest siswa dapat dilihat pada lampiran 11).

Hasil pretest menunjukkan bahwa sebelum pembelajaran dilakukan sebagian besar siswa membuat prediksi namun tidak menggunakan pengetahuan yang ada, prediksi yang dibuat tidak mengandung penjelasan yang menunjukkan pengetahuan yang telah ada

yang digunakan dalam membuat prediksi tersebut. Padahal dalam membuat sebuah prediksi hendaknya menggunakan dan konsisten dengan pengetahuan yang telah ada. Beberapa siswa membuat prediksi namun bertentangan dengan pengetahuan yang telah ada, ini menunjukkan bahwa prediksi yang dibuat tidak mendapat dukungan dari pengetahuan yang telah ada. Beberapa siswa membuat prediksi yang tidak bertentangan dengan pengetahuan yang ada namun tidak sesuai dengan permasalahan, ini menunjukkan bahwa prediksi yang dibuat tidak bertentangan dengan pengetahuan yang ada namun bertentangan dengan permasalahan (peristiwa yang terjadi). Beberapa siswa membuat prediksi yang tidak bertentangan dengan pengetahuan yang ada namun hanya menggunakan sebagian konsep yang sesuai dengan permasalahan, ini menunjukkan bahwa prediksi yang dibuat tidak bertentangan dengan pengetahuan yang ada dan terbukti benar namun penjelasan mengenai pengetahuan yang digunakan dalam memprediksi belum selesai (tidak sepenuhnya benar). Sedangkan hanya sedikit siswa yang membuat prediksi yang tidak bertentangan dengan pengetahuan yang ada dan menggunakan semua konsep yang sesuai dengan permasalahan, ini menunjukkan bahwa hanya sedikit siswa yang membuat prediksi yang tidak bertentangan dengan pengetahuan yang ada dan memberikan penjelasan yang sesuai dan benar dengan permasalahan yang ada.

Hasil pretest dan posttest yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan memprediksi siswa dimana setelah

dilakukannya pembelajaran siswa yang membuat prediksi yang tidak bertentangan dengan pengetahuan yang ada (menggunakan semua konsep fisika yang berhubungan dengan permasalahan) bertambah dari 2 siswa menjadi 16 siswa, 14 siswa mengalami peningkatan dalam membuat prediksi yang tidak bertentangan dengan pengetahuan yang ada (menggunakan semua konsep fisika yang berhubungan dengan permasalahan). Selelah pembelajaran dilakukan nampak bahwa semua siswa telah dapat menggunakan pengetahuan yang telah ada dan mereka miliki dalam membuat prediksinya, walaupun belum tentu pengetahuan yang digunakan itu tepat.

e. Untuk syarat kelima: Dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin

Tabel 23. Jumlah siswa untuk masing-masing skor dari ciri kelima dari sebuah prediksi

Jumlah siswa Skor Pretest Posttest

1 37 33 0 0 4

Hasil pretest menunjukkan bahwa untuk syarat kelima dari sebuah prediksi yang baik, yakni prediksi harus dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin. Hasil pretest menunjukkan bahwa seluruh siswa mendapat skor 1 yang berarti bahwa prediksi yang dibuat prediksi dibuat menggunakan bahasa yang sederhana, ringkas dan mudah dipahami,

contoh: ” Air itu tidak tumpah”, (jawaban pretest siswa dapat dilihat pada lampiran 8). Namun setelah pembelajaran dilakukan hasil posttest menunjukkan bahwa 33 siswa mendapat skor 1 yang berarti bahwa prediksi yang dibuat prediksi dibuat menggunakan bahasa yang sederhana, ringkas dan mudah dipahami, 4 siswa mendapat skor 0 yang berarti bahwa contoh: ” Air di dalam gelas tersebut akan tumpah karena air di dalam gelas tersebut Cuma setengah, jadi yang setengahnya adalah hampa udara, jadi air di dalam akan tumpah” , (jawaban posttest siswa dapat dilihat pada lampiran 11).

Hasil postest menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan tidak membantu siswa untuk meningkatkan ciri kelima dari kriteria prediksi yang baik, setelah pembelajaran terjadi penurunan dimana 4 siswa mengalami kemunduran untuk membuat prediksi dengan menggunakan kata yang sederhana dan seringkas mungkin. Pada hal seharusnya prediksi dinyatakan dalam bahasa yang sederhana, sehingga memudahkan untuk dimengerti dan memudahkan pengujian prediksi tersebut.

Dari deskripsi di atas setelah dilakukan proses pembelajaran terlihat adanya peningkatan kemampuan memprediksi yang dimiliki oleh siswa, hal ini terlihat dari pembahasan yang diperoleh dari jawaban siswa (pretes dan posttest) dengan masing-masing ciri prediksi yang baik yang menunjukkan adanya peningkatan dari keempat ciri prediksi yang baik yakni: prediksi mempunyai penjelasan, prediksi menyatakan

hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel, prediksi dapat diuji dan prediksi hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada, sedangkan pada ciri kelima dari prediksi yang baik yakni prediksi hendakanya menggunakan kalimat yang sederhana dan seringkas mungkin mengalami penurunan yang dialami oleh empat siswa.

Peningkatan kemampuan memprediksi pada siswa juga dapat dilihat dari rata-rata skor prediksi yang diperoleh siswa selama pembelajaran dilakukan (pretest, latihan 2, latihan 3, posttest) yang menunjukkan adanya kenaikan dari skor rata-rata yang diperoleh siswa yakni 193 untuk pretest, 257 untuk latihan 2, 297 untuk latihan 3 dan 352 untuk postest.

Peningkatan kemampuan memprediksi pada siswa juga dapat dilihat dari hasil pretest dan postest yang dianalisis menggunakan Test-T dependen. Berdasarkan perhitungan analisis data (tabel 15) diperoleh

|Treal| sebesar dan dari tabel nilai-nilai distribusi T-test diketahui

|Tcritical| sebesar 2,021. Dengan demikian |Treal| lebih besar daripada

|Tcritical| sehingga dapat dikatakan dari skor hasil pretest dan posttest kemampuan memprediksi yang dimiliki siswa mengalami peningkatan.

66 . 4

Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran Fisika dengan pertanyaan “apa yang akan terjadi jika...”sebagai pemicu mampu meningkatan kemampuan memprediksi siswa.

Dari hasil analisis di atas menunjukkan bahwa melalui pembelajaran yang dipicu oleh pertanyaan “apa yang akan terjadi jika...” pada pokok bahasan Tekanan Udara kemampuan memprediksi siswa dapat ditingkatkan.

Dari hasil tes materi dan pretest, terlihat bahwa terjadi korelasi antara kemampuan memprediksi (yang tercermin dalam hasil pretest) dengan pemahaman konsep mengenai topik yang diprediksi (tes materi). Nampak bahwa hasil tes materi siswa sangat rendah dan hasil pretest siswa juga rendah.

Hasil pretest dan posttest juga menunjukkan bahwa ada beberapa siswa yang mengalami penurunan skor yang diperoleh, yang berarti bahwa kemampuan memprediksi siswa mengalami penurunan (dialami oleh 5 orang siswa), padahal untuk pemahaman konsep peneliti telah melakukan treatment guna meningkatkan pemahaman konsep dengan memberikan materi mengenai Tekanan Udara. Namun hasil posttest menunjukkan penurunan kemampuan memprediksi, peneliti menduga hal ini terjadi karena siswa tidak dibiasakan untuk dimintai pendapat/ mengemukakan gagasan untuk memecahkan suatu masalah, sehingga kemampuan berpikir terutama sebab akibat yang diperlukan untuk dapat memprediksi dengan baik sangat kurang. Namun tidak menutup kemungkinan kegagalan siswa dalam membuat prediksi yang memenuhi ciri dari sebuah prediksi yang baik juga dapat dikarenakan: siswa belum mengetahui ciri dari sebuah prediksi yang baik, siswa tidak mempunyai

informasi yang cukup mengenai topik (Tekanan Udara) sehingga siswa tidak dapat melakukan analisisi terhadap prediksi yang dibuat, siswa belum mengetahui letak dan batasan masalah/ mengidentifikasikan masalah yang dihadapinya secara pasti sehingga menimbulkan keraguan yang mengakibatkan siswa mengambil pemecahan yang tidak maksimal (tidak sepenuhnya benar).

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa, jika kemampuan memprediksi siswa meningkat, ini berarti bahwa:

1. Kemampuan berpikir siswa meningkat, terutama kemampuan berpikir sebab akibat.

2. Pemahaman konsep mengenai topik yang dibahas meningkat.

3. Kemampuan mengidentifikasi masalah meningkat. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kemampuan memprediksi

dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan, dan sebaliknya pengetahuan dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan memprediksi.

2. Untuk melihat bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran yang