• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Yang Diterapkan Guru PAI Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Dan Menghafal Al-Qur’an Siswa Di SMP N 1

HASIL PENELITIAN

A. Temuan Penelitian

2. Metode Yang Diterapkan Guru PAI Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Dan Menghafal Al-Qur’an Siswa Di SMP N 1

Bukittinggi

Metode adalah salah satu cara guru dalam menyampaikan apa yang akan di ajarkkan kepada peserta didik. Berdasarkan dari hasil wawancara, dengan guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa beliau mengemukakan:

”Dalam mengajarkan al-Qur’an kami disini menggunakan metode tadarusan bersama, yang mana ada salah satu membaca al-Qur’an dan yang lainnya akan menyimak apa yang di baca temannya dan

dibimbing oleh guru yang mengajar pada jam pertama. Dan pada hari jum’at dan sabtu siswa akan melaksanakan muraja’ah”58

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa metode yang di gunakan adalah metode latihan yang mana salah satu siswa di mintak untuk membaca al-Qur’an sedangkan siswa yang lainnya diminta untuk mendengarkan dan menyimak apa yang di baca temannya.

Dan pada hari jum’at dan sabtu siswa akan melaksanakan muraja’ah yang mana muraja’ah adalah membaca salah atu surat yang ditargetkan/ hafalan yang dtargetkan secara bersama-sama.

Setelah siswa membaca al-Qur’an guru akan mengoreksi bacaan siswa dan memberikan teori tentang membaca al-Qur’an. Sehingga siswa tau dimana letak kesalahannya dalam membaca al-Qur’an dan apa saja yang patut untuk diperbaiki dalam membaca al-Qur’an baik itu tentang tajwid, penglafasan huruf maupun makhrijul hurufnya.

Penulis juga mewawancarai beberapa siswa untuk memperkuat data penulis, yang mana salah satunya yaitu Nafira yang mengungkapkan:

”Dengan adanya tadarusan yang diadakan sekolah setiap pagi menjelang masuk pembelajaran memberikan manfaat yang sangat banyak bagi saya sendiri, yang mana ketika saya pernah membaca al-Qur’an dan di simak olh teman-teman, dan situ teman teman akan memperbaiki bacaan saya atau mengulang bacaan saya yang salah. Dan setelah selesai saya membaca al-Qur’an guru juga mengoreksi bacaan saya, dan saya bisa mengetahui mana letak kesalahan saya dalam membaca al-Qur’an.”59

Di waktu yang sama di tempat yang berbeda penulis juga mewawancarai Rafi’ah Zahara yang mana Fi’ah mengungkapkan:

58 Ibid,,

59Nafira Siswi SMP N 1 Bukittinggi, Wawancara Pribdi, (Bukittinggi, 2020)

Saya bisa mengetahui kesalahan saya dan menambah ilmu saya tentang al-Qur’an. Intinya sangat bermaanfaat bagi saya. Dan saya mengetahui bagaimana caranya membaca al-Qur’an sesuai dengan ilmu tajwid yang benar.60

Selanjutnya penulis juga mewawancarai Farhan yang masih duduk di bangku kelas VII, yang mana farhan mengungkapkan:

Dengan metode yang diterapkan guru dalam mengajarkan al-Qur’an memberikan saya kemudahan dalam membaca al-al-Qur’an, yang mana setelah membaca al-Qur’an guru akan memberikan arahan dan teori-teori tentang membaca al-Qur’an. Sehingga saya bisa mengetahui dimala letak kesalahan saya, dan saya lebih mengetahui tentang ilmu tajwid yang sebelumnya kurang saya pahami.61

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas dapat penulis simpulkan bahwa metode yang digunakan oleh Bapak Zul ada metode latihan yang diaplikasikan dalam bentuk tadarus wajib yang dilakukan setiap pagi sebelum masuk jam pelajaran.

Berbeda dengan metode membaca al-Qur’an disini guru PAI memiliki metode atau cara tersendiri dalam meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur-an siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI, beliau mengungkapkan:

”Disini metode yang digunakan yaitu siswa dimina untuk mengansur-ansur hafalannya, misalnya dimulai dari lima ayat dulu, jika ada ada siswa yang rajin di perbolehkan untuk menyetor persurat”.62

Melihat hasil wawancara di atas dapat peneliti simpulkan bahwa metode yang digunakan guru PAI yaitu metode mengansur-ansur atau pertahap. Dan siswa diperbolehkan untuk menyetorkan hafalannya lima

60Rafi’ah Zahara Siswi SMP N 1 Bukittinggi, Wawancara Pribdi, (Bukittingi, 2020)

61Farhan Siswi SMP N 1 Bukittinggi, Wawancara Pribdi, (Bukittinggi, 2020)

62Zulkifli, Guru Pendidikan Agama Islam SMP N 1 Bukittinggi, Wawancara Pribadi, (Bukittinggi, 2020)

ayat untuk setoran pertama, jika ada siswa yang bisa menghafal satu surat penuh maka diperbolehkan untuk mengetornya satu surat penuh.

Dalam proses menghafal al-Qur’an tentunya tidak semua siswa yang menerapkan metode yang gunakan dan tidak semua siswa mampu mencapai target yang telah ditentukan. Disini pihak sekolah memiliki cara yang untuk untuk siswa yang belum bisa menghafal al-Qur’an dan belum bisa mencapai target yang telah ditentukan sebagaimana yang diungkapkan Bapak Zul:

”Jika siswa belum mencapai target yang telah ditentukan, maka guru akan menanyakan apa penyebab dan sebanya siswa ini belum bisa atau belum menyetorkan hafalannya dan akan memberikan waktu kepada siswa. Dan seandainya siswa tidak bisa memanfaatkan waktu yang diberikan maka guru akan mengaitkannya dengan hasil belajar siswa (rapor), yang mana hasil belajar siswa ini akan diberikan kepada semua siswa kecuali kepada siswa yang belum menyetorkan hafalannya. Dan hal ini menjadi batu sandungan kepada mereka atau efek jera bagi siswa yang masih belum bisa menyetor surat yang telah ditentukan” 63

Dari penjelasan hasil wawancara dengan Bapak Zul diatas dapat peneliti simpulkan bahwa guru akan mengintrogasi siswa apa yang menyebabkan siswa ini belum bisa menghafal al-Qur’an dan belum menyetorkan hafalannya. Dan disini siswa juga akan ditahan lapornya baik itu lapor semester ganjil maupun genap. Hal ini dilakukan untuk memberikan efek jera kepada siswa yang masih malas dalam menghafal al-Qur’an.

Penulis juga mewawancarai beberapa siswa untuk memperkuat data penulis, yang mana salah satunya yaitu Nafira yang mengungkapkan:

63 Ibid,,

”Dengan adanya tadarusan yang diadakan sekolah setiap pagi menjelang masuk pembelajaran memberikan manfaat yang sangat banyak bagi saya sendiri, yang mana ketika saya pernah membaca al-Qur’an dan di simak olh teman-teman, dan situ teman teman akan memperbaiki bacaan saya atau mengulang bacaan saya yang salah. Dan setelah selesai saya membaca al-Qur’an guru juga mengoreksi bacaan saya, dan saya bisa mengetahui mana letak kesalahan saya dalam membaca al-Qur’an.”64

Di waktu yang sama di tempat yang berbeda penulis juga mewawancarai Rafi’ah Zahara yang mana Fi’ah mengungkapkan:

Saya bisa mengetahui kesalahan saya dan menambah ilmu saya tentang al-Qur’an. Intinya sangat bermaanfaat bagi saya. Dan saya mengetahui bagaimana caranya membaca al-Qur’an sesuai dengan ilmu tajwid yang benar.65

Selanjutnya penulis juga mewawancarai Farhan yang masih duduk di bangku kelas VII, yang mana farhan mengungkapkan:

Dengan metode yang diterapkan guru dalam mengajarkan al-Qur’an memberikan saya kemudahan dalam membaca al-al-Qur’an, yang mana setelah membaca al-Qur’an guru akan memberikan arahan dan teori-teori tentang membaca al-Qur’an. Sehingga saya bisa mengetahui dimala letak kesalahan saya, dan saya lebih mengetahui tentang ilmu tajwid yang sebelumnya kurang saya pahami.66

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas dapat penulis simpulkan bahwa metode yang digunakan oleh Bapak Zul ada metode latihan yang diaplikasikan dalam bentuk tadarus rutin yang dilakukan setiap pagi sebelum masuk jam pelajaran.

64Nafira Siswi SMP N 1 Bukittinggi, Wawancara Pribdi, (Bukittinggi, 2020)

65Rafi’ah Zahara Siswi SMP N 1 Bukittinggi, Wawancara Pribdi, (Bukittingi, 2020)

66Farhan Siswi SMP N 1 Bukittinggi, Wawancara Pribdi, (Bukittinggi, 2020)

3. Faktor Penghambat Dan Pendukung Upaya Guru PAI Dalam