• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI A. Upaya Guru PAI

1. Pengertian Upaya Guru

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia upaya adalah usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, jalan keluar, daya upaya).13 Upaya adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam melaksanakan suatu kegiatan untuk mewujudkan tujuan ataupun maksud dari apa yang dikerjakan. Upaya adalah kegiatan dengan menggerakkan badan, tenaga dan pikiran untuk mencapai suatu tujuan pekerjaan (ikhtiar dan upaya) untuk mencapai sesuatu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan pengertian upaya yakni:

Upaya adalah suatu tindakana yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai apa yang diinginkan atau merupakan sebuah strategi.

Upaya merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status) terhadap sesuatu.Upaya juga dijelaskan sebagai suatu kegiatan yang yang dilakukan secara sistematis, terencana dan terarah untuk menjaga sesuatu hal agar tidak meluas atau timbul.

Melihat apa yang tepapar di atas tentunya upaya tersebut dapat dilaksanakan secara serius, terarah dan mempunyai kemaun yang tinggi untuk mewujudkannya. Dan upaya tersebut harus dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan hingga suatu persoalan agar dapat terpecahkan dan dapat mencapai sasaran dan tujuan yang

13 Indrawan WS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas Media, 1999) hlm 568

diharapkan.Dengan adanya upaya-upaya tersebut diharapkan berbagai kendala yang menghambat suatu tujuan dapat teratasi.

Oleh sebab itu, guru mempunyai komponen terpenting dalam mengupayakan meningkatkan kemampuan siswanya. Sebagai pembimbing guru harus berupaya untuk membimbing dan mengarahkan prilaku peserta didik kearah yang positif, dan menunjang pembelajaran.Dengan demikian apabila guru sudah berupaya bagaimana peserta didik bisa berkemampuan tinggi dalam mencapai sesuatu, maka hasil atau kualitas peserta didik bagus.

Dan oleh karena itu, upaya guru sebagai guru pendidikan agama Islam diharapkan mampu dan bisa dalam mewujudkan tujuan untuk keberhasilan dalam pembelajaran siswa khususnya dalam pendidikan membaca al-Qur’an

Jadi dapat disimpulkan bahwa upaya adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai apa yang diinginkan dan dilakukan secara sistematis, terencana, terarah, dan bekesinambungan.

2. Guru PAI

Guru merupakan sosok yang menjadi panutan dalam setiap tingkah laku, ucapan dan perkataan. Selain itu, guru juga menjadi figur dalam menjalani setiap kehidupan. Guru dikenal dengan mu’alimin atau al-ustadz dalam bahasa arab, yang bertugas memberikan ilmu dalam majlis taklim. artinya guru adalah seseorang ynag memberikan ilmu. Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar (hanya menekankan satu sisi lain

sebagai pendidik dan pelatih). Guru juga disebut dengan pendidik profesional karena guru telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak.14

Guru menjadi sumber utama informasi dan ilmu pengetahuan bagi anak didiknya. Guru tidak hanya terbatas dalam kegiatan keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual, dan kecerdasan intelektual, tetapi juga menyangkut kecerdasan kinestetik jasmaniah. Guru agama mempunyai tugas yang cukup berat, yaitu ikut membina pribadi siswa di samping mengajarkan agama kepada siswa.Seorang guru agama juga memiliki tugas memelihara dan membimbing fitrah dengan menciptakan lingkungan pendidikan yang sesuai dengan fitrah itu sendiri, ke arah tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan Islam, yaitu menjadi manusia yang berkepribadian yang sesuai dengan tuntutan agama. Menurut Muhaimin dalam bukunya terkai guru Agama Islam menjelaskan yakni:

Secara etimologi Guru Agama Islam dalam literature Islam seorang guru biasa disebut sebagai ustadz, mu‟alim, murabbiy, mudarris, dan mu‟addib, yang artinya, orang yang memberikan ilmu pengetauan dengan tujuan mencerdaskan dan membina akhlak peserta didik agar menjadi orang yang berkepribadian baik.15

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat di ambil kesimpulan bahwa guru agama Islam adalah seseorang yang menyampaikan ilmu pengetahuan dengan tujuan mencerdaskan dan membina akhlak peserta didik agar menjadi generasi yang memiliki ilmu pengetahuan yang baik

14 Siprihatiningrum Jamil, Guru Professional Pedoman Kinerja, Kualifikasi & Kompetensi Guru, (Jogjakarta:Ar-Ruzz, 2016) hlm 23

15 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo, Persada 2005), h 44

dan memiliki kepribadian yang berakhlak mulia.Dan guru Pendidikan Agama Islam tidak hanya mengajarkan materi saja, melainkan juga harus bisa membentuk dan membangun akhlak dan kepribadia peserta didik yang baik.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya guru PAI adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh seorang guru PAI berupa bimbingan, binaan dan asuah terhadap peserta didik agar kelak setelah selesai pendidikan dapat memahami dan menghayati apa yang diajarkan oleh guru sehingga dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Kompetensi Guru PAI

Kompetensi berasal dari bahasa inggris “competence” yang berarti kecakapan dan kemampuan.Menurut Kamus Bahasa Indonesia, kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan) sesuatu. Kalau kompetensi berarti kemampuan atau kecakapan, maka hal ini erat kaitannya dengan pemilikan, pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan guru.Kompetensi juga merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direflekkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Agar guru memiliki kemampuan, ia perlu membina secara baik karena fungsi guru itu sendiri adalah membina dan mengembangkan kemampuan siswa secara professional dalam proses belajar mengajar.

Makna kompetensi jika merujuk pada SK Mendiknas No. 048/U 2002, dinyatakan sebagai seperangkat tindakan cerdas yang penuh

tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang tertentu. Kompetensi guru PAI diharapkan benar-benar dapat di aplikasikan dalam proses belajar mengajar, baik bagi peserta didik maupun tenaga pendidiknya sehingga tercapai tujuan dari pendidikian itu, yaitu menciptakan manusia yang beriman dan bertaqwa. Jadi dapat disimpulkan kompetensi merupakan kemanpuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.Jadi kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan, kompetensi merujuk kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi verifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas kependidikan.16 Kompetensi guru meliputi:

a. kompetensipedagogik adalah kemampuan mengelolah pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelakssanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang matap, stabil dewasa, arif, wibawa, dan menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia.

c. Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

16Akmal Hawi,Kompetensi Guru PAI. ( Depok: Raja Grafindo Persada, 2013) h 1-4

membimbing siswa memenuhi standard kompetensi yang ditetapkan dalam SNP.

d. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali siswa, dan masyarakat sekitar.17

Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru PAI adalah yang mana seorang guru PAI harus pndai dan bisa menguasai dan mengembangkan ilmunya dan memiliki keterampilan yang mantap sehingga mampu mengelolah proses belajar mengajar dengan baik.

4. Tugas Dan Tanggung Jawab Guru

Dalam melaksanakan tugasnya, seorang guru mempunyai tanggung jawab yang utama.Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moril yang cukup berat.Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat tergantung pada pertanggujawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.Tugas guru bukan saja menyangkut kegiatannya dalam kelas atau sekolah, melainkan harus pula melakukan hal-hal atau melaksanakan seperangkat tingkah laku sehubungan dengan kedudukannya sebagai guru.Menurut Peters tugas dan tanggung jawab guru adalah: 1) sebagai pengajar, 2) sebagai pembimbing, 3), dan sebagai administrasi kelas.

Menurut Moh. User Isman guru memiliki banyak tugas baik yang terkait oleh dinas (bentuk pengabdian). Tiga jenis guru yaitu:

17Chaerul Rochman Dan Heri Gunawan, Pengembangan Kompetensi Kepribadian Guru, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2017) Cet V, h. 26-27

a. Tugas dalam bidang profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai hidup. Sedngkan mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan melatih berarti mengembangkan keterampilan dalam diri siswa.

b. Tugas guru dalam bidang kemanusian, guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya.

Pekerjaan apa pun yang diberikan hendaknya bisa memotivasi siswannya dalam belajar.

c. Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, dimana guru berkewajiban mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warha Negara Indonesia yang bermoral Pancasila serta mencerdaskan bangsa Indonesia.

Sedangkan menurut Piet. A. Sahertian dkk., tugas guru dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a) Tugas professional

Tugas professional menjadikan guru memiliki perana profesi. Di antara yang termasuk peranan professional adalah: a) guru menguasai pengetahuan, b) guru menguasai psikologi anak, c) guru sebagai penanggung jawab disiplin anak. Penilai fdan

konselor terhadap kegiatan siswa, dan d) guru sebagai penghubung sekolah dengan masyarakat.

b) Tugas personal

Tugas guru sebagai pemberi contoh an mampu menampakkan sosok seorang guru yang baik yang memiliki konsep dan pribadi yang baik.

c) Tugas sosial

Seorang guru harus punya komitmen terhadap masyarakat dalam peranannya sebagai agen pembaharuan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tugas guru tidaklah hanya mengajar siswa, tetapi juga membina, membimbing, mengayomi dan memberikan suri tauladan yang baik bagi siswanya. Guru juga bertugas meningkatkan kemampuan siswa, baik itu dalam belajar siswa maupun dalam bidang keagamaan siswa seperti salah satu contohnya, dalam membaca al-Qur’an siswa yang masih dibilang kategori rendah dan mengembangkan kemampuan tersebut.

Menurut Cece Wijaya tanggung jawab guru meliputi bidang moral, pendidikan di sekolah, bidang kemasyarkatan dan bidang keilmuan.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik tanggung jawab guru meliputi:

d) Menuntut murid belajar.

e) Turut serta dalam membina kurikulum di sekolah.

f) Melakukan pembinaan terhadap diri siswa.

g) Memberikan bimbingan.

h) Melakukan diagnosa kesulitan belajar dan kemajuan belajar.

i) Mengenal masyarakat dan ikutserta aktif menyukseskan pembangunan.

j) Membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamain dunia.

k) Menghayati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila.

l) Meninggikan prefesionalan guru,

Disamping itu ilmuan muslim juga mengemukakan beberapa tugas guru. Tugas guru pendidik muslim umumnya yaitu memberi pendidikan yang berwawasan manusia seutuhnya. Menurut Abdurrahman al-Nahwi, guru hendaknya mencontoh peranan yang dilakukan Nabi. Tugas mereka yang pertama ialah mengkaji dan mengajarkan ilmu Ilahi sesuai dengan kepadanya al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu ia berkata kepada manusia, hendaklah kamu mejadi penyembah-penyembah-Ku buka penyembah Allah. Akan tetapi (di berkata): „Hendaklah kamu mejadi orang-orang yang rabbani karena kamu selalu mengajarkan al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”.19

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa tugas dan tanggung jawab guru meliputi tugas di sekolah dan di luar sekolah. Tugas di sekolah barkaitan dengan transfer ilmu pengetahuan dan pembentukan kepribadian siswa. Sedangkan tugas di luar sekolah

18Akmal Hawi,Kompetensi Guru PAI,, h 46

berkaitan dengan peran dan posisi guru di tengah masyarakat.Sedangkan tanggung jawab guru selain memberikan pengetahuan juga menanamkan aspek kepribadian pada diri peserta didik.

B. Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an 1. Pengertian Kemampuan membaca al-Qur’an

Kata kemampuan berasal dari kata mampu yang mendapat awalan ke akhiran an yang berarti kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan.20Kemampuan adalah kesanggupan untuk mengingat, maksudnya dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada siswa berarti ada suatu indikasi bahwa siswa tersebut mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali dari sesuatu yang di amatinya.21Kemampuan juga memiliki unsur seperti, skill (keterampilan), yang mana keterampilan merupakan salah saru unsur penerapannya.Suatu keterampilan merupakan suatu keahlian yang bermanfaat untuk jangka panjang.22

Kata baca atau membaca berasal dari KBBI yang berarti melihat, mengeja, serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).23

Menurut Rahim membaca merupakan kegiatan mental fisik untuk menentukan makna dari tulisan walaupun dalam kegiatan ini terjadi

20Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia.Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008),h. 623

21Dikutip dari tesis Wahyudi “Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dengan Metode Tatbiqi Siswa Kelas VII SMP N Anninda Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran 2015/2016”, 2016.

22 Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Professional, (Jogyakarta: Prismasophie, 2004) Cet. 1, h. 144

23WJS. Poerdarminti, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1987), h 628

pengenalan huruf-huruf.24Membaca adalah kunci dasar pembelajaran Qur’an. Setiap muslim wajib hukumnya mempelajari dan memahami al-Qur’an.

Kemampuan mengenal huruf dalam dilakukan dengan cara melihat memperhatikan guru menulis. Dan sedangkan latihan membaca dapat dilakukan dengan membaca kalimat yang disertai gambar atau tulisan.Berbeda dengan membaca al-Qur’an, karena membaca al-Qur’an tidak hanya memahami isi kandungannya tetapi juga ada tahap melafalkan ayat-ayat dalam al-Qur’an sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan sepetri makhrijul huruf dan kaidah tajwid sehingga tidak terjadi perubahan arti dari al-Qur’an itu sendiri.

Berdasarkan kurikulum Pendidikan Agama Islam pada tahun 1994, tujuan dari pembelajaran al-Qur’an sebagai salah satu unsur pokok mata pelajaran pendidikan agama Islam pada jenjang pendidikan pertama, peserta didik dituntuk memiliki empat kemampuan yaitu: 1) fasih membaca ayat-ayat al-Qur’an, 2) menyalinnya dengan baik, 3) mengartikan dengan benar, 4) menjelaskan kandunganya.25

Adapun kemampuan-kemampuan membaca al-Qur’an 1) Identifikasi huruf

Menenal huruf-huruf hijaiyah mulai dari tempat keluarnya sampai dengan sifat yang keluar dari huruf tersebut.

2) Makharijul huruf

24 Frida Rahim, Pengajaran Membaca Di Sekoah Dasar, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2007) h 73

25 Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Pendidikan Agama Islam…. h 73

Yaitu mengetahui tempat keluarnya huruf hijaiyah.

3) Tajwid

Tajwid adalah membaguskan dan tepat.Menurut istilah tajwid adalah mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberikan hak huruf dan mustahaq-nya.26Jadi membaca merupakan kunci dasar dalam pembelajaran al-Qu’an.Seseorang harus memiliki kemampuan membaca al-Qu’an dengan baik dan benar.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca al-Qur’an adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang dalam membaca al-Qur’an sesuai dengan ilmu tajwid.

2. Al-Qur’an

Secara bahasa, al-Qur’an diambil dari akar qara‟a yang berarti menghimpun atau mengumpulkan, dan qira‟ah berarti mengimpun huruf-huruf dan kata-kata menjadi satu dalam ucapan yang tersusun rapi.

Menurut istilah al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan Allah swt kepada Nabi saw disampaikan secara mutawatir, bernilai ibadah bagi umat muslim yang membacanya dan ditulis dalam mushaf.27

Dalam kajian ilmu fiqih al-Qur’an merupakan objek pertama dan utama pada kegiatan penelitian dalam memecahkan suatu hukum.

Menurut bahasa al-Qur’an berarti “bacaan” dan menurut istilah ushul

27Manna Khalil Al-Qatta, Studi Ilmu-Ilmu Qur‟an,(Jakarta, PT Litera Antarnusa, 1992), hlm 16

fiqih al-Qur’an berarti kalam (perkataan) Allah yang diturunkan melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw dengan bahasa arab serta dianggap beribadah bagi orang yang membacanya.28

Sebagai suatu mukjizat, membacanya dianggap ibadah dan sebagai sumber umat agama Islam.Al-Qur’an adalah buku undang-undang yang memuat hukum-hukum Islam.Dia (al-Qur’an) merupakan sumber yang melimpahkan kebaikan dan hikmah pada orang yang beriman.Dan merupakan sarana utama untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

dengan membacanya.29 Menurut Imam Jalaluddin Asy-Syuyuti, al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw. untuk melemahkan orang-orang yang menentangnya sekalipun dengan surat yang pendek, dan membacanya termasuk ibadah.30

Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuann membaca al-Qur’an adalah suatu kesanggupan yang dimiliki oleh peserta didik dalam membaca al-Qur’an sesuai dengan tajwid yang baik dan benar.

C. Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur’an 1. Ilmu Tajwid

a) Pengertian ilmu tajwid

Menurut bahasa tajwid adalah membaguskan dan tepat.Menurut istilah tajwid adalah mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya

28 Muhammad Amin Suma, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an,(1), (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), h. 18

29Ahmad Soenarto, Pelajaran Tajwid Praktis Dan Lengkap, (Jakarta: Bintang Terang) h 79

30 M. Chadziq Charisma, Tiga Aspek Kemukjizatan Al-Qur‟an, (Surabaya:Pt. Bina Ilmu, 1991), h 1

dengan memberikan hak huruf dan mustahaq-nya.Adapun hak huruf adalah sifat asli yang selalu bersamanya seperti sifat al-jahr/ jelas dan syiddaah/penekanan.Mustahaq huruf adalah sifat yang Nampak sewaktu-waktu seperti tafkhim/ tebal atau tarqiq/tipis.31

Para ahli mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tajwid adalah menghiasi bacaan al-Qur’an, yakni memperlakukan setiap huruf sesuai dengan haknya dan runtutannya, mengembalikan huruf pada makhrajnya masing-masing, melantunkannya dengan cara yang baik dan sempurna tanpa berlebih-lebihan dan hal-hal lainnya sebagaimana diisyaratkan oleh sabda Nabi, “Siapa saja yang menghendaki bacaan al-Qur‟an yang sama persis ketika diturunkan, bacalah dengan mengikuti bacaan ibnu Umm Abd.” (yakni Ibnu Mas’ud).

Para ulama memandang ceroboh terhadap orang yang membaca al-Qur’an tanpa dengan tajwidnya.32Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah, sedangkan mengamalkannya/membaca al-qur’an sesuai dengan aturan ilmu tajwid adalah fardu ain.Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu tajwid adalah membaguskan bacaan dalam membaca al-Qur’an sesuai tuntutan dengan baik dan benar.

b) Tujuan mempelajari ilmu tajwid

31Gus Arifin, Membuka Pintu Rahmat Denga Membaca Al-Qur‟an, (Jakarta:Zikrul Haki, 2009), h. 28

32 Muhammad Bin Alawi Al- Maliki Al Hasni, Mutiara Ilmu-Ilmu Tajwid, (Bandung:

CV Pustaka Setia, 1999), h. 54

Dan tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah mwnjaga lidah/lisan dari ketidaktepatan/kesalahan (secara gramatikal) salam membaca al-Qur’an.

Adapun tujuan yang dimaksud adalah;

1) Agar pembaca dapat melafalkan huruf-huruf hiyaiyah dengan baik, yang disesuaikan dengan makhraj huruf dan sifatnya.

2) Agar dapat memelihara kemurnian bacaan al-Qur’an yang benar, sehingga keberadaan bacaan al-Qur’an dewasa ini sama dengan bacaan yang pernah diajarkan oleh Rasulullah, mengingat bacaan al-Qur’an bersifat “tanqifi” yakni mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah saw. Sebagaimana firman Allah;

“Sesngguhnya mengumpulkan al-Qur‟an dan membacanya adalah tanggung jawab kami, jika telah membacakan, maka kamu ikuti bacaan itu.”(Q.S al-Qiyamah/75:17-18)

3) Menjaga lidah/lisan dari ketidaktepatan/kesalahan dalam membaca al-Qur’an.

Melihat ketiga tujuan tersebut, maka dalam proses belajar mengajar ilmu tajwid harus mempunyai kiat tersendiri untuk memenuhi tujuan yang diinginkan. Kiat dapat berupa upaya sebagai berikut:

a. Antara guru dan siswa dalam proser belajar mengajar harus berhadap-hadapan, sehingga siswa mengerti benar suara yang dialunkan sekaligus dapat melihat mimik gurunya. Sehingga, hal tersebut sangat membantu delam mengetahui kedudukan huruf secara pasti, baik berkaitan dengan makhraj maupun sifatnya.

b. Setelah pemberian teori, ilmu tajwid, guru langsung mempraktekkan teorinya, sehingga apa yang sudah dimiliki siswa tidak terlupakan dan memberikan pengalaman praktik secara benar.

c. Perlu pembiasaan membaca secara tekun, rajin, dan tabah bagi siswa dan seorang guru tetap memperhatikan bacaan siswanya.

d. Dalam praktik membaca al-Qur’an, tidak perlu mengejar kuantitas (membaca yang banyak) tetapi yang lebih penting adalah meraih kualitas (biar sedikit asalkan benar), karena dengan belajar praktiksedikit yang benar, maka mempermudah praktik selanjutnya. Sebaiknya jika yang sudah dibaca itu banyak kesalahan, maka akan sulit untuk memperbaikinya.

2. Pengenalan Dasar Huruf Hijaiyah a) Pengertian huruf hijaiyah

Huruf adalah bentuk jamak dari al harfu yang berarti bagian terkecil dari lafal yang tidak dapat membentuk makna tersendiri kecuali harus dirangkai dengan huruf lain. Kumpulan huruf yang dapat membentuk arti biasanya 3 huruf, misalnya (ىقو ) “memelihara”,

namun pada bentuk tertentu ada satu huruf yang sudah mempunyai arti misalnya bentuk amar (perintah) dari (ىقو ) adalah (ق)

"peliharalah". Sedangkan hijaiyah berasal dari akar kata haja- hayju- hijaa a yang berarti ejaan. Maksud ejaan di sini adalah ejaan Arab sebagai bahasa asli al-Qur’an.Jadi huruf hijaiyah adalah huruf-huruf ejaan bahasa Arab sebagai bahasa asli al-Qur’an.

b) Bentuk-bentuk huruf hijaiyah

Huruf-huruf hijaiyah yang digunakan dalan al-Qur’an terdapat 29 macam, dan jumlah tersebut termaksud alif. Pada dasarnya alif sama dengan hamzah, hanya saja bersyakal (berharakat) mati, sedangkan hamzah merupakan alif yanh hidup dengan syakal tertentu.

Huruf-huruf hijaiyah yaitu

No Huruf Bunyinya Trensliterasi 1.

7

24

c) Macam macam pengucapan huruf hijaiyah

Dari sudul hafalan (pengucapan) huruf hijaiyah dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

a. Asmaul Husna, sebutan bagi nama-nama huruf.

b. Musammahyatul huruf, yaitu sebutan cara mengucapkan huruf.

Dalam pengucapan al-Qur’an, pembaca diwajibkan menggunakan musammayatul huruf, kecuali jika pada permulaan surat-surat tertentu (fawatihush shuwar),maka cara membacanya dengan asmaul husna. Pada dasarnya musammayatul huruf merupakan konsonan mati ang tidak dapat dibunyikan, kecuali dengan bantuan yang lain. Untuk mengetahui bunyi huruf musammayatul huruf itu dapat dilakukan dengan 2 cara:

a. Diberi hanzah washal di awal kata.

b. Diberi ha` yang mati di akhir kata.

Dengan kedua cara itu, maka konsonan tersebut dapat dibunyikan.

3. Tanda Baca Huruf Hijaiyah 1) Pengertian tanda baca

Tanda baca huruf-huruf hijaiyah yang digunakan sering disebut

Tanda baca huruf-huruf hijaiyah yang digunakan sering disebut