• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode-Metode Pergi Berlindung

Dalam dokumen Pergi Berlindung Mengambil Aturan Moralitas (Halaman 158-163)

Pergi Berlindung

VI. Metode-Metode Pergi Berlindung

Metode-metode pergi berlindung terbagi ke dalam dua jenis umum:

pergi berlindung yang unggul atau supraduniawi dan pergi berlindung yang umum atau duniawi. Pergi berlindung yang supraduniawi adalah pergi berlindung dari seseorang yang unggul, yaitu, dari seorang siswa ariya yang telah mencapai jalan supraduniawi yang mengarah ke nibbana

tanpa bisa berbalik arah. Ketika seseorang seperti ini pergi berlindung kepada Tiga Permata, tindakan pergi berlindungnya adalah sebuah perlindungan yang unggul, tidak tergoyahkan, dan tak terkalahkan. Seorang ariya tidak dapat lagi, selama sisa kelahirannya yang akan datang (yang berjumlah maksimum tujuh kali), pergi berlindung kepada guru lainnya selain Buddha, pada doktrin lainnya selain Dhamma, atau

pada komunitas spiritual lainnya selain Sangha. Buddha berkata bahwa kepercayaan seorang siswa yang seperti itu di dalam Tiga Permata

tidak dapat digoyahkan oleh siapa pun di dunia, kepercayaan tersebut dilandaskan dengan kuat dan tidak dapat digerakkan.

Cara umum untuk pergi berlindung adalah cara yang mana orang-orang

biasa, kelompok mayoritas di bawah tataran ariya, pergi berlindung

berlindung yang awal dan pergi berlindung yang berulang.

Pergi berlindung yang awal adalah tindakan pergi berlindung secara

formal untuk pertama kalinya. Ketika seseorang telah mempelajari prinsip-prinsip dasar dari ajaran Buddha, mengambil beberapa praktiknya, dan menjadi percaya pada nilainya untuk kehidupannya, ia mungkin ingin menyerahkan dirinya kepada ajaran dengan melakukan pernyataan luar atas keyakinannya. Pada hakikatnya, segera setelah tindakan kesadaran yang mengambil Buddha, Dhamma, dan Sangha sebagai teladan pembimbingnya muncul di dalam pikirannya, orang tersebut telah pergi berlindung kepada Tiga Permata dan menjadi

seorang pengikut awam Buddhis (upasaka). Akan tetapi, di dalam

tradisi Buddhis, secara umum dianggap bahwa dalam situasi-situasi

normal, tidaklah cukup untuk berpuas dengan sekadar pergi berlindung dengan tindakan dari dedikasi di dalam batin. Apabila seseorang telah secara tulus meyakini kebenaran dari ajaran Buddha, dan ingin mengikuti ajarannya, adalah lebih baik, ketika memungkinkan, untuk mengikuti cara yang telah ditentukan untuk pergi berlindung yang diturunkan dalam tradisi Buddhis. Cara ini adalah untuk menerima tiga perlindungan dari seorang bhikkhu, seorang petapa Buddhis yang telah ditahbiskan secara penuh dan masih berada di dalam Ordo kebhikkhuan. Setelah seseorang memutuskan untuk pergi berlindung, orang tersebut harus mencari bhikkhu yang memenuhi syarat – guru spiritualnya atau anggota Ordo lainnya yang dihormati – membahas niatnya dengan bhikkhu tersebut, dan membuat pengaturan untuk melakukan upacara. Ketika harinya tiba, orang tersebut harus datang ke vihara

atau candi dengan membawa persembahan-persembahan seperti

lilin, dupa, dan bunga untuk ruang altar dan hadiah kecil untuk pembimbingnya. Setelah melakukan persembahan, seseorang harus, di hadapan pembimbingnya, menangkupkan telapak tangannya menjadi satu dalam salam penuh hormat (anjali), membungkuk tiga kali di depan citra Buddha, dan menghormat kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha, yang dilambangkan oleh citra-citra dan simbol-simbol di altar.

Pergi Berlindung

Kemudian, dengan berlutut di hadapan altar, seseorang harus memohon bhikkhu untuk memberikan tiga perlindungan. Bhikkhu tersebut akan

menjawab: “Ikuti setelah saya” dan kemudian membaca:

Buddham saranam gacchami

Aku pergi berlindung kepada Buddha; Dhammam saranam gacchami

Aku pergi berlindung kepada Dhamma; Sangham saranam gacchami

Aku pergi berlindung kepada Sangha. Dutiyampi Buddham saranam gacchami

Kedua kalinya, aku pergi berlindung kepada Buddha. Dutiyampi Dhammam saranam gacchami

Kedua kalinya, aku pergi berlindung kepada Dhamma. Dutiyampi Sangham saranam gacchami

Kedua kalinya, aku pergi berlindung kepada Sangha. Tatiyampi Buddham saranam gacchami

Ketiga kalinya, aku pergi berlindung kepada Buddha. Tatiyampi Dhammam saranam gacchami

Ketiga kalinya, aku pergi berlindung kepada Dhamma. Tatiyampi Sangham saranam gacchami

Ketiga kalinya, aku pergi berlindung kepada Sangha.

Calon harus mengulang setiap barisnya setelah bhikkhu. Di penghujung, bhikkhu akan berkata: Saranagamanam sampunnam “Pergi berlindung telah sempurna.” Dengan ini, seseorang secara formal menjadi

pengikut awam Buddha, dan tetap seperti itu selama pergi berlindung ini tetap utuh. Namun untuk membuat tindakan pergi berlindung tersebut terutama menjadi kuat dan pasti, calon dapat mengonfirmasi

penerimaan perlindungannya dengan menyatakan kepada bhikkhu:

“Yang Mulia, mohon terima saya sebagai pengikut awam yang pergi

untuk berlindung mulai dari hari ini sampai akhir hidup saya.” Kalimat ini ditambahkan untuk menunjukkan keteguhan hati seseorang untuk berpegang pada tiga perlindungan sebagai teladan pembimbingnya untuk sisa hidup orang tersebut. Mengikuti pernyataan perlindungan ini, bhikkhu biasanya akan memberikan lima aturan moralitas, pelaksanaan-pelaksanaan etis dari menjauhkan diri dari mengambil kehidupan, mencuri, perilaku seksual yang keliru, ucapan yang tidak benar, dan bahan-bahan yang memabukkan. Ini akan dibahas dalam artikel-artikel berikutnya.

Dengan melakukan upacara pengambilan perlindungan yang formal, seseorang secara terbuka memeluk ajaran Buddha dan untuk pertama kalinya menjadi seorang yang menyatakan-sendiri sebagai pengikut Master. Akan tetapi, pergi berlindung janganlah menjadi sebuah

peristiwa yang terjadi hanya sekali dalam seumur hidup dan kemudian

dibiarkan untuk memudar menghilang. Pergi berlindung adalah sebuah metode pengembangan, suatu praktik perkembangan batin yang harus diambil secara rutin, diulang dan diperbaharui setiap hari sebagai

bagian dari rutinitas harian. Sama seperti kita merawat tubuh kita dengan membasuhnya setiap pagi, maka kita juga harus merawat batin

kita dengan menanamkan di dalamnya benih yang sifatnya dasar untuk perkembangan kita di sepanjang jalan Buddhis, yaitu, pergi berlindung. Lebih baik jika pergi berlindung dilakukan dua kali dalam sehari, dengan mengulang setiap perlindungan sebanyak tiga kali; namun jika

pembacaan yang kedua terlalu sulit untuk disesuaikan waktunya, paling

sedikit, setiap hari harus melakukan satu kali pembacaan, dengan tiga kali pengulangan untuk setiap perlindungan.

Pengambilan perlindungan harian paling baik dilakukan di ruang altar atau di depan altar rumah tangga dengan sebuah citra-Buddha. Pembacaan aktualnya harus didahului dengan persembahan lilin, dupa, dan bunga jika memungkinkan. Setelah melakukan persembahan, seseorang harus

Pergi Berlindung

melakukan penghormatan sebanyak tiga kali di hadapan citra-Buddha dan kemudian tetap berlutut dengan kedua telapak tangan disatukan. Sebelum benar-benar membaca rumusan perlindungan, mungkin akan membantu jika kita memvisualisasikan ketiga objek perlindungan

pada diri sendiri, membangkitkan perasaan bahwa kita berada di

tengah-tengah mereka. Untuk melambangkan Buddha, seseorang dapat memvisualisasikan sebuah gambar atau patung dari Master. Dhamma

dapat diwakilkan dengan memvisualisasikan, di hadapan Buddha, tiga

jilid kitab untuk melambangkan Tipitaka, tiga koleksi kitab-kitab suci

Buddhis. Dhamma juga dapat diwakilkan dengan dhammacakka, “roda Dhamma,” dengan delapan jari-jarinya yang melambangkan jalan mulia beruas delapan yang bersatu menuju nibbana di pusatnya; lambang tersebut harus terang dan indah, memancarkan suatu cahaya keemasan.

Untuk mewakilkan Sangha, seseorang dapat memvisualisasikan dua siswa utama berada di sisi Buddha, Sariputta dan Moggallana; atau

alternatifnya, memvisualisasikan sekelompok bhikkhu mengelilingi Buddha, semuanya mahir dalam ajaran, arahat-arahat yang telah menaklukkan kekotoran-kekotoran batin dan mencapai pembebasan yang sempurna.

Dengan membangkitkan keyakinan dan kepercayaan yang mendalam, sambil mempertahankan citra-citra visualisasi di hadapan mata batin seseorang, orang tersebut harus membaca rumusan-perlindungan sebanyak tiga kali dengan perasaan dan keyakinan. Apabila seseorang sedang mengambil praktik meditasi, adalah sangat penting untuk membaca rumusan-perlindungan sebelum memulai praktik, karena ini memberikan inspirasi yang dibutuhkan untuk menyokong usaha

melewati kesulitan-kesulitan yang mungkin ditemui. Untuk alasan ini,

mereka yang kebijaksanaan meditasi yang intensif dan pergi menyendiri sebelum praktiknya, tidak dengan metode pembacaan yang biasa, namun dengan suatu variasi khusus: Aham attanam Buddhassa niyyatemi Dhammassa Sanghassa, “Diri saya, saya serahkan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha.” Dengan menyerahkan dirinya dan hidupnya kepada Tiga Permata, mereka yang berlatih meditasi melindungi diri

mereka sendiri terhadap hambatan-hambatan yang mungkin timbul untuk merintangi kemajuannya dan mengamankan dirinya sendiri terhadap kemelekatan egoistis terhadap pencapaian-pencapaian yang mungkin diraihnya. Akan tetapi, variasi pada rumusan-perlindungan ini sebaiknya tidak diambil secara sembarangan, karena konsekuensi- konsekuensinya sangatlah hebat. Untuk tujuan-tujuan yang biasa, adalah cukup untuk menggunakan rumusan standar untuk pembacaan harian.

VII. Pembusukan dan Pelanggaran

Dalam dokumen Pergi Berlindung Mengambil Aturan Moralitas (Halaman 158-163)