• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara/jalan atau proses pemeriksaan atau penyelidikan yang menggunakan cara penalaran dan berpikir yang logis-analitis (logika), berdasarkan dalil-dalil, rumus-rumus dan teori-teori suatu ilmu atau beberapa cabang ilmu tertentu, untuk menguji kebenaran atau mengadakan verifikasi suatu hipotesis atau teori tentang gejala-gejala atau peristiwa alamiah, peristiwa sosial atau peristiwa hukum tertentu.67 Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif.68 Penelitian hukum normatif disebut juga sebagai penelitian doktrinal (doctrinal research), yaitu suatu

67

Alvi Syahrin. Riset & Penulisan Hukum: Modul. Medan: Kelas Khusus Hukum Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 2005. Hlm. 37.

68

Penelitian hukum normatif mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum, sistematika hukum, taraf sinkronisasi hukum, sejarah hukum, perbandingan hukum. Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia Press. 1984. Hlm. 51.

penelitian yang menganalisis hukum, baik yang tertulis di dalam buku (law as it is

written in the book), maupun hukum yang diputuskan oleh hakim melalui proses

pengadilan (law as it is decided by the judge through judicial process).69 Penelitian hukum normatif dilakukan berdasarkan data sekunder dan menekankan pada langkah- langkah spekulatif-teoretis dan analisis normatif-kualitatif.70 Metode penelitian normatif merupakan prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya71, yang dibangun berdasarkan disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum normatif, yaitu ilmu hukum yang obyeknya hukum itu sendiri.

Selanjutnya, sehubungan dengan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang- undangan (statute approach), yaitu dengan meneliti peraturan-peraturan yang berlaku, karena penelitian ini akan terfokus pada aturan hukum yang sekaligus sebagai tema sentral penelitian.72

Penelitian ini bersifat deskriptif. Deskriptif artinya data hasil penelitian diolah dan diuraikan untuk memberikan gambaran fakta-fakta sehubungan dengan kewajiban Direksi dalam penyelenggaraan RUPS Luar Biasa.

69

Amiruddin, Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Grafitti Press. 2006. Hlm. 118.

70

J. Supranto. Metode Penelitian Hukum dan Statistik. Jakarta: Pradnya Paramitha. 2003. Hlm. 3.

71

Johnny Ibrahim. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Bandung: Citra Aditya Bakti. 2007. Hlm. 47.

72

Sebagai kegiatan ilmiah yang berusaha menjelaskan kenyataan hukum, penelitian ini tidak didasarkan pada perspektif suatu disiplin non-yuridis tertentu, tetapi didasarkan pada perspektif-perspektif dari semua disiplin yang relevan seperti ilmu manajemen perusahaan. Walaupun penelitian yang dilakukan dengan menggunakan perspektif disiplin ilmu lain, namun penelitian ini tetap merupakan penelitian hukum, karena perspektif disiplin ilmu lain hanya sekedar alat bantu.73

2. Sumber Bahan Hukum

Penelitian ini didasarkan pada bahan-bahan sumber berupa perpustakaan, dokumen-dokumen dan peraturan perundang-undangan terkait, yang meliputi:

a. Bahan hukum primer, yaitu peraturan perundang-undangan yang terkait dengan hukum perusahaan, antara lain Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas74, dan peraturan-peraturan lainnya yang dapat mendukung penelitian ini.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi, seperti hasil-hasil penelitian, artikel, hasil-hasil seminar, serta bahan-bahan terkait lainnya. Bahan

73

Lihat Alvi Syahrin. Pengaturan Hukum dan Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Berkelanjutan. Medan: Pustaka Bangsa Press. 2003. Hlm. 17.

74

Tidak berlaku lagi sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada tanggal 16 Agustus 2007, berdasarkan ketentuan Pasal 160 yang menentukan bahwa "Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

hukum sekunder terutama adalah buku teks karena buku teks berisi mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu hukum dan pandangan-pandangan klasik para sarjana yang mempunyai klasifikasi tinggi.75

c. Bahan hukum tertier, yaitu bahan hukum penunjang yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,76 serta bahan-bahan di luar bidang hukum, termasuk tetapi tidak terbatas pada Sosiologi, Filsafat dan Etika.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini akan menggunakan bahan kepustakaan sebagai tumpuan utamanya, yang berarti akan cenderung pada penelaahan dan pengajian data primer dan data sekunder yang diperoleh dari bahan kepustakaan, sehingga tidak diperlukan penyusunan atau perumusan hipotesa.77 Bahan kepustakaan tersebut mencakup antara lain peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan pengadilan.

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan dilakukan dengan melakukan penelitian terhadap kepustakaan yang berkenaan dengan permasalahan serta teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Bahan- bahan dikumpulkan melalui inventarisasi dan koleksi semua peraturan perundang-

75

Petter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum. Jakarta: Pradnya Paramitha. 2005. Hlm. 141.

76

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: Rajawali Pers. 1990. Hlm. 14-15.

77

Pada penelitian hukum normatif tidak diperlukan penyusunan atau perumusan hipotesa. Soerjono Soekanto. Op. Cit. Hlm. 53

undangan serta dokumen lainnya yang relevan dengan kewajiban Direksi dalam menyelenggarakan RUPS Luar Biasa, dicatat, dianalisis dan disistematisasi. Data hasil penelitian yang telah dideskripsikan kemudian dianalisis dan diuraikan secara cermat sehingga dapat memberikan kesimpulan terhadap permasalahan hukum menyangkut kewajiban Direksi Perseroan dalam menyelenggarakan RUPS Luar Biasa.

Penelitian ini ditujukan untuk meninjau secara normatif permasalahan hukum mengenai kewajiban Direksi dalam meneyelenggarakan RUPS Luar Biasa, sehingga penelitian ini akan menempatkan data kaidah-kaidah hukum yang terkait dengan hukum Perseroan Terbatas pada umumnya dan kewajiban Direksi Perseroan dalam meneyelenggarakan RUPS Luar Biasa pada khususnya. Kerangka teoretis akan digunakan sebagai acuan untuk menganalisis data yang diperoleh.

4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.78 Pengolahan, analisis dan konstruksi data penelitian hukum normatif dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap kaidah hukum dan kemudian konstruksi dilakukan dengan cara memasukkan pasal-pasal ke dalam kategori-kategori atas dasar pengertian-pengertian dasar dari sistem hukum tersebut.

78

Lexy J. Moloeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2002. Hlm. 103.

Data yang diperoleh melalui bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder serta bahan penunjang lainnya diseleksi dan kemudian dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan metode deduktif, yaitu bertolak dari proporsi umum yang kebenarannya telah diyakini dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat khusus, dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Menemukan konsep-konsep yang terkandung dalam bahan-bahan hukum (konseptualisasi) yang dilakukan dengan cara memberikan interpretasi terhadap bahan hukum tersebut, terutama yang relevan dengan kewajiban Direksi Perseroan dalam menyelenggarakan RUPS Luar Biasa;

b. Mengelompokkan konsep-konsep atau peraturan-peraturan yang sejenis atau berkaitan. Kategori-kategori dalam penelitian ini adalah kewajiban Direksi Perseroan, dan menyelenggarakan RUPS Luar Biasa;

c. Menemukan hubungan di antara pelbagai kategori atau peraturan, kemudian diolah;

d. Menjelaskan dan menguraikan hubungan di antara pelbagai kategori atau peraturan perundang-undangan, kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif, sehingga mengungkapkan hasil yang diharapkan dan kesimpulan atas permasalahan.

Penggunaan analisis kualitatif tersebut juga disertai dengan melakukan metode interpretasi. Berdasarkan metode interpretasi diharapkan dapat menjawab segala

permasalahan hukum yang terdapat dalam penelitian ini.79 Hasil penelitian diarahkan pada suatu kesimpulan yang rasional.

79

Sudikno Mertokusumo dan A. Pitlo mengatakan bahwa interpretasi merupakan metode penelitian hukum dalam hal peraturannya ada tetapi tidak jelas untuk dapat diterapkan pada peristiwanya. Interpretasi itu, baik dilakukan dengan metode gramatikal, teleologis atau sosiologis, sistematis atau logis, historis, komparatif, futuristis atau antisipatif, argumentum per analogium (analogi), penyempitan hukum, argumentum a contrario. Sudikno Mertokusumo dan A. Pitlo. Bab-Bab tentang Penemuan Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti. 1993. Hlm. 14-26.