• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Spesifikasi penelitian.

Penelitian merupakan usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan dengan suatu metode tertentu dengan cara hati-hati, sistematis serta sempurna

58

Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, halaman 129

59

terhadap permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan atau menjawab problemnya.60

Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika,dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisnya kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atau permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.61

Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian deskriptif (Deskriptif research) yaitu penelitian yang bersifat menemukan fakta-fakta seadanya (fact finding).62 Penemuan gejala-gejala ini tidak sekedar menunjukkan distribusinya tetapi termasuk usaha mengemukakan hubungan satu sama lain dalam aspek-aspek yang sedang diteliti. Hubungan-hubungan yang dimaksud adalah berkaitan dengan eksistensi perdamaian antara kobran dengan pelaku tindak pidana kecelakaan lalu lintas dalam sistem pemidanaan di Pengadilan Negeri Medan.

2. Metode Pendekatan

Dalam melakukan langkah-langkah penelitian deskriptif tersebut perlu diterapkan pendekatan masalah sehingga masalah yang akan dikaji menjadi lebih jelas dan tegas. Pendekatan masalah tersebut dilakukan melalui cara yuridis normatif dan yuridis empiris.

a. Pendekatan yuridis normatif adalah membahas doktrin-doktrin atau asas-asas dalam ilmu hukum.63 Pendekatan yuridis normatif dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap perundang-undangan dalam kerangka hukum nasional Indonesia sendiri. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif, yakni penelitian

60

Joko P. Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 1991, halaman 2.

61

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 20), halaman 38.

62

Winarno Surakhmad, Dasar dan Teknik Research, Bandung : Tarsito,197), halaman 132.

63

yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif mengenai pengaturan kecelakaan lalu lintas jika terjadi perdamaian antara korban dengan pelaku tindak pidana kecelakaan lalu lintas. Hal ini ditempuh dengan melakukan penelitian kepustakaan. Oleh karena tipe penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan yang berhubungan dengan perdamaian dalam kecelakaan lalu lintas. Melalui pendekatan yuridis normatif ini diharapkan dapat mengetaui suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya KUHP, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, RUU KUHP 2013 dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

b. Pendekatan empiris adalah penelitian terhadap identifikasi hukum (hukum tidak tertulis) dan penelitian terhadap efektivitas hukum.64 Pendekatan hukum empiris sering juga disebut sebagai pendekatan hukum sosiologis. Pendekatan empiris, dilakukan dengan cara berhadapan dengan warga masyarakat yang dalam hal ini dilakukan terhadap hakim-hakim yang menjadi objek penelitian untuk mengetahui efektivitas hukum yang berlaku dalam sistem pemidanaan. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi lapangan yang dilakukan di Pengadilan Negeri Medan. 3. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, dan objek penelitian ini adalah pada Pengadilan Negeri Medan, dengan pertimbangan bahwa lembaga ini memenuhi kriteria untuk mendapatkan gambaran tentang eksistensi perdamaian antara korban dengan pelaku tindak pidana kecelakaan lalu lintas dalam sistem pemidanaan.

64

Adapun populasi merupakan keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri yang sama. Populasi atau universe adalah seluruh objek atau seluruh individu atau seluruh gejala atau seluruh kejadian atau seluruh unit yang akan diteliti.65 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh putusan hakim di bidang kecelakaan lalu lintas yang mengandung perdamaian antara korban dan pelaku tindak pidana kecelakaan lalu lintas dan seluruh hakim Pengadilan Negeri Medan.

Sementara sampel merupakan himpunan bagian atas sebagian populasi. Penentuan secara tepat untuk populasi dan sampel dalam suatu penelitian hukum adalah sangat penting untuk menentukan apakah penelitian yang akan dilakukan itu terhadap semua populasi atau hanya sampel saja. Penarikan sampel yang digunakan adalah Simple Ra ndom Sa mpling, yaitu intinya bahwa setiap orang atau unit dalam populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk terpilih dalam sampel.66

Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah putusan hakim dalam perkara kecelakaan lalu lintas yang mengandung perdamaian tahun 2009-2014 dan 3 (tiga) orang hakim yang menangani perkara kecelakaan lalu lintas yang mengandung perdamaian.

4. Sumber Data.

Berdasarkan sudut pandang penelitian hukum, peneliti pada umumnya mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung melalui wawancara dan/atau survey di lapangan yang berkaitan dengan perilaku masyarakat. data sekunder adalah data yang diperoleh melalui bahan pustaka.67 Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian melalui wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berkompeten dalam hal ini adalah hakim. Data sekunder diperoleh dengan melakukan penelitian terhadap bahan hukum primer, 65 Ibid, halaman 91 66 Ibid, halaman 29. 67

yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat khususnya KUHP, Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer, misalnya : buku-buku tentang hukum, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari pakar hukum, artikel, surat kabar, dan media massa lainnya, serta berbagai berita yang diperoleh dari internet. Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberi petunjuk penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, yakni kamus hukum, ensiklopedia, dan sebagainya.

5. Alat Pengumpulan data

Ada 3 (tiga) alat pengumpulan data yang lazim digunakan yakni studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi, dan wawancara (interview).68 Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan dua cara yaitu studi kepustakaan dan wawancara.

a. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi dokumen ini merupakan langkah awal dari setiap penelitian hukum (baik normatif maupun sosiologis). Hal ini dikarenakan penelitian hukum selalu bertolak dari premis normatif. Studi dokumen bagi penelitian hukum meliputi studi bahan-bahan primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.69

1) Bahan hukum primer

Bahan hukum primer yaitu ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang mempunyai kekuatan mengikat, baik peraturan yang ada dalam KUHP maupun peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Landasan utama yang dipakai dalam rangka penelitian ini diantaranya adalah KUHP,

68

Ibid, halaman 21.

69

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Rajawali Pers, 2004), halaman 68.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Peraturan-peraturan yang lain yang berkaitan dengan perdamaian dalam kecelakaan lalu lintas.

2) Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberi penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti berbagai bahan kepustakaan berupa buku, majalah, hasil penelitian, makalah dalam seminar dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian.

3) Bahan hukum tertier

Bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum, kamus bahasa indonesia, kamus bahasa inggris, artikel-artikel atau laporan dari media massa (surat kabar, jurnal hukum, majalah dan lain sebagainya).

b. Wawancara

Studi lapangan yang dilakukan dalam skripsi ini berupa wawancara. Wawancara adalah situasi peran antar pribadi bertatap muka (face to face), ketika seseorang, yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada seseorang responden dimana pertanyaan itu dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian.70

Tipe wawancara yang dilakukan dalam penulisan ini melalui wawancara berencana (sta nda rdized interview) yaitu suatu wawancara yang disertai dengan suatu daftar pertanyaan yang disusun sebelumnya. Pedoman wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dari pihak yang mengetahui tentang eksistensi perdamaian antara korban dengan

70

Fred N. Kerlinger, Asas-Asas Penelitian Behavourial, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1991, halaman 770.

pelaku tindak pidana kecelakaan lalu lintas dalam putusan hakim Pengadilan Negeri Medan yang dilakukan kepada hakim-hakim di Pengadilan Negeri Medan.

6. Analisis Data

Terhadap suatu penelitian sangat diperlukan suatu analis data yang berguna untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Analisis data adalah proses menafsirkan atau memaknai suatu data. Analisis data sebagai tindak lanjut proses pengolahan data merupakan pekerjaan seorang peneliti yang memerlukan ketelitian dan pencurahan daya pikir secara optimal dan secara nyata kemampuan metodologis peneliti diuji.71 Pengolahan data adalah kegiatan merapikan hasilpengumpulan data di lapangan sehingga siap pakai untuk dianalisis.72 Hasil analisis ini diharapkan dapat digunakan nuntuk menjawab permasalahan yang dikemukakan dalam skirpsi ini dan akhirnya dapat digunakan untuk menarik kesimpulan serta memberikan saran seperlunya.

Penulisan skripsi ini analis data yang dilakukan adalah menggunakan metode analis deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan secara lengkap kualitas dari data -data yang telah dikumpulkan dan telah diolah, selanjutnya dibuat kesimpulan. Data yang telah diperoleh melalui studi lapangan (wawancara) dan studi pustaka dikualifikasikan dan diurutkan ke dalam pola, kategori dan suatu uraian dasar. Keseluruhan data akan diuraikan secara deskriptif yang kemudian akan dianalisa secara kualitatif.

Berdasarkan hal tersebut dapatlah dikatakan, bahwa apa yang dimaksudkan dengan metode kualitatif adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis yaitu apa yang dinyatakan oleh responden/informan secara tertulis atau lisan dan juga perilakunya yang nyata, dipelajari dan diteliti sebagai sesuatu yang utuh. Metode kualitatif tidak hanya bertujuan mengungkapkan kebenaran, tetapi juga untuk memahami kebenaran tersebut dan latar belakang terjadinya suatu peristiwa.

71

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo, Jakarta, 2002, halaman 7

72

Dengan menggambarkan suatu gejala di masyarakat melalui pengamatan yang dilakukan untuk menentukan isi dan makna aturan hukum yang dijadikan pedoman dalam menyelesaikan permasalahan hukum yang menjadi objek kajian.