• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN

JUMLAH NO KELAS

2. Metode Pengajaran

Dalam pengajarannya Taman Pendidikan Al-Qur’an Bahrul Muhtadin menggunakan beberapa metode, yang dalam penggunaan metode tersebut dapat diselang-seling atau di tambah dengan metode klasikal-individu. Di antara metode-metode tersebut antara lain:

1. Metode Ceramah 2. Metode Latihan 3. Metode Penugasan 4. Metode demonstrasi

5. Bermain, Cerita dan menyayi (BCM) 6. Metode Tanya Jawab

7. Metode Mengingat/Menghafal 8. Metode Karya Wisata

9. Pengajaran Al-Qur’an

Akan tetapi berhubungan dengan proses belajar mengajar di TPQ/TKA ini mempunyai dua prosedur pendekatan, yaitu pendekatan klasikal dan pendekatan privat, maka macam-macam metode tadi dapat dipilih secara selektif sesuai daya efektifitasnya.

Penerapan metode pengajaran itu dapat dikelompokkan sebagai berikut: 3. Penerapan Klasikal:

Metode BCM, demonstrasi, tanya jawab 4. Untuk Pendekatan privat

Metode latihan, penugasan, asistensi, demonstrasi, dan tanya jawab. Metode yang digunakan dalam pendekatan privat diatas adalah mengacu pada prinsip CBSA (Cara Belajar Santri Aktif).

Dalam Proses pengajaran Taman Pendidikan Al-Qur’an Bahrul Muhtadin mempunyai alternatif lain yang diharapkan dapat digunakan untuk menyampaikan materi dengan baik bagi anak-anak/ santri yang diantaranya yaitu:

a) Pendekatan Individual

Santri maju bergiliran satu persatu dan belajar ngaji pada ustad/ustadzahnya sesuai dengan jilid/pelajaran masing-masing.

b) Pendekatan Klasikal-Individual

Ustadz/ustadzah hendaknya melaksanakan sistem klasikal terlebih dahulu pada awal pelajaran dengan menggunakan ”alat peraga besar”. Dan menerangkan pokok pelajaran (yang digaris bawah) disertai

dengan memberikan contoh membaca satu atau dua baris sampai semua santri mengerti benar tentang pokok pelajaran tanpa banyak kesalahan.

c) Klasikal Baca Simak

Digunakan untuk mengajarkan membaca Al-qur’an dan belajar menyimak bacaan Al-Qur’an oranglain.

Ketiga alternatif tersebut biasanya digunakan oleh para ustadz dengan melihat kondisi santri, sehingga pengajaran tidak monoton hanya menggunakan satu metode saja.

3. Masa dan Waktu pendidikan

Dalam hal ini yang dikemukakan oleh kyai Nur Muh. Fatchillah B (selaku pimpinan dari TPQ) kepada peneliti pada wawancara hari rabu senin tanggal 23 Februari 2009 pukul 16.40, beliau mengatakan

”Untuk Pelajaran diberikan selama satu jam setengah (90) menit) setiap pertemuan dengan pembagian 60 menit pelajaran utama/ pokok dan 30 menit pelajaran penutup kalsikal , dan dilaksanakan pada sore hari yaitu pukul 15.30 WIB s/d 17.00 WIB, dalam 6 hari satu minggunya, selama 2 tahun yang dibagi menjadi dua tingkatan. Yang pertama santri bisa menguasai jilid 1-6, dan selankutnya santri bisa mengkhatamkan Al-Qur’an 30 juz, tapi disini ada kendala karena santri yang sudah menginjak SLTP biasanya kebanyakan sekarang belum sampai khatam sudah berhenti ngajinya hal ini juga dilatar belakangi oleh tuntutan tugas sekolah yang sedemikian dan kurangnya motivasi dari orang tua karena orang tua itu ketakutan anaknya nanti kalau tidak mengikuti les-les luar sekolah nanti tidak lulus ujian, nah jadi hal inilah yang mempengaruhi orang tua dan anak itu sendiri”.

Jadi pelajaran diberikan selama satu jam setengah (90 menit) setiap pertemuan dengan pembagian 60 menit pelajaran utama/pokok, dan

30 menit pelajaran penutup tambahan secara klasikal. Kegiatan belajar dan mengajar dilaksanakan pada sore hari pukul 15.30 WIB s/d 17.00 WIB, 6 hari dalam 1 minggu, selama 2 tahun yang dibagi menjadi dua tingkatan. Tingkatan 1 diharapkan santri menguasai jilid 1 s/d 6 dan tingkat II (lanjutan) diharapkan santri menghatamkan Al_qur’an 30 juz, mengerti dan hafal ghorib/musykilat serta ilmu tajwid.

4. Materi Pelajaran

Dilembaga Taman Pendidikan Al_qur’an Bahrul Muhtadin materi pelajarannya terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Materi pokok yang diberikan secara utuh kepada santri sebagai inti pengajaran Al-Qur’an. Materi tersebut adalah:

a) Kitab Tilawati 1-6 b) Kitab Al-Qur’an c) Kitab Tajwid

2. Materi penunjang, merupakan materi selingan dasar atau tambahan, adapun materi penunjang tersebut adalah:

- hafalan do’a sehari-hari - hafalan bacaan sholat

- hafalan surat-surat pendek dan ayat-ayat pilihan - praktek wudlu dan sholat

- BCM (Bermain, cerita dan menyanyi) - Menulis huruf Al-Qur’an

- Dan kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan ekstra kurikuler ini terdiri dari: - Penampilan santri

- Festifal Anak Soleh - Lomba-lomba santri 5. Dana dan Biaya pendidikan

Dana sebagai faktor yang sangat berpengaruh sebagai kelancaran setiap kegiatan dan aktifitasnya dalam suatu lembaga. Dalam taman Pendidikan Al-Qur’an Bahrul Muhtadin mempunyai sumber-sumber dana yang sifatnya tetap, hal ini bisa melalui cara:

a) Shodaqoh santri tiap bulan b) Donatur

c) Insentif dari pemerintah setiap tahunnya di mulai tahun 2005 Dana dan biaya tersebut dipergunakan terutama untuk keperluan aktifitas pendidikan sehari-hari misalnya keperluan administrasi, pengadaan sarana belajar dan mengajar, terutama kesejahteraan ustadz/ustadzah.

6. Teknik Evaluasi

1. Evaluasi pelajaran pokok 1.1 Evaluasi penjajagan

Evaluasi ini berfungsi untuk menentukan kelas/jilid bagi santri yang baru mendaftar di TPQ Bahrul Muhtadin yang disesuaikan

kemampuan baca santri, agar senantiasa memudahkan pengajaran dan pembelajaran oleh ustadz/ustadzah setaip kelasnya

1.2 Evaluasi harian

Evaluasi dilakukan olewh ustadz/ustadzah pada setaip proses belajar mengajar berlangsung, hal ini untuk melihat kemampuan santri pada setiap halaman atau pokok pelajarannya.

1.3 Evaluasi Bulanan

Tes kenaikan jilid ini dilaksanakan 1,5 bulan sekali dan bagi santri yang belum bisa mengikuti pelaksanaan tes karena belum menghatamkan jilidnya maka baru bisa mengikuti tes kenaikan jilid pada tes berikutnya, tetapi apabila ada santri yang sudah menghatamkan jilidnya tetapi belum waktunya tes maka santri tersebut harus mengulangi lagi membaca halamn-halaman tertentu yang dianggap sulit oleh santri tersebut sampai dengan terlaksanabnya tes kenaikan jilid.

1.4 Evaluasi pelajaran tambahan 1.5 Evaluasi akhir

Dalam evaluasi dilakukan sekurang-kurangnya satu bulan sebelum pelaksanaan khataman dan dalam evaluasi terdiri dari materi pokok dan tambahan. Untuk penguji adalah dari ustdz/ustadzah yang sedah terpilih.

(Sumber Data: Observasi dan Wawancara di TPQ Bahrul Muhtadin) 2. Masalah yang dihadapi oleh TPQ Bahrul Muhtadin

Dalam setiap perjuangan tentunya membutuhkan pengorbanan perjuangan, yang dilakukan tentunya tidak akan luput dari hambatan-hanmbatan atau masalah-masalh yang harus segera diatasai/diselesaikan secara bijak dan arif.

Dari hasil wawancara dan observasi serta melihat data yang ada, adapun masalah yang dihadapi adalah:

1. Masalah Santri

Dalam suatu pendidikan masalah anak didik/santri sudah menjadi hal biasa yang mewarnai kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini gurulah yang harus bisa memberi peringatan dan nasihat pada santri.

Dalam hal ini seperti yang dikemukakan oleh kyai Nur Muh. Fatchillah B (selaku pengasuh dari TPQ) kepada peneliti pada wawancara hari rabu senin tanggal 23 Februari 2009 pukul 17.00, beliau mengatakan:

”Untuk masalah santri itu sendiri adalah, kurang aktifnya santri, santri sekarang itu beda sama zamanku dulu, kalau dulu keinginan untuk benar-benar bisa tapi sekarang bisa sedikit saja sudah wes ngajinya berhenti, santri sekarang juga sering tidak masuk karena banyhaknya kegiatan sekolah, terus kurangnya dukungan dari orang tua yang masaih menomor kesekiannya Al-Qur’an, lebih sayang sama acara TV nya, santri itu mesti terlambat ya anak-anak itu saja datang setengah jam sebelum pulang, kenakalan anak contohnya: sering usil sama temannya, kalo ada temannya ngaji diganggu, ramai, lari-lari dan kurang memperhatikan guru. Ya...tapi namanya juga anak kecil, sekarang itu benar-benar beda sama zaman dulu. Biasanya ditegasi sedikit yang pindah ke TPQ lain, soalnya sekarang itu banyak sekali didirikan lembaga non formal. Tapi kalo didukukg dengan orang tua yang sadar akan pentingnya pendidikan bekal utama di akhirat, ya...itu bisa membantu masalah anak itu sendiri. Tapi disini biasanya yang sering bermasalah itu anak TKA yang masih kecil karena usia mereka kan masih suka bermain jadi kita harus sabar dan tlaten, tetapi disamping itu kita sebagai pendidik tidak boleh tledor dan lalai, kita harus selalu menanamkan pembiasaan pada mereka, karena usia seperti mereka adalah masa

keemasan yang disitu ditanamkan adab kesopanan dan akhlak yang baik. Untuk TPQ nya sendiri kendala kenakalan hampir tidak ada karena mereka sudah cukup besar dan terbiasa dengan disiplin hanya itu tadi yang sudah saya katakan diatas anak itu kalo sudah menginjak kelulusan kelas 6 SD saja sudah banyak yang absen bukan hanya 1 minggu-1 bulan tapi berbulan-bulan baru nanti ngaji lagi itupun bisa dihitung”

Adapaun masalah tentang santri adalah kurang aktifnya santri dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur’an. Hal ini terjadi karena banyak faktor, misalnya kurangnya dukungan orang tua yang menomor duakan pendidikan Al-Qur’an. Sering terlambat dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur’an. Lemahnya santri dalam menerima pelajaran yang diberikan dalam hal ini hanya dikhusukan pada santri yang benar-benar kurang dalam mengakap materi. Kenakalan anak-anak yang sering kali terjadi dalam proses pembelajaran, misalnya: sering mengganggu temam, ramai, berlari-larian dan tidak memperhatikan guru.

Dokumen terkait