• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN (TPQ) BAHRUL MUHTADIN SEKARPUTIH BATU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AL-QUR’AN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN (TPQ) BAHRUL MUHTADIN SEKARPUTIH BATU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AL-QUR’AN"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN (TPQ)

BAHRUL MUHTADIN SEKARPUTIH BATU DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AL-QUR’AN

SKRIPSI

Oleh:

SALUT TRUSTI AKU SETYO

04120028

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

(2)

UPAYA TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN (TPQ)

BAHRUL MUHTADIN SEKARPUTIH BATU DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AL-QUR’AN

SKRIPSI

Oleh:

SALUT TRUSTI AKU SETYO

04120028

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

(3)

HALAMAN PENGAJUAN

UPAYA TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN (TPQ)

BAHRUL MUHTADIN SEKARPUTIH BATU DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AL-QUR’AN

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang untuk memenuhi Sebagian dari Salah Satu Persyaratan Guna memperoleh gelar

Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Salut Trusti Aku Setyo 04120028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

(4)

April, 2009

HALAMAN PERSETUJUAN

UPAYA TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN (TPQ)

BAHRUL MUHTADIN SEKARPUTIH BATU DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AL-QUR’AN

SKRIPSI

Oleh:

Salut Trusti Aku Setyo NIM. 04120028

Disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. H.M. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031

Tanggal, 3 April 2009

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

(5)

HALAMAN PENGESAHAN

UPAYA TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN (TPQ)

BAHRUL MUHTADIN SEKARPUTIH BATU DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AL-QUR’AN

SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh: Salut Trusti Aku Setyo (04120028)

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 11 April 2009 dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar strata satu Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

Pada tanggal 11 April 2009

Panitia Ujian

Ketua Sidang,

Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031

Sekretaris Sidang,

Drs. A. Zuhdi NIP. 150 275 611

Penguji Utama,

Dr. HM. Mudjab, MA NIP. 150 321 635

Pembimbing,

Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

(6)

PERSEMBAHAN

Kepada-Mu, Ya Allah ...

Tempatku bersandar yang pertama dan utama.

Kuungkap Syukur seorang hamba atas terselesaikannya karya kecil ini. Ayah dan Mamaku yang tercinta ……

Yang senantiasa memberikan semangat dan doa, sumber panutanku, penyayang segala gerak hidupku, dukungan morilnya yang telah membangkitkan semangat

untuk tidak berputus asa dan menyerah.

Ketulusan penulis mempersembahkan untuk beliau tercinta.

Adikku tersayang (Tulus Sabrina) yang selalu memberikan semangat dan doa. Semua Dosen di UIN Malang dan Guru-guru yang telah mendidikku

Jasa-jasamu tidak akan dapat aku lupakan.

Teman-temanq semua di kampus tercinta UIN Malang, khususnya temen2 dan sahabat-sahabatq Diploma 2 dan PAI ...

(Fafa, Neng Ani, De2n, M’Danti, M’Dina, M’Fida, Estie) Sahabat-sahabatq (M’Mifta, Neng Acha)

Dan untuk orang-orang yang kusayangi dan menyayangiku Terima kasih atas dukungan, pengertian, dan bantuannya selama ini hingga

terselesainya tugas akhir ini. Cinta ruh semangatku ……

Kau gambaran inspirasi sejati yang telah membuatku kedalam hayalan disetiap mimpiku dan terjaga sebagai kenyataan.

Dan semoga Allah senantiasa melindungi dan memberikan hidayah-Nya kepada kita semua. Teriring do’a ”Jazakumullahi Khairan Katsirann”.

(7)

HALAMAN MOTTO

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada

mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

1

Prof. Dr. H.M. Djunaidi Ghony 1

(8)

Dosen Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri (UIN) Malang NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Salut Trusti Aku Setyo Malang, 3 April 2009 Lamp. : 4 (Empat) Eksemplar

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang Di

Malang

Asslamu’alaikum Wr. Wb.

Sesudah beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama : Salut Trusti Aku Setyo

NIM : 04120028

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul skripsi :“Upaya Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Bahrul Muhtadin Sekarputih Batu dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Al-Qur’an”

Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan.

Demikian, mohon dimaklumi adanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang berkat rahmat, taufik dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang berkat syafaat dan barokah beliau kita dapat menjalankan kehidupan ini dengan penuh kedamaian.

Adalah suatu pekerjaan yang sangat berat bagi penulis yang fakir ilmu dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun berkat ma’unnah Allah SWT dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

Selanjutnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih teriring do’a “Jazaakumullahu Khaira Jaza” kepada: seluruh pihak yang telah membantu, mendukung dan memperlancar terselesaikannya laporan ini, khususnya penulis sampaikan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor UIN Malang beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan, pelayanan dan bimbingan untuk menyelesaikan studi di UIN Malang Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam.

(10)

3. Bapak M. Padil M.Pd.I selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

4. Bapak Prof. DR. H.M. Djunaidi Ghony selaku dosen pembimbing skripsi yang sudah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan sabar, hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Malang yang telah ikhlas mentransfer ilmu kepada penulis dan menjadi agen pendidikan bagi generasi penerus Islam dan bangsa, semoga teralir pahala kemuliaan dan balasan kebaikan dari Allah SWT atas mereka semua. Amiin.

6. Kyai Nur Muh. Fathchillah dan Ibu Dra. Nailil Maslachah, selaku Pengasuh TPQ Bahrul Muhtadin Batu yang dengan senang hati memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di TPQ Bahrul Muhtadin Batu. 7. Ayah dan Mama tercinta yang dengan penuh ketulusan hati memberikan kasih

sayang, nasehat-nasehat mulia, kerja keras dan keagungan do’a serta pengorbanan materi maupun spiritual. Semoga selalu tetap terlimpahkan rahmad, hidayah dan maghfirah Allah Azza Wa Jalla kepada keduanya ila yaumil akhir. Amiin.

8. Adikku tercinta dan tersayang semoga Allah senantiasa melapangkan jalan kita dalam menapaki masa depan.

(11)

10.Sahabat dan teman-temanku semua seiman dan seperjuangan. Semoga Allah menjadikan kita penerus islam yang mampu ”balance” dalam meraih kesuksesan dunia dan keselamatan akherat.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam menjalankan tugas dan amanat, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dari penulis. Untuk itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini serta demi meningkatkan kualitas dan profesionalitas serta integritas dalam dunia pendidikan.

Besar harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan bagi penulis khususnya.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT. Penulis senantiasa memohon maghfiroh dan ridho-nya atas penyusunan dan penulisan skripsi ini.

Amiin Ya Rabbal Alamiin.

Malang, 3 April 2009 Penulis

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel I : Data tentang Jumlah Ruangan dan Sarana TPQ ... 80

Tabel II : Data tentang Jumlah Sarana Belajar TPQ... 81

Tabel III : Data tentang Jumlah dan Kondisi Perlengkapan Tata Usaha ... 81

Tabel IV : Data tentang Jumlah dan Kondisi Ruang Kelas TPQ ... 82

Tabel V : Data Nama Ustadz dan Ustadzah ... 83

Tabel VI : Data Santri TPQ Tahun Ajaran 2007-2008 ... 84

Tabel VII : Data Santri TPQ Tahun Ajaran 2008-2009 ... 84

Tabel VIII : Data Pendidikan Santri di Luar Madin ... 84

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Keterangan Penelitian Lampiran 2 : Bukti Konsultasi

Lampiran 3 : Pedoman Interview Lampiran 4 : Struktur Organisasi TPQ

Lampiran 5 : Keadaan Ustadz dan Ustadzah TPQ Lampiran 6 : Keadaan Santri TPQ

Lampiran 7 : Jadwal Pelajaran TPQ Lampiran 8 : Foto-foto

(14)

DAFTAR ISI

COVER

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN NOTA DINAS... vii

HALAMAN PERNYATAAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

DAFTAR ISI ... xiv

ABSTRAK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

(15)

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Operasional ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II KAJIAN TEORI A. Taman Pendidikan Al-Qur’an 1.1Pengertian Taman Pendidikan Al-Qur’an ... 13

2.2Fungsi dan Keberadaan taman pendidikan Al-Qur’an ... 14

3.3Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anak Mengikuti Taman Pendidikan Al-Qur’an ... 15

4.4Dasar Keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur’an... 18

5.5Pengertian Pembelajaran ... 21

6.6Sistem Pendidikan Taman Pendidikan Al-Qur’an ... 22

B. Masalah yang dihadapi Taman Pendidikan Al-Qur’an 1. Masalah Anak Didik ... 41

2. Masalah Tenaga Pendidik ... 43

3. Masalah Dana dan Biaya Pendidikan ... 49

4. Masalah Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 51

C. Upaya peningkatan Kualitas Pendidikan TPQ 1. Upaya Peningkatan Kualitas Anak Didik ... 53

2. Upaya Peningkatan Kualitas Tenaga Pendidik ... 55

3. Upaya Peningkatan Kualitas Sistem dan Metode Mengajar ... 60

(16)

5. Upaya Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 64

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian ... 65

B. Kehadiran Peneliti ... 66

C. Lokasi Penelitian ... 67

D. Sumber Data... 67

E. Prosedur Pengumpulan Data ... 68

F. Teknik Analisis Data ... 70

G. Pengecekan Keabsahan Data ... 71

H. Tahap-Tahap Penelitian ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN 1. Sejarah Berdirinya TPQ Bahrul Muhtadin ... 75

2. Profil TPQ ... 76

3. Struktur Organisasi TPQ Bahrul Muhtadin ... 78

4. Keadaan Sarana dan Prasarana TPQ Bahrul Muhtadin... 79

5. Keadaan Guru TPQ Bahrul Muhtadin ... 81

6. Keadaan Santri TPQ Bahrul Muhtadin ... 82

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Sistem Pendidikan di TPQ Bahrul Muhtadin... 105

2. Masalah yang dihadapi oleh TPQ Bahrul Muhtadin... 112

(17)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 122 B. Saran-saran ... 124 DAFTAR PUSTAKA

(18)

ABSTRAK

Trusti, Salut, 2009. Upaya Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Bahrul Muhtadin Sekarputih Batu dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Al-Qur’an. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Pembimbing: Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony.

Kata Kunci : Upaya, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), Kualitas, Pembelajaran Al-Qur’an sebagai kitab suci yang sempurna sekaligus paripurna, yang merupakan wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai rahmat bagi semesta alam. Mendidik Al-Qur’an merupakan hak dan kewajiban utama anak yang harus ditunaikan oleh kedua orang tuanya, karena Al-Qur’an merupakan lambang agama Islam yang paling asasi dan hakiki. Memberikan pendidikan Al-Qur’an pada anak termasuk bagian dari menjunjung tinggi supremasi nilai-nilai spiritualisme islam.

Perlunya memberikan pendidikan Al-Qur’an pada anak-anak berlandaskan Al-Qur’an, merupakan upaya penanaman pendidikan sejak dini agar nilai-nilai Kitab Suci Al-Qur’an tertanam dan bersemi dalam jiwa anak sejak dini. Dengan demikian pengajaran Al-Qur’an dalam arti mulai dari membaca sampai mengamalkannya merupakan persoalan yang teramat sentral dalam Islam pada khususnya, dan berdirinya lembaga pendidikan Al-Qur’an pada saat ini kian menampakkan hasilnya dalam upaya untuk memberantas persoalan umat yaitu buta baca tulis Al-Qur’an.

Adapun kajian yang dijadikan pembahasan dalam skripsi ini meliputi 3 hal yaitu tentang sistem dan metode pendidikan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), tentang dasar keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Bahrul Muhtadin. Kedua tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Bahrul Muhtadin yang meliputi masalah anak didik, masalah tenaga pendidik, masalah dana dan biaya pendidikan, dan masalah sarana dan prasarana pendidikan, juga alternatif pemecahannya yang dijadikan titik tolak untuk mengantisipasi timbulnya masalah lain yang dapat menghambat jalannya pengajaran Al-Qur’an. Ketiga upaya peningkatan kualitas pendidikan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), yang merupakan tujuan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pembelajaran Al-Qur’an bagi peranannya di masa depan.

(19)

menggunakan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan, pengamatan, trianggulasi. Adapun tahap-tahap penelitian yang peneliti lakukan yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Penelitian dilaksanakan secara cermat dengan persiapan-persiapan matang yang diperlukan dilapangan. Penulis menyajikan hasil pembahasan dan analisis penelitian berdasarkan pengamatan dan pengecekan data-data secara sistematis.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) merupakan suatu lembaga pendidikan non formal yang sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya dalam rangka mengentaskan buta huruf Al-Qur’an. Dalam hal ini dapat diketahui dari sistem dan metode pendidikan bahwa target dan tujuan anak dalam pendidikan Al-Qur’an yang memerlukan waktu yang relatif singkat adalah mampu membaca Al-Qur’an secara tartil (benar dan lancar) sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Dapat menghafal surat-surat pendek, dapat menghafal surat-surat-surat-surat pilihan, dapat menghafal do’a sehari-hari, melakukan praktek wudhu dan sholat, dll. Dimana dalam proses pengajarannya lebih menekankan pada anak didik/santri yang menuntut keaktifan, kreatifitas dan kecerdasan santri. Adapun secara umum tujuan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yaitu menyiapkan anak didiknya menjadi generasi Qur’ani yang mencintai Al-Qur’an sebagai bacaan dan pandangan hidup sehari-hari.

Dengan adanya masalah yang terjadi di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Bahrul Muhtadin yang berkaitan dengan proses belajar mengajar telah dapat diatasai dengan adanya alternatif pemecahannya. Dalam hal upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Al-Qur’an, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Bahrul Muhtadin mengupayakan berbagai macam cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam proses belajar dan mengajar yang mencakup anak didik, tenaga pendidik, metode pengajaran, dana dan biaya, sarana dan prasarana pendidikan.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam buku Petunjuk Teknis dan Pedoman Pembinaan TK/ TPQ (Kanwil Depag Jatim, 1993) dinyatakan bahwa tujuan pendidikan TK/TPQ adalah “menyiapkan anak didiknya agar menjadi generasi muslim yang Qur’ani, yaitu generasi yang mencintai Al-Qur’an, menjadikan al-Qur’an sebagai bacaan dan sekaligus pandangan hidupnya sehari-hari”.2

Allah SWT menurunkan kitab suci-Nya yang terakhir kepada Nabi Muhammad saw, untuk disampaikan kepada umat manusia sampai ke akhir zaman. Kitab suci tersebut dinamai-Nya Al-Qur’an.3

Al-Qur’an adalah kalamullah (firman Allah) yang mengandung mu’jizat (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammmad), yang diturunkan kepada nabi dan Rasul terakhir yang tertulis di dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir yang dianggap sebagai ibadah membacanya, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas.4

Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam. Diterangkan oleh Imam Jalaluddin As Suyuthi:

2

Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, 2003, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm 300

3

Depag RI, Muqadimah Al-Qur’an dan Tafsirnya, 1983, Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci, hlm 1

4

(21)

“Al-Qur’an adalah firman Allah, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Untuk melemahkan orang yang menentangnya sekalipun hanya dengan surat yang paling pendek, pembacanya itu termasuk ibadah”.5

Al-Qur’an memberikan Keauntentikan, Keakuratan dan Validitas yang benar-benar berasal dari-Nya yang akan selalu dijaga keasliannya. Untuk mendapatkan menjamin keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat melalui Al-Qur’an. Maka setiap umat Islam harus berusaha belajar mengenal, membaca, mempelajari, menghayati dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Hijr ayat 9

Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.6

Di zaman seperti sekarang ini masyarakat muslim secara khusus orang tua, ulama, guru dituntut untuk memiliki sikap isyfaq (sikap peduli, khwatir, dan prihatin terhadap kondisi dan dunia anak-anak) sebagai generasi penerus. Hal ini bertujuan untuk mengarahkan mereka pada sebuah keyakinan bahwa Allah SWT adalah Rabb mereka dan Al-Qur’an adalah Firman-Nya sehingga ruh Al-Qur’an dapat bersemayam pada jiwa mereka, cahayanya bersinar dalam pikiran, intelektualitas mereka, indra mereka dan agar mereka

5

Sahilun A. Nasir & H. M. Hafi Anshari, Pokok-pokok Pendidikan Agama Islam, 1982, Surabaya: Al-Ikhlas, hlm 99

6

(22)

menerima aqidah Al-Qur’an Sejak kecil dan tumbuh menjadi dewasa atas kecintaan kepada Al-Qur’an.7

Demikian pentingnya mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an, sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Qiyaamah ayat 16-19

Artinya: “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya”.8

Dalam ayat di atas dapat kita pahami, bahwa setiap muslim mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an dengan memperhatikan berbagai aturan dan adab dalam membacanya.

Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur’an merupakan modal utama dalam kehidupan dimasa yang akan datang, seperti terdapat dalam teori “Tabularasa” yang dipelopori oleh John Locke yang menyatakan bahwa; Pendidikan adalah mempunyai pengaruh tidak terbatas karena anak-anak didik diibaratkan sehelai kertas yang masih putih bersih,

7

Hafidh Ibnu, Cara Mendidik Anak, 2004, Jakarta: Al-I’tishom Cahaya Umat, hlm 192

8

(23)

yang dapat ditulisi apa saja sesuai kehendak penulis. Baik buruknya seseorang akan tergantung kepada pendidikan yang diterimanya.9

Di dalam al-Qur’an dan hadits Nabi saw. Dinyatakan bahwa agama (tauhid/keimanan kepada Allah SWT) merupakan fitrah atau potensi dasar bagi manusia (anak). Tugas pendidik agama Islam adalah mengembangkan dan/atau membantu tumbuh suburnya fitrah tersebut pada manusia (anak), dalam pengertian bagaimana pendidik agama membelajarkan anak, agar mereka mampu mengaktualkan imannya melalui amal-amal saleh untuk mencapai prestasi iman (taqwa).

Pendekatan Keagamaan dalam Pendidikan Anak dimaksudkan adalah bagaimana cara pendidik memproses anak didik melalui kegiatan bimbingan, latihan dan pengajaran keagamaan, termasuk didalamnya mengarahkan, mendorong dan memberi semangat kepada anak agar tata dan mempunyai cita rasa beragama Islam, untuk mencapai tujuan pendidikan pada anak di TKA/TPQ tersebut.10

Saat ini banyak terjadi pergeseran nilai dalam kehidupan masyarakat. Dikarenakan para generasi kita masih banyak yang belum mampu untuk membaca Al-Qur-an secara baik apalagi memahaminya. Hal ini menjadi tantangan bagi orang tua. Oleh karena itu sebagai orang tua harus mengusahakan sedini mungkin untuk memberikan pendidikan agama dan mengarahkan putra-putrinya sejak kecil kepada konsep yang tertera dalam Al-Qur’an yang sebaik-baiknya.

9

Zuhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, 1983, Surabaya: Usaha Nasional, hlm 30

10

(24)

Dalam proses mempersiapkan anak-anak agar mampu menerima warisan Islam dan bertanggung jawab untuk mengemban tugas pengembangan dan dakwahnya, maka sejak anak-anak diperintahkan oleh Nabi Muhammad agar belajar membaca dan menulis, serta menghafal ayat Al-Qur’an.11

Para ulama menempuh banyak jalan dengan system pembelajaran Qur’an yang diselenggarakan di mushola-mushola, rumah-rumah ulama dan tokoh masyarakat.

Tetapi yang terjadi selama ini, bahwasanya bimbingan dan pendidikan agama di masyarakat sebagian besar masih tetap mengikuti pola dan alur tradisional. Materi pelajaran belum tersusun dalam sebuah kurikulum yang baku, metode yang digunakan terkadang kurang memperhatikan unsur psikologi anak itu sendiri, sehingga kurang daya tariknya, tingkat kesadaran dan perhatian mayarakat atau orang tua terhadap ustadz/ustadzah dan para guru ngaji masih sangat rendah, sementara manajemen dan pengelolaannya pun masih sangat sederhana. Dampak negatif dari semua ini cukup dirasakan. Tidak sedikit anak-anak yang selalu berusaha menghindar atau mengelak mengikuti pelajaran agama, lebih khusus lagi belajar Al-Qur’an. Akhirnya angka buta huruf Al-Qur’an di lingkungan generasi muda setiap tahun terus meningkat.

Sementara disadari, jatuh bangunnya ummat Islam pada dasarnya tergantung pada jauh atau dekatnya ummat Islam dengan kitab sucinya. Bila ummat Islam benar-benar menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup,

11

(25)

niscaya umat Islam akan maju, cerdas dan sejahtera lahir dan bathin. Sebaliknya jika ummat Islam jauh dari Al-Qur’an, maka kemunduranlah yang akan dialami. Karena Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT; bagi kaum muslimin merupakan pedoman hidup yang dapat membawa kepada kehidupan yang baik di dunia dan akhirat.12

Keberadaan TPQ memperoleh tempat yang sangat strategis terutama jika dikaitkan dengan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana yang dikemukakan oleh Mulyasa:

Tujuan pendidikan nasional yaitu membentuk manusia yang beriman bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, beretika (beradab dan berwawasan budaya bangsa Indonesia), memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif, inovatif dan bertanggung jawab), berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan sadar hukum, koperatif dan kompetitif, demokratis) dan berbadan sehat sehingga menjadi manusia yang mandiri.13

Untuk mewujudkan tercapainya tujuan, hal itu dibuktikan dengan didirikan dan diselenggarakannya suatu pendidikan non formal yang dirancang khusus bagi anak-anak sebagaimana Taman Pendidikan Al-Qur’an.

Dalam hal ini TPQ Bahrul Muhtadin yang dengan upayanya berusaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dan dapat diketahui berbagai masalah yang ada di TPQ Bahrul Muhtadin juga terdapat pula upaya TPQ Bahrul Muhtadin dalam hal yang sama pula.

Keberadaan TPQ sebagai wahana memberantas buta huruf Al-Qur’an kepada generasi muda untuk persiapan membentuk pribadi manusia yang

12

Chairani Idris & Tasyrifin Karim, Buku Pedoman Pembinaan dan Pengembangan TK Al-Qur’an, 1995, Jakarta: Masjid Istiqlal, hlm 2

13

(26)

tangguh, serta menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Sebagaimana Taman Pendidikan Al-Qur’an Bahrul muhtadin Sekarputih Pendem Batu, yang merupakan lembaga pendidikan Al-Qur’an yang akan terus berupaya meningkatkan pendidikannya agar dapat mencetak generasi Qur’ani, yaitu generasi yang mencintai Al-Qur’an, komitmen dengan Al-Qur’an dan selalu menjadikan al-Qur’an sebagai bacaan dan pandangan hidup sehari-hari.14

Berpandangan dari latar belakang diatas, maka dalam hal ini penulis

mencoba melakukan penelitian tentang "Upaya Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Bahrul Muhtadin Sekarputih Batu Dalam Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran Al-Qur’an "

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pendidikan di TPQ Bahrul Muhtadin Sekarputih Batu? 2. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi oleh TPQ Bahrul Muhtadin

Sekarputih Batu?

3. Bagaimana upaya TPQ Bahrul Muhtadin Sekarputih Batu dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Al-Qur’an?

14

(27)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:

a. Untuk mengetahui sistem pendidikan di TPQ Bahrul Muhtadin Sekarputih Batu.

b. Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang dihadapi oleh TPQ Bahrul Muhtadin Sekarputih Batu.

c. Untuk mengetahui upaya TPQ Bahrul Muhtadin Sekarputih Batu dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Al-Qur’an.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka dapat dijelaskan manfaat penelitiannya, sebagai berikut:

1. Bagi Akademis, sebagai landasan untuk mengembangkan penelitian yang sejenis dimasa mendatang.

2. Bagi Praktisi (lembaga) khususnya TPQ Bahrul Muhtadin Sekarputih Batu, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas sebagai lembaga pendidikan non formal keagamaan (PAI) agar tidak kalah bersaing dengan lembaga pendidikan non formal lainnya.

3. Bagi peneliti, sebagai bahan untuk memperdalam wawasan tentang TPQ Bahrul Muhtadin Sekarputih Batu khususnya tentang upaya peningkatan kualitas TPQ.

(28)

sehingga dapat mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam meningkatkan keberhasilan tujuan TPQ tersebut.

E. Definisi Operasional

Untuk memahami pengertian yang terkandung dalam pembahasan, maka diperlukan penegasan istilah yang terdapat dalam studi penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Upaya adalah usaha, ikhtiar.

Yang dimaksud dengan upaya adalah segala usaha dan ikhtiar untuk mencapai suatu maksud. ”Usaha (syarat) untuk mencapai maksud, akal, ikhtiar”.15

2. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) adalah pendidikan untuk baca dan menulis Al-Qur’an di kalangan anak-anak. Tujuan pengajaran adalah merupakan salah satu aspek atau komponen dalam pendidikan yang harus diperhatikan, karena pendidikan akan dikatakan berhasil apabila tujuan tersebut dapat tercapai atau paling tidak mendekati target yang telah ditentukan.16

3. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) adalah Lembaga Pendidikan Islam untuk anak-anak, yang menjadikan santri mampu membaca Al-Qur’an dengan benar, sesuai ilmu tajwid sebagai target pokoknya.17

15

WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1985, Jakarta: Bali Pustaka, hlm 1132

16

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, 2005, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm 134

17

(29)

4. Meningkatkan yang dimaksud dengan meningkatkan disini adalah usaha untuk menaikkan sesuatu pada taraf yang lebih baik dari yang sebelumnya. “Usaha untuk menaikkan/meningkatkan, (derajat, taraf)”.18

5. Kualitas adalah baik buruknya barang.19

6. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.20

7. Pembelajaran adalah suatu upaya membelajarkan atau suatu upaya mengarahkan aktivitas siswa ke arah aktivitas kelas.21

8. Al-Qur’an adalah kalamullah (firman Allah) yang mengandung mu’jizat (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammmad), yang diturunkan kepada nabi dan Rasul terakhir yang tertulis di dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir yang dianggap sebagai ibadah membacanya, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas.22

18

Poerwadarminta, Op Cit, hlm 1078

19

M. Dachlan Yacub Al Barry, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, 2001, Surabaya: Arkola, hlm 362

20

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Sistem Pendidikan Nasional 2006, op.cit., hlm 4

21

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis Integrasi dan Kompetensi) 2006, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hlm 8

22

(30)

F. Sistematika Pembahasan

Untuk lebih mempermudah dalam menyajikan dan memahami isi dari penulisan skripsi ini, maka dibuatlah sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I: Merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan.

Bab II: Merupakan kajian teori yang menjelaskan tentang pengertian Taman Pendidikan Al-Qur’an, fungsi dan keberadaan TPQ, Faktor yang mempengaruhi anak mengikuti TPQ, Dasar keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur’an, pengertian pembelajaran, Sistem pendidikan dalam Taman Pendidikan Al-Qur’an, Masalah yang dihadapi Taman Pendidikan Al-Qur’an, Upaya Peningkatan Kualitas Taman Pendidikan Al-Qur’an.

Bab III: Merupakan bab yang menjelaskan tentang metode penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian.

(31)

Bab V : Merupakan bab yang berisi pembahasan tentang hasil penelitian. Bab VI: Merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan penelitian dan

(32)

BAB II

KAJIAN TEORI

B. Taman Pendidikan Al-Qur’an

Taman Pendidikan Al-Qur’an adalah pendidikan untuk baca dan menulis Al-Qur’an di kalangan anak-anak.23

Taman Kanak-kanak Qur’an (TKA) dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) adalah sebuah sistem pendidikan dan sarana pelayanan keagamaan non formal yang dirancang khusus bagi anak-anak dan remaja muslim. Ia dirancang berdasarkan uji coba dan pengalaman cukup lama. Sistem ini akan mampu menampung hasrat dan keperluan belajar agama anak-anak, tanpa memberikan beban yang berat kepada mereka. Sebab materi pelajaran diformat mudah sehingga punya daya tarik tersendiri, khususnya bagi anak-anak.

Sesuai dengan namanya Taman Kanak-kanak Al-Qur’an (TKA) dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), maka penekannanya adalah bagaimana agar anak-anak bisa mengenal aksara Al-Qur’an dengan baik dan benar, menjadikan kebiasaan dan kegemaran membaca Al-Qur’an (tadarus) dan fasikh menurut kaidah ilmu tajwid ditambah dengan pelajaran keagamaan lainnya.24

1. Pengertian Taman Pendidikan Al-Qur’an

Taman Kanak-kanak Al-Qur’an dan Taman Pendidikan Al-Qur’an adalah:

23

Mansur, Op Cit, hlm 134

24

(33)

a) Taman Kanak-kanak Al-Qur’an (TKA) adalah lembaga pendidikan Islam untuk anak-anak usia 4-6 tahun, yang menjadikan santri mampu membaca Al-Qur’an dengan benar, sesuai ilmu tajwid sebagai target pokoknya.

b) Taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ) adalah lembaga pendidikan dan pengajaran Islam untuk abak-anak usia 7-12 tahun, yang menjadikan santri mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai ilmu tajwid sebagai target pokoknya.25

Taman pendidikan Al-Qur’an adalah pengajian anak-anak dalam bentuk baru dengan metode praktis di bidang pengajaran membaca Al-Qur’an yang di kelola secara profesional. Taman pendidikan Al-Qur’an milik kita semua umat Islam siapapun dan dari organisasi manapun boleh membina atau mengembangkannya jadi Taman Pendidikan Al-Qur’an bukan hanya hak monopoli golongan tertentu.26

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.27

Pembelajaran adalah suatu upaya membelajarkan atau suatu upaya mengarahkan aktivitas siswa ke arah aktivitas kelas.28

25 Ibid, hlm2

26

As’ad Humam dkk, Buku Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan TKA-TPA Nasional, 1993, Yogyakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan sistem Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an, hlm 11

27

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Sistem Pendidikan Nasional 2006, op.cit., hlm 4

27

(34)

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran 1) Kondisi pembelajaran

Kondisi pembelajaran dalah semua faktor yang mempengaruhi penggunaan metode pembelajaran. Faktor-faktor yang termasuk dalam kondisi pembelajaran adalah tujuan dan karateristik bidang studi, kendala dan karakteristik bidang bidang studi, serta karakteristik peserta didik.29

2) Metode pembelajaran

Metode pembelajaran meliputi strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan pembelajaran. 3) Hasil pembelajaran

Hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi keefektifan, efisiensi, dan daya tarik.

3. Fungsi dan keberadaan Taman pendidikan Al-Qur’an

Taman pendidikan Al-Qur’an berfungsi sebagai lembaga nonformal agar tidak terjadi kemerosotan agama dan generasi Qur’ani. Kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an merupakan indikator kualitas kehidupan beragama seorang muslim. Oleh karena itu, gerakan baca dan tulis Al-Qur’an merupakan langkah strategis dalam rangka meningkatkan kualitas ummat khususnya ummat Islam dan keberhasilan pembangunan di bidang agama. Karena al-Qur’an merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammmad untuk disampaikan

(35)

kepada ummatnya sebagai petunjuk manusia untuk kehidupan dunia dan akhirat. Al-qur’an mengarahkan manusia pada jalan yang benar dan lurus, sehingga bisa mencapai kesempurnaan manusiawi yang merealisasikan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.30

4. Faktor Yang Mempengaruhi Anak Mengikuti Taman Pendidikan

Al-Qur’an

Keikutsertaan mengikuti Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) ada beberapa faktor, yakni faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah kepribadian dan faktor pembawaan. Anak yang lahir dalam lingkungan keluarga agamis dan telah didukung oleh lingkungan masyarakat juga, maka dalam diri anak itu cenderung agamis juga, misalnya senang seperti teman-temannya yang belajar di taman pendidikan Al-Qur’an. Pada dasarnya, semua manusia itu lahir sudah membawa ketauhidan, karena dalam kandungan manusia sudah mengadakan perjanjian dengan Allah, sehingga wajar kalau faktor pembawaan dapat mempengaruhi keikutsertaan mengikuti TPQ. Disamping itu, pada saat lahir ke dunia, saat itu juga dikumandangkan adzan dengan maksud agar yang pertama didengar oleh anak itu adalah lantunan ayat-ayat Allah, yakni adzan. Di dalam lafadz-lafadz adzan tersebut terdapat kalimat tauhid yang harus diproklamasikan atau dideklarasikan setiap orang Islam dan disosialisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

30

(36)

Faktor ekstern terdiri atas faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Para santri yang mengikuti TPQ akan mendapat pengaruh dari cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, dan suasana rumah tangga. Cara orang tua mendidik anak sangat besar pengaruhnya terhadap keikutsertaan anak mengikuti TPQ. Karena keluarga merupakan lembaga pertama dan utama. Keluarga yang agamis sangat besar dalam mempengaruhi anak untuk bisa membaca dan menulis Al-Qur’an. Dalam keluarga semua anggota-anggotanya setiap melakukan aktivitas apa pun selalu didahului oleh bacaan-bacaan Al-Qur’an. Dalam arti selalu mensosialisasikan aspek ketauhidannya dalam hidup dan kehidupannya sebagai manusaia agamis. Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anak. Selain itu, relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain juga turut mempengaruhi ikut belajar di TPQ. Apabila semua didikan orang tau itu berdasarkan nilai-nilai Ilahiyah, maka akan terwujud anak-anak yang Islami juga. Demi kelancaran anak-anaknya untuk mengikuti TPQ, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga para santri tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan pengarahan-pengarahan yang sifatnya mendidik didasari dengan nilai-nilai Al-Qur’an

(37)

penting bagi anak. Suasana rumah yang gaduh, ramai tanpa didasari dengan nilai-nilai Al-Qur’an tidak akan memberikan semangat untuk mengikuti TPQ. Suasana tersebut dapat terjadi pada keluarga yang terlalu masa bodoh dengan pendidikan agama, sehingga anak-anaknya juga tidak akan memperhatikan pendidikan agama, apalagi mengikuti belajar TPQ. Sebaiknya agar anak dapat mengikuti belajar di TPQ dengan baik, perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram, dilandasi dengan suasana agamis.

Faktor sekolah juga mempengaruhi keikutsertaan TPQ yang mencakup beberapa hal, yaitu kurikulum, keadaan guru agama, realasi guru agama dengan siswa, relasi siswa dengan siswa. Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.kegiatan itu sebagian besar adalah menyampaikan bahan pengajaran, disini yang dimaksudkan adalah pelajaran agama yang akan diterima oleh siswa untuk dikuasai dan dikembangkan dengan pelajaran tersebut. Jelaslah bahwa bahan pelajaran agama itu mempengaruhi siswa untuk mengikuti belajar TPQ.

(38)

orang tua yang harus cukup bijaksana. Bentuk kehidupan masyarakat di sekitar juga berpengaruh terhadap anak-anak untuk mengikuti TPQ.31

5. Dasar Keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur’an

Keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur’an di Indonesia mendapat pondasi yang kokoh, karena di samping merupakan realisasi dari keputusan Departemen Agama RI, Taman Pendidikan Al-Qur’an juga merupakan program pemerintah.

Dasar keberadaan Taman Pendidikan Qur’an menurut Al-Qur’an dan aturan perundangan adalah:

1. Firman Allah

Al-Qur’an merupakan sumber kebenaran dalam Islam, kebenarannya tidak diragukan lagi.32

Sebagaimana sebuah dasar yang digunakan oleh Taman Pendidikan Al-Qur’an yang mendukung dibentuknya lembaga prasekolah formal yang digunakan sebagai landasan oleh As’ad Humam, pada QS. At Tahrim ayat 6

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia

31

Mansur, Op Cit, hlm 136-141

32

(39)

dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.33

Dari ayat tersebut memberi pengertian bahwa sebagai realisasi menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka tidak lain adalah melalui pendidikan dan pengajaran Al-Qur’an sejak dini.

Dan menurut Firman Allah QS. Al Qiyaamah ayat 16

Artinya: “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Quran karena hendakcepat-cepat (menguasai)nya”.34

Ayat diatas memberi pengertian bahwa hendaknya bacaan Al-Qur’an itu disampaikan dengan pengucapan yang jelas dan pelan-pelan serta merenungkan maknanya sekaligus memelihara lisan dan lidah dari kesalahan.

Firman Allah SWT QS. Al Muzammil ayat 4:

Artinya: “Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan”.35

2. Sunah Nabi Muhammad SAW

33

Departemen Agama RI, Op Cit, hlm 561

34

Ibid, hlm 578

35

(40)

Yang artinya: ”Usman bin Affan ra berkata: Rasulullah SAW bersabda: Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan yang mengajarkannya”.36

3. Aturan Perundangan di Indonesia

Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara, sila pertama adalah Ketuhanan yang Maha esa, agar Ketuhanan yang Maha Esa ini kokoh keberadaannya di Indonesia, mutlak di perlukan adanya pendidikan ketuhanan YME, itulah pendidikan agama.37

Dalam UU RI no. 20 Th 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab II pasal 3 menyebutkan ”Bahwa tujuan pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi negara yang demokratis serta bertanggung jawab.38

Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama RI No. 128 tahun 1982 dan keputusan Menteri Agama No. 3 tahun 1990: ”Usaha-usaha peningkatan kemampuan baca tulis Al-Qur’an bagi umat islam, dalam rangka peningkatan, penghayatan dan pengamalan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.”

Supaya dapat mencapai peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia maka mutlak

36

HR. Bukhori, Riyadl As-Sholihin, 1986 hlm 123

37

As’ad Humam, Op Cit, hlm 13

38

(41)

diperlukan adanya pendidikan keimanan dan ketakwaan, itulah pendidikan agama.39

Dalam rangka merealisasikan semua dasar tersebut di atas, maka pengurus terpanggil untuk mewujudkan generasi Qur’ani dengan memberantas buta huruf Al-Qur’an di desa Sekarputih dan sekitarnya dengan adanya TPQ Bahrul Muhtadin.

6. Sistem Pendidikan Dalam Taman Pendidikan Al-Qur’an

Membahas tentang pengertian sistem dan pendidikan, maka yang dimaksud dengan sistem pendidikan disini adalah suatu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan. 40

Al-Qur’an merupakan isyarat tentang sistem pendidikan yang akan membimbing manusia untuk berpikir logis yang diwujudkan dalam tindakan etis. Hal ini adalah tujuan utama pendidikan dan pengajaran yang dipegangi sepanjang masa. Pendidikan mengupayakan agar orang mendapat ma’rifah, maka agama bertujuan agar orang memperoleh akhlaq yang terpuji.

Dengan demikian apabila berbicara tentang ”sistem pendidikan di TPQ” yang dimaksud dengan tujuan yang ada dalam sistem tersebut yaitu mampu membaca dan menulis Al-Qur’an. Pendidikan baca tulis Al-Qur’an di TPQ tentunya mengandung beberapa komponen yang saling berhubungan dan saling berpengaruh terhadap suatu usaha yang terwujud

39

As’ad Humam, Op Cit, hlm 14

40

(42)

dalam pelaksanaan pendidikan Al-Qur’an tidak akan terlaksana sebagaimana mestinya, jika tidak didukung komponen-komponen yang ada dalam pendidikan tersebut.

Dalam mengkaji dan menelaah sistem pendidikan TPQ secara optimal, maka perlu digali komponen-komponen yang ada dalam wilayah sistem pendidikan Al-Qur’an. Adapun komponen-komponen sistem pendidikan pada TPQ antara lain:

1. Tujuan dan Target TPQ

Taman Pendidikan Al-Qur’an adalah pendidikan untuk baca dan menulis Al-Qur’an di kalangan anak-anak. Tujuan pengajaran adalah merupakan salah satu aspek atau komponen dalam pendidikan yang harus diperhatikan, karena pendidikan akan dikatakan berhasil apabila tujuan tersebut dapat tercapai atau paling tidak mendekati target yang telah ditentukan.

(43)

suasanan yang Islami, dapat menulis huruf-huruf Al-Qur’an, hafal surat-surat pendek, ayat-ayat pilihan dan do’a sehari-hari.

Kemampuan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar merupakan target dan sekaligus merupakan tujuan pokok dan perdana yang harus dicapai dan sekaligus dimiliki oleh setiap peserta santri. Oleh karena itu, pada saat pelaksanaan penerimaan anak setiap lembaga pendidikan Islam, kemampuan membaca Al-Qur’an hendaknya dijadikan sebagai materi pertama dan utama,sedang materi-materi yang lainnya adalah sebagai penunjang. Materi penunjang juga penting, namun prioritas kedua setelah membaca Al-Qur’an, sedangkan materi-materi penunjang baru diberikan setelah para santri masuk ke program lanjutan. Dalam arti, materi penunjang tersebut sebagai pendukung atau sebagai tambahan saja setelah materi membaca Al-Qur’an tersebut.41

Taman Pendidikan Al-Qur’an bertujuan untuk menyiapkan anak didik agar menjadi generasi yang Qur’ani, yaitu generasi yang mencintai Al-Qur’an, komitmen dengan Al-Qur’an dan menjadikan Al-Qur’an sebagai bacaan dan pandangan hidup sehari-hari. 42

Untuk tercapainya tujuan ini, TPQ perlu merumuskan pula target-target operasionalnya. Dalam waktu kurang lebih satu tahun, diharapkan setiap anak didiknya akan memiliki kemampuan:

41

Mansur, Op Cit, hlm 134-135

42

(44)

a) Dapat membaca Al-Qur’an dengan benar, sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid.

b) Dapat melakukan sholat dengan baik dan terbiasa hidup dalam suasana yang islami dalam kehidupan sehari-hari.

c) Hafal beberapa surat pendek, ayat-ayat pilihan dan do’a sehari-hari.

d) Dapat menulis huruf Al-Qur’an.43

Kemampuan membaca Al-Qur’an dengan benar, adalah merupakan target pokok yang harus dimiliki oleh setiap santri. Oleh karena itu pada saat pelaksanaan ujian akhir, kemampuan membaca Al-Qur’an dijadikan materi utama, sedangkan materi penunjang yang lain diberikan pada program selanjutnya.

2. Sistem dan Metode Mengajar

Membahas tentang pengertian sistem dan pendidikan, maka yang dimaksud dengan sistem pendidikan disini adalah suatu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan. 44

Metode adalah cara pendekatan yang digunakan Guru dalam menyajikan Bahan Pengajaran kepada santri dalam PBM tatap muka (intra kurikuler).

Oleh karena metode itu menyangkut kegiatan harian, maka Guru harus terlebih dahulu mempersiapkan segala sesuatunya dengan memilih

43

As’ad Humam, Op Cit, hlm 14-15

44

(45)

metode yang man dipandang paling efektif dan komunikatif, sesuai pokok bahasan yang ditetapkan. Hal ini berkaitan dengan Program Kerja Harian yaitu pilihan tentang metode yang akan digunakan itu telah ditetapkan sebelumnya.45

Secara keseluruhan, metode itu bermacam-macam, seperti: metode latihan, penugasan, tanya jawab, demonstrasi, BCM

Akan tetapi berhubungan dengan proses belajar mengajar di TPQ/TKA ini mempunyai dua prosedur pendekatan, yaitu pendekatan klasikal dan pendekatan privat, maka macam-macam metode tadi dapat dipilih secara selektif sesuai daya efektifitasnya.

Penerapan metode pengajaran itu dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Penerapan Klasikal:

Metode BCM, demonstrasi, tanya jawab 2. Untuk Pendekatan privat

Metode latihan, penugasan, asistensi, demonstrasi, dan tanya jawab. Metode yang digunakan dalam pendekatan privat diatas adalah mengacu pada prinsip CBSA (Cara Belajar Santri Aktif).

Metode latihan dimaksudkan agar santri aktif berlatih, yaitu latihan membaca, disamping juga menulis dan menghafal, sedangkan guru lebih banyak menyimak sesudah ia memberikan kunci-kuncinya.

45

(46)

Metode penugasan digunakan pada saat santri menunggu giliran atau sesudah mendapat giliran privat. Tugas tersebut dapat berupa tugas menulis, menghafal atau bermain dengan alat permainan yang ada.

Latihan dan penugasan ini dapat diteruskan dirumah sebagai PR bagi santri, terutama bagi santri yang sudah mengikuti Program Tadarus guna menerapkan motto ”tiada hari berlalu tanpa tadarus”.

Metode asistensi dapat diterapkan sesudah TKA/TPQ dibuka lama dan sudah menghasilkan santri yang sudah memasuki Program Tadarus atau setidak-tidaknya buku Iqra’ jilid 5-6. dalam hal ini yang berperan sebagai asisten adalah santri tersebut, dengan memilih santri yang dippandang pintar dan lincah. Mereka diberi kepercayaan oleh gurunya untuk menyimak santri yang lain yang bahan pengajarannya berada di bawahnya. Misalnya, santri yang sudah memasuki jilid 5-6 menjadi asisten untuk menyimak santri yang baru memasuki jilid 1-4. santri yang sudah tadarus menjadi asisten untuk menyimak santri yang baru memasuki jilid 5-6. metode asistensi ini dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan guru privat atau pada saat guru privat berhalangan hadir.

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan pada saat guru harus memberikan contoh bacaan cara penulisan kaidah makharijul huruf dan ilmu tajwid, atau contoh cara memperagakan gerakan salat, wudlu.

(47)

diluruskan dengan cara bertanya jawab kepada santri yang bersangkutan atau pada santri lain yang duduk berdekatan dengannya. Metode tanya jawab ini pada dasarnya dapat digunakan setiap saat, baik pada saat privat maupun pada saat klasikal, seperti halnya metode demonstrasi.46

Pelajaran dibagi menjadi dua tahap, yaitu klasikal dan privat dengan pembagian waktu sebagai berikut: 10 menit pertama klasikal, 40 menit di tengah privat, 10 menit terakhir kembali klasikal.

Dalam tahap privat tiap kelas ditangani oleh beberapa guru, dengan rasio perbandingan seorang guru mengajar antara 3 sampai 6 santri. Sistem individual/privat ini adalah khusus untuk belajar membaca Al-Qur’an dengan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), Yaitu santrilah yang aktif membaca buku pegangan, sedang guru hanya mengawasi dan menyimak satu persatu secara bergantian antar santri serta merekam hasilnya pada Kartu Prestasi santri (KPS).

Untuk mengisi kekosongan waktu bagi santri yang belum, dan yang sudah privat, maka perlu diberi kegiatan (tugas) antara lain:

a) Menulis huruf Al-Qur’an (bagi santri TPQ) b) Mengulang pelajaran yang lalu

c) Bermain-main dengan permainan yang disediakan d) Dan lain-lain kegiatan.

e) Bagi santri yang lain diantara temannya (sukar diatur), sebaiknya diberi tugas dan perhatian khusus.

46

(48)

Tahap klasikal, tiap kelas diajar oleh seorang ustadz/ustadzah. Materi pelajaran sesuai dengan Program Harian (PH), yang melingkupi hafalan bacaan shalat, hafalan surat-surat pendek, hafalan ayat-ayat pilihan, bermain, cerita dan menyanyi lagu-lagu islami serta pengenalan pelajaran baru berkenaan dengan buku Iqra’.

Dengan sistem campuran ini (klasikal dan privat) maka kenaikan jilid bisa terjadi setiap saat, tergantung pada lambat atau cepatnya masing-masing santri dalam menerima pelajaran. Demikian pula masa pendaftaran untuk menjadi santri TKA/TPQ ini, tidak tergantung pada masa-masa tertentu, tetapi bisa sewaktu-waktu, selama daya tampung dan tenaga ustadz/ustadzah memungkinkan.

Pada tahap awal santri dibagi dalam beberapa kelas. Pengelompokan kelas didasarkan pada persamaan usia. Misalnya:

4-6 Tahun (Usia TKA) 7-12 Tahun (Usia TPQ)

Pada proses selanjutnya, setelah berjalan beberapa minggu, dan setiap santri telah memperlihatkan prestasinya masing-masing, khususnya dalam membaca buku Iqra’, maka pengelompokan belajar santri (TKA dan TPQ) didasarkan atas persamaan jilid (prestasi santri).

Misalnya: Santri TKA dikelompokkan: Buku Iqra’ Jilid 1 dan 2: Kelompok 1 Buku Iqra’ Jilid 3 dan 4: Kelompok 2 Buku Iqra’ Jilid 5 dan 6: Kelompok 3 SantriTPQ dikelompokkan:

(49)

Buku Iqra’ Jilid 5 dan 6: Kelompok 3

Pengelompokan ini untuk memudahkan penyajian materi pelajaran. Baik pada saat klasikal maupun privat. Sekiranya ruangan memungkinkan, sebaiknya dipisah dalam kelas-kelas tersendiri, tiap kelas idealnya berkisar antara 20-30 santri di bawah bimbingan seorang wali kelas yang bertanggung jawab atas kelancaran kelas tersebut. Atau waktu masuk belajar diatur sebagai berikut:

Pukul 14.00-15.00 (Kelompok 1) Pukul 15.00-16.00 (Kelompok 2) Pukul 16.00-17.00 (Kelompok 3)

Santri yang telah menyelesaikan paket buku Iqra’ dilanjutkan dengan paket tadarus Al-Qur’an. Bagi mereka yang telah tadarus harus dikelompokkan sendiri dalam kelas tadarus, materi yang diberikan sesuai dengan kurikulum tadarus.

Saat privat setiap santri disimak bacaan Qur’annya sesuai materi tajwid praktis yang diberikan pada saat klasikal.47

3. Strategi Pengajaran

Strategi secara umum mempunyai pengertian sebagai garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah dtentukan.

Dalam kaitannya dengan strategi mengajar, maka ruangan dan perabot harus diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan terlaksananya pengajaran yang baik, kegiatan perorangan, kelompok

47

(50)

dan klasikal. Juga memungkinkan terlaksananya pembentukan perilaku melalui pembiasaan dan tercapainya kemampuan dasar seoptimal mungkin. 48

4. Masa dan Waktu Pendidikan TPQ

Keberadaan TPQ merupakan penunjang bagi pendidikan Agama Islam pada lembaga-lembaga pendidikan sekolah (SD-MI), untuk itu penyelenggaraannya dilakukan pada waktu sore atau malam hari pada luar jam sekolah.

Masa pendidikan di TPQ berlangsung selama satu tahun dan terbagi dalam dua semester, namun dimungkinkan bagi santri yang mempunyai kemampuan lebih akan dapat menyelesaikannya dalam waktu kurang dari satu tahun. Demikian sebaliknya, bagi santri yang kemampuannya terbatas bisa memakan waktu lebih dari satu tahun. 49

Pelajaran diberikan selama satu jam (60 menit) setiap pertemuan dan dilaksanakan pada sore hari. Enam kali dalam seminggu (TKA) dan tiga sampai empat kali dalam seminggu (TPQ), selama satu tahun ajaran yang dibagi menjadi dua semester, semester pertama diharapkan santri telah mengkhatamkan buku Iqra’ 6 jilid. Semester kedua diharapkan santri mengkhatamkan Al-Qur’an 30 juz.

Oleh karena waktu pendaftaran masuk bagi santri tidak sama, demikian pula tingkat kemampuannya, maka waktu kelulusannya pun

48

Mansur, Op Cit, hlm 130

49

(51)

tidak mesti bersamaan. Untuk itu wisuda kelulusan diadakan tiap akhir semester dengan acara:

- Pembagian ijazah bagi yang lulus dan diwisuda.

- Pembagian Raport bagi yang belum lulus sekaligus sebagai forum silaturahmi antara santri, wali santri, dan para ustadz/ustadzah. 50 5. Materi Pelajaran TPQ

Sesuai dengan tujuan dan targetnya, maka materi pelajarannya dibedakan menjadi dua macam, yaitu materi pokok dan materi penunjang. Yang dimaksud materi pokok adalah materi yang harus dikuasai benar oleh setiap santri dan dijadikan sebagai alat ukur untuk menentukan lulus tidaknya seorang santri. Sedangkan yang dimaksud materi penunjang adalah materi-materi yang penting pula, namun belum dijadikan sebagai alat ukur untuk menentukan lulus tidaknya santri.51

Sesuai tujuan TKA dan TPQ, maka materi pokok pelajaran adalah belajar membaca Al-Qur’an dengan buku pegangan BUKU Iqra’ (Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur’an) susunan Ustadz H. As’ad Humam, pengasuh Team tadarus AMM (Angakatan Muda Masjid Mushalla) Yogyakarta, terdiri 6 jilid ditambah buku pelajaran tajwid praktis bagi mereka yang telah tadarus Al-Qur’an.

Selain itu terdapat materi pelajaran penunjang, antara lain: - Hafalan bacaan shalat

50

Chairani Idris & Tasyrifin Karim, Op Cit, hlm 6

51

(52)

- Do’a sehari-hari - Surat-surat pendek - Ayat-ayat pilihan - BCM Islami

- Menulis huruf Al-Qur’an bagi (TPQ).52 a) Materi Pokok

Sebagai materi pokok adalah belajar membaca Al-Qur’an dengan mempergunakan buku pegangan wajib yang harus dimiliki santri TPQ. Buku yang digunakan baik sistem Iqra’ (jilid 1-6) susunannya Al-Qur’an Ustadz H. As’as Humam, sistem Qira’ati (jilid 1-6) susunannya Al Ustadz H. Dachlan Salim Zarkasyi, sistem Al Barqy (dalam satu buku/jilid) susunanya Al-Ustadz Drs. Muhajir Shulthon atau juga menggunakan sistem-sistem yang lain.

Dalam menyampaikan materi yang perlu diperhatikan, adalah:

a. Mengenal huruf dengan baik b. Mengenal tanda baca

c. Mengenal tajwid dasar/terjemah dasar

d. Menghafal surat-suarat pendek (seluruh juz Amma)

Apabila seorang santri telah mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar (tartil), maka sebagai kelanjutannya, ia

52

(53)

mulai tadarus Al-Qur’an (memulai juz 1 dan buku hanya juz ’Amma) saja.

b) Materi Penunjang

Adapun yang termasuk materi penunjang adalah: materi hafalan bacaan sholat, surat-surat pendek, do’a sehari-hari dan ayat-ayat pilihan.

1. Hafalan Bacaan Sholat

Hafalan bacaan sholat ini, walaupun dimasukkan dalam kelompok materi tambahan, namun dalam penyampaiannya termasuk yang diprioritaskan. Untuk materi bacaan yang tidak satu macam, misalnya do’a iftitah, maka diajarkan pada anak satu macam dahulu, sambil diberi pengertian adanya macam-macam bacaan sholat yang lain. Dan baik bila dimungkinkan materi hafalan dapat dipraktekkan dalam shalat jama’ah dimasjid, musholla atau majlis ta’lim. 53

2. Hafalan Do’a sehari-hari

Diharapkan dengan hafal do’a harian, santri akan terdorong untuk bisa hidup dalam suasana Islami. Untuk itu, do’a-do’a ini tidak hanya dihafalkan, namun dipraktekkan dalam kehidupan nyata di bawah bimbingan para ustadz dan orang tuanya. Dalam hal ini, ada 12 do’a yang diajarkan di TPQ yaitu:

1. Do’a kebaikan dunia akhirat 2. Do’a untuk kedua orang tua

53

(54)

3. Senandung do’a Al-Qur’an

9. Do’a masuk dan keluar kamar kecil 10.Do’a masuk dan keluar masjid 11.Do’a selesai adzan

12.Do’a selesai wudlu 3. Hafalan ayat-ayat pilihan

Ayat-ayat pilihan adalah ayat yang dipandang penting dan relevan dengan pertumbuhan jiwa dan pendidikan anak-anak. Dalam hal ini, di TPQ diharapkan santri hafal:

1. QS. Al-Baqarah 255 (Ayat kursi) 2. QS. Al-Baqarah 284-286

3. QS. Isra’ 23-27

4. QS. Al-Mu’minun 1-11 5. QS. Luqman 12-19

Untuk ayat-ayat pilihan ini, masing-masing TPQ bisa memilih mana yang lebih diprioritaskan dan tidak dituntut untuk tersampaikan seluruhnya. Karena pada umumnya, memang waktu yang disediakan tidak cukup.

4. Dasar-dasar Ulumul Qur’an

(55)

5. Menulis Huruf-huruf Al-Qur’an

Untuk TPQ menulis huruf-huruf Al-Qur’an belum dijadikan target pokok, namun baru target penunjang. Karena itu di TPQ yang dipentingkan adalah santri bisa membaca Al-Qur’an, sedangkan kemampuan menulisnya akan ditingkatkan nanti pada tahun berikutnya. Oleh karena itu targetnya memperkenalkan dasar-dasar tulisan huruf Al-Qur’an. 54

6. Bermain, Cerita dan Menyanyi (BCM)

Khususnya di TPQ perlu juga dikembangkan materi-materi selingan berupa BCM, tentang bentuk BCMnya, sepenuhnya diserahkan pada kebijaksanaan ustadz atau ustadzahnya, dengan ketentuan masih tetap dalam ruang lingkup yang Islami dan dapat menunjang materi pokok, sedangkan penyampaiannya bersifat selingan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. 55

6. Dana dan Biaya Pendidikan TPQ

Agar pendidikan di TKA/TPQ berjalan baik dan lancar, maka harus diusahakan adanya sumber dana yang sifatnya tetap, hal ini bisa berasal dari:

- Infaq pangkal calon santri dan infaq bulanan santri (SPP) yang besarnya tergantung pada kemampuan para wali santri.

- Atau beberapa orang Muhsinin (dermawan/donatur).

54

Ibid, hlm 12

55

(56)

Dana dan biaya tersebut dipergunakan terutama untuk keperluan aktivitas pendidikan sehari-hari, misalnya untuk keperluan administrasi, pengadaan sarana belajar dan mengajar, konsumsi ustadz/ustadzah dan termasuk untuk kesejahteraan ustadz/ustadzahnya. 56

Dalam pengembangan TPQ dana dan sumber pendidikan berasal dari:

a) Sponsor penyandang dana bisa perorangan atau kolektif b) Dana dari pengelola unit

c) Donatur tetap atau incidental

d) Uang pendaftaran dan uang pangkal, uang SPP (infaq) santri. e) Usaha-usaha yang lain yang melalui jalan yang halal dan tidak

mengikat.

Sedangkan dana tersebut diatas diperuntukkan untuk: a) Biaya Operasional pendidikan

b) Untuk kesejahteraan tenaga pengajar 57 7. Sarana dan Fasilitas

Sarana adalah alat bantu atau peralatan yang diperlukan dalam proses belajar mengajar (PBM). 58

Idealnya TKA/TPQ dilengkapi dengan sarana dan fasilitas yang memadai sesuai dengan zamannya. Pada kondisi sekarang ini

56

Chairani Idris & Tasyrifin Karim, Op Cit, hlm 6

57

Muhammad Syahrial Munir, P5Q (Pedoman Pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Al-Qur’an), 1999, Jatim: Lembaga Pengembangan Al-Qur’an Jami’atul Qurro’wal Huffadh, hlm 24-25

58

(57)

sudah saatnya TKA/TPQ khususnya yang ada diperkotaan minimal satu buah yang dijadikan sebagai proyek percontohan yang memiliki sarana antara lain:

- Over Hide Proyektor (OHP) atau Slide, sehingga materi pelajaran dengan mudah ditampilkan lewat layar dengan berbagai bentuk yang menarik.

- Komputer Al-Qur’an atau paling tidak komputer biasa yang digunakan untuk memprogramkan permainan dalam bentuk game-game dari angka maupun huruf-huruf Al-Qur’an

- Ruang belajar, meja kursi, papan tulis/hitam, alat peraga, gambar-gambar, almari administrasi dan bahan-bahan pelajaran.

- Perlengkapan administrasi seperti Buku Induk, Buku Tamu, Agenda Surat, absensi, Kartu SPP, Prestasi santri, data Prestasi, raport, Blanko Kenaikan Jilid, Kartu Tadarrus dll.

- Buku Paket Iqra’, Buku Kumpulan Hafalan, Buku Tajwid praktis, al-Qur’an Standar serta Buku Pedoman untuk ustadz/ustadzah. - Perpustakaan mini yang dilengkapi dengan bacaan majalah

anak-anak muslim serta main-mainan yang Islami.

- Masjid mini/musholla, bagi TKA/TPQ yang berjauhan dengan masjid untuk tempat praktek shalat.59

59

(58)

8. Evaluasi (Penilaian)

Evaluasi adalah tes kemampuan santri secara individual (satu persatu). Hal ini berlaku untuk tiap santri, dan bagi santri peserta ujian akhior sebelum mereka di wisuda dan memperoleh ijazah.

Penilaian ini memegang peranan penting dan sangat bermanfaat, bagi santri maupun bagi guru, sebab penilaian itu di samping berorientasi pada bahan pengajaran yang diberikan dan metode yang digunakan dalam PBM.

Dengan demikian, pentingnya penilaian itu dapat dilihat dari segi fungsi dan tujuannya, yaitu sebagai berikut:

1. Dalam rangka motivasi, yaitu mendorong aktivitas belajar santri; 2. Dalam rangka prestasi, yaitu memacu keberhasilan dalam

pencapaian target kurikulum;

3. Dalam rangka klasifikasi dan kualifikasi, yaitu sebagai bahan masukan bagi guru dalam rangka pengelompokan santri atau mutasi santri ke dalam kelompok privat yang setarap.

4. dalam rangka koreksi, yaitu menjadi bahan masukan dan umpan balik bagi guru dalam rangka perbaikan mutu PBM.

(59)

perbuatan dan penugasan/tugas observasi, dan hanya sedikit saja/pada taraf tertentu yang menggunakan tes tertulis.

Atas dasar itu di tiap unit TKA/TPQ sejak awal kegiatan (sejak hari pertama) harus sudah disiapkan sejumlah kartu/blanko sebagai perangkat penilaian/evaluasi.60

Kegiatan evaluasi di TPA dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang sekaligus untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari pengelolaan unit (proses belajar mengajar) dan koordinasinya. Adapun kegiatan evaluasi di TPQ antara lain:

1. Santri masuk ke TPQ

Pada saat ini santri diuji agar dapat diketahui apa yang sudah diketahuinya tentang bacaan Al-Qur’an. Adapun alat yang digunakan adalah lembar penjajakan. Sedangkan pelaksanaannya adalah ustadz/ustadzah yang ditugasi untuk itu.

2. Setiap hari masuk (harian)

3. Pelaksanannya dengan cara menyimak bacaan santri baik itu kemampuan membaca, menghafal serta menulis. Alatnya dapat berupa kartu prestasi, buku tulis dan alat peraga lainnya. Sebagai pelaksananya adalh ustadz/ustadzah yang bersangkutan.

4. Jangka waktu yang tertentu (catur wulan)

Pelaksanannya dilaksanakan dengan jadwal yang twelah ditentukan dalam waktu beberapa hari sesuai kebutuhan untuk mengujinya

60

(60)

dibentuk suatu tim yang memang berkelayakan untuk menguji, dengan alat-alt menguji seperti tajwid, hafalan, dan alat tulis menulis, serta materi uji penunjang lainnya. Hasil evaluasi pada kegiatan ini kemudian diwujudkan dengan membuat buku raport yang sekaligus sebagai laporan kepada orang tua atau wali santri. 5. Kenaikan jilid

Pelaksanaannya dilakukan pada saat santri mengakhiri tiap jilid yang sudah dipelajarinya. Untuk kegiatan ini yang perlu diperhatikan adalah apabila masih ada santri yang tidak tepat dalam membaca tiap-tiap jilidnya, supaya jangan dinakkan dahulu pada jilid berikutnya. Santri diminta untuk memperbaiki bacaan yang masih salah tersebut.

6. Pada saat akan melaksanakan Khataman Al-Qur’an

Pelaksanaannya dilaksanakan pada saat santri telah mengakhiri belajar membaca Al-Qur’an. Sebagai pelaksanaannya adalah tim yang dibentuk oleh Lembaga koordinasi di tingkat Cabang, apabila santri dianggap lulus akan diberi ijazah dan mengikuti Haflah Khotmil Qur’an.61

C. Masalah-masalah yang dihadapi Taman Pendidikan Al-Qur’an

Dalam sebuah proses pendidikan, tidak asing lagi bila harus dihadapkan pada sebuah masalah-masalah atau hambatan yang akan dihadapi, oleh karena itu diperlukan solusi pemecahannya.

61

Gambar

Tabel I
Tabel II
Tabel III
Tabel V
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas terlihat beberapa fenomena yang menarik untuk diteliti dan dianalisis, sehingga tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan dimana setiap pertemuan berlangsung selama 2x35 menit dengan memanfaatkan lingkungan

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Induksi Kalus Akasia ( Acacia mangium ) Dengan

Arah rotasi venus searah jarum jam (dari timur ke barat). Hal ini berbeda dengan planet-planet lain yang rotasinya berlawanan jarum jam. Sekali mengelilingi matahari, venus

Mulai dari proses penerimaan zakat, infak/sedekah yang diakui sesuai dengan nominal yang disetorkan kepada BAZNAS dari muzzaki, penyaluran zakat, infak/sedekah yang diakui ketika

Untuk mencatat semua aktivitas yang berhubungan dengan penjualan, anda dapat menggunakan modul sales pada MYOB Premier. Semua aktivitas penjualan yang dicatat

Dalam hal penggabungan perseroan dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), maka Direksi perseroan yang akan menerima penggabungan

Wujud saham yang berupa selembar kertas dan menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan terbagi atas dua jenis, yaitu : (Sapto Rahardjo, 2006) : 1) Saham