• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

C. Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan Taman Pendidikan Al-Qur’an Pendidikan merupakan sutatu hal yang Sangat penting dan tidak dapat

2. Upaya Peningkatan Kualitas Tenaga pendidik

Sejak adanya kehidupan, sejak itu pula guru telah melaksanakan pembelajaran, dan memang hal tersebut merupakan tugas dan tanggung

74

Ahmad Tafsir, Metodologi pengajaran agama Islam, 1996, Bandung: Rosdakarya 147

75

Mulyasa, Menjadi guru Profesioanal Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, 2005, Bandung: Rosdakarya, hlm36

jawab nya yang pertama dan utama. Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya.

Guru sebagai pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, disiplin.76

Seorang guru harus berpacu dalam pembelajaran, agar dapat memberikan kemudahan dalam proses belajar bagi seluruh anak didik. Menurut Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin dijelaskan ada empat tugas pendidik/pengajar, yaitu:

1) Menunjukkan kasih sayang kepada murid dan mengangggapnya seperti anak sendiri, sebagaimana Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya aku bagi kamu seperti ayah terhadap anaknya “.

2) Mengikuti teladan pribadi Rasulullah

3) Tidak menunda memberi nasehat dan ilmu yang diperlukan oleh para murid / peserta didik

4) Menasehati murid serta melarangnya dari akhlak tercela Secara umum tugas pendidik adalah:

1) Mujtahid, yaitu sebagai pembaharu ilmu, baik dalam teori maupun praktek, sesuai syarat Islam.

2) Mujtahid, yaitu sebagai pemikir yang ulung 3) Mujtahid, yaitu sebagai pejuang kebenaran.77

Dalam rangka, meningkatkan mutu professional maupun mutu layanan, guru harus pula meningkatkan mutu profesionalnya. Seorang dikatakan professional , bilamana pada dirinya melekat sikap dedikatif ynag tingi terhadap tugasnya, sikap komitmen terhadap mutu proses dalam hasil kerja, serta sikap continous improvement, yaitu selalu berusaha

76

Ibid, hlm 37

77

memperbaiki dan memperbarui model-model atau daya kerjanya sesuai dengan tuntutan zamannya, yang dilandasi oleh kesadarannya yang tinggi bahwa tugas mendidik adalah tugas menyiapkan generasi penerus yang akan hidup pada zamannya dimasa depan.78

Pengembangan sikap professional dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:

a) Pengembangan sikap selama pendidikan prajabatan

Dalam pendidikan prajabatan, calon guru dididik dalam berbagai pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diperlukan dalam pekerjaannya nanti.

Karena tugasnya yang bersifat unik, guru menjadi panutan bagi siswanya, dan bahkan bahkan masyarakat sekelilingnya. Oleh sebab itu, bagaimana guru bersikap terhadap pekerjaan dan jabatannya selalu menjadi perhatian siswa dan masyarakat.

Pembentukan sikap yang yang baik tidak mungin muncul begitu saja, tetapi harus dibina sejak calon guru melalui pendidikannya dilembaga pendidikan guru. Berbagai usaha dan latihan, contoh-contoh dan aplikasi penerapan ilmu, ketrampilan dan bahkan sikap professional dirancang dan dilaksanakan selama calon guru berada dalam pendidikan prajabatan.

b) Pengembangan sikap selama pendidikan prajabatan

78

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, 2005, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm 44

Pengembangan sikap professional tidak berhenti apabila calon guri selesai mendapatkan pendidikan prajabatan. Banyak usaha yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan sikap professional keguruan dalam masa pengabdiannya sebagai guru. Seperti telah disebut, peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal melalui kegiatan mengikuti penataran, lokakarya , seminar , atau kegiatan ilmiah lainnya , ataupun secara informal melalui media massa televise, radio, Koran, dan majalah maupun publikasi lainnya. Kegiatan ini sealin dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, sekaligus dapat jga meningkatkan professional keguruan.79

Sedangkan menurut Rogers (dalam Knowles,1984) yang dikutip oleh Mulyasa, memberikan penjabaran tentang seorang guru sebagai fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (Facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik, seharusnya memiliki 7 sikap yaitu:

1. Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keykinannya, atau kurang terbuka

2. Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi dan perasaannya

3. Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif, dan kreatif, bahkan yang sulit seklipun

4. Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran

5. Dapat meerima balikan (feedback), baik yang sifatnya positi maupun negative terhadap diri dan perilakunya

6. Tolerasi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran dan

7. menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka sudah tahu prestasi yang dicapai.

79

Sehubungan dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan Taman Pendidikan Al-Qur’an melalui peningkatan kualitas guru. Sesuai dengan perkembangan zaman dewasa ini yang ditandai dengan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi dimana keberhasilan pendidikan tersebut tidak lepasa dari kualitas guru, maka bagi seorang guru Taman Pendidikan Al-Qur’an harus memilki kompetensi guru yang professional untuk masa depan. Dalam hal ini , Syahrul Munir memberikan syarat-syarat sebagai ustadz-ustadah Taman Pendidikan Al-Qur’an antara lain:

a. Diadakan pengembangan mengenai system manajemen dan pegelolaan unit

b. Diadakan training tentang metodologi pengajaran

c. Melihat langsung proses belajar mengajar di tpa yang sudah ada yang dianggap sesuai dengan standart pendidikan yang baik d. Mengikuti praktek mengajar beberapa minggu di unit yang telah

berhasil

e. Mematuhi tata tertib guru(ustadz-ustadah).80

Dengan keterbatasan dana ini, maka untuk menciptakan citra lembaga ini adalah dengan menggunakan sarana-sarana yang telah dimiliki lembaga secara maksimal. Dan perlu juga diperhatika bahwa memperdayakan tenaga guru yang professional adalah termasuk memanfaatkan sarana(non fisik). Dimana hal ini lebih penting daripada penyiapan sarana fisik dikarenakan dana yang terbatas. Dilihat dari perannya sarana non fisik lebih efektifdalam peningkatan kualitas pendidikan. Jalan lain yang dapat ditempuh dengan memberikan perhatian khusus pada peserta didik untuk dapat meningkatakna

80

prestasinya. Misalanya pada bidang Qira’ah anak didik diikutkan dalam kejuaraan. Dapat pula dengan cara memanfaatkan uang infaq untuk membeli peralatan dalam belajar atau dapat digunakan untuk membuka usaha seperti koperasi yang dapat menyediakan peralatan tulis, seragam dan lain-lain.

Adapun untuk mengatur keuangan dengan baik, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

a. Tempatkan orang yang bisa menjaga amanah(jujur) pada bagian pemegang dan pengelola keuangan

b. Rencanakan anggaran dengan akurat, efektif dan efisien.

c. Cari dan kelola sumber keuangan dari dalam serta dari luar secara professional

d. Gunakan keuangan/pembiayaan secara tepat.

e. Awasi penggunaan keuangan / pembiayaan secara tepat

f. Berilah teguran /peringatan atau sanksi kepada orang yang menyalahgunakan wewenang atau keuangan.

g. Terapkan administrasi dan manajemen yang rapi, tertib dan bertanggung jawab.81

Dengan adanya pendukung ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dalam Taman Pendidikan Al-Qur’an.

3 Upaya Peningkatan Metode Pengajaran

Yang dimaksud metodologi pengajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pengajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda.82

Metode pengajaran adalah suatau pengetahuan tentang cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Dapat juga diartikan sebagai teknik penyajian yang harus dikuasai oleh guru untuk

81

Heri Jauhari Muchtar, Op Cit, hlm 139

82

Inyoman Degeng Sudana, Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable, 2000, Jakarta: Depdikbud, hlm 13

mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok/klasikal.83

Dalam pendidikan Islam pengajaran agama, mencakup pembinaan psikomotorik (keterampilan), kognitif, dan efektif. Pada bagian afektif inilah terdapat pembinaan rasa iman, rasa beragam pada umumnya, rasa nikmatnya (shalat, puasa dll). Disini dalam mendidik anak bukan melewati akal, melainkan langsung masuk kedalam perasaan anak didik. Orang – orang pesantren telah melakukan cari ini. Para pendidik menanamkan rasa beragam dengan membiasakan membaca wirid, membaca puji-pujian.84

Peran metode dalam pendidikan sangatlah penting. Dalam melaksanakan suatu metode seorang guru hendaknya jangan hanya menggunakan satu metode saja, tetapi gunakan juga metode-metode yang lainnya.85

Menurut Winarno Surachmad yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode mengajar dipengaruhi oleh:

a. Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya b. Anak didik dengan berbagai tngkat kematangannya c. Situasi dengan berbagai keadaannya

d. Fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitas.

e. Pribadi guru serta kemampuan profesinya yang berbeda-beda

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, maka umat islam menuntut adanya reformasi pendidikan. Khususnya masalah metode

83

Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, 1997, Bandung: Pustaka Setia, hlm 52

84

Ahmad Tafsir, Op Cit, hlm 136

85

pengajaran Al Qur’an . Metode pengajaran Al Qur’an harus bisa menjawab tuntutan masyarakat dalam upaya pemberantasan buta huruf.

Berikut ini beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam Taman Pendidikan Al-Qur’an. Metode-metode tersebut antara lain:

a. Metode Keteladanan (uswah Hasanah)

Melalui metode ini para orang tua, pendidik atau da’i dapat memberi contoh atau teladan terhadap anak/peserta didikanya bagaimana cara berbicara, berbuat, bersikap, beribadah.86

b. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional. Metode ini dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antar guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Meski metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada anak didik, ia tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam pengajaran.87

c. Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan pembelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik. Metode ini bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik. Metode ini bermaksud memotivasi anak didik untuk bertanya dalam proses belajar mengajar, atau guru bertanya dan anak didik yang menjawabnya. d. Metode Demokrasi

86

Ibid, hlm 19

87

Syaiful bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, 2000, Jakarta: Rineka Cipta, hlm 206

Metode demokrasi adalah metode mengajar yang cukup efektif, sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu. Misalnya proses melakuakan wudhu, cara mengerjakan sholat dan lain-lainnya.

e. Metode Karyawisata

Metode karayawisaya adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran oleh para anak didik dengan jalan membawa mereka langsung ke obyek yang terdapat diluar kelas atau dilingkungan kehidupan yang nyata, agar mereka dapat mengamati atau mengalami secara langsung.88

Dalam pendidikan TPQ, metode ini disebut dengan Tadabbur Alam (rekreasi) dimana anak didik diharapkan dapat lebih mengenala bermacam-macam ciptaan Allah, dan dapat belajar mengenal alam ciptaan Allah.

Dokumen terkait