POTRET KESEHATAN ETNIK BADUY DALAM
3.4. Sistem Budaya Pelayanan Kesehatan Tradisional 1. Keberadaan Pelayan Pengobat Tradisional
3.4.2. Metode Pengobatan
Pengobatan tradisonal yang ada di masyarakat Baduy Dalam menggunakan ramuan-ramuan dengan memanfaatkan tumbuhan dan hewan yang ada disekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Pada saat menjalankan praktek, pengobat tradisional tidak hanya menggunakan tumbuhan dan hewan saja
tetapi disertai juga jampe-jampe atau mantera yang diucapkan sebagai doa kesembuhan.
S (50 tahun), salah seorang dukun di Kampung Tangtu, saat pertama kali menjalankan praktek sebagai dukun kampung usianya masih 30 tahun. Menurut penuturannya, ilmu pengobatan diperoleh secara turun temurun. Kakeknya dulu juga merupakan seorang dukun kampung. Saat pertama kali dinobatkan sebagai dukun kampung, diawali dengan kedatangan seorang yang tiba-tiba datang padanya dan meminta obat. Ternyata apa yang dilakukan memberikan kesembuhan pada orang tersebut. Berita kesembuhan tentang orang tersebut menyebar dari mulut ke mulut, dan sejak itu S diusulkan menjadi salah satu dukun kampungnya.
Prosesi pengobatan yang dilakukan oleh S, dimulai dengan pasien datang dan bercerita tentang keluhan yang dirasakan. Selanjutnya pelayanan yang diberikan tergantung dari permintaan pasien itu sendiri, apakah diobati dengan ramuan dan doa-doa saja atau ingin dilihat yang lain-lainnya.Lain-lain disini misalnya penyakit yang diderita pasien karena hal ghaib.
Praktek pengobatan yang dijalankannya pasien tidak selalu harus datang ke rumah S, bisa dapat juga S dipanggil ke rumah pasien, ini juga sifatnya situasional. Adapun pasien yang berobatpun bermacam-macam tidak hanya dari kampung Baduy Dalam saja tapi juga luar Baduy. Orang luar Baduy yang mengetahui keberadaan dirinya bukan dari mulut ke mulut saja terkadang berasal dari rekomendasi dukun lain yang mendapat pesan bahwa kesembuhan seseorang syareatnya disembuhkan oleh dirinya.
3.4.3. Syareat (Media Pengobatan Tradisonal)
Pada saat melakukan pengobatan, dukun menggunakan media tertentu yaitu berupa ramuan. Melalui media tersebut jampe-jampe atau mantera menyatu. Panglay merupakan salah satunya, misalnya ketika ramuan yang diresepkan tidak tersedia di rumah dukun, maka pasien cukup membawa pulang panglay yang sudah diberi jampe-jampe atau mantera yang diberi oleh dukun. Selanjutnya apabila ramuan yang diresepkan dukun sudah didapatkan, maka agar ramuan tersebut berkhasiat menyembuhkan penyakit yang diderita pasien maka panglay yang sudah diberi mantera dikunyah dan disemburkan atau dicampurkan dengan ramuan yang dimaksud.
Gambar 3.7. Tanaman Panglay
Sumber :http://myunusw.files.wordpress.com/2008/04/panglai.png
Ada tata cara khusus penggunaan panglay, setelah dicabut dari tanah kemudian dibersihkan tidak perlu dicuci. Namun berbeda jika ingin menggunakan panglay yang sudah diberi mantra maka dicuci terlebih dahulu baru diberi mantra-mantra baru sesuai sakitnya.
Selain panglay media yang digunakan dalam pengobatan menggunakan kemenyan, namun berbeda fungsi. Penggunaan kemenyan lebih ke hal-hal atau penyakit yang dianggap gaib atau penyakit yang dianggap datangnya dari leluhur atau yang Maha Kuasa. Penyakit yang diyakini sebagai penyakit gaib oleh masyarakat Baduy Dalam diantaranya adalah penyakit yang diderita tidak kunjung sembuh setelah dilakukan berbagai pengobatan. Mereka beranggapan bahwa penyakit yang diderita disebabkan oleh akibat perilaku tidak baik penderita itu sendiri atau karena ulah orang lain yang ingin mencelakai.
Tabel 3.1. Daftar Nama Bahan Alam Obat Tradisional Etnik Baduy Dalam
No Nama Ramuan Manfaat dan Cara Pengolahan
1.
Udu
Obat typhus Cara penggunaan :
Dibersihkan dengan dicuci kemudian, dikeringkan dengan cara dijemur dan direbus kemudian diminum air hasil rebusan Udu.
No Nama Ramuan Manfaat dan Cara Pengolahan 2.
Barahulu
Obat sakit kepala Cara penggunaan :
Ditumbuk kasar kemudian penggunaannya dikompres ke dahi
3.
Capeu
Obat salesma dan sakit badan Cara penggunaan :
Direbus dan diminum air hasil rebusan, bisa juga daun ditumbuk dan dibalurkan keseluruh badan.
4.
Kumbili
Obat gatal
Cara penggunaan :
Direbus dan diminum air hasil rebusan, bisa juga daun ditumbuk dan dibalurkan keseluruh badan.
5.
Harane
Cuci muka, kulit halus Cara penggunaan :
Daun dicampur dengan air sedikit digosok dengan kedua tangan sampai menimbulkan buih baru diusapkan ke muka atau badan.
No Nama Ramuan Manfaat dan Cara Pengolahan 6.
Harendang
Obat diare dan luka akibat benda tajam (pisau)
Cara penggunaan :
Daun dimakan mentah untuk obat diare dan ditumbuk kasar kemudian ditempel dibagian yang luka.
7.
Harendong
Obat diare dan gusi bengkak Cara penggunaan :
Daun dimakan mentah langsung.
8.
Getah Angsana
Obat sariawan dan sakit gigi Cara penggunaan :
Getah dioleskan pada bagian yang sariawan atau pada bagian gigi yang lubang.
9.
Hantu Kalabang
Obat sakit telinga Cara penggunaan :
Daun dan batangnya direbus kemudian air diteteskan ke dalam telinga dan dikeluarkan kembali.
No Nama Ramuan Manfaat dan Cara Pengolahan 10.
Jukut Wisa
Obat gatal
Cara penggunaan :
Mulai batang, daun dan akar direbus dan air hasil rebusan diminum.
11.
Jukut Bau
Luka benda tajam Cara penggunaan :
Daun diremas pake kedua tangan kemudian daun hasil remasan ditempel pada bagian yang luka.
12
Maraasri
Obat untuk luka benda tajam (pisau)
Cara penggunaan :
Daun diremas pake kedua tangan kemudian daun hasil remasan ditempel pada bagian yang luka.
13.
Reundeu carat
Obat sakit perut Cara penggunaan :
Daun direbus, air hasil rebusan diminum.
No Nama Ramuan Manfaat dan Cara Pengolahan 14.
Palungpung
Digunakan untuk obat puput udel Cara penggunaan :
Daun dilubangi bagian tengah kemudian tali pusar bayi dimasukkan kebagian daun yang lubang.
15.
Kiseureuh
Obat tetes mata Cara penguunaan :
Batang kiseureuh dibentuk meruncing pada salah satu bagian kemudian air yang dihasilkan dibuat tetes mata.
16.
Kihadangan
Diabetes Mellitus, Kencing Batu Cara penggunaan :
Daunnya direbus, air hasil rebusan diminum 1 hr/2x
17.
Oar
Obat tetes mata Cara penggunaan :
Batangnya dipotong, air yang dihasilkan dibuat obat tetes mata.
No Nama Ramuan Manfaat dan Cara Pengolahan 18.
Pelengpeng
Obat tetes mata Cara penggunaan :
Batangnya dipotong, air yang dihasilkan dibuat obat tetes mata.
19.
Kasungka
Obat Cacing Cara penggunaan :
Air yang dihasilkan dari batang yang dipotong diminum.
20.
Honje
Dikonsumsi sebagai sayur dan untuk kehalusan kulit
Cara penggunaan :
Bagian batang dimakan mentah sebagai lalab juga memberi rasa asam pada sayur asam.
Untuk kehalusan kulit, digunakan sebagai sabun, shampo.
3.5. Perilaku Pencarian Pengobatan (Health Seeking Behavior)