• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.6 Metode Pengukuran

Pengukuran data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner.

Sebelum kuesioner dijadikan alat ukur (instrumen) yang sah maka sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

Kelayakan kuesioner sebagai instrumen penelitian membutuhkan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dimaksudkan untuk memastikan bahwa instrumen penelitian dapat digunakan untuk mengukur objek yang diukur. Menurut Sanusi (2005), uji validitas dilakukan menggunakan korelasi Pearson dengan cara menghitung koefisien korelasi antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari nomor pertanyaan tersebut. Selanjutnya koefisien korelasi (r) yang diperoleh diuji signifikansinya menggunakan uji t atau membandingkannya dengan r tabel. Apabila t hitung > t tabel atau r hitung > r tabel maka nomor pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Bila menggunakan program komputer, asalkan r yang diperoleh diikuti dengan harga p <0,05 berarti nomor pertanyaan tersebut

valid. Masrum (1979) menyebutkan teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang ini merupakan teknik yang paling banyak digunakan (Sugiyono, 2010)

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk memastikan instrumen penelitian menghasilkan ukuran yang konsisten meskipun instrumen tersebut digunakan berkali-kali. Menurut Sugiyono (2010), pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: Test-retest (stability), ekuivalen, gabungan dan internal consistency. Metode yang biasa digunakan untuk uji reliabilitas adalah teknik sekali ukur atau internal consistency. Pada penelitian ini uji reliabilitas dengan menggunakan metode internal consistency karena mempertimbangkan waktu penelitian. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half), dengan rumus :

rb ri rb

  1

2

Dimana :

ri : korelasi internal seluruh instrumen

rb : korelasi product moment antar belahan pertama dan kedua

Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian tentang kepuasan kerja melibatkan 30 orang dokter yang bertugas di PT. Jamsostek (Persero), RS Mitra Medika, RS Martha Friska, RS Ameta Sejahtera, Klinik Bina Sejahtera dan Klinik Haji Bilal. Sedangkan uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian tentang kinerja dokter melibatkan 30 orang pasien/keluarga pasien.

42

Hasil pengujian instrumen yang dilakukan terhadap 30 dokter dan 30 pasien diperoleh bahwa instrumen yang dipakai untuk penelitian dinyatakan valid dan reliabel. Instrumen kepuasan kerja intrinsik terdiri dari 15 item pertanyaan, didapatkan nilai koefisien korelasi (r) minimum 0,377, nilai r maksimum 0,737, dan nilai alpha cronbach minimun= 0,866, maksimum=0.883. Instrumen kepuasan kerja ekstrinsik terdiri dari 20 item pertanyaan, didapatkan nilai koefisien korelasi (r) minimum 0,386, nilai r maksimum 0,763, dan nilai alpha cronbach minumum=0,901, maksimum=0.911. Kinerja dokter yang dinilai oleh pasien/keluarga pasien terdiri dari 20 item pertanyaan, didapatkan nilai koefisien korelasi (r) minimum 0,393, r maksimum 0,715, dan nilai alpha cronbach minimum= 0,8151, maksimum=0.840.

Selanjutnya pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert untuk mengetahui nilai variabel kepuasan kerja dan variabel kinerja dokter.

Responden diminta untuk mengisi pilihan jawaban (a, b, c, d) pada setiap butir pertanyaan pada kelompok A (variabel kepuasan kerja intrinsik dan ekstrinsik) dan kelompok B (variabel kinerja dokter).

Setiap butir pertanyaan dalam kelompok A diberi nilai sebagai berikut:

1. a diberi nilai 4 dengan pilihan jawaban sangat memuaskan.

2. b diberi nilai 3 dengan pilihan jawaban memuaskan.

3. c diberi nilai 2 dengan pilihan jawaban tidak memuaskan.

4. d diberi nilai 1 dengan pilihan jawaban sangat tidak memuaskan.

Untuk pertanyaan pada kelompok B diberi nilai sebagai berikut : 1. a diberi nilai 4 dengan pilihan jawaban sangat baik

2. b diberi nilai 3 dengan pilihan jawaban baik 3. c diberi nilai 2 dengan pilihan jawaban tidak baik

4. d diberi nilai 1 dengan pilihan jawaban sangat tidak baik

Penilaian terhadap faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik diperoleh dari jumlah nilai masing-masing pengukuran yang diperoleh dari reponden dikategorikan menjadi sebagai berikut :

a. Kepuasan kerja faktor intrinsik tinggi, yaitu dokter PPK Tk I merasakan pemenuhan faktor-faktor intrinsik pada derajat yang tinggi.

b. Kepuasan kerja faktor intrinsik sedang, yaitu dokter PPK Tk I merasakan pemenuhan faktor-faktor intrinsik pada derajat yang sedang.

c. Kepuasan kerja faktor intrinsik rendah, yaitu dokter PPK Tk I merasakan pemenuhan faktor-faktor intrinsik pada derajat yang rendah.

Demikian juga untuk penilaian kepuasan kerja faktor-faktor ekstrinsik dikategorikan sebagai berikut :

a. Kepuasan kerja faktor ekstrinsik tinggi, yaitu dokter PPK Tk I merasakan pemenuhan faktor-faktor ekstrinsik pada derajat yang tinggi.

b. Kepuasan kerja faktor ekstrinsik sedang, yaitu dokter PPK Tk I merasakan pemenuhan faktor-faktor ekstrinsik pada derajat yang cukup.

c. Kepuasan kerja faktor ekstrinsik rendah, yaitu dokter PPK Tk I merasakan pemenuhan faktor-faktor ekstrinsik pada derajat yang rendah.

44

Setelah kepuasan kerja pada faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik diketahui maka tingkat kepuasan kerja dokter di PPK Tk I dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Kepuasan kerja dokter tinggi, yaitu dokter PPK I merasakan kepuasan kerja pada

derajat yang tinggi karena terpenuhinya seluruh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

b. Kepuasan kerja dokter sedang, yaitu dokter PPK I merasakan kepuasan kerja pada derajat yang cukup karena terpenuhinya sebagian atau salah satu dari faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

c. Kepuasan kerja dokter buruk, yaitu dokter PPK I merasakan kepuasan kerja pada derajat yang rendah karena tidak terpenuhinya faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

Kategorisasi kepuasan kerja dokter didapatkan berdasarkan Tabel 3.1 dibawah ini :

Tabel 3.2 Kategori Kepuasan Kerja Dokter PPK I

Faktor Intrinsik Faktor Ekstrinsik Kriteria Kepuasan Kerja

Rendah Rendah Tidak Puas (Buruk)

Rendah Sedang Tidak Puas (Buruk)

Rendah Tinggi Puas (Sedang)

Sedang Rendah Tidak Puas (Buruk)

Sedang Sedang Puas (Sedang)

Sedang Tinggi Puas (Sedang)

Tinggi Rendah Tidak puas (Buruk)

Tinggi Sedang Puas (Sedang)

Tinggi Tinggi Sangat Puas (Baik)

Selanjutnya berdasarkan pilihan yang diberikan responden pada kuesioner penilaian kepuasan kerja dan kinerja, seluruh nilai dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah nilai, dan kategori rendah, sedang dan baik didapatkan sebagai berikut:

1. Variabel faktor intrinsik kepuasan kerja dokter diberi kategori:

 Rendah apabila jumlah nilai 15 - 30

 Sedang apabila jumlah nilai 31 - 45

 Baik apabila jumlah nilai 46 - 60

2. Variabel faktor ekstrinsik kepuasan kerja dokter diberi kategori:

 Rendah apabila jumlah nilai 20 - 40

 Sedang apabila jumlah nilai 41 - 60

 Baik apabila jumlah nilai 61 – 80

Sedangkan untuk pengukuran penilaian kinerja yang didapatkan dari responden pasien/keluarga pasien, atasan/pemilik PPK I dan PT. Jamsostek, dihitung sesuai Tabel 3.3 dibawah ini:

Tabel 3.3 Perhitungan Kinerja Dokter

Kategori Penilai Nilai (a) Bobot (b) Jumlah (a) x (b)

Pasien/Keluarga pasien 5

Pimpinan/Atasan/Pemilik PPK I 3

PT. Jamsostek (Persero) 2

Jumlah Total 10

Maka penilaian kinerja (PK) didapatkan dengan rumus : PK = Jumlah Total Hasil Perkalian

Bobot

Selanjutnya penilaian variabel dokter dikategorikan menjadi:

 Rendah apabila jumlah nilai 12.8 – 24.8

 Sedang apabila jumlah nilai 24.9 – 36.8

 Baik apabila jumlah nilai 36.9 - 48.8

46

3.7. Metode Analisis Data

Dokumen terkait