• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PROFIL KITAB NAZ{A>RA>T FI> KITA>BILLA>H KARYA

A. Sekilas Tentang Kitab Naz{ara>t Fi> Kita>billa>h Karya Zainab Al-

2. Metodologi Kitab Naz{ara>t Fi> kita>billa>h

- Ayya>m min Hayati>

- Asma>’Alla>h al-Husna>

- Nahwa Ba’thu Jadi>d

- Muyskila>tu Syabab wa Fataya>t - Gharizah al-Mar’ah

b. Identifikasi Metodologis

Tafsir Naz{ara>t Fi> kita>billa>h ditulis saat Zainab al-Gazali mendekam di penjara, dimana Al-Qur’an lah pengisi hari-harinya. Beliau kerap kali mencatat penafsiran Al-Qur’an yang belum beliau pahami di tepi-tepi lembaran mushaf Al-Qur’an, namun Al-Qur’an tersebut direbut paksa oleh sipir penjara dan belum sempat beliau sempurnakan. Setelah kemudian beliau bebas, barulah ia kembali melanjutkan penulisan tafsir Al-Qur’an tersebut di sela-sela kesibukannya mengajar rutin di halaqah-halaqah kajian tafsir Al-Qur’an di beberapa masjid di Mesir. Penulisan ini beliau sempurnakan pada permulaan tahun 90-an, kitab ini berukuran sederhana.

Mencakup surah al-Fâtihah sampai surah Ibrâhîm pada cetakan awal, diterbitkan oleh syarikat Da>r al-Syuru>q di tahun 1995 M.16

Syaikh Abdul Hay al-Farmawi dalam kitabnya al-Bida>yah fi> al-Tafsi>r al-Maud{u>’i> mengatakan bahwa jumlah metode tafsir ada empat, yaitu:

metode tafsir tah{li>li> (analitik), metode tafsir maud{u>’i> (tematik), metode tafsir ijma>li> (global), metode tafsir muqa>ran (perbandingan).17 Adapun penjelasannya sebagai berikut:

(1) Metode Tah{li>li> (anlitik)

Tafsir tahlili merupakan metode dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu serta menerangkan makna-makna yang tercakup di dalamnya, sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufasir yang menafsirkan ayat-ayat tersebut.18 Diantara ciri-ciri tafsir dengan menggunakan metode tahlili; mengemukakan munasabah ayat,

16 Fitriyah, “Kesetaraan Gender Menurut Zainab al-Ghazali (Studi Analisis Kitab Nazhârâr Fî Kitâbillâh), (Tesis IIQ Jakarta, 2017), h. 32

17 Abdul Syukkur, “Metode Tafsir al-Qur’an Komprehensif Perspektif Abdul Hay al-Farmawî”, Jurnal El-Furqonia 6, no. 01 (2020): h. 116.

18 Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur’an, (Yogyakarta: Glaguh UHIV, 1998), h. 31.

sebab-sebab turunnya ayat yang dibahas, menganalisis lafazh dengan sudut pandang linguistic (kebahasaan), menjelaskan kandungan ayat, serta hikmah-hikmah yang dapat dipetik dari berbagai sudut pandang.

(2) Metode Maud{u>’i> (tematik)

Metode maud{u>’i> adalah metode yang membahas ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan tema atau judul yang telah ditentukan.19 Metode ini dapat dikelompokkan kepada dua macam; berdasarkan surat Al-Qur’an dan berdasarkan tema pembicaraan Al-Al-Qur’an.

Diantara ciri-ciri penafsiran yang menggunakan metode ini yaitu;

membahas ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai dengan tema dan judul yang telah ditetapkan, yaitu penafsir yang menggunakan metode ini akan meneliti ayat-ayat al-Qur’an dan melakukan analisis berdasar ilmu yang benar, yang digunakan oleh pembahas untuk menjelaskan pokok permasalahan sehingga ia dapat memahami permasalahan tersebut dengan mudah dan betul-betul menguasainya, sehingga memungkinkan untuk memahami maksud secara komprehensif.

(3) Metode Ijma>li> (global)

Kata ijma>li> secara bahasa bermakna secara umum atau secara global. Secara definitif tafsir ijma>li> berarti penjelasan ayat Al-Qur’an secara global, yaitu dengan langkah mufasir menafsirkan ayat berdasarkan dengan susunan mushaf Usmani (sebagaimana tafsir tah{li>li>) dan menerangkan secara global, dengan menyertakan keterangan perihal tujuan dan makna ayat.20 Tafsir dengan metode ini mudah dipahami, bahkan juga untuk mereka yang mempunyai pengetahuan terbatas terkait tafsir, dan karena runtutan penafsirannya

19 Hujair A. H. Sanaky, “Metode Tafsir (Perkembangan Metode Tafsir Mengikuti Warna atau Corak Mufassirin)”, Jurnal Al-Mawarid XVIII, (2008): hal. 279.

20 Abdul Syukkur, “Metode Tafsir al-Qur’an Komprehensif Perspektif Abdul Hay al-Farmawî”, Jurnal El-Furqonia 06 , no. 01, (2020): h. 116.

sama halnya dengan runtutan mushaf Al-Qur’an, maka arti yang ada menjadi berkesinambungan antara satu dengan yang lain, sehingga orang yang mendapatkan tafsir dengan metode seperti ini akan merasa tidak terlalu jauh dari redaksi Al-Qur’an itu sendiri.

(4) Metode Muqa>ran (Membandingkan)

Metode tafsir muqa>ran ialah menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an dengan mengutip dan mengumpulkan pada penjelasan-penjelasan para mufassir. Pengertian lebih luasnya adalah membandingkan ayat-ayat al-Qur’an yang berbicara tentang tema tertentu, atau membandingkan ayat-ayat al-Qur’an dengan hadis-hadis Nabi, termasuk dengan hadis-hadis yang makna tekstualnya tampak kontradiktif dengan al-Qur’an, atau dengan kajian-kajian lainnya.21 Hematnya, metode ini adalah metode yang merujuk dan mengutipkan pendapat para ulama, lalu membandingkan dengan antara pendapat satu dengan yang lain.

Maka, diantara empat metode ini, kitab tafsir Naz{ara>t Fi> kita>billa>h menggunakan metode ijma>li>, yakni uraian ayat-ayat Al-Qur’an ditafsirkan secara ringkas dan global sehingga lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan oleh semua kalangan akan maksud makna ayat yang dituju. Untuk sumber penafsiran, terlihat Zainab al-Ghazali memakai sumber al- dan al-Ra’yu. Namun Ketika kita membaca tafsir ini, akan terlihat bahwa sumber al-Ra’yu lebih mendominan.

Adapun untuk sistematika penyajian kitab tafsir Naz{ara>t Fi>

kita>billa>h secara umum, mufasir menafsirkan ayat berdasarkan susunan mushaf Usmani (sebagaimana tafsir tah{li>li>) dan menerangkan secara global. Untuk sistematika penyajian isi kitab tafsir ini antara lain sebagai berikut:

21 Abdul Hari al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu‟ i dan Cara Penerapannya, Terj.

Ma’tsu>r Rosihon Anwar, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 44.

(a) Dibuatkan judul besar nama surah beserta urutan surah, makiyyah atau madaniyyah lalu jumlah ayat.

(b) Mengkelompokkan beberapa ayat untuk ditafsirkan

(c) Memberi pengantar surah dengan kalimat-kalimat ringan yang mudah dipahami terkait makna ayat yang akan ditafsirkan (d) Menafsirkan beberapa kalimat dari ayat yang dimaksudkan di

atas (tidak semua kata beliau tafsirkan).

(e) Menafsirkan dengan kalimat yang jelas dan padat, serta turut mencantumkan hadis-hadis yang berkaitan, asba>bun nuzu>l, muna>sabah ayat dan lain-lain. 22

Zainab al-Gha>za>li juga mengutip beberapa kitab tafsir ulama lain dalam karya tafsirnya, diantaranya; Tafsi>r Fî Z{ilali Al-Qur’a>n, Tafsir Ibnu Katsi>r, tafsir al-Qurt{u>bi>, Tafsi>r Al-Qur’an al-‘Azi>îm, dan lain-lain.

B. Sekilas Tentang Kitab Tafsir Al-Lu’lu’ Wa Al-Marja>n Fî Tafsi>r Al-Qur’a>n