• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian ini bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami dan ditemukan oleh peneliti. Misalnya motivasi, tindakan, perilaku, persepsi, dan lain-lain secara holistik serta dengan cara mendeskripsikannya dalam bentuk kata-kata, pada suatu konteks khusus yang bersifat alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai macam metode alamiah.105

Penelitian kualitatif sebagai suatu konsep keseluruhan (holistic) untuk mengungkapkan sesuatu dilakukan dengan menghimpun data dalam keadaan se-wajarnya mempergunakan cara kerja yang sistematik, terarah dan dapat diper-tanggungjawabkan secara kualitatif, sehingga tidak kehilangan sifat ilmiahnya.106

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu beberapa warung tradisional yang berada di Kota Makassar dengan pertimbangan bahwa Kota Makassar merupakan salah satu kota terbesar di kawasan Indonesia Timur. Kota Makassar terdiri dari 15 Kecamatan dan 153 Kelurahan yang tersebar, yang hampir setiap ruas jalannya terdapat warung-warung tradisional yang hanya berjarak kurang lebih 5 rumah, bahkan ada yang bersampingan atau berhadapan, dan terdapat pula banyak retail-retail modern yang berada di pusat kota, perkantoran, pertokoan, jalan poros sampai masuk ke daerah-daerah pemukiman.

105Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 40th ed. (Bandung: PT. Remaja Rosda-karya, 2021), h. 6.

106H. Hadari Nawawi and Himi Martini, Penelitian Terapan (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996), h. 175.

B. Pendekatan Penelitian

Jenis pendekatan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan Teologis Normatif. Pendekatan ini digunakan untuk meng-analisis dan mengkaji ketentuan-ketentuan hukum, yang bersumber pada Alquran dan Hadis, serta aturan-aturan dalam perundang-undangan dan norma adat yang tidak bertentangan dengan syariat Islam terhadap masalah yang berhubungan dengan etika bisnis.

2. Pendekatan Sosiologis. Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis tentang keadaan pemilik warung tradisional yang berada di kota Makassar, serta berbagai gejala sosial yang saling berkaitan dengan penelitian ini.

3. Pendekatan Fenomenologi. Pendekatan fenomenologi dilakukan dengan menghimpun data berdasarkan konsep, fenomena atau peristiwa, pen-dapat, pendirian sikap, penilaian dan pemberikan makna terhadap situasi tertentu atau pengalaman dalam kehidupan. Sehingga data yang didapat-kan dilapangan dapat dideskripsididapat-kan, diinterpretasididapat-kan, dianalisis dan kemudian menarik kesimpulan.

C. Sumber Data

1. Data Primer. Data primer adalah berbagai informasi dan keterangan yang diperoleh langsung dari sumbernya, yaitu pihak yang dijadikan informan penelitian. Data primer pada penelitian ini sebanyak 15 warung tradisional yang berdekatan dengan retail modern di 15 Kecamatan Kota Makassar, yang setiap warungnya terdiri dari 1 pemilik warung dan 2 konsumennya, sehingga total daripada informan sejumlah 45 orang.

2. Data Sekunder. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui perantara dengan mempelajari berbagai literatur.

Selain itu, data sekunder dapat diperoleh dari referensi-referensi yang ada,

baik berupa buku-buku, jurnal dan majallah ataupun berbagai hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi. Obeservasi didefenisikan sebagai pengamatan yang sistematis berkenaan dengan perhatian terhadap fenomena-fenomena yang muncul.

Observasi digunakan untuk mendapatkan data hasil dari suatu pengamat-an. Pengamatan bisa dilakukan terhadap data tentang sesuatu keadaan suatu benda, atau gejala-gejala alam, tingkah laku, atau sifat seseorang, dan kegiatan atau pelaksanaan.107Observasi atau pengamatan yang dilaku-kan oleh peneliti dalam penelitian ini ialah mengenai praktik bisnis pengusaha warung tradisional, kemudian melakukan perbandingan terkait dengan etika bisnis Islam yang bersumber dari Alquran dan Hadis, apakah telah diterapkan atau tidak, oleh para pengusaha warung tradisional khususnya yang berdekatan dengan retail modern di Kota Makassar 2. Wawancara. Wawancara merupakan sebuah percakapan dengan maksud

tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yakni pewawancara (interviwer) yang bertugas mengajukan pertanyaan dan orang yang diwawancarai (interviewee) atau informan yang memberikan atas per-tanyaan tersebut.108 Dalam hal ini peneliti akan mewawancarai pihak-pihak yang dianggap relevan dengan penelitian ini, terutama yaitu pedagang sembako dan sebagai penguat dari hasil wawancara tersebut maka peneliti juga mengkonfirmasi data melalui pembeli di warung-warung tradisional yang menjadi objek penelitian, agar wawancara lebih

107Sulaiman Saat and Sitti Mania, Pengantar Metodologi Penelitian (Jakarta: Sibuku, 2018), h. 85.

108Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 135.

valid peneliti merekam hasil wawancara untuk keperluan pengolahan data.

Mekanisme wawancara dilakukan dengan cara wawancara terarah (guided interview) yang dilakukan secara individual yakni wawancara peneliti dengan pemilik warung tradisional dan juga pembeli pada warung tersebut.

3. Dokumentasi. Dokumentasi adalah cara mendapatkan data dengan mem-pelajari dan mencatat buku-buku, artikel, arsip atau dokumen dan hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian. Dokumentasi yang akan diguna-kan pada penelitian ini yaitu berupa foto saat melakudiguna-kan interview dengan narasumber.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian kualitatif, Peneliti merupakan instrumen inti dalam penlitian ini.

peneliti menjelaskan tentang alat pengumpulan data yang disesuaikan dengan jenis penelitian yang dilakukan dengan merujuk pada metodologi penelitian. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian yaitu::

1. Pedoman wawancara adalah rangkaian pertanyaan yang diisi sebagai instrumen pengarahan dalam mengumpulkan informasi yang diperlukan selama wawancara.

2. Smartphone merupakan alat komunikasi yang memiliki berbagai fitur yang dapat membantu peneliti dalam mendapatkan informasi. Fitur yang digunakan adalah fitur kamera dan perekam berfungsi untuk mengambil gambar dan merekam percakapan saat wawancara, dan fitur browser yang berfungsi untuk pengisian angket pada google form.

3. Alat tulis digunakan untuk mempermudah proses pengumpulan data sementara dalam penelitian, dengan mencatat poin-poin penting dari wawancara.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dari lapangan diolah dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Menurut Miles & Huberman dalam Sugiyono Proses peng-olahannya melalui tiga tahapan, yakni reduksi data, penyajian data dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.109 Penjelasan ketiga tahapan tersebut sebagai berikut:

1. Reduksi Data. Reduksi data adalah suatu proses penyusunan, penekanan pada perbaikan, pengabstraksian, dan pengubahan informasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tersusun di lapangan. Hasil data reduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik yang akan me-mudahkan peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta men-cari data tambahan jika diperlukan.

2. Penyajian Data. Data ini tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Adapun bentuk yang lazim digunakan pada data kualitatif terdahulu adalah dalam bentuk teks naratif. Dengan adanya penyajian data akan memudah-kan peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanamemudah-kan kerja peneliti-an selpeneliti-anjutnya.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi. Dalam penelitian ini akan mengungkap terkait makna dari data-data yang telah dikumpulkan. Dari data tersebut akan diperoleh kesimpulan yang spekulatif, kabur, tidak fleksibel dan meragukan, sehingga kesimpulan tersebut harus diverifikasi. Verifikasi dilakukan dengan melihat kembali hasil dari reduksi data dan penyajian data sehingga penarikan kesimpulan tidak menyimpang.

Dengan demikian, pengolahan dan analisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menganalisa data hasil wawancara secara detail. Kemudian

109Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, 1st ed. (Jakarta: Alfabeta, 2017), h. 132.

mereduksi data, dalam hal ini peneliti melakukan pemilihan data mana yang dianggap sesuai dan penting yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Setelah itu, peneliti menyajikan data dari hasil reduksi data, kemudian menarik kesimpulan serta memaparkan implikasi dari penelitian ini.

G. Pengujian Keabsahan Data

Keabsahan data menurut yaitu meliputi uji kepercayaan (credibility), Keteralihan (transferability), Kebergantungan (dependability), dan Kepastian/

dapat dikonfirmasi (confirmability). Adapun uraian dari keempat pengujian ke-absahan tersebut adalah sebagai berikut:110

1. Uji Kepercayaan (Credibility)

Data hasil penelitian kualitatif seringkali tidak dipercaya karena tidak dianggap memenuhi syarat credibility dan dependiblity. Menurut Sugiyono untuk menguji kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Perpanjangan penelitian. Pada perpanjangan pengamatan untuk menguji keeprcayaan data dari penelitian tersebut, sebaiknya difokuskan pada penguji-an terhadap data-data ypenguji-ang dikumpulkpenguji-an, apakah data tersebut sudah benar setelah dicek kembali ke lapangan, berarti data kredibel maka waktu per-panjangan penelitian sudah dapat diakhiri.

b. Meningkatkan ketekunan, artinya melakukan pengamatan secara teliti dan berkesinambungan. Dengan hal tersebut maka kepastian data dan urutan ke-jadian akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Peneliti hendaknya membaca berbagai referensi buku, jurnal, hasil penelitian ataupun dokumentasi terkait dengan yang diteliti.

110Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, h. 184.

c. Triangulasi. Menurut William Wiersma yang dikutip oleh Sugiyono menyata-kan bahwa triangulasi dalam pengujian kepercayaan ini diartimenyata-kan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu.

d. Menggunakan bahan referensi. Bahan referensi adalah pendukung yang mem-buktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.

2. Uji Keteralihan (Transferability)

Pengujian transferability merupakan validasi eksternal. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian. Karena itu, peneliti dalam membuat laporan harus memberikan uraian secara jelas, rinci, dapat dipercaya dan sistematis.

3. Uji Kebergantungan (Dependability)

Uji dependability adalah melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian kelapangan oleh editor yang independen atau pembimbing untuk melaku-kan audit secara keseluruhan terhadap kegiatan peneliti dalam melakumelaku-kan pe-nelitiannya.

4. Uji Kepastian/dapat dikonfirmasi (Confirmability)

Uji confirmability, peneliti menguji hasil penelitiannya dan dikaitkan dengan proses yang telah dilakukan di lapangan. Dengan demikian pada penelitian ini terdapat empat tahapan pengujian untukmendapatkan keabsahan data, yaitu uji kepercayaan, uji keteralihan, uji kebergantungan dan uji kepastian.

BAB IV