• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Hannafin dan Peck

Dalam dokumen Media & Teknologi Pembelajaran (Halaman 110-117)

bab 4 moDeL-moDeL Pengembangan meDIa Dan

C. Pengembangan Media dan Teknologi

4. Model Hannafin dan Peck

Model ini disebut “the CAI design model” (CDM). CAI merupakan singkatan dari “the Computer Assisted Instruction” (pembelajaran ber-bantukan komputer). Terdapat empat kegiatan pembelajaran dengan alat bantu komputer: (1) latihan dan praktik; (2) tutorial; (3) permain-an, atau game; (4) simulasi atau pemodelan (Hannafin dan Peck, 1988), berikut penjelasan terhadap empat aktivitas yang dimaksud.

Pertama, latihan (drill) selalu dipasangkan dengan praktik (practice) karena keduanya merupakan rangkaian kegiatan yang saling beriringan dalam membangun pengetahuan dan keterampilan. Praktik merujuk pada kegiatan umpan balik yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja. Adapun drill merujuk pada kegiatan pengulangan (repetition) yang ber-tujuan untuk membangun penguatan (reinform cement) menuju tingkat automatisasi pengetahuan dan keterampilan.

Kedua, tutorial merupakan program pembelajaran yang mengikuti fase-fase belajar mandiri secara bertahap untuk menanamkan konsep atau satuan belajar. Tutorial CAI mengharuskan pendidik menyediakan komputer untuk mengajarkan informasi baru. Prosesnya menyerupai interaksi antara mahasiswa dengan tutor yang terlibat dalam sesi satu-satu (one-to-one). Konsep disajikan, mahasiswa memahaminya, setiap konsep diperiksa dan diberi pengecekan, dan pembelajaran selanjutnya berdasarkan respons peserta didik.

Ketiga, game adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk tujuan memperoleh pengetahuan dan pemahaman melalui cara-cara yang

menyenangkan. Dalam hubungannya dengan game, CAI digunakan untuk mengembangkan keterampilan dengan memanipulasi angka, menyajikan gambar-gambar yang menarik pada layar, dan memindah-kannya dengan cepat.

Keempat, simulasi atau pemodelan merupakan abstraksi dari reali-tas. Komputer dalam CAI dapat mensimulasi konsep-konsep atau keja-dian yang kompleks. Komputer menerima input kemukeja-dian merespons seolah-olah sedang mensimulasikan suatu sistem, memungkinkan peser-ta didik menghasilkan keputusan yang baik dan jelek peser-tanpa konsekuensi risiko atau biaya yang mahal.

Model desain CAI merupakan suatu model desain dan pengem-bangan pembelajaran yang berbasiskan komputer dalam membangun aktivitas pembelajaran. Tahapan pengembangan model ini mengikuti fase yang terdiri atas empat tahap, yaitu penilaian kebutuhan (needs as-sessment), desain (design), pengembangan dan implementasi (develop-ment and imple(develop-mentation), eveluasi dan revisi (evaluation and revision) (Hannafin dan Peck, 1988: 60) seperti diilustrasikan pada Gambar 4.4.

star Desain

Evaluasi dan Revisi Penilaian

Kebutuhan

Pengembangan & Implementasian

Gambar: 4.4. Model Desain CAI

Diadopsi dari Hannafin dan Peck, 1988.

a. Penilaian Kebutuhan

Tujuan penilaian kebutuhan adalah untuk mendefinisikan secara jelas spesifikasi dari proyek. Pada tahap ini, pengembang pembelaja-ran menjelaskan kepada siapa produk pengembangan ini ditujukan, lingkungan atau tempat di mana produk ingin digunakan, rintangan yang mungkin dihadapi, tujuan dan sasaran yang harus dicapai dalam program, dan item penilaian yang akan digunakan untuk menentukan sejauh mana tujuan itu tercapai. Dalam hal ini, pengembang meng-identifikasi pengetahuan dan keterampilan yang dicapai peserta didik selama pembelajaran, begitu pula dengan pengetahuan awal yang telah dikuasai oleh peserta didik.

b. Desain

Tujuan tahap desain adalah mengidentifikasi dan mengumpulkan alat-alat, bahan, dan sumber yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Pada tahap desain, pengembang melakukan beberapa langkah, seperti di bawah ini.

• Menentukan tata urutan bagaimana tujuan itu tercapai.

• Mempertimbangkan solusi untuk setiap tujuan yang diidentifikasi selama penilaian kebutuhan.

• Memilih solusi terbaik dan memecahkan masalah.

• Memperluas atau memperbanyak daftar tujuan dan item penilaian. • Menentukan kegiatan yang dapat menunjang pencapaian tujuan. • Mentransfer seluruh bahan ke dalam storyboard.

• Mengolah bahan melalui storyboard.

Adapun cara mengolahnya melalui storyboard dapat diikuti lang-kah-langkah dalam buku Hannafin dan Peck halaman 61-62.

c. Pengembangan dan implementasi

Pada fase ini, pengembang media dan teknologi pembelajaran fokus melakukan beberapa aktivitas pengembangan membuat representasi grafis (flowchart), menciptakan (authoring) atau memprogramkan (pro-graming), menguji coba (testing), tinjauan terbatas (debugging), prosedur pendokumentasian, evaluasi formatif, evaluasi sumatif, dan revisi. Dalam proses pengembangan dan implementasi, program komputer diproduksi hingga menghasilkan produk akhir berupa pelajaran yang menggunakan CAI dalam bentuk program komputer.

Hannafin dan Peck (1988) menjelaskan bahwa langkah pertama dalam fase ketiga ini adalah pengembangan flowchart, suatu diagram yang menandakan adanya garis hubungan dengan produk pembelajar-an ypembelajar-ang hendak dihasilkpembelajar-an. Tujupembelajar-an utampembelajar-anya adalah untuk memahami penerapan dari cetak biru (blueprint) yang telah dirancang sebelumnya. Kedua, membuat program yang mencakup menulis perintah atau instruksi yang dibutuhkan, merancang ilustrasi pada ruang editan (sto-ryboard), memotong atau menyambung, menyelipkan bahan-bahan yang diperlukan, dan berbagai hal lain yang dibutuhkan untuk mem-perkaya produk atau program yang dibuat.

Ketiga, mengujicoba program termasuk mengevaluasi pelaksanaan program. Dalam hal ini, pengembang menginformasikan juga sasaran pengguna program, pengetahuan prasyarat yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan program dengan berhasil, penggunaan program, kapasitas sistem computer yang dibutuhkan untuk menjalankan program yang

telah dihasilkan, dan berbagai instruksi lain yang dibutuhkan untuk dapat mengimplementasikan program yang dimaksud. Begitu pula dengan dokumentasi yang dibutuhkan harus dikembangkan secara jelas dan ringkat sebelum evaluasi dilakukan. Dengan begitu, uji coba efektivitas dari dokumentasi dan pelajaran yang telah dikembangkan melalui pro-gram tersebut dapat dilakukan.

Setelah melakukan verifikasi terhadap semua pelaksanaan program termasuk dokumentasi tanpa kekeliruan, barulah melakukan langkah ke-empat, yaitu mengetes kemampuan pelajaran apakah sudah memenuhi tujuan yang dirumuskan sebelumnya atau belum. Evaluasi seperti ini disebut juga dengan evaluasi formatif, yakni evaluasi yang terjadi pada saat program sedang dikembangkan. Dengan meminta penilai mengetes sementara populasi target sedang menggunakan produk tersebut, maka dengan mudah diperoleh informasi tentang bagian-bagian penting yang perlu diperbaiki atau direvisi. Setelah melakukan revisi terhadap berbagai kekurangan yang terdapat dalam pelajaran itu, barulah program pelajar-an tersebut dapat dikatakpelajar-an mencapai produk final.

Setelah itu, langkah kelima melakukan evaluasi sumatif untuk men-va lidasi atau mengesahkan apakah produk akhir itu telah memenuhi harapan atau sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau belum mencapai sasaran. Di sini juga diberikan keputusan (judgment) untuk meneruskan produk ini pada tahap diseminasi yang kemudian diimplementasi secara kelembagaan. Walaupun demikian, evaluasi sumatif bukan menjadi bagian dari proses penelitian dan pengembangan.

rAngkumAn

Secara umum, model dipahami sebagai representasi grafis, matem-atika (simbolik), fisik, maupun lisan atau versi sederhana dari suatu konsep, fenomena, hubungan, struktur, sistem, atau aspek dari dunia nyata. Secara khusus, model adalah konkretisasi teori dalam bentuk tampilan grafis, panduan, pola, atau prosedur kerja berdasarkan stan-dar tertentu untuk mengarahkan suatu kegiatan agar mencapai hasil yang maksimal.

Pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Makna pengembangan tertuju pada tiga hal, yaitu: (1) produk pengembangan; (2) prosedur, tahapan, atau hierarki siste-mik dan sistematis; (3) berhubungan dengan model. Kegiatan pengem-bangan didasari oleh beberapa alasan mendasar, yakni melanjutkan bentuk produk yang sudah ada; memodifikasi atau mengubah; meng-gabungkan elemen-elemen penting; atau membuat produk baru.

Beberapa model pengembangan media dan teknologi pembelaja-ran yang umum digunakan adalah (1) model ASSURE digunakan untuk mengembangkan bahan ajar, strategi pembelajaran, dan media atau teknologi pembelajaran; (2) Model PIE untuk bahan ajar dan teknologi pembelajaran; (3) model TIP untuk mengintegrasikan teknologi ke da-lam kurikulum dan pembelajaran; dan (4) model CAI untuk mengem-bangkan media dan teknologi berbasis komputer.

lAtihAn

lAtihAn 1: pengemBAngAn pengetAhuAn

petunjuk:

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan hasil bacaan Anda tentang model-model pengembangan media dan teknologi pembelajaran! 1. Apa yang dimaksud dengan model? Jelaskan pandangan secara

umum dan khusus!

2. Apa yang tergambar dalam pandangan Anda ketika menyebut isti-lah pengembangan?

3. Seorang pengembang pasti memiliki alasan rasional dalam mengem-bangkan produk tertentu. Apa alasan yang mendasari setiap aktivitas pengembangan produk Anda?

4. Menurut Gustafson dan Branch (2002), setiap kegiatan pengem-bangan model selalu berorientasi pada tiga kategori. Sebutkan dan jelaskan kategori yang dimaksud!

5. Pilihlah salah satu model pengembangan yang Anda inginkan dan uraikan setiap langkah pengembangannya!

lAtihAn 2: pengemBAngAn sikAp

petunjuk:

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya!

1. Jika Anda ingin mengembangkan dan menghasilkan suatu produk pembelajaran, adakah dari keempat model di atas yang Anda pilih? Ya ____ Tidak ___ Komentar: ___________ 2. Bagaimana pendapat Anda tentang orientasi atau alasan yang

men-dasari setiap kegiatan pengembangan (mengembangkan produk yang sudah ada, mengubah produk, menggabungkan

elemen-ele-men penting, atau membuat produk baru) di atas?

Setuju ____ Tidak Setuju____ Komentar ____________ 3. Apakah Anda merasa kesulitan dalam memahami langkah-langkah

pengembangan dari keempat model di atas? Ya ____ Tidak_____ Alasan _____________

3. Bagaimana pendapat Anda tentang perlunya menghasilkan pro-duk-produk baru di bidang pendidikan dan pembelajaran? Perlu _____ Tidak Perlu ______ Alasan __________

lAtihAn 3: pengemBAngAn keterAmpilAn

petunjuk:

1. Diskusikan dalam kelompok Anda tentang jenis produk yang hendak Anda hasilkan, kemudian rumuskan dalam bentuk judul sederhana (misalnya: Pengembangan Lembar Lepas Berorientasi Gambar Mata Pelajaran Biologi, Pengembangan Komik untuk Meningkatkan Cara Berpikir Kritis, Desain Poster Klasik dalam Pengungkapan Tokoh Fenomenal, Model Integrasi Media Audio Berbasis HP dalam Pem-belajaran Ayat-ayat Surah al-Qari’ah). Pilihlah jenis model pengem-bangan yang sesuai dengan judul yang Anda rumuskan!

2. Kumpulkan model-model pengembangan yang umum digunakan dalam kegiatan pengembangan atau penelitian dan pengembang-an! Anda dapat menggunakan buku referensi atau sumber-sumber online dan digital yang diperoleh melalui Internet.

reFerensi

Bloom, Benjamin S. Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of

Ed-ucational Goals Handbook I Cognitive Domain. Michigan, USA: David McKay

Company Inc. 1956.

Borg, Walter R dan Gall, Meredith D. Educational Research: An Introduction. New York: longman. 1983.

Duffy, Judy l. dan McDonald, Jean B. Teaching and Learning with Technology,

Fifth Edition. Boston: Pearson. 2015.

Gentry, Castelle G. Introduction to Instructional Development: Process and

Tech-nique. Belmont: Wadsworth Publishing Company. 1994.

Gustafson, Kent l., dan Branch, Robert M. Survey of Instructional Development

Models. New York: ERIC Clearinghouse on Information & Technology. 2002.

Hannafin, Michael J. dan Peck, Keyle l. The Design, Development, and Evaluation

Heinich, Robert, Molenda, Michael. Russell, James D., dan Smaldino, Sharon E.

Instructional Technology and Media for Learning. Upper Saddle River, New

Jersey: Pearson. 2008.

Hubbell, Elizabeth Ross, Using McREL’s Knowledge Taxonomy for Ed Tech

Profes-sional Development, Diakses padaTanggal 12 Agustus 2010 dari http://www.

learningandleading-digital.com/learning_leading/20100607#pg22.

Jong, Ton de dan Joolingen Wouter R van. Model- Facilitated learning. Dalam Spector J. Michael, dkk. Handbook of Research on Educational

Communica-tions and Technology, Third Edition. New York: Taylor & Francis Group. 2008.

Mulyasa, Enco. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan

Imple-mentasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006.

Newby, Timothy J., dkk. Educational Technology for teaching and Learning. New York: Pearson. 2011.

Prawiradilaga, Dewi Salma. Prinsip Disain Pembelajaran: Instructional Design

Principles. Jakarta: Prenada Media Group bekerjasama dengan UNN. 2007.

Pribadi, Benny A. Model Assure untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta: Dian Rakyat. 2011.

Rogers, Everett. (2003). Diffusion of Innovation. New York: The Free Press. 2003. Rychen, D.S. The Definition and Selection of Key Competencies. Online: http://

www.oecd.org/dataoecd/47/61/35070367.pdf (Diakses, 29 Juli, 2012). Schwarz, C.V. dan White, B.Y. Metamodeling knowledge: developing students’

un-derstanding of scientific modeling. Cogn. Instruc., 23, 165-205, 2005.

Seels, Barbara B. dan Richey, Rita C. Instructional Technology: The Definition and

Domains of the Field. Bloomington: Association for Educational

Communica-tions and Technology.1994.

Smaldino, Sharon E., lowther, Deborah l., Mims, C., dan Russell James D. In-structional Technology and Media for learning. Boston: Pearson. 2015. Snelbecker, Glenn E. Learning Theory, Instructional Theory, and

Psychoeducation-al Design. New York: McGraw-Hill Book Campany. 1974.

Suparman, Atwi. Desain Instruksional Modern. Panduan Para Pengajar & Inovator

Pendidikan. Jakarta Penerbit Erlangga. 2012.

Yaumi, Muhammad. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran: Disesuaikan dengan

BELAJAR MELALUI

BAHAN CETAK

Tujuan

Setelah mempelajari belajar melalui bahan cetak, peserta didik mampu:

1. Mendefinisikan model pengembangan, baik secara umum maupun secara khusus. 2. Menjelaskan alasan rasional yang mendasari kegiatan pengembangan.

3. Menguraikan ragam model pengembangan media dan teknologi pembelajaran dan arah pengembangannya.

4. Menyeleksi jenis model yang sesuai dengan jenis produk yang ingin dikembangkan. 5. Mengembangkan produk­produk pembelajaran dengan mengikuti tahapan­tahapan

pengembangan model yang digunakan.

Dalam dokumen Media & Teknologi Pembelajaran (Halaman 110-117)