• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Roblyer

Dalam dokumen Media & Teknologi Pembelajaran (Halaman 106-110)

bab 4 moDeL-moDeL Pengembangan meDIa Dan

C. Pengembangan Media dan Teknologi

3. Model Roblyer

Model ini dikenal pula dengan model TIP yang merupakan akronim dari Technology Integration Planning (Perencanaan Integrasi Tek nologi). Model TIP dikembangkan oleh M.D. Roblyer pada 2003, kemudian diperkenalkan secara resmi melalui bukunya berjudul: Integrating Ed-ucational Technology into Teaching (2004). Model TIP me rupakan cara sistematis untuk mengintegrasikan media dan teknologi ke dalam pem-belajaran melalui lima fase berikut ini.

Menentukan Keun-tungan Relatif

Menentukan Tujuan dan Penilaian Evaluasi dan Revisi

Menyediakan

Lingkungan Belajar Mendesain Strategi Integrasi

a. Menentukan Keuntungan Relatif

Fase pertama model TIP adalah penentuan keuntungan mengin-tegrasikan media dan teknologi ke dalam pembelajaran. Hal ini pen-ting untuk mengetahui berbagai aspek yang memungkinkan integrasi dilakukan termasuk mengkaji beberapa aspek yang melatarinya seperti dikemukakan oleh Rogers (2003) dan Roblyer (2004) berikut ini: (1) ke-sesuaian (compatibility); (2) kesulitan (complexity); (3) keterujian (trial-ability); (4) keteramatan (observability).

Pertama, kajian terhadap kesesuaian integrasi teknologi ke dalam pembelajaran memungkinkan seorang pengembang mendapatkan in-formasi secara komprehensif tentang nilai-nilai budaya, keyakinan dan kepercayaan yang dianut termasuk pandangan orang, lembaga, atau in-stitusi tentang perlu atau tidaknya media dan teknologi itu dikembang-kan, diintegrasidikembang-kan, atau digunakan dalam pembelajaran.

Kedua, tingkat kompleksitas penggunaan media dan teknologi juga perlu dikaji secara mendalam. Pembelajaran yang menggunakan alat bantu teknologi harus betul-betul dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Efektif artinya melakukan aktivitas pembela-jaran dengan menggunakan media dan teknologi dengan tepat. Se-dangkan efisien maksudnya melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media dan teknologi yang tepat sehingga tidak mengha-biskan waktu yang relatif lama. Selain itu, ketersediaan fasilitas, kemam-puan pendidik, dan kesiapan peserta didik juga perlu dipertimbangkan. Ketersediaan fasilitas mencakup keragaman peralatan yang tersedia seperti alat peraga, media, teknologi, dan sumber belajar. Kemampuan pendidik merujuk pada pengetahuan dan keterampilan untuk menggu-nakan peralatan dalam proses pembelajaran. Adapun kesiapan peserta didik berhubungan dengan integrasi media dan teknologi mudah diper-oleh, sesuai dengan tingkat kemampuan, dan dapat diakses kapan dan di mana saja peserta didik berada.

Ketiga, keuntungan relatif dapat diperoleh melalui keterujian yang merujuk pada kemudahan untuk melakukan uji coba terlebih dahulu sebelum digunakan secara menyeluruh. Pengujian tentang keberteri-maan suatu produk memberi kesempatan bagi pengguna untuk melihat kelebihan dan kekurangan disbanding dengan produk serupa lainnya.

Keempat, keteramatan yang merupakan bentuk pengamatan lang-sung untuk melihat bagaimana orang lain menggunakan suatu inovasi baru termasuk kesiapan berbagai komponen dalam organisasi untuk mendukung proses integrasi madia dan teknologi dalam pembelajaran. Selain keempat hal yang telah disebut sebelumnya, perlu juga

mempertimbangan kemungkinan adanya suatu: (a) topik atau tujuan kurikulum yang sulit diajarkan tanpa menggunakan media atau tek-nologi; (b) jenis media dan teknologi yang menjadi solusi terhadap permasalahan kesulitan pelaksanaan pembelajaran; (c) keuntungan menerapkan solusi berbasis teknologi; dan (d) kemungkinan adanya alternatif lain untuk menciptakan pembelajaran yang efektif baik ter-kait dengan pemanfaatan teknologi mutakhir maupun jenis teknologi sederhana yang berterima bagi keberlangsungan pembelajaran.

b. Menentukan Tujuan

Pada tahap ini pendidik menentukan pengetahuan dan keterampil-an yketerampil-ang ingin dipelajari oleh peserta didik sekaligus menetapkketerampil-an in-strumen penilaian untuk mengukur dan menilai pelajaran yang telah diperoleh peserta didik dengan menggunakan media dan teknologi yang telah diintegrasikan ke dalam pembelajaran. Dalam hal ini pula, pendidik harus lebih jauh melihat apakah permasalahan belajar dapat diatasi dengan pemanfaatan media dan teknologi tersebut atau masih menyisahkan berbagai masalah lainnya. Oleh karena itu, diperlukan in-trumen penilaian seperti:

• Ceklis (daftar) kinerja termasuk daftar tugas yang harus diselesai-kan oleh peserta didik.

• Ceklis kriteria yang mencakup daftar kriteria peserta didik yang telah memenuhi hasil atau produk pekerjaan yang sesuai dengan harapan.

• Rubrik yang mencakup rangkaian deskripsi tingkat kinerja (rendah, sedang, tinggi) pada setiap aspek kegiatan.

Pendidik dapat melakukannya melalui observasi dan memeriksa dokumen yang telah dihasilkan oleh peserta didik dalam pembelajaran. Beberapa hal yang perlu ditelaah berkaitan dengan penentuan tujuan dan penilaian adalah:

• Kinerja yang diharapkan dari peserta didik untuk menunjukkan tentang apa yang telah dipelajari.

• Cara yang terbaik untuk mengukur dan menilai kemajuan belajar peserta didik (misalnya: jenis tes: pilihan ganda, menjodohkan, be-nar-salah, esai, dan lain-lain).

• Instrumen yang diharapkan tersedia atau perlu dikembangkan lagi. • Metode alternatif lain untuk mengukur kesuksesan belajar peserta di-dik (misalnya: observasi, instrumen untuk menilai sikap peserta didi-dik).

c. Merancang Strategi Integrasi

bentuk aktivitas yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Dalam strategi integrasi media dan teknologi, perlu mempertimbangkan: (1) karakteristik topik-topik bahan pembelajaran, (2) kebutuhan peser-ta didik, dan (3) metode yang sesuai dengan lingkungan belajar. Oleh karena itu, perlu menentukan dan memutuskan hal-hal sebagai berikut: • Pendekatan Pembelajaran: Pendidik dapat memilih apakah pen-de katan tradisional pen-dengan pembelajaran langsung (seperti menya-jikan konsep baru, melakukan praktik, dan mengetes kemampuan peserta didik) atau memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh sendiri konsep baru dengan beragam pembelajaran aktif.

• Pendekatan Kurikulum: beberapa bagian konten dari beberapa topik pernah diajarkan secara terpisah (pendekatan mata pelajaran tersendiri) kemudian diajarkan dengan pendekatan penggabungan dalam bentuk tematik (pendekatan interdisiplineri). Banyak yang berpandangan bahwa pendekatan seperti ini lebih mencermin-kan kehidupan nyata, di mana masalah dapat diselesaimencermin-kan dengan menggunakan keterampilan tertentu yang dihubungkan dengan bagian konten yang dipelajari.

• Pengelompokan: Dalam situasi tertentu, peserta didik secara indi-vidu harus menunjukkan penguasaan keterampilan. Tetapi dalam situasi lain, peserta didik dapat ditempatkan secara berpasangan atau berkelompok.

• Pengurutan: Pengurutan langkah-langkah dirancang dalam akti-vitas terpadu. Perlu dipikirkan untuk mendorong keadilan dalam menggunakan teknologi agar mudah mendapatkan informasi apa-kah peserta didik memiliki pengetahuan keterampilan prasyarat tentang penggunaan teknologi yang memungkinkan mereka bela-jar secara efektif dari sumber-sumber yang sesuai.

d. Menyediakan Lingkungan Belajar

Penyediaan lingkungan belajar merujuk pada pengaturan dan pengelolaan tempat, sarana dan prasarana yang memungkinkan dite -rapkan teknologi secara efektif dalam pembelajaran. Kemudahan peng-gunaan teknologi pembelajaran ditentukan oleh penyediaan perangkat lunak dan keras, serta dukungan teknis dari pengambil kebijakan.

e. Mengevaluasi dan Merevisi

Mengevaluasi dan merevisi integrasi teknologi dalam pembelaja-ran merupakan tahap akhir dari model ini. Pengembang dapat mengka-ji apa yang telah berjalan dengan baik dan yang harus diperbaiki.

Un-tuk mengetahui jawabannya, selain melakukan observasi langsung dan mewawancarai peserta didik, serta berdasarkan catatan harian pendi-dik, pengembang juga dapat melibatkan observer dari luar untuk meng-amati secara langsung tentang kegiatan pembelajaran yang menginte-grasikan teknologi.

Begitu pula jika ingin mengetahui jika teknologi yang diintegrasikan belum berjalan dengan baik, pengembang dapat melihat berbagai ma-salah yang dihadapi termasuk keberterimaan dan kelayakan teknologi yang digunakan, biaya, dan alokasi waktu, ketersediaan tenaga, dan pe-meliharaan teknologi.

Setelah semua itu terungkap, langkah selanjutnya adalah melaku-kan revisi berdasarmelaku-kan berbagai kelemahan dan keterbatasan yang ada. Dengan demikian, penggunaan teknologi dapat memberi kontribusi positif dalam meningkatkan hasil belajar dan kualitas peserta didik yang mumpuni dalam berbagai mata pelajaran/kuliah.

Dalam dokumen Media & Teknologi Pembelajaran (Halaman 106-110)