• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik meta-analisis, yaitu dengan menghitung effect size, rata-rata effect size serta standar deviasi.

Perhitungan effect size pada penelitian ini menggunakan persamaan effect size Cohen, baik untuk masing-masing artikel penelitian maupun keseluruhan artikel penelitian. Pengkategorian effect size Cohen yang digunakan adalah hasil pengembangan Sawilowsky, yaitu:35

34 Sugiyono, op. cit, h. 240.

35 Shlomo Sawilowsky, “New Effect Size Rules of Thumb,” Journal of Modern Applied Statistical Methods Vol. 8, 2009, p. 599.

0,01 ≤ d < 0,2 = Efek sangat kecil 0,2 ≤ d < 0,5 = Efek kecil 0,5 ≤ d < 0,8 = Efek sedang 0,8 ≤ d < 1,2 = Efek besar 1,2 ≤ d < 2,0 = Efek sangat besar d ≥ 2,0 = Efek amat sangat besar

Hasil perhitungan effect size tersebut digunakan untuk mencari effect size keseluruhan artikel penelitian serta interpretasi perhitungan effect size secara keseluruhan dan berdasarkan unit analisis yang telah ditetapkan pada pembatasan masalah.

Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut.

1. Menghitung effect size masing-masing studi (artikel penelitian)

Perhitungan effect size menggunakan effect size Cohen dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Mencari simpangan baku gabungan (𝑆𝐷𝑝𝑜𝑜𝑙𝑒𝑑) menggunakan persamaan berikut.

SDpooled= √(NE− 1)SDE2 + (NC− 1)SDC2

(NE+ NC− 2) (3.1) Keterangan:

SDpooled= simpangan baku gabungan NE = jumlah sampel kelas eksperimen SDE = simpangan baku kelas eksperimen NC = jumlah sampel kelas kontrol SDC = simpangan baku kelas kontrol36

b. Mencari effect size Cohen tiap – tiap studi menggunakan persamaan berikut.

d = X̅E− X̅C

SDpooled (3.2) Keterangan:

36 Cohen, Manion, dan Morrison, op. cit., p. 745.

d = effect size Cohen

E = rata – rata skor kelas eksperimen X̅C = rata – rata skor kelas kontrol SDpooled = simpangan baku gabungan37

Perhitungan effect size juga dapat diperoleh dari nilai statistik yang umum dilaporkan.38 Joshua R. Polanin dan Birte Snilsveit menyarankan perhitungan effect size jika terdapat artikel yang tidak melaporkan nilai simpangan baku dan nilai rata-rata eksperimen maupun kontrol menggunakan persamaan berikut.

a. Mencari effect size berdasarkan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔39

1) Jika diketahui uji t dari dua kelompok dengan jumlah sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol sama

d = 2t

√N (3.3) 2) Jika diketahui uji t dari dua kelompok dengan jumlah sampel kelas

eksperimen dan kelas kontrol tidak sama

d = t√n1+ n2

n1n2 (3.4)

3) Jika diketahui uji F dari dua kelompok dengan jumlah sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol sama

d = 2√F

N (3.5)

37 Heri Retnawati dkk., Pengantar Analisis Meta (Yogyakarta: Parama Publishing, 2018), h.

112.

38 Card, loc. cit., p. 107.

39 Joshua R. Polanin dan Birte Snilstveit, “Converting between effect sizes,” Campbell Systematic Reviews Vol. 12, No. 1, 2016, p. 13.

4) Jika diketahui uji F dari dua kelompok dengan jumlah sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama

d = √F(n1 + n2)

n1n2 (3.6) Dengan N adalah jumlah sampel secara keseluruhan serta n1 dan n2 merupakan jumlah sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Menghitung effect size antarstudi (rata-rata effect size) atau meta-mean (𝑀) menggunakan persamaan berikut.

M = ∑mi k

k

i=1

(3.7) Keterangan:

M = meta-mean (rata-rata effect size)

mi = effect size tiap artikel dengan 𝑖 adalah indeks 𝑖 = 1, 2, 3, 4, … k = jumlah artikel40

3. Menghitung standar deviasi effect size keseluruhan menggunakan persamaan berikut.

S = √∑ki=1(mi− M)2

k − 1 (3.8) Keterangan:

S = standar deviasi effect size keseluruhan M = meta-mean (rata-rata effect size)

mi = effect size tiap artikel dengan 𝑖 adalah indeks 𝑖 = 1, 2, 3, 4, … k = jumlah artikel

40 Rick Gurnsey, “Meta-Analysis,” dalam Statistics for Research and Psychology (London:

SAGE Publishing, 2018), p. 3.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Artikel penelitian yang membahas mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar fisika siswa SMA di Indonesia tersedia pada pangkalan data jurnal nasional maupun mesin pencari akademik. Jumlah artikel yang tersedia pada rentang tahun 2016 – 2020 mencapai 125 buah artikel pada situs https://garuda.ristekbrin.go.id/ dan 3490 buah artikel yang terdapat pada situs https://www.semanticscholar.org/ ketika kata kunci pencarian utama digunakan untuk mencari artikel relevan. Akan tetapi, tidak semua judul penelitian yang muncul relevan dengan pertanyaan penelitian yang telah ditentukan. Maka dari itu, artikel-artikel tersebut disaring kembali agar diperoleh artikel yang layak sehingga pertanyaan penelitian yang telah ditentukan dapat terjawab dengan baik. Proses pencarian artikel dari tahap penelusuran sampai dengan tahap penilaian kualitas artikel dapat dilihat pada alur pencarian artikel berikut yang diadaptasi dari proses systematic literature review Yu Xiao dan Maria Watson.

Gambar 4.1 Alur Pencarian Artikel Relevan

Karakteristik penelitian yang diperoleh dari proses pencarian artikel relevan tersaji pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Karakteristik Hasil Pencarian

No. Karakteristik Penelitian Jumlah

Artikel

1.

Metode Pembelajaran Kooperatif

STAD 2

TAI 2

TGT 1

GI 9

2. Penggunaan Bantuan Pembelajaran

1) Media

Macromedia Flash 2

Edmodo 1

Permainan Monopoli 1

2)

Metode

Everyone is A Teacher Here 1

Know-Want-Learn 1

Eksperimen 1

Brainstorming 1

3) Pendekatan

Saintifik 1

4) Tanpa Bantuan Pembelajaran 5

3.

Materi Fisika

Elastisitas dan Hukum Hooke 2

Momentum dan Impuls 1

Gelombang Bunyi 1

Fluida Dinamis 3

Listrik Dinamis 1

Besaran dan Satuan 1

Fluida Statis 2

Suhu dan Kalor 1

Tidak disebutkan 2

Masing-masing artikel melalui proses perhitungan effect size agar dapat diketahui rata-ratanya secara keseluruhan. Kemudian analisis lebih lanjut dilakukan agar proses pembelajaran kooperatif yang memberikan pengaruh terbaik terhadap hasil belajar fisika siswa berdasarkan unit analisis yang telah ditentukan, yaitu metode pembelajaran kooperatif, penggunaan bantuan pembelajaran, dan materi fisika dapat diketahui. Hasil perhitungan effect size adalah sebagai berikut.

1. Data Keseluruhan Effect Size

Empat belas artikel melalui proses perhitungan effect size untuk mencari rata-rata effect size secara keseluruhan. Hasil perhitungan effect size kemudian dibagi ke dalam beberapa kategori dari Cohen yang dikembangkan oleh Sawilowsky, yaitu:1

0,01 ≤ d < 0,2 = Efek sangat kecil

Perhitungan effect size dari keseluruhan artikel penelitian terdapat pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Data Keseluruhan Effect Size

Kode d Tipe Materi

Brainstorming Efek sedang A58 0,78 STAD Listrik

Dinamis

Metode

Eksperimen Efek sedang A6 0,80 TAI - Tanpa Bantuan Efek sedang

1 Sawilowsky, op. cit., p. 599.

A48 0,85 GI Fluida Dinamis

Metode

Know-Want Learn Efek besar

4 A14 1,00 GI Momentum

dan Impuls

Media

Edmodo Efek besar

A84 1,13 GI

Elastisitas dan Hukum

Hooke

Tanpa Bantuan Efek besar

A90 1,16 GI Fluida

Bunyi Tanpa Bantuan Efek sangat besar

2 A167 1,28 GI Fluida

Statis Tanpa Bantuan Efek sangat besar

Hasil perhitungan effect size yang tertera pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hanya 1 artikel yang memiliki efek kecil dan 1 artikel yang memiliki efek amat sangat besar serta terdapat dua artikel yang memiliki efek sangat besar. Dari tabel tersebut terlihat bahwa sebagian besar artikel memberikan efek sedang, yaitu dengan 6 buah artikel sedangkan sisanya memiliki efek besar dengan 4 buah artikel.

Dari data di atas dapat diketahui juga bahwa berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan, pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh dengan nilai 1,03 pada kategori efek besar dan standar deviasi 0,64. Data effect size berdasarkan tiap karakteristik disajikan pada poin selanjutnya.

2. Data Effect Size Berdasarkan Jenis-jenis Model Pembelajaran Kooperatif Analisis selanjutnya dilakukan terhadap jenis-jenis model pembelajaran kooperatif. Dari 14 artikel yang dianalisis, terdapat 4 jenis model pembelajaran kooperatif, yaitu Student Teams Achievement Divisions (STAD), Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction (TAI), Teams Games Tournament (TGT) dan Group Investigation (GI). Perhitungan effect size berdasarkan jenis-jenis model pembelajaran kooperatif disajikan pada tabel beikut.

Tabel 4.3 Tabel Effect Size Berdasarkan Jenis-jenis Model Pembelajaran Kooperatif

Kode Tipe Materi

Fisika d Rata-rata SD Kategori N

A13

GI

Elastisitas dan Hukum

Hooke

0,59

0,95 0,29 Efek besar 9

A14 Momentum

dan Impuls 1,00

A28 Gelombang

Bunyi 1,26

A48 Fluida

Dinamis 0,85

A63 Fluida

Dinamis 0,78

A84

Elastisitas dan Hukum

Hooke

1,13

A90 Fluida

Dinamis 1,16

A110 Besaran dan

Satuan 0,49 A167 Fluida Statis 1,28

A58

STAD

Listrik

Dinamis 0,78

0,64 0,20 Efek sedang 2

A159 Suhu dan

Kalor 0,50 A6

TAI - 0,80

0,77 0,05 Efek sedang 2

A17 - 0,73

A112 TGT Fluida Statis 3,07 3,07 0 Efek amat

sangat besar 1

Tabel 4.3 menujukkan bahwa metode GI paling banyak digunakan dengan 9 artikel penelitian dan memiliki effect size 0,95 pada kategori efek besar serta standar deviasi 0,29. Sementara itu, dari 3 metode lain, STAD memiliki pengaruh 0,64 pada kategori efek sedang dan standar deviasi 0,20 dan TAI juga memiliki pengaruh dengan nilai 0,77 pada kategori efek sedang dan standar deviasi 0,05 serta meskipun TGT merupakan tipe yang paling sedikit digunakan dengan 1 artikel penelitian, namun memiliki pengaruh terhadap hasil belajar fisika dengan nilai 3,07 pada kategori efek amat sangat besar.

3. Data Effect Size Berdasarkan Bantuan Pembelajaran

Pembelajaran dengan menggunakan bantuan baik metode, pendekatam, strategi maupun media pembelajaran secara umum telah banyak dilakukan terutama untuk menjelaskan materi yang bersifat abstrak. Berdasarkan temuan artikel penelitian, model pembelajaran kooperatif yang menggunakan bantuan pembelajaran adalah 9 artikel penelitian, dengan rincian 4 artikel menggunakan metode pembelajaran, 1 artikel menggunakan pendekatan pembelajaran, dan 4 artikel menggunakan media pembelajaran. Sementara artikel lainnya tidak menggunakan bantuan pembelajaran. Data perhitungan effect size berdasarkan bantuan pembelajaran disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Data Effect Size Berdasarkan Bantuan Pembelajaran

Kode Jenis Materi Fisika d

A84 Elastisitas dan

Hukum Hooke 1,13

A167 Fluida Statis 1,28

Tabel 4.4 menujukkan bahwa bantuan media pembelajaran memberikan pengaruh paling besar diantara metode dan pendekatan, yaitu sebesar 1,43 pada kategori efek sangat besar dan standar deviasi 1,13. Akan tetapi, artikel yang

membahas pembelajaran kooperatif tanpa bantuan metode, pendekatan, maupun media pembelajaran memiliki pengaruh dengan nilai effect size 1,04 pada kategori efek besar dan standar deviasi 0,26. Sementara bantuan metode hanya memberi pengaruh sebesar 0,70 pada kategori efek sedang dan standar deviasi 0,15 serta pendekatan memberi pengaruh kecil sebesar 0,49 pada kategori efek kecil.

4. Data Effect Size Berdasarkan Materi Fisika

Analisis effect size pembelajaran kooperatif juga ditinjau dari materi fisika.

Ada tujuh materi fisika berdasarkan temuan artikel penelitiam. Dari ketujuh materi tersebut, terdapat 3 materi yang dipelajari di kelas X dan 4 materi yang dipelajari di kelas XI, sedangkan sisanya tidak menyebutkan secara spesifik materi pembelajaran yang digunakan. Perhitungan effect size berdasarkan materi fisika tersebut disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Data Effect Size Berdasarkan Materi Fisika

Kode Materi d

A90 1,16 A112

Fluida Statis

3,07

2,18 1,27

Efek amat sangat

besar

2

A167 1,28

A159 Suhu dan

kalor 0,50 0,50 0 Efek

sedang 1

A6 - 0,80 0,80 0 Efek

sedang 1

A17 - 0,73 0,73 0 Efek

sedang 1

Hasil perhitungan effect size yang terdapat pada Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh terbesar pada materi fisika fluida statis dengan effect size sebesar 2,18 pada kategori efek amat sangat besar dan standar deviasi 1,27. Sementara pada materi besaran dan satuan, pembelajaran kooperatif hanya memberi pengaruh sebesar 0,49 pada kategorii efek kecil dan merupakan pengaruh terkecil dari keseluruhan materi fisika.

B. Pembahasan terhadap Hasil Penelitian

Meta-analisis dalam penelitian ini digunakan untuk merangkum hasil penelitian dengan tema yang sama, yaitu mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar fisika siswa di tingkat SMA sehingga dapat diketahui pengaruhnya secara keseluruhan. Sebelum melakukan proses meta-analisis, maka pencarian literatur relevan dilakukan melalui sumber pencarian yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu Portal Garuda yang terdapat pada situs https://garuda.ristekbrin.go.id/ dan mesin pencari akademik yang terdapat pada situs https://www.semanticscholar.org/.

Hasil pencarian literatur relevan ditemukan bahwa terdapat 266 artikel yang berkaitan dengan pembelajaran kooperatif dan hasil belajar fisika siswa SMA pada rentang tahun 2016 – 2020. Artikel-artikel tersebut disaring kembali berdasarkan

kriteria inklusi yang telah ditetapkan untuk memperoleh artikel yang layak pada proses meta-analisis. Berdasarkan hasil penyaringan judul dan abstrak yang dilanjutkan dengan penyaringan secara full text dan penilaian kualitas artikel diperoleh hasil akhir berupa 14 artikel yang layak masuk ke dalam proses meta-analisis.

Keempat belas artikel tersebut melalui proses meta-analisis dengan menghitung effect size masing-masing artikel untuk mencari rata-rata pengaruh dari keseluruhan artikel. Keempat belas artikel tersebut juga memiliki karakteristik penelitian yang beragam. Oleh karena itu, pada penelitian ini selain mencari pengaruh pembelajaran secara keseluruhan, dilakukan pula analisis terhadap unit analisis yang telah ditetapkan agar dapat diketahui kondisi pembelajaran kooperatif yang menghasilkan pengaruh terbaik berdasarkan karakteristik artikel penelitian tersebut, yaitu metode-metode pembelajaran kooperatif, penggunaan bantuan pembelajaran, dan materi fisika. Penjelasannya tersaji sebagai berikut.

1. Effect Size Model Pembelajaran Kooperatif Secara Keseluruhan

Hasil perhitungan effect size secara keseluruhan menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif memiliki pengaruh dengan nilai effect size 1,03 pada kategori efek besar dan standar deviasi 0,64 terhadap hasil belajar fisika siswa SMA di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif layak digunakan sebagai alternatif pembelajaran tradisional dalam kegiatan pembelajaran fisika. Hasil ini sesuai dengan penelitian meta-analisis sebelumnya bahwa pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh yang lebih tinggi pada pembelajaran sains dan matematika dibandingkan dengan pembelajaran ilmu sosial dan bahasa terhadap prestasi akademik.2 Hal ini disebabkan oleh sifat tugas belajar yang berbeda antara materi kebahasaan dan materi non kebahasaan. Materi non kebahasaan memiliki sifat tugas belajar yang hierarkis, artinya berurutan dari tugas yang mudah menuju tugas yang sulit sehingga ada kemungkinan siswa dapat membantu satu sama lain.3 Hal tersebut berkaitan dengan interpedensi positif dan

2 Kyndt dkk., op. cit., p. 143.

3 Ibid., p. 144.

interaksi promotif antaranggota yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif. Interpedensi positif mendorong setiap anggota kelompok bertanggung jawab mempelajari materi yang ditugaskan serta bertanggung jawab atas pemahaman materi yang dimiliki oleh masing-masing individu.4 Interaksi promotif mendorong siswa untuk berbagi pengetahuan serta menjelaskan dan mengajarkan kembali materi yang dipahami dengan sesama anggota kelompok (pengajaran teman sebaya).5 Dalam pembelajaran fisika selain pengajaran teman sebaya, interaksi promotif dapat melatih siswa dalam strategi pemecahan masalah.6

Fisika yang juga merupakan bagian dari sains (IPA) merupakan mata pelajaran yang berfokus pada kegiatan pengamatan dan percobaan sehingga ketika pembelajaran kooperatif digunakan dalam kedua kegiatan tersebut terjadi pembagian peran masing-masing anggota kelompok. Seperti yang dikemukakan oleh Sharon J. Sherman bahwa pada pembelajaran yang berkaitan dengan percobaan, siswa akan berbagi peran untuk menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditentukan. Tugas-tugas tersebut dapat berupa mengatur aktivitas percobaan, mengumpulkan materi, dan melaporkan temuan-temuan kelompok terhadap siswa di kelas.7 Hal ini juga berkaitan dengan karakteristik pembelajaran kooperatif mengenai pemrosesesan kelompok (group processing). Pemrosesan kelompok ini bertujuan meningkatkan efektivitas kerja sama antaranggota kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.8 Kerja sama tersebut dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat memahami materi dan dapat menjelaskan kembali kegiatan yang telah dilakukan.9

4 Huda, op. cit., h. 46-47.

5 Marjan Laal, Loabat Geranpaye, dan Mahrokh Daemi, “Individual Accountability in Collaborative Learning,” 3rd World Conference on Learning, Teaching and Educational Leadership Vol. 93, 2013, p. 287.

6 Dwi Ratnaningdyah, “Upaya Melatihkan Kemampuann Pemecahan Masalah Melalui Pembelajaran Fisika dengan Model Cooperative Problem Solving (CPS),” Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika Vol. 02, No. 1, 2017, h. 2.

7 Sharon J Sherman, “Pembelajaran Kooperatif dan Sains,” dalam The Handbook of Cooperative Learning Inovasi Pengajaran dan Pembelajaran untuk Memacu Keberhasilan Siswa di Kelas, oleh Shlomo Sharan, Terj. oleh Sigit Prawoto (Yogyakarta: Istana Media, 2012), h. 379.

8 Huda, op. cit., h. 57.

9 Sherman, op. cit., p. 380.

Kerja sama tersebut juga muncul dari tanggung jawab siswa terhadap masing-masing tugas yang harus dikerjakan.10 Hal ini terkait dengan akuntabilitas individu (tanggung jawab individu) dalam pembelajaran kooperatif. Akuntabilitas individu mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas tugas yang telah diberikan. Adanya akuntabilitas individu dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Nugraha (2018) bahwa hasil belajar fisika siswa yang melakukan pembelajaran kooperatif dengan tanggung jawab individu lebih terstruktur lebih tinggi daripada pembelajaran kooperatif dengan tanggung jawab individu yang tidak terstruktur.11 Akuntabilitas individu tersebut menjadi kunci dalam belajar bekerja sama.

Selain akuntabilitas individu, hal lain yang dibutuhkan dalam kerja sama yang efektif adalah keterampilan sosial siswa yang terdiri dari keterampilan interpersonal dan grup kecil. Keterampilan sosial siswa bertujuan untuk menjaga kelompok agar tetap produktif. Ketika keterampilan sosial siswa meningkat, maka prestasi siswa juga akan meningkat. Hal tersebut sesuai penelitian Sharma (2016) bahwa siswa yang memiliki keterampilan sosial yang baik akan mudah menyesuaikan diri dalam kelompok sehingga dapat meningkatkan prestasinya.12 Penelitian lain oleh Gustavsen (2017) juga menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif signifikan antara keterampilan sosial dan prestasi akademik pada semua tingkat kelas.13

Berdasarkan pembahasan di atas terdapat indikasi bahwa karakteristik pembelajaran kooperatif merupakan faktor penentu kesuksesan pembelajaran.

Karakteristik-karakteristik tersebut menjadi pembeda pembelajaran kooperatif yang digunakan sebagai intervensi pembelajaran pada kelas eksperimen dengan pembelajaran tradisional (konvensional) pada kelas kontrol di keseluruhan artikel

10 Huda, op. cit., h. 52.

11 F. Nugraha, P. Siahaan, dan D.T. Chandra, “The Effect of Structured Individual Responsibility on Student Achievement in Cooperative Learning Science Classroom,” Vol. 1557 , (International Conference on Mathematics and Science Education (ICMScE), IOP Publishing, 2019), h. 4.

12 Reetu Sharma, Vandana Goswani, dan Purnima Gupta, “Social Skills: Their Impact on Academic Achievement and Other Aspect of Life,” International Journal for Innovative Research in Multidisciplinary Field Vol. 02, No. 7, 2016, p. 222.

13 Ann Margareth Gustavsen, “Longitudinal Relationship Between Social Skills and Academic Achievement in A Gender Perspective,” Cogent Education Vol. 4, No. 1, 2017, p. 8.

penelitian yang dianalisis. Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif dapat menjadi alternatif model pembelajaran tradisional dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, nilai standar deviasi yang cukup besar mengindikasikan bahwa terdapat variasi effect size pada keseluruhan artikel penelitian. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan perlakuan yang dilakukan, mulai dari jenis metode pembelajaran kooperatif yang digunakan, materi fisika yang diajarkan, serta beberapa penelitian menggunakan bantuan dalam kegiatan pembelajarannya sehingga hal tersebut menjadi unit analisis pada penelitian ini.

2. Effect Size Model Pembelajaran Kooperatif Berdasarkan Jenis-jenis Model Pembelajaran Kooperatif

Hasil analisis menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation menjadi tipe yang paling banyak dipilih sebagai alternatif pembelajaran dari ketiga tipe lain, yaitu dengan effect size 0,95 dan standar deviasi 0,29 berada pada kategori efek besar. Tipe ini termasuk Task Specialization yang lebih menekankan tanggung jawab individu dalam menyelesaikan masalah dan memiliki tanggung jawab khusus terhadap kontribusinya pada kelompok.14 Hal tersebut dapat meningkatkan tanggung jawab siswa yang merupakan kunci dalam kerja sama antaranggota kelompok. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa hasil belajar siswa lebih tinggi ketika tanggung jawab individu lebih terstruktur daripada tanggung jawab individu tidak struktur.

Ketiga tipe lain yaitu Student Team Achievement Divisions (STAD), Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction (TAI), serta Team Games Tournament (TGT) merupakan bagian dari Student Teams Learning yang menekankan pada penggunaan tujuan kesuksesan kelompok bergantung pada kemampuan anggota kelompok lainnya. Dari ketiga tipe tersebut, TGT memiliki pengaruh paling besar dengan effect size sebesar 3,07 dan hanya terdapat satu artikel penelitian saja. Tipe yang memiliki pengaruh paling rendah adalah STAD dengan effect size sebesar 0,64 dan standar deviasi 0,20 serta TAI memiliki effect size sebesar 0,77 dan standar deviasi 0,05.

14 Slavin, op. cit., h. 213.

Meskipun tipe-tipe yang termasuk Student Teams Learning tidak memiliki tanggung jawab individu tidak terstruktur, namun tipe-tipe ini juga digunakan untuk meningkatkan prestasi siswa. Slavin menyebutkan bahwa keberhasilan kelompok pada tipe ini bergantung pada skor kuis individual, artinya meskipun memiliki tanggung jawab tidak terstruktur tetapi dengan cara tersebut dapat terlihat bahwa tiap anggota kelompok telah mempelajari semua materi pelajaran.15 Hal tersebut menjadi alasan metode TGT memiliki pengaruh paling besar di antara metode lainnya. Selain mengumpulkan skor kuis seperti tipe STAD, tipe ini membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dengan permainan. Teman satu kelompok akan saling membantu dalam mempersipkan diri dengan cara mempelajari lembar kegiatan dan saling menjelaskan materi.16 Dengan demikian, baik tipe yang tergolong Task Specialization maupun Student Teams Learning dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Effect Size Model Pembelajaran Kooperatif Berdasarkan Bantuan Pembelajaran

Perhitungan effect size menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dengan bantuan media pembelajaran memiliki pengaruh paling tinggi daripada penggunaan metode, pendekatan, dan tanpa bantuan pembelajaran, yaitu sebesar 1,43 dan standar deviasi 1,13. Hal tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran perlu digunakan dalam kegiatan pembelajaran fisika, yang sebagian besar materinya memerlukan visualisasi agar dapat dipahami oleh siswa. Jenis media yang digunakan pun beragam. Hasil analisis diperoleh bahwa macromedia flash merupakan media yang digunakan dalam dua penelitian berbeda. Macromedia flash merupakan jenis media audio visual yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk membantu siswa mendapatkan gambaran nyata terhadap suatu konsep fisika dalam bentuk video sehingga hasil belajar fisika siswa dapat meningkat. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Ika Risqi dan Iwan Permana Suwarna (2014) bahwa pembelajaran menggunakan audio visual memiliki keunggulan dibandingkan dengan pembelajaran tradisional (konvensional), yaitu dengan

15 Ibid., h. 41.

16 Ibid., h. 14.

melihat video siswa yang berbeda-beda dapat membangun kesamaan pemahaman terhadap suatu materi.17 Media lain yang digunakan adalah Edmodo yang merupakan media berbasis web. Jenis media ini membuat pembelajaran menjadi lebih fleksibel karena dapat diakses dimana saja dan kapan saja untuk mendapat pengetahuan.18 Media terakhir adalah permainan monopoli yang memberi pengaruh paling tinggi diantara dua media lainnya. Media ini digunakan dalam kegiatan pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran atau alat bantu evaluasi pembelajaran.19 Permainan monopoli dapat meningkatkan interaksi kegiatan belajar karena siswa lebih mudah mengemukakan pendapat kepada teman sebayanya.20 Ketika interaksi belajar meningkat, performa siswa dalam belajar pun meningkat sehingga prestasi belajar juga menjadi lebih baik.21

Penggunaan metode juga memiliki pengaruh sedang dengan nilai effect size

Penggunaan metode juga memiliki pengaruh sedang dengan nilai effect size

Dokumen terkait