• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

mengenai signifikansi praktis dari hasil penelitian berupa besarnya perbedaan atau pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lain. Effect size juga merupakan cara untuk menghitung perbedaan antara dua atau lebih kelompok.90 Sebagai contoh, Coe mengemukakan jika dalam suatu penelitian kelompok eksperimen menerima suatu intervensi sedangkan kelompok kontrol tidak, maka effect size adalah ukuran besar pengaruh atau perbedaan antara kedua kelompok yang tidak dapat diungkapkan oleh signifikansi statistik.91 Maka dari itu, effect size digunakan dalam penelitian pendidikan untuk melihat besar pengaruh suatu intervensi pembelajaran.

b. Metode Meta-Analisis Deskriptif

Meta-analisis deskriptif terdiri dari dua metode, yaitu metode Glassian yang dikemukakan oleh Glass dan study effect yang dikemukakan oleh Bangert-Drowns.

Penjelasan kedua metode tersebut adalah sebagai berikut.

86 Bruce W. Tuckman dan Brian E. Harper, Conducting Educational Research, Sixth Edition (Maryland: Rowman and Littlefield Publishing Group, 2012), p. 94.

87 Ellis, op.cit., p. 97.

88 Jeffrey C. Valentine, Therese D. Pigott, dan Hannah R. Rothstein, “How Many Studies Do You Need? A Primer on Statistical Power for Meta-Analysis,” Journal of Educational and Behavioral Research Vol. 35, no. 2 (2010): 245.

89 Ibid.

90 Louis Cohen, Lawrence Manion, dan Keith Morrison, Research Methods in Education, Sixth Edition (New York: Routledge, 2018), p. 745.

91 Ibid.

1) Glassian Meta-Analysis Method

Menurut Glass, tujuan meta-analisis bersifat deskriptif, yaitu penggambaran secara umum, luas, dan inklusif dari penelitian tertentu. Metode Glassian sering menggabungkan studi yang memiliki variabel bebas dan variabel terikat yang berbeda. Metode ini memiliki tiga karakteristik penting, yaitu:

a) Penekanan yang kuat pada effect size daripada tingkat signifikansi. Hal ini karena menurut Glass tujuan penggabungan penelitian lebih bersifat deskriptif daripada inferensial dan statistik deskriptif lebih menunjukkan secara jelas besarnya suatu pengaruh. Hasil akhir dari metode ini adalah rata-rata dan standar deviasi dari effect size yang teramati atau korelasi dari keseluruhan studi.

b) Menerima keberagaman effect size sehingga harus dijelaskan secara rinci.

Penjelasan ini dapat dicari dalam karakteristik studi. Temuan umum metode ini adalah bahwa beberapa karakteristik studi dapat berkorelasi secara signifikan dengan hasil studi.

c) Pendekatan empiris yang kuat dalam menentukan aspek studi yang harus dikodekan dan diuji untuk kemungkinan hubungan dengan hasil studi.92 2) Study Effects Meta-Analysis Method

Bangert-Drowns (1986) mengemukakan study effect meta-analysis sebagai hasil pengembangan dari metode Glassian. Secara umum, metode ini memiliki tujuan yang sama dengan metode Glassian, namun berbeda pada dua aspek, yaitu metode ini hanya memilih satu effect size dari setiap studi yang dimasukkan ke dalam meta-analisis untuk dihitung rata-ratanya, yaitu variabel yang memiliki konstruk yang sama serta metode ini menyertakan penilaian kualitas studi yang akan dimasukkan ke dalam meta-analisis.93

92 John E. Hunter dan Frank L. Schmidt, Methods of Meta-Analysis Correcting Error and Bias in Research Findings, Second Edition (California: Sage Publications, Inc., 2004), p. 455–456.

93 Ibid., p. 458.

c. Kelebihan dan Keterbatasan Meta-Analisis

Sebagai sebuah metode analisis, meta-analisis memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan meta-analisis menurut Shelby dan Vaske adalah sebagai berikut.94

1) Meta-analisis merupakan metode yang dapat mendukung atau menentang hasil penelitian primer uji signifikansi statistik. Metode ini dapat memberikan gambaran keseluruhan dan hasil pengukuran berulang yang dapat dipercaya melalui ringkasan statistik.

2) Meta-analisis memiliki metodologi yang ketat untuk sintesis penelitian kuantitatif.

Selain memiliki kelebihan, meta-analisis juga memiliki keterbatasan antara lain sebagai berikut.95

1) Terbatasnya kesesuaian penggabungan studi, penggunaan metode statistik, variabilitas antar studi, pengembangan model untuk mengukur variabilitas, dan peran penilaian kualitas studi.

2) Terjadinya bias publikasi karena hanya mencakup studi yang dipublikasi saja.

Hal demikian terjadi karena studi dengan hasil negatif tidak dipublikasi atau tidak diusulkan untuk publikasi.

3) Besar sampel meta-analisis terbatas oleh studi relevan yang ada.

4) Peneliti harus mengikuti metode yang dipakai oleh peneliti pertama untuk menilai hasil studi.

5) Terbatasnya kelengkapan data dan kualitas data yang tersedia serta metode statistika yang dipakai dalam artikel asal.

B. Hasil Penelitian Meta-analisis yang Relevan

Beberapa hasil penelitian meta-analisis yang relevan dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut.

94 Lori B. Shelby dan Jerry J. Vaske, “Understanding Meta-Analysis: A Review of The Methodological Literature,” Leisure Science Vol. 30, 2008, p. 105.

95 Ricvan Dana Nindrea, Pengantar Langkah-langkah Praktis Studi Meta Analisis (Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2016), h. 35-36.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Kyndt dkk. (2013) dalam jurnal Educational Research Review yang berjudul “A meta-analysis of the effects of face-to-face cooperative learning. Do recent studies falsify or verify earlier findings?”. Hasil penelitian menunjukkan effect size dari keseluruhan artikel penelitian yang dianalisis adalah positif dan signifikan dengan nilai 0,31.

Selain itu, sebaran effect size berdasarkan prestasi adalah 0,54 sedangkan pada variabel sikap, yaitu 0,15. Hal ini menunjukkan bahwa cooperative learning berpengaruh paling positif terhadap prestasi. Metode kooperatif, materi pembelajaran, tingkatan usia, dan budaya merupakan variabel moderator potensial terhadap prestasi.96

2. Penelitian yang dillakukan oleh Andrew Apugliese dan Scott E. Lewis (2016) dalam jurnal Chemistry Education Research and Practice yang berjudul

“Impact of instructional decisions on the efectiveness of cooperative learning in chemistry through meta-analysis”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar kima lebih tinggi pada teknik penilaian tertutup dengan effect size sebesar 0,772 daripada teknik penilaian terbuka dengan effect size sebesar 0,515, pada penilaian tunggal dengan effect size sebesar 1,12 daripada penilaian kumulatif dengan effect size sebesar –0,088, pada penggunaan cooperative learning secara konsisten dengan effect size sebesar 0,678 daripada penggunaan cooperative learning secara periodik dengan effect size sebesar 0,433, pada ukuran kelompok dengan anggota lima orang atau lebih dengan effect size sebesar 0,813 daripada ukuran kelompok dengan anggota empat atau kurang dengan effect size sebesar 0,443 serta untuk effect size secara keseluruhan sebesar 0,586.97

3. Penelitian yang dilakukan oleh Abdi-Rizak M. Warfa (2016) dalam Journal of Chemical Education yang berjudul “Using Cooperative Learning To Teach Chemistry: A Meta-analytic Review”. Hasil analisis terhadap 25 studi menunjukkan terdapat hubungan positif antara prestasi kimia dengan

96 Kyndt dkk. op. cit., p. 141.

97 Andrew Apugliese dan Scott Lewis, “Impact of Instructional Decisions on the Effectiveness of Cooperative Learning in Chemistry through Meta-analysis,” Chem. Educ. Res.

Pract Vol.18, 2016, p. 274.

penggunaan cooperative learning dengan rata-rata effect size sebesar 0,68.

Ukuran kelas, lokasi geografis, dan tingkatan kelas merupakan variabel moderator potensial terhadap prestasi kimia.98

4. Penelitian yang dilakukan oleh Sedat Turgut (2018) dalam International Journal of Instruction yang berjudul “The Effects of Cooperative Learning on Mathematics Achievement in Turkey: A Meta-Analysis Study”. Hasil meta-analisis terhadap 47 studi menunjukkan terdapat pengaruh positif pembelajaran kooperatif terhadap prestasi matematika dengan effect size 0,840 dan standard error 0,077 menggunakan analisis random effects model. Effect size tersebut berada dalam kategori sedang.99

5. Penelitian yang dilakukan oleh Gulfer Capar (2015) dalam jurnal Educational Science: Theory and Practice yang berjudul “Efficacy of the Cooperative Learning Method on Mathematics Achievement and Attitude: A Meta-Analysis Research”. Hasil meta-analisis terhadap 26 studi menunjukkan terdapat pengaruh positif signifikan dengan kategori sedang pembelajaran kooperatif terhadap prestasi matematika dengan effect size sebesar 0,59. Sementara pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap sikap berada pada kategori kecil, positif dan signifikan.100

6. Penelitian yang dilakukan oleh Rhoudatul Annisa dkk. (2019) dalam Prosiding Seminar Nasional Hibah Program PDS yang berjudul “Meta-Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, yaitu dari 15 buah skripsi yang dianalisis menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fisika. Hal tersebut dilihat dari hasil belajar peserta didik kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol seterlah diterapkannya model pembelajaran kooperatif.101

98 Warfa, op. cit., p. 248.

99 Turgut dan Turgut, op. cit., p. 663.

100 Gulfer Capar, “Efficacy of the Cooperative Learning Method on Mathematics Achievement and Attitude: A Meta-Analysis Research,” Educational Science: Theory and Practice Vol. 15, No. 3, 2015, p. 553.

101 Annisa dkk., op. cit., h. 225.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Fernando dkk. (2020) dalam Jurnal Luminous:

Riset Ilmiah Pendidikan Fisika yang berjudul “Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif pada Pembelajaran Fisika: Sebuah Review”. Hasil meta-analisis terhadap 15 artikel yang berasal dari jurnal terakreditasi Sinta 1 – 4 menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains pada pembelajaran IPA-Fisika serta tipe pembelajaran kooperatif yang banyak digunakan adalah tipe Student Team Achievement Divisions (STAD).102

8. Penelitian yang dilakukan oleh Lailia Novitasari dan Nyoto Harjono (2019) dalam Journal of Primary and Childern’s Education yang berjudul “Meta-Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non Example terhadap Hasil Belajar IPA”. Hasil meta-analisis terhadap 5 artikel jurnal dan 5 artikel skripsi menunjukkan bahwa model pembelajaran example non example mempengaruhi hasil belajar IPA siswa sekolah dasar dengan rata-rata pengaruh sebesar 32,98%.103

C. Kerangka Berpikir

Penelitian pendidikan khususnya penelitian yang membahas pengaruh intervensi suatu pembelajaran terhadap hasil belajar siswa telah banyak dilakukan di Indonesia dalam bentuk artikel jurnal. Salah satu tema penelitian yang banyak dibahas adalah mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar fisika siswa di tingkat SMA. Banyaknya penelitian dengan tema yang sama memunculkan pertanyaan mengenai pengaruh secara keseluruhan penggunaan model pembelajaran tersebut. Selain itu, beragam jenis model pembelajaran kooperatif yang digunakan, penggunaan bantuan pembelajaran, dan materi fisika yang diajarkan menimbulkan pertanyaan tentang kondisi model pembelajaran

102 Fernando dkk., “Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif pada Pembelajaran Fisika: Sebuah Review” Vol. 01, No. 2, 2020, h. 20.

103 Lailia Noviasari dan Nyoto Harjono, “Meta-Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non Example terhadap Hasil Belajar IPA,” Journal of Primary and Childern’s Education Vol. 02, No. 1, 2019, h. 33.

kooperatif yang efektif terhadap hasil belajar fisika. Oleh karena itu, diperlukan rangkuman dari keseluruhan penelitian yang ada dengan tema penelitian sama agar pengaruh dan kondisi pembelajaran yang efektif dapat diketahui.

Teknik untuk merangkum hasil dari beberapa penelitian dengan analisis yang lebih objektif adalah meta-analisis. Meta-analisis merangkum hasil penelitian untuk memperoleh nilai tunggal dalam bentuk effect size sehingga diperoleh kesimpulan yang lebih akurat mengenai tema penelitian pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar fisika siswa SMA secara keseluruhan. Selain itu, effect size juga memberikan gambaran penerapan model pembelajaran kooperatif jika ditinjau dari jenis-jenis model pembelajaran kooperatif, penggunaan bantuan pembelajaran, dan materi fisika yang diajarkan. Berdasarkan uraian kerangka berpikir tersebut, dapat dibuat bagan kerangka berpikir sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui pangkalan data artikel penelitian yang dipublikasi secara nasional, yaitu Portal Garuda yang terdapat pada situs http://garuda.ristekbrin.go.id/ dan mesin pencari Semantic Scholar pada situs https://www.semanticscholar.org/. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan

November 2020 sampai dengan Mei 2021.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian literature review. Literature review merupakan tinjauan terhadap penelitian yang telah ada berdasarkan topik ilmiah tertentu.1 Literature review merangkum penelitian yang telah ada untuk menjawab pertanyaan penelitian (review question), memberikan konteks terhadap penelitian baru, atau mengidentifikasi kesenjangan penting dalam literatur yang ada.2 Pada penelitian ini, literature review dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (review question) dalam bentuk rumusan permasalahan yang ada pada BAB I. Sementara jenis literature review yang digunakan adalah systematic literature review. Systematic literature review (SLR) atau disebut juga systematic reviews (SR) merupakan jenis literature review yang memiliki langkah-langkah sistematis dalam menyusun dan mensintesis bukti yang ada.3 Metode ini menggunakan langkah pelaporan yang ketat untuk mengurangi kesalahan dan bias reviewer.4

Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memperoleh rata-rata hasil sintesis berbagai studi yang

1 Susanne Hempel, Conducting Your Literature Review Concise Guides to Conducting Behavioral, Health, and Social Science Research (Washington D.C.: American Psychological Association, 2020), p. 3.

2 Ibid.

3 Ibid., p. 4.

4 Ibid.

dilaporkan oleh peneliti yang berbeda.5 Rata-rata hasil sintesis tersebut diperoleh dengan metode analisis statistik meta-analisis berupa perhitungan effect size.6 Pada penelitian ini, meta-analisis dilakukan secara deskriptif terhadap hasil penelitian pada jurnal-jurnal pendidikan yang dipublikasikan secara nasional terkait pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar fisika siswa SMA.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah seluruh subjek penelitian dengan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan peneliti sebagai wilayah generalisasi kesimpulan hasil penelitian.7 Populasi dapat berupa semua anggota masyarakat, kejadian, atau benda.8 Dalam penelitian ini, populasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu populasi target (target population) dan populasi terjangkau (accessible population). Populasi target adalah populasi yang diharapkan peneliti untuk menggeneralisasi hasil penelitian, sedangkan populasi terjangkau adalah populasi yang dapat dijangkau peneliti untuk menentukan sampel.9 Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh artikel penelitian eksperimen pada jurnal pendidikan yang dipublikasikan secara nasional pada situs http://garuda.ristekbrin.go.id/ dan https://www.semanticscholar.org/.

siswa, sedangkan populasi terjangkau pada penelitian ini adalah artikel-artikel penelitian eksperimen mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar fisika siswa SMA yang terbit pada jurnal peer review serta terakreditasi Sinta 1 – 6 pada kedua situs tersebut dan diterbitkan pada rentang tahun 2016 – 2020.

Bagian yang diteliti dari populasi disebut sampel.10 Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik sampling yang didasarkan pada kriteria tertentu.11 Kriteria pemilihan sampel didasarkan pada

5 M. Ling Pan, Preparing Literature Reviews Qualitative and Quantitative Approaches, Fifth Edition (New York: Routledge, 2017), p. 15.

6 Jack R. Fraenkel, Norman E. Wallen, dan Helen H. Hyun, How to Design and Evaluate Research in Education, Eighth Editiom (New York: McGraw-Hill, 2012), p. 50.

7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: CV. Alfabeta, 2016) h. 80.

8 Ary dkk., op. cit., 148.

9 Ibid., p. 149.

10 Sugiyono, op. cit., h. 81.

11 Ibid., h. 85.

kriteria inklusi, yaitu pernyataan eksplisit tentang kriteria studi yang akan dimasukkan ke dalam analisis.

Kriteria inklusi dan eksklusi sampel ditentukan berdasarkan karakteristik penelitian (Participants/Population, Interventions, Comparators, Outcomes atau PICO, desain penelitian, dan setting penelitian). Selain hal tersebut, untuk keperluan meta-analisis maka artikel penelitian harus dapat diakses penuh (full text) dan data yang terdapat pada artikel memenuhi perhitungan effect size. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi pemilihan artikel terdapat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Kriteria Inklusi Artikel Penelitian

Karakteristik Kriteria Inklusi

Desain penelitian

Penelitian eksperimen dengan desain true experimental design dan quasi-experimental design

Setting Indonesia

Participants/Population (Populasi penelitian)

Siswa SMA yang mengikuti pembelajaran fisika

Interventions (Intervensi pembelajaran)

Kelompok eksperimen menerapkan model pembelajaran kooperatif yang termasuk jenis Pembelajaran Tim Siswa, yaitu tipe STAD atau TGT atau TAI atau CIRC serta jenis Spesialisasi Tugas, yaitu GI atau Co-op Co-op atau Jigsaw atau Jigsaw II atau Complex Instruction

Comparators (Pembanding intervensi)

Kelompok kontrol menerapkan model pembelajaran konvensional (tradisional) Outcomes (Hasil pengukuran) Hasil belajar fisika

Akses artikel Full text

Kelengkapan data Memenuhi perhitungan effect size

D. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian ini dilakukan berdasarkan tahapan systematic literature review menurut Susanne Hempel yang memiliki tiga tahap utama, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Tahapan Penelitian

Tahapan Kegiatan yang Dilakukan

Tahap Perencanaan

1. Menentukan pertanyaan penelitian (review question) yang disesuaikan pada rumusan masalah pada BAB I

2. Menyusun review protocol pada BAB III

Tahap Pelaksanaan

1. Mencari literatur yang relevan

➢ Menentukan sumber pencarian literatur, yaitu Portal Garuda dan Semantic Scholar

➢ Menentukan kata kunci pencarian artikel 2. Menyaring artikel relevan

➢ Penyaringan berdasarkan abstrak

disesuaikan dengan kriteria inklusi PICOS

➢ Penyaringan full text disesuaikan dengan kriteria inklusi PICOS dan penilaian kualitas artikel serta kelengkapan data untuk menghitung effect size

3. Penilaian kualitas artikel berdasarkan jurnal peer review dan terakreditasi Sinta 1 – 6 4. Ekstraksi dan sintesis data dengan cara

mencatat informasi yang diperlukan untuk kebutuhan analisis data, yaitu berupa identitas artikel, setting dan populasi, variabel

penelitian, jenis intervensi pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kontrol, serta kesimpulan penelitian

5. Proses analisis data dengan cara menghitung effect size masing-masing artikel kemudian digabungkan untuk memperoleh rata-rata effect size keseluruhan dan effect size berdasarkan jenis model pembelajaran kooperatif, bantuan pembelajaran, dan materi fisika

Tahap Pelaporan

Melaporkan hasil penelitian melalui penyusunan skripsi berdasarkan struktur skripsi yang telah ditetapkan oleh FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Tahap Perencanaan

Tahap ini meliputi penentuan pertanyaan penelitian (review question) melalui perumusan masalah dan penyusunan review protocol. Adapun penjelasan keduanya adalah sebagai berikut.

a. Merumuskan Pertanyaan Penelitian (Review Question)

Pertanyaan penelitian merupakan sesuatu yang coba dijawab menggunakan literatur yang telah ada.12 Pertanyaan penelitian setidaknya mengandung tiga komponen, yaitu populasi, intervensi, dan hasil pengukuran atau hasil yang akan dianalisis.13 Pada penelitian ini, yang menjadi fokus analisis adalah populasi siswa SMA, intervensi berupa penerapan model pembelajaran kooperatif, dan hasil pengukuran yang dianalisis berupa hasil belajar fisika. Penentuan pertanyaan penelitian tersebut didasarkan pada permasalahan mengenai banyaknya penelitian dalam bentuk artikel jurnal nasional tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar fisika siswa di tingkat SMA, namun belum ada penelitian

12 Hempel, op. cit., p. 14.

13 Ibid., p. 16.

yang merangkum hasil penelitian-penelitian dengan tema tersebut serta pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar fisika secara keseluruhan pun belum diketahui. Selain itu, variasi dari penggunaan jenis model pembelajaran kooperatif, penggunaan bantuan metode atau media dalam kegiatan pembelajaran, serta jenis materi fisika menjadi pertimbangan penentuan pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian pada penelitian ini terdiri dari empat pertanyaan, yaitu:

RQ1: Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar fisika siswa SMA di Indonesia secara keseluruhan?

RQ2: Bagaimana besar pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar fisika siswa SMA di Indonesia ditinjau dari jenis model pembelajaran kooperatif?

RQ3: Bagaimana besar pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar fisika siswa SMA di Indonesia ditinjau dari penggunaan bantuan pembelajaran?

RQ4: Bagaimana besar pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar fisika siswa SMA di Indonesia ditinjau dari materi fisika?

b. Menyusun Review Protocol

Langkah selanjutnya adalah penyusunan review protocol. Review protocol merupakan rencana untuk menentukan metode yang akan digunakan dalam melakukan review.14 Review protocol digunakan untuk mendeskripsikan bagian-bagian SLR seperti sumber pencarian literatur, kriteria inklusi, dan rencana ekstraksi data. Selain itu, pertanyaan penelitian, strategi pencarian literatur, kriteria penilaian kualitas artikel, strategi penyaringan artikel, sintesis, dan pelaporan juga ditentukan melalui review protocol.15 Review protocol pada penelitian ini adalah keseluruhan dari BAB III.

2. Tahap Pelaksanaan

14 Ibid., p. 19.

15 Yu Xiao dan Maria Watson, “Guidance on Conducting a Systematic Literature Review,”

Journal of Planning Education and Research Vol. 39, No. 1, 2017, p. 11.

Tahap ini meliputi pencarian literatur yang relevan, penyaringan artikel, penilaian kualitas artikel, serta ekstraksi, sintesis, dan analisis data. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut.

a. Pencarian Literatur yang Relevan

Pencarian literatur relevan dimulai dengan menentukan sumber pencarian literatur. Penelitian ini menggunakan dua sumber berbeda, yaitu Portal Garuda atau Garba Rujukan Digital (GARUDA) pada situs http://garuda.ristekbrin.go.id/ yang berupa pangkalan data (database) jurnal nasional serta mesin pencari (search engine) Semantic Scholar pada situs https://www.semanticscholar.org/. Semantic Scholar merupakan mesin pencari yang memuat artikel dari multidisiplin bidang penelitian16 termasuk pendidikan. Semantic Scholar juga memuat artikel penelitian berbahasa Indonesia. Selain itu, pencarian artikel menggunakan Semantic Scholar memudahkan pengguna dalam melakukan pencarian artikel karena mesin pencari ini menggunakan sistem pencarian semantik yang berfokus pada penafsiran kata kunci17 yang dimasukkan oleh pengguna sehingga dapat mengahasilkan pencarian lebih sesuai.18

Setelah menentukan sumber pencarian literatur, maka langkah selanjutnya adalah menentukan kata kunci (keywords) untuk memudahkan pencarian artikel relevan. Pemilihan kata kunci berasal tiga komponen yang ada pada pertanyaan penelitian, yaitu populasi, intervensi, dan hasil pengukuran.19 Ketiga komponen tersebut dikombinasikan ketika melakukan pencarian artikel penelitian. Meskipun mengkombinasikan ketiganya, tiap komponen juga dapat dikembangkan secara terpisah melalui penggunaan sinonim, singkatan, ejaan alternatif maupun istilah terkait.20

16 Michael Gusenbauer dan Neal R. Haddaway, “Which Academic Search Systems are Suitable for Systematic Reviews or Meta-analyses? Evaluating Retrieval Qualities of Google Scholar, PubMed, and 26 other resources,” Research Synthesis Methods Vol. 11, No. 2, 2020, p.

200.

17 Ibid., p. 207.

18 Mitra Unik dan Muhammad Ramli, “Penerapan Metode Pencarian Semantik dalam Sistem Informasi Pencarian Dokumen Kerja Praktek dan Skripsi Berbasis Web,” Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab Vol. 03, No. 2, 2018, h. 87.

19 Hempel, op. cit., p. 38.

19 Hempel, op. cit., p. 38.

Dokumen terkait