• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1. KAJIAN TEORI

2.1.7. Model Pembelajaran Quantum Teaching

2.1.7.1.Pengertian Model Pembelajaran Quantum Teaching

Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas satu atau yang lain. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran, para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran(Rusman, 2010:133). Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil pembelajaran siswa, diantaranya adalah model pembelajaran Quantum Teaching.

Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan

mengoptimalkan unsur pada siswa dan lingkungan belajarnya yang menjadikan proses pembelajaran menyenangkan. Model ini juga memadukan belajar dan

kecakapan hidup, menghasilkan siswa-siswa sebagai pebelajar dan bertanggung jawab bagi pendidikannya sendiri.

Quantum Teaching merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar,

yang memadukan unsur seni dan pencapaian terarah, untuk segala mata pelajaran.

Quantum Teaching adalah penggubahan cara belajar yang meriah dengan segala

nuansanya, yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas-interaksi yang mendirikan landasan dalm kerangka untuk belajar (DePorter, 2010:31).

Menurut DePorter (2010:34) asas utama pada model pembelajaran Quantum

Teaching adalah “Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan hantarkan dunia kita ke

dunia mereka”. Maksudnya yaitu mengingatkan pendidik pada pentingnya memasuki

dunia murid sebagai langkah pertama. Hal ini menunjukkan betapa pembelajaran

dengan model Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang harus

dipelajari oleh siswa, tetapi jauh dari itu siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik ketika belajar.

Prinsip-prinsip model pembelajaran Quantum Teaching menurut DePorter

1) segalanya berbicara

Segala sesuatu mulai dari lingkungan pembelajaran hingga bahasa tubuh pengajar,penataan ruang sampai sikap guru, mulai kertas yang dibagikan pengajar sampai dengan rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan untuk belajar.

2) segalanya bertujuan

Semua yang terjadi dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan. Tidak ada kejadian yang tidak bertujuan, baik pengajar maupun pembelajar harus menyadari bahwa kegiatan yang dibuatnya selalu memiliki tujuan.

3) pengalaman sebelum pemberian nama

Otak kita bisa berkembang pesat dengan adanya rangsangan komunikasi yang akan menggerakkan rasa ingin tahu, oleh karena itu proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mendapat informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk mereka mempermudah mempelajari.

4) akui setiap usaha

Belajar mempunyai aturan, belajar berarti melangkah keluar dari kenyatan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka pantas mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka sehingga merasa bangga dengan kemampuan yang mereka miliki bisa menimbulkan minat yang lebih besar.

5) jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan

Guru sebaiknya sering memberikan hadiah kepada siswa yang berhasil dalam menyelesaikan tugas dengan cepat dan benar. Dengan pemberian hadiah berupa

pujian mereka akan merasa dihargai, sehingga mereka akan selalu berusaha agar dapat memecahkan masalah dari tugas yang diberikan.

2.1.7.2. Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching

Menurut DePorter (2010:127) kerangka Quantum Teaching dikenal dengan

konsep TANDUR, yang merupakan akronim dari: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, dan Rayakan. Kerangka TANDUR sedapat mungkin membawa siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran apapun mata pelajaran, tingkat kelas, dengan beragam budayanya, menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka sendiri, dan akhirnya dapat mencapai kesuksesan dalam belajar.

Kerangka Pembelajaran Quantum Teaching TANDUR adalah sebagai berikut

(DePorter, 2010:128-136) :

1) Tumbuhkan

Menumbuhkan minat dengan menanamkan manfaat dari belajar suatu materi untuk kehidupan siswa (AMBAK, Apa Manfaatnya BAgiKu). Melalui penyertaan pertanyaan, pantomim, lakon pendek dan lucu, drama, video, cerita.

2) Alami

Maksudnya proses pembelajaran akan lebih bermakna jika guru dapat mendatangkan atau menciptakan pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh semua siswa. Misalnya memerankan unsur-unsur pelajaran baru dalam bentuk sandiwara, memberi tugas kepada peserta didik secara kelompok dan kegiatan yang mengaktifkan pengetahuan yang sudah mereka miliki.

3) Namai

Penanaman konsep, kata kunci, rumus, atau identitas saat siswa larut masuk dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya dengan mengunakan susunan gambar, warna, alat bantu, kertas tulis dan poster di dinding. Hal tersebut membuat peserta didik penasaran dan penuh pertanyaan mengenai pengalaman mereka.

4) Demonstrasikan

Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka dengan aktualisasi diri yaitu mengaitkan antara pengalaman dan nama dengan cara menunjukkan dan melakukannya.

5) Ulangi

Pendidik menunjukkan kepada pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan, pengulangan memperkuat bahwa mereka telah tahu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajarkan pengetahuan baru mereka kepada orang lain, atau guru dan murid melakukan penyimpulan pembelajaran secara bersama- sama.

6) Rayakan

Pengakuan untuk penyelesaian, partisiapasi, pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Perayaan memberikan rasa rampung dengan menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan. Betuk- bentuk perayaan menurut DePorter (2010:64) dapat berupa: tepuk tangan, tiga kali hore, jentikan jari, catatan pribadi, persekongkolan, kejutan, pengakuan kekuatan, katakan kepada teman sebangku dan pujian kepada teman sebangku.

2.1.7.3. Kelebihan dan Kekurangan model Quantum Teaching

Di bawah ini beberapa kelebihan pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teaching :

1) Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu saluran

pikiran yang sama.

2) Karena Quantum Teaching lebih melibatkan siswa, maka saat proses

pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru, sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.

3) Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan

keterangan-keterangan yang banyak.

4) Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.

5) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan

kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri.

6) Karena model pembelajaranQuantum Teaching membutuhkan kreativitas dari

seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, maka secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya.

7) Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa.

Sedangkan kekurangan dari model Quantum Teachingmenurut Susanti (2012)

adalah sebagai berikut:

1) Materi yang dapat disampaikan dalam satu pertemuan tidak terlalu banyak,

karena terbatas oleh waktu. Suatu materi diulas berulang-ulang pada sintaks namai, demonstrasikan, ulangi.

2) Banyak memakan waktu dalam hal persiapan

3) Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, Karena tanpa ditunjang

hal semacam itu pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif.

Dari beberapa kelemahan yang disebutkan, untuk meminimalisir hal tersebut,yang pertama materi yang disampaikan dalam satu pertemuan tidak terlalu banyak. Hal tersebut dapat teratasi karena materi dalam mata pelajaran PKn tidak begitu banyak dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Yang kedua,banyak memakan waktu dalam hal persiapan. Untuk mengatasinya terlebih dahulu guru harus mempersipkan segala kebutuhan yang diperlukan selama proses pembelajaran seperti media dan lembar evaluasi tanpa mengganggu jam pelajaran. Untuk menunjang

keterampilan guru dalam mengajar guru berusaha menggunakan media audio visual

sebagai sarana penyampaian informasi dan menyelipkan permainan-permainan kreatif agar kegiatan belajar lebih menyenangkan dengan tetap menggunakan sistem kerangka TANDUR