• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modernisasi Administrasi Publik di Thailand

EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA THAILAND

F. Modernisasi Administrasi Publik di Thailand

Apa yang diuraikan di atas telah banyak berubah teristimewa waktu pemerintahan Raja Chulalongkorn di sekitar tahun 30an yang telah mulai melakukan pembagian kekuasaan kepada saudara-saudaranya. Perubahan-perubahan itu juga disebabkan karena pengaruh Imperialisme Barat, yang juga menimbulkan ancaman revolusi di Thailand. Sebelum terjadi revolusi, dilakukan perubahan-perubahan dan hasil daripada perubahan yaitu terciptanya kerajaan konstitusional dan terciptanya parlement (Dewan Perwakilan Rakyat).

Kerajaan konstitusional yang dilengkapi dengan DPR dan partai-partai Politik seperti Thailand ini merupakan hasil perubahan yang cukup lama dan panjang, administrasi negara pada masa lampau tidak efektif, dimana kekuasaan pemerintahan digunakan secara arbiter tanpa memperhatikan Rule of Law, dibidang administrasi negara mulai ditingkatkan Effiency, dilakukan perombakan dengan menerima hal-hal yang bersifat baru yang datang dari luar, di samping itu dilakukan pengiriman-pengiriman tenaga ke luar negeri untuk melihat dan mempelajari apa yang terjadi di negara-negara lain.

1. Perubahan di Bidang Ekonomi

Di bidang ekonomi misalnya terjadi perubahan-perubahan, ekonomi yang berdasarkan sistem redistribusi didesak secara berangsur-angsur oleh sistem pasar. Namun

proses pendesakan itu belum selesai sehingga tingkat produktifitas sebagai ciri dan ekonomi pasar belum mencapai tingkat yang tinggi. Sistem pasar dalam ekonomi sudah diperkenalkan berkat adanya pandangan dan berkat adanya pengaruh dari dunia luar, tetapi pola redistribusi yang bersifat tradisional masih tampak. Di bidang administrasi negara juga terdapat perkembangan dalam fungsi dan tugasnya, yaitu fungsi dan tugasnya semakin banyak dan kompleks. Semula administrasi negara berfungsi sebagai aparat raja untuk menguasai rakyatnya, kemudian berubah fungsi sebagai publik service.

Oleh karena itu fungsi dan tugas yang dikerjakan oleh administrasi negara makin banyak dan kompleks.

2. Perubahan di Bidang Sosial

Masyarakat yang semula tergabung dalam organisasi berdasarkan pada asas particulisasi lama kelamaan berhimpun ke dalam organisasi baru yang bersorak

association atau perhatian atas dasar – dasar kepentingan bersama. Akan tetapi corak assosiation itu belum meresap dikalangan masyarakat, sehingga organisasi yang bercorak

baru itu belum berkembang dan belum mempunyai pengaruh terhadap administrasi negara. Organisasi yang bersifat particularisasi masih mmpunyai peranan penting dalam administrasi negara. Pengangkatan-pengangkatan, penempatan sekalipun telah mempergunakan prinsip-prinsip yang modern masih juga mempengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan keluarga, agama, daerah dan sebagainya.

Berbicara soal struktur klas, sedikit demi sedikit sudah bersifat terbuka sehingga ada kemungkinan perpindahan dari satu klas ke klas yang lain dan inipun juga mempunyai dampak terhadap administrasi negara. Memang terdapat kelompok-kelompok masyarakat tertentu pada masa lampau tak mungkin menduduki jabatan tertentu, pada masa setelah perubahan dapat menjabat jabatan yang tinggi.

3. Perubahan di Bidang Komunikasi

Masyarakat Thailand yang pada mulanya terbagi dalam kelompok-kelompok yang tidak mobilisasi dan tidak terasimilasi, sedikit demi sedikit mulai mobilisasi dan terasimilsikan. Pada mulanya mereka terpecah dalam kelompok-kelompok, kini terikat kecuali oleh tradisi kerajaan, juga oleh kesamaan bahasa yaitu bahasa Thailand dan kesamaan budaya yaitu Budha.

Dalam proses asimilasi dan mobilisasi peranan pendidikan penting sekali. Oleh karena itu, dalam pendidikan itu dapat diciptakan bahasa yang sama,

pengertian-pengertian yang sama sehingga dengan demikian mulai terbuka komunikasi antara pejabat pemerintah dengan masyarakat. Tenaga-tenaga muda yang dikirim ke luar negeri mendapatkan pengalaman-pengalaman dan mengadakan komunikasi dengan masyarakat luar, yang pada akhirnya golongan muda ini mendesak untuk diadakan perubahan di dalam tata pemerintahan.

Komunikasi antara pemerintah dan masyarakat sudah mulai terbuka, administrasi negara dengan alat-alat terbatas, dengan bahasa yang sudah dimengerti dapat menyampaikan program-programnya, demikian pula sebaliknya harapan-harapan rakyat disampaikan kepada pemerintahan. Akan tetapi, seperti telah dikemukakan hal ini sangat terbatas jika dibandingkan dengan komunikasi di Negara Barat. Karena komunikasi yang sangat terbatas, masyarakat belum dapat mengontrol secara efektif administrasi negara dan sebaliknya administrasi negara belum begitu responsif terhadap keinginan masyarakat. Atau dengan perkataan lain tingkah laku administrasi negara masih bersifat arbitat. Administrasi negara yang responsif terhadap keinginan masyarakat disebut administrasi negara yang memperoleh legitimasi.

4. Perubahan di Bidang Symbol System

Mengenai simbol sistem, dapat dikemukakan bahwa semula kekuasaan ada di tangan kerajaan yang bersifat suci. Karena pengaruh luar, sedikit demi sedikit, lambat laun

bergeser ke simbol baru (formula baru) yaitu “KEDAULATAN RAKYAT”. Pemerintah

tak dilakukan lagi oleh Raja seorang diri, tetapi Raja perlu di dampingi “Badan yang

mewakili rakyat yang menjalankan kedaulatan rakyat”. Oleh karena simbol baru ini belum

dipahami pleh rakyat banyak dan belum dapat diterima oleh mereka terutama oleh anggota-anggota masyarakat maka berlakunya formula baru / kedaulatan masih sangat terbatas. Jadi golongan muda sangat mempunyai potensi dalam melakukan perubahan.

5. Perubahan di Bidang Rangka Dasar Politik

Di bidang Political Frame Work juga terdapat perubahan-perubahan, yaitu bahwa administrasi negara mempunyai landasan baru dalam hal ini kekuasaan diperoleh dari Konstitusi (Undang-Undang Dasar). Di sekitar tahun 1960 dan tahun 1961 tata susunan politik di Thailand belum tampak dengan jelas oleh karena belum adanya kelompok-kelompok yang terorganisir yang disebut sebagai kekuatan politik (partai-partai politik). Akan tetapi, susunan / struktur kekuasaan yang erat sekali dengan politik juga mengalami perubahan-perubahan. Dasar-dasar kekuasaan telah diletakkan secara formal, demikian

pula administrasi negara, sekalipun apa yang ditentukan secara formal belum merupakan hal yang riil, sehingga coraknya masih formalistis, artinya dalam berbagai hal telah ada ketentuan secara formal, tetapi hal yang ditentukan secara formal tadi belum dapat ditemukan secara riil dalam praktik pelaksanaan. Formalisme ini merupakan salah satu ciri dari masyarakat transisi, yaitu transisi dari agraria ke industri, yang oleh Fred W. Riggs juga disebut prismatic society.

Demikianlah proses modernisasi administrasi negara di Thailand sampai disekitar tahun 1960, yang ternyata sangat diwarnai oleh sisa-sisa faktor ekologis masa lalu, baik faktor ekonomi, sosial, komunikasi, sistem simbol, maupun faktor politik. Proses modernisasi tersebut masih berlangung terus menuju ke arah Thailand yang benar-benar modern. Pengaruh yang datang dari luar diserap untuk diadaptasikan dengan unsur endognous sehingga dapat tercipta suatu sistem administrasi negara yang efektif dan efisien serta mampu berperan sebagai public service.